Anda di halaman 1dari 34

Gawat Darurat Obstetri

MELDA AMALIA, M.Keb


Prinsip dasar
 Kasus gawat darurat :
kasus obstetri yg bila tidak segera ditangani
akan berkibat kematian ibu dan janinnya
 Penyebab utama :
1. Perdarahan
2. Infeksi dan sepsis
3. Hipertensi dan preeklamsia / eklamsia
4. Persalinan macet / distosia
Perdarahan kehamilan muda
 ABORTUS
Definisi : ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sblm janin viabel ( uk < 20 mgg atau
berat janin < 500 g)
Klasifikasi :
- A. spontan
- A. provokatus : sengaja dilakukan
* A. provokatus medisinalis : atas indikasi ibu
* A. provokatus kriminalis : tanpa indikasi jelas
 Etiologi :

- genetik
- kelainan kongenitl uterus : septum uterus,
mioma, uterus bikornu, inkompeten cx
- autoimun: SLE, APS
- defek fase luteal
- infeksi
- hematologik
- lingkungan
Macam abortus :

 Abortus iminen : ancaman terjadinya abortus,


ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri
tertutup & hsl konsepsi msh baik.
tatalaksana : tirah baring, spasmolitk,
progesteron. CO (-)

 Abortus insipien : cx mendatar, OUI membuka,


hsl konsepsi msh dlm uterus
 A. kompletus : seluruh hsl konsepsi telah
keluar dr cav. Uteri
tes urin (+) sd 7-10 hr post abortus
tatalaksana : roboransia, hematinik, tdk
perlu uterotonika
 A. inkomplet : sebagian hsl konsepsi
telah keluar dr cav. Uteri, msh ada yg
tertinggal
- gx : amenore, perdarahan, nyeri perut,
keluar jaringan dari vagina, klinis sesuai
dg jumlah darah yg keluar
Tx : perbaikan Keadaan umum (atasi syok,
transfusi), kuretase, uterotonika.
 Missed abortion: tertahannya fetus/
embrio yg telah meninggal dlm
kandungan.
gx : keluhan-, pertumbuhan kehamilan
tdk sesuai (uterus mengecil)
tx : kuretse
 Abortus habitualis : a.spontan 3x berturut
 A. infeksiosus : abortus disertai infeksi pd
genetalia
 A. septik : abortus disertai penyebaran
infeksi pd darah / peritoneum
gx : riwayat abortus dg alat asepsis,
panas, nyeri perut, perdarahan
pervaginam berbau, lekositosis,
tx : perbaikan KU, antibiotika, kuret 6 jam
setelah AB
Kehamilan ektopik

 Kehamilan diluar cav uteri, 95% di tuba.


 Risk faktor :
1. fc. Tuba
2. Abnormalitas zigot
3. Ovarium
4. Hormonal
5. Fc lain
 Gx klinis :
gx klinis sulit dikenali, kecuali terjadi abortus
tuba atau ruptur tuba (KET)
• Amenore
• Tanda hamil muda
• Perdarahan pervaginam
• Nyeri perut & nyeri tekan abdomen
• Klinis tidk sesuai dg perdarahan yg keluar
• VT : besar uterus tdk sesuai UK, adanya
massa, tanda cairan bebas
• Lab: anemia
 Tatalaksana :
- perbaiki keadaan umum (atasi syok,
transfusi)
- laparotomi: mempertimbangkan kondisi px,
jumlah anak, fx reproduksi, lokasi kehamilan
ektopik, kemampuan operator

MOLA HIDATIDOSA
Definisi :
Kehamilan yg berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin & hampir seluruh vili
korialis mengalami degenerasi hidropik
 Diagnosis :
 Amenore
 Perdarahan pervaginam
 Uterus lebih besar dr usia kehamilan
 Tdk ada balotemen/ djj anak
 USG : gambaran badai salju
 Peningkatan ßHCG
 Keluarnya jaringan mola
 Pengelolaan :
 perbaikan keadaan umum
mengatasi syok, anemia, pre eklamsia,
tirotoksikosis
 Pengeluaran jaringan mola
vakum kuret atau histerektomi
 Pemeriksaan tindak lanjut
monitor ßHcg satu tahun, tdk hamil
 Prognosis
5,56 % terjadi keganasan
Perdarahan pd kehamilan lanjut
PLASENTA PREVIA
 Definisi:
plasenta berimplantsi di SBR shg seluruhnya
atau sebagian menutupi OUI
 Klasifikasi
1. PP totalis : menutupi slrh OUI
2. PP parsialis : menutupi sebagian OUI
3. PP Marginalis : tepi plasenta di pinggir OUI
4. Plasenta letak rendah : implantasi plasenta 2
cm dr OUI
 Faktor resiko
- paritas tinggi
- usia lanjut
- cacat rahim (bekas SC, miomektomi, kuret)
- perokok

 Patofisiologi
trimester 3 mulai terbentuk SBR, plasenta yg
berimplantasi di SBR terlepas → perdarahan,
tdk nyeri, warna merah segar
- perdarahan pd kehamilan trimester 3
- tdk nyeri
- darah warna merah segar
- kondisi klinis px sesuai dg jmlh darah yg
keluar
 Komplikasi
- anemia s/d shock
- plasenta akreta
- kelinan letak janin
- prematu & gawat janin
- hpp, dic, solusio plasenta
 Penanganan
- perbaiki KU
- pasang infus
- rujuk.
 tindakan di pusat rujukan:
aterm → terminasi SC
prematur : flux aktif → DSU
flux tdk ktif → konservatif
Solusio Plasenta
SOLUSIO PLASENTA
 Definisi : terlepasnya seluruh atau sebagian plasenta,
sblm janin lahir
 Faktor resiko :
1. Ht kronis, PE/E
2. Trauma abdomen
3. Riwayat solusio plasenta
 Patofisiologi
plasenta terlepas → perdarahan retro plasenta,nyeri, →
hematom retroplasenta → merembes atara plasenta &
miometrium → keluar lewat vagia darah warna hitam
Hipertensi dalam kehamilan
 Klasifikasi :
1. HT kronik : HT yg timbul sebelum UK 20 mgg, atau
didx setelah uk 20 mgg dan menetap sd 12 PP
2. Pre eklamsia : HT yg timbul setelah uk 20mgg
disertai proteinuria
3. Eklamsia : preeklamsia disertai kejang atau koma
4. HT kronik Super imposed pre eklamsia : ht kronik
disertaiproteinuria
5. HTgestasional : ht yg timbul pd kehamilan tanpa
disertai proteinuria
Faktor resiko

 Primi gravida
 Hiperplasentosis
 Umur ibu ekstrim
 Riwayat keluarga pernah pre eklamsia-
eklamsia
 Penyakit ginjal dan HT sblm hamil
 obesits
Pre eklamsia
 Pre eklamsia ringan:
DEFINISI : Sindoma spesifik kehamilan dg ↓
perfusi organ shg tjd vasospasme pembuluh
darah & aktivasi endotel
DIAGNOSIS :
- td ≥ 140/90 mmhg,
- proteinuria ≥ 300mg/ 24 jam atau ≥ 1 +
dipstik
- edema : lengan, muka, perut, generalisata
 Perawatan :
- Rawat jalan (ambulatoir):
banyak istirahat,
roboransia prenatal,
tdk perlu anti HT, diuretik, restriksi garam
diet cukup protein, rendah KH & lemak
laboratorium: Hb, Hct, LFT, RFT, UL
- Rawat inap bila :
tidak ada perbaikan proteinuria dalam 2mgg
tanda PEB +
- terminasi pd UK 40 mgg
Pre eklamsia berat
 Definisi
PE dg TD sistolik ≥ 160 & diastolik ≥ 110 disertai
proteinuria >5 g/hr
 Diagnosis
- TD ≥ 160/110
- proteinuria > 5g/24 jam atau +4 kualitatif
- oliguria
- kreatinin plasma
- edema paru
- hellp sindroma (hemolisis, trombositopenia, pe LFT)
- impending eklamsia (nyeri epigastrium, ggn visus &
serebral)
 Perawatan
1. Pencegahan kejang
2. Pengobatan HT
3. Pengelolaan cairan
4. Pelayanan suportif mengatasi
komplikasi
5. Saat yg tepat untuk persalinan :
- aktif : terminasi
- konservatif : janin preterm
impending eklamsia (-)
Eklampsia
 Definisi
kejang atau koma pd px pre eklamsia
 diagnosis banding : perdarahan otak, lesi otak,
kelainan metabolik, meningitis
 Perawatan
- suportif : Airway, Breathing, Circulation
- mengatasi & mencegah kejang
- mengatasi hipoksemia & asidemia
- mengendalikan tekanan darah
- terminasi kehamilan
RUPTURA UTERI

 MENURUT CARA TERJADINYA:


 RUPTURA UTERI SPONTAN
 RUPTURA UTERI TRAUMATIKA

 RUPTURA UTERI PADA PARUT UTERUS


RUPTUR UTERI
 SPONTAN
 EX:

OBSTRUCTED LABOR (3P)

INDUKSI PERSALINAN DENGAN DOSIS TERLALU
TINGGI

GRANDE MULTI
 TRAUMATIK
 JATUH, KLL
 VERSI EKSTRAKSI, EMBRYOTOMI
 FORCEPS YANG SULIT
 PARUT UTERUS
 SC KLASIK 4X SC LOW SEGMENT
RUPTURA UTERI
 GEJALA KLINIS (HANYA PADA RU SPONTAN):
 ANAMNESA : ADANYA DISTOCIA
 RING OF BANDL MENDEKATI PUSAT (IMINEN)
 NYERI HEBAT TIBA-TIBA, GELISAH
 PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR
 IBU PRESYOK/SYOK
 TERABA BENJOLAN DI SAMPING BAGIAN JANIN
 KONTRAKSI RAHIM HILANG
 DEFENSE MUSCULAR, SHIFTING DULLNESS
 DENYUT JANTUNG JANIN HILANG/TAK TERDENGAR
 PRESENTASI JANIN TAK TERABA
RUPTURA UTERI

 ADA 2 TIPE MENURUT ROBEKANNYA:


 COMPLETE:
 SELURUH DINDING RAHIM ROBEK,
JANIN/BAGIAN JANIN ADA DI LUAR CAVUM
UTERI
 INCOMPLETE:
 SEBAGIAN JARINGAN DINDING RAHIM
ROBEK, KECUALI SEROSA YANG MASIH
INTAK
RUPTURA UTERI

 PENANGANAN
 RESUSITASI
 AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION
 LAPARATOMY CITO
 HYSTERORAPHY
 HYSTERECTOMY

 PROGNOSA
 JANIN + IBU

Anda mungkin juga menyukai