Anda di halaman 1dari 19

JUNE 25, 2019

PERTANYAAN UJIAN
DR. RIMONTA, SP.OG, MPD. KED

VEBY B.M. MAREWA


1415112
God bless me :) Amin
KASUS I
Tidak merasakan gerakan janin
G3P2A0 berusia 39 tahun hamil 9 bulan dirujuk oleh bidan dikatakan ibu tidak merasakan
gerakan janin. Bidan juga mengatakan tidak dapat menemukan bunyi jantung janin. Riwayat
tekanan darah tinggi dan kencing manis sebelum hamil ada tapi berobat tidak teratur. Mules-
mules yang semakin sering dan bertambah kuat belum dirasakan ibu. Keluar cairan banya dari
jalan lahir (-). Gerak anak masih dirasakan ibu sekitar 3 hari yang lalu. Saat tiba di Puskesma
anda, pembukaan serviks belum ada.
1. Bila anda di Puskesma DTP dan PONED (apa yang akan anda lakukan?)
 Melakukan penilaian ulang dengan USG
 Jika spalding sign +, denyut jantung (-), maka rencakan untuk induksi persalinan
(terminasi)
 Melihat apakah memenuhi kriteria untuk dilakukan induksi
 Induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 cc Dextrose 5%, berikan awal 20
tetes/meniy, dapat dinaikkan tiap 15 menit, naik 5 tetes, berhenti bila terjadi
tanda intoksikasi atau max 2 labu.
 Jika kemajuan (-), maka rujuk ke Sp.OG untuk melaksanakan SC
2. Mengapa bayi IUFD merupakan persalinan dengan risiko tinggi?
Pada IUFD jika bertaham 3-4 minggu dalam kehamilan, dapat sebabkan fibrinogen
menurun berat  coagulopathy.
3. Bayi akhirnya lahir spontan dan didapatkan tanda-tanda maserasi tingkat II, kapan kita
mulai mengharapkan kejadian DIC pada kasus ini
Berarti usia kehamilan kurang lebih 2-7 hari, untuk DIC masing 2 minggu lagi.
4. Kemudian pasien mengalami perdarahan pasca salin. Langkah-langkah yang perlu
diambil :
H Ask for help: minta pertolongan atau lakukan rujukan ke bidan dan PKM
A Asses dan Resusitasi
- ABCD
- Nilai jumlah darah yang keluar, seakurat mungkin
- Nilai tingkat kesadaran dan TTV
- Hb, BT-CT, elektrolit, golongan darah,crossmatch
- Infus cairan kristaloid dan koloid
- RIMOT : Resusitasi, Infus 2 jalur, ABC, TTV, berikan oksigen,
Team Approach
E Establish Etiology, ketersediaan darah
- Nilai kontraksi uterus, cairan bebas di abdomen, cek kelengkapan
plasenta
- Saat SC : ligase arteri hipogastrica, dan embolisasi arteri uterina
M Massage the Uterus
- Massage uterus
- Kompresi bimanual interna :
Dalam : kepalan tangan menekan fornix anterior sehingga terdorong
ke atas
Luar : menekan pada fundus

O Oxytocin infusion/prostaglandin-IV/per rectal/IM/intramyometrial


- Lini I : oksitosin IV 20 unit dalam 1 L cairan IV 60 tetes/menit
IV 20 unit dalam 1 L cairan IV 40 tts/menit, (max : 3 L cairan IV
yang berisi oksitosin 100 IU; tidak boleh secara bolus)
- Lini II: Ergometrin IM/IV 0,2 mg ulangi 0,25 mg setelah 15
menit max 1 mg
- Lini III : Misoprostol per rektal 800-1000mikrogram,
600mikrogram 3 tablet per ectal
- Perdarahan : transfuse FFP  1 liter setiap 6 unit darah.
Pertahankan trombosit diatas 50.000
S Shift to theater
Perdarahan massif  evakuasi ke ruang operasi
Kompresi bimanual selama ibu dibawah ke ruang operasi
Bila ada sisa jaringan  kuretase
T Tamponade ballon/uterine packing (konservatif,non-perdarahan)
Menggunakan bakri SOS baloon dan tampon balon kondom kateter.
Dimasukkan 300-500 cc cairan NS untuk mencapai tekanan yang adekuat.
A Apply Compression Suture (Operative)
Menggunakan benang kromik catgut np.II lakukkan B-lynch suture pada
uterus
S Systemic Pelvic Devascularization
Ligasi a. uterine dan a.hipogastrica
I Intervensi radiologi,
Uterine artery embolization (pembedahan konservatif)
S Subtotal/total abdominal hysterectomy
5. Jika kamu berada di tempat dengan angka kejadian AKI tinggi. Apa yang akan kamu
berdayakan untuk menurunkan AKI?
 KB : waktu tepat untuk hamil, jarak kehamilan, jumlah anak
 ANC :
- Screening anemia, malaria, PMS
- Deteksi komponen dan terapi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan
PE
 Persalinan yang bersih dan aman : pengetahuan dan skill tenaga kesehatan, alat-
alat
 Pelayanan obstetric esensial :
- Pelayanan Obstetrik Esensial Darurat (POED)
- Pelayanan Obstetrik dan Nonatal Esensial Darurat (PONED)
- Melaksanakan konsep sayang ibu dan sayang anak

KASUS II
Tekanan darah tinggi
Pertanyaan :
1. Terangkan apa yang anda akan rencanakan pada pasien ini
- Evaluasi kembali TD
- Pemeriksaan CTG
- Memastikan usia kehamilan janin
- Pemberian asetosal 80 mg
- Kalsium 1000mg
- Antiagregasi 75 mg
- Kortikosteroid 2x6mg selama 2 hari
- Pemeriksaan lab : Hb, Ht, Leuko, Trombosit, BT CT, Urinalisis, fungsi ginjal,
fungsi hepar
- Lapor ke bagian perinatologi
- Rujuk ke RS dengan fasilitas NICU
- Pemberian MgSO4 4 gr (10cc MgSO4 40%) dalam 100cc NaCl/RL diberikan
selama 15-20 menit. Maintenance 10 gr dalam 500cc RL 20 tetes/menit diberikan
hingga 24 jam pasca salin
- Induksi persalinan dengan oksitosin dalam 500cc dextrose 5% hingga 2 labu 
jika tidak berhasil  konsul ke fasilitas kesehatan untuk SCTP
2. Hubungan pathogenesis dengan gejala klinis pasien
o Hipertensi e.c : faktor genetic MTHFR, F5, HLA dll; invasi trofoblas yang
inkomplit pada arteri spiralis  kegagalan remodeling  PD lebih kaku 
vasospasme  jejas endotel  ketidakseimbangan vasokonstritor (endotelin,
tromboxan, angiotensin) dan vasodilator (NO)  Tahanan perifer meningkat +
CO meningkat  hipertensi
o Proteinuria : vasokonstriktor PD + hypovolemia  aliran darah ke ginjal
menurun  fungsi ginjal juga menurun
3. Bila kemudian pasien mengalami kejang eklampsia, apa yang anda lakukan?
 Diberikan 2g MgSO4 20% IV selama 2 menit, sekurang-kurangnya 20 menit
setelah pemberian loading dose (yang 4g). hanya boleh diberikan sekali saja, jika
masih tetap kejang  amobarbital 3-5mg/kgBB IV pelan-pelan
 Rawat diruang isolasi
 Masukkan sudip lidah/mayo ke mulut pasien
 Kepala direndahkan : daerah orofaring dihisap
 Fiksasi badan pada tempat tidur, harus cukup longgar guna menghindari fraktur
 Rencanakan untuk terminasi  induksi persalinan atau SC
4. Bila akhirnya bayi lahir spontan, tapi asfiksia berat, apa yang anda lakukan
Lakukan resusitasi neonates
Cek nadi dibawah 100x/menit? Apnoe atau gasping?  ya VTP, pantau SpO2,
posisikan dan bersihkan jalan nafas pindahkan ke NICU, sambil terus di VTP
5. Pasien mengalami perdarahan pasca salin, terangkan pengelolaan anda
(Sama kayak table diatas untuk penjelasannya )
H : ask for Help
A : Assest and Resusitasi
E : Establish Etiology, ketersediaan darah
M : massage uterus (kompresi bimanual)
O : Oxytocin  ergometrin misoprostol
S : Shift to theater
T : Tamponade /Tampon balon kateter
A : apply compression suture : B-lynch
S : Systemic pelvic devascularization : ligasi a.uterina dan a.hipogastria
I : Intervensi radiologi : embolisasi arteri uterine
S : Subtotal/total histerektomi
6. Anda berada di fasilitas kesehatan yang memiliki angka AKI tinggi, apa yang akan anda
lakukan untuk menurunkannya
a. KB : waku hamil tepat, jarak tepat, jumlah anak
b. ANC : screening malaria, anemia, PMS; deteksi komponen dan terapi seperti kelainan
letak, hipertensi, preeclampsia, edema
c. Persalinan yang bersih dan aman : pengetahuan dan skill tenaga medis, ketersediaan
alat
d. Pelayanan Obstetrik Essensial :
POED, PONED, menerapkan konsep sayang ibu dan sayang anak
KASUS III
Perdarahan dari jalan lahir
P5A3 berusia 49 tahun mengeluhkan perdrahan dari jalan lahir seja 1 minggu SMRS, perdarahan
banyak bergumpal-gumpal membasah 1-2 kain panjang. Ibu menikah 4 kali, menikah pertama
kali pada usia 12 ahun. Riwayat keputihan berbau dan gatal sejak 2 tahun SMRS, riwayat
perdarahan konta setiap berhubungan badan sejak 1tahunSMRS. Saat dilakukan pemeriksaan
didapatkan porsio membesar 1/3 distal permukaan vagina.
a. Tuliskan anamnesisi, PF, dan PP untuk menegakkan diagnosis
Anamnesis
 Perdarahan pervaginam
 Perdarahan pasca senggama
 Keputihan patolologis/leukore
 Nyeri, terutama di daerah panggul
 Penurunan BB
 Edema tungkai
 Gangguan fungsi pencernaan, urinaria, dan pernafasan
 Riwayat obstetric
 Riwayat berganti-ganti pasangan
 Usia pertama kali menikah
 Perokok
 Nutrisi buruk
PF
 Perabaan abdomen : hepar, ginjal, masa tumor, dan asites
 Perabaan KGB (supraklavikula, inguinal, aksila)
 Ginekologis :
- Inspekulo : tampak serviks membesar, permukaan tidak rata, kemerahan,
karsinomatous atau ulseratif, dan mudah ebrdarah serta kemungkinan
invasi ke vagina
- Pemeriksaan bimanual : teraba serviks membesar eksofitik, atau endofitik,
mudah berdarah, dengan kemungkinan invasi ke vagina
- Pemeriksaan rektovagina, meraba kkemungkinan infiltrasi massa tumor di
parametrium dan ligamentum sakrouterina
PP
 Histopatologis jaringan serviks
 Pem lab : Hb, Ht, Trombosit, leukosit, fibrinogen, fungsi ginjal, fungsi hepar
 USG abdomen dan panggul
 Foto rontgen paru-paru, foto polos abdomen/ pielografi ginjal
 Rektoskopi, sistoskopi, MRI, CT-Scan abdomen jika diperlukan
 CEA, SCC (tumor marker)
 PET-CT jika diperlukan sebagai evaluasi hasil terapi
b. Rencana pada pasien ini
Telah mencapai 1/3 distal vagina  stadium III
Pemeriksaan histopatologis untuk memastikan kelainannya
Jika benar Ca cervix  Direncanakan untuk konsul ke bagian obstetric onkology untuk
melakukan kemoterapi dan radiasi
Sebelumnya harus dilakukan stabilisasi tanda vital
Pemeriksaan lab : Hb, Ht, Leukosit, BT CT, Trombosit
c. Perhitungkan risiko-risiko yang mungkin pada pasien ini!
Adanya metastasis ke ginjal, dinding panggul, dan ke organ yang lebih jauh.
5 years survival rate pada stadium III : 35 %

Dipimpin mengejan selama 1 jam anak belum lahir


G3P2A0 berusia 32 tahun hamil 9 bulan dirujuk oleh bidan dikatakan telah dipimpin mengejan 1
jam anak belum lahir, mules-mules yang semakinsering dan bertambah kuat telah dirasakan ibu
sejak 12 jam, keluar cairan banyak dari jalan lahir sejak 1 jam, cairan agak kehijauan, tidak
berbau, tidak disertai panas badan, gerak anak masih dirasakan ibu. Tekanan darah ibu normal.
Ibu belum pernah dilakukan operasi.
a. Anam, PF, dan PP untuk menegakkan diagnosis
Anam :
- Mules sejak kapan dan karakteristik mulasnya
- Pecah ketuban seja kapan
- Lendir dan darah sejak kapan
- Gerakan janin?
- Riwayat obstetric sebelumnya, (apakah kedua anak dilahirkan pervaginam/SC dan
jika SC atas indikasi apa)
- Curiga bayi besar?
- Riwayat DM
PF:
- TTV
- Leopold untuk mengetahui bagian terbawa janin dan apakah sudah memasuki
PAP atau belum
- Pemeriksaan kontraksi apakah baik atau tidak
- Pemeriksaan dalam : terutama pembukaan nya, Hodge, dan denominator
PP :
Pemeriksaan CTG untuk memantau kesejahteraan janin dan kontraksi ibu
b. Direncanakan pada pasien ini
Identifikasi dahulu: passage, passenger nya, atau powernya
Pemeriksaan CTG
Pemerisaan USG : panggul sempit
Pastikan bahwa pada pasien in hanya berupa kesempitan PAP yang relative
pervaginam dengan forceps ataupun vakum
Jika ternyata ini merupakan kesempitan PBP atau Bidang tengah panggul  SC Cito
Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit, BT CT, Golongan darah, Crossmatch
Lapor bagian perinatologi
c. Risiko-risiko
Inersia uteri hipotonik karena ibu kelelahan
Infeksi
Perdarahan
Ruptur perinei
Gawat janin
Safe Motherhood Initiative
AKI di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia, oleh karena itu pemerintah dan
WHO melakukan program Safe Motherhood Initiative
a. Gambarkan pilar nya
b. Menurut pendapat anda mengapa program SMI ini tidak berhasil menurunkan AKI
dengan cepat dan apa yang anda usulkan
3 terlambat
o To seek :
- Edukasi
- Bidan desa
- PNC selektif dan kualitatif
- Partograf
- Pemetaa tempat ibu hamil
o To reach:
- Transport 24 jam
- Pemetaan tempat pelayanan obstetric
- Rumah tunggu persalinan
o To get care:
- Fasilitas obstetric 24 jam
- Sp.OG dan layanan 24 jam
- Pelatihan medis terampil
- Pelayanan rujukan
Upaya tambahan :
o ANC ibu hamil rutin
o KB untuk pasangan produktif
o Puskesma PONED
o Kerjasama dengan bidan
o Gerakan sayang ibu
- Akses tida terbatas
- Informasi
- Pelayanan kompeten dan konsultatif
- Fasilitas dan freedom
- Kebijakan jelas, prosedur sesuai budaya
- Tidak melaukan tindaan medis tidak sesuai
- Semangati ibu
- Meningkatkan promosi 10 langkah keberhasilan menyusui
HIV/AIDS
G1P0A0 berusia 22 tahun diketahui hamil 2 bulan, telah didiagnosis HIV (+) sejak 6 bulan yang
lalu. Ibu adalah seorang pengguna narkoba jenis suntik yang mengaku telah berhenti
menggunakan narkoba sejak 6 bulan yang lalu.
a. Apa yang anda ketahui tentang HIV dan penyakit AIDS?
HIV merupakan suatu retrovirus RNA yang menyerang imunitas sesorang, yaitu CD4
yang menyebabkan penurunan system kekebalan tubuh. Ada dua jenis yaitu HIV I dan
HIV II.
AIDS merupakan stage akhir dari penyakit infeksi HIV
Penularan pda kehamilan : intrauterine, intrapartum, postnatal
b. Apa saja yang perlu dilakukan selama pemriksaan antenatal dna persalinan?
Pemeriksaan Anti HIV
Pemeriksaan kadar CD4
Tes Identifikasi Virus
Pemeriksaan apakah ada komorbid lain
Viral load
Hb Ht leukosit, urin rutin, fungsi ginjal dan hepar, hep B dan C, GO, VDRL,
c. Metode KB yang tepat
Tidak ada pembatasan kontrasepsi hormonal/non hormonal, bergantung dari ibu.

Kehamilan Anggur
G1P0A0 merasa hamil 4 bulan, mengeluh perdarahan dari jalan lahir sejak 2 jam SMRSI,
perdarahan banyak membasahi 4-6 duk pembalut dan tampak gelembung-gelembung ukuran
diameter 0,5cm. ibu mengeluh mual-muntah, jantung berdebar, dengan gemetar sejak 2 hari yang
lalu.
a. Tirotoksikosis pada kehamilan disebabkan oleh stimulasi dari B-hcg yang tinggi TSH 
peningkatan hormone tiroid. tatalaksana
- Stabilisasi keadaan umum
- Observasi TTV
- Pemberian PTU
- Propanolol 1-2 mg (B-blocker)
- Terminasi kehamilan
b. Berapa lama masa pemantauan pasien pasca hamil anggur? 1 tahun (3 bulan pertama 2
minggu sekali, 3 bulan berikutnya tiap 1 bulan, 6 bulan terahir tiap 2 bulan). Dikatakan
follow up selesai bila : kadar B-hcg <5mIU/mL atau ibu sudah kembali alami kehamilan
normal.
Pasien tidak boleh hamil dahulu selama 6 bulan.
c. Bila pasien datang 12 minggu pasca kuretase hamil anggur dengan tes kehamlan positif
dan terdapat perdarahan dari jalan lahir, yang dilakukan adalah :
- Evaluasi dahulu apakah benar hamil USG
- Jika benar hamil  terminasi kehamilan dengan : Pemberian misoprostol 200mcg
- Kuretase dan dilatasi

Kasus IV
1. G1P0A0 18 tahun hamil 8 buln, kejang-kejang 3x sejak 3 jam SMRS TD 180/120 mmHg.
Sebelum dan selama kehamilan tidak ada riwayat HT dan kejang. Kedua tungkai tampak
bengkak sejak 1 bulan yang lalu..
a. Anam, PF, PP, untuk menegakkan diagnosis
Anam :
- TD sebelum hamil dan saat hamil 8 bulan
- Sesak nafas, saat aktifitas dan istirahat
- Penglihatan kabur
- Nyeri ulu hati
- Bengkak
- Nyeri kepala
- BAK lebih sedikit
- Ada kejang/tidak
- Riwayat epilepsy
PF :
- TTV
- Jantung kardiomegali, paru edema
- Ekstremitas edem
- Visus
PP :
- Hematolog rutin
- Urine  proteinuria
- Fungsi hepar dan ginjal
- Funduskopi
- USG  IUGR
- DJJ
- EKG
- CTG
b. Rencana tindakan
- Rawat konservatif
- MgSO4 4 gram larutkan dalam 100cc RL 15-20 menit
- Anti hipertensi nifedipin 10 mg, ulang tiap 30 menit (max 120mg/24 jam)
Jika cardiomegaly +  labetolol 10 mg IV
- Di ruang isolasi
- Jika tidak membaik dalam 48 jam  SC
c. Jika Respirasi <8x/menit, tindakan ?
MgSO4 dihentikan
Diberikan Ca glukonas 10% (1 gram dalam 10cc) IV dalam waktu 3-5 menit
Diberikan VTP
d. Jika tidak ada MgSO4 dapat diberikan diazepam, fenitoin, valium
KASUS V
Perdarahan Antepartum
1. Perbedaan Solusio plasenta dan Plasenta Previa
Solusio plasenta Plasenta previa
Perdarahan Disertai nyeri Tanpa nyeri
Segera disusul partus Berulang sebelum partus
Keluar hanya sedikit Keluar banyak
Palpasi Bagian anak sukar ditentukan Bagian terendah masih tinggi
BJ anak Biasanya tidak ada Biasanya jelas
Pemeriksaan dalam Tidak teraba plasenta Teraba jaringan plasenta
Ketuban menonjol
Cekungan plasenta Ada impresi di jaringan Tidak ada
plasenta akibat hematoma
Selaput ketuban Robek normal Robek marginal

2. Tatalaksananya
Secara umum
- Informed concern
- Stabilisasi ABC. Infus cairan, berikan oksigen, control perdarahan
- Hentikan sumber perdarahan
- Monitoring TTV
Plasenta previa Solusio plasenta
Ekspektatif Usia kehamilan >26 minggu, janin hidup
Syarat dilakukan persalinan perabdomnal
 Keadaan umum ibu dan anak baik  Usia kehamilan kurang bulan, janin
 Perdarahan sedikit viable (pematangan paru sebelumnya
 Usia kehamilan <37 minggu bila memungkinkan) dengan per
 Tidak ada his persalinan abdomen
Pasang infus, tirah baring  Bila keadaan memburuk (perdarahan
Kontraksi premature  tokolitik dan kontraksi uterus terus menerus)
Pemantauan kesejateraan janin dengan USG dikelola sebagai derajat sedang/berat
dan CTG setiap minggu, Derajat Sedang/berat
1. Perbaikan keadaan umum
Aktif a. Resusitasi cairan/transfuse darah
Persalinan pervaginam Dapat berupa kombinasi FFP,
 Dilakukan pada plasenta previa leta PRC, kripresipitat, konsentrasi
rendah, marginalis, lateralis yang di trombosit
anterior ( dengan ana letak kepala)
 Oksitosin drip + PEMECAHAN b. Atasi kemungkinan gangguan
KETUBAN perdarahan
Persalinan perabdominal 2. Melahirkan janin
 PP dengan perdarahan banyak a. Dengan mengutamakan partus
 PP totalis pervaginam (amniotomi dan tetes
 PP lateralis di posterior oksitosin) bila skor bishops >6
 Plasenta letak rendah dengan anak atau bila diperkirakan persalinan
letak sungsang berlangsung <6 jam
b. Dengan persalinan perabdominal
bila skor bishop <6 atau bila
diperkirakan persalinan
berlangsung >6 jam atau setelah
dikelolah 6 jam, bayi belum lahir
Penting !!!
Bila janin masih hidup dan kemungkinan
viable (>30mgg dan atau BBJ >1500gr)
dilakukan tindakan persalinan dengan SCTP

Letak sungsang
G3P2A0 usia 29 tahun hamil 9 bulan dirujuk oleh bidan dikatakan anak leta sungsang, riwayat
tekanan darah tinggi sebelum dan selama hamil disangkal. Mulas yang semakin sering dan
bertambah kuat belum dirasaan. Keluar cairan banyak dari jalan lahir (-). Gerakan janin masih
dapat dirasaan oleh ibu.
a. Terangkan pada konsulen apa yang anda rencanakan pada pasien ini
Anamnesisi  cari kemungkinan penyebab sungsang
- Multiparitas
- Bayi kembar
- Hidramnion
- Oligohidramniom
- Anencephaly
- Hydrocephal
- Kelainan uterua
- Tumor pada panggul
PF : lakukan leopold untuk mengetahui posis janin, apakh sudah memasuki PAP atau
belum, lakukan pemeriksaan Doppler USG
Rencana untuk melakukan versi luar
Syarat VL
 Usia kehamilan >34 minggu pada letak lintang maupun sungsang
 BJJ baik
 Ketuban belum pecah
 Bagian terbawah janin masih dapat digerakkan
 Pembukaan <3cm
Risiko :
 Ruptur uteri
 Solusi plasenta
 Ketuban pecah
 Lilitan tali pusat
 Gawat janin
Kontraindikasi VL :
 Bekas SC
 Pasca miomektomi
 CPD absolut
 Panggul sempit
 Hidramnion
 Insersi plasenta dinding anterior
 Perdarahan antepartum
 Kelainan bentuk uterus
 Hipertensi
 Kepala janin defleksi pada letak sungsang
KB
1. Mekanisme KB hormonal
Estrogen : hambat ovulasi  supresi FSH dan LH, hambat implantasi ke endometrium,
transport ovum dipercepat
Progesteron : menghambat ovulasi dan implantasi, hambat transport ovum, mempengaruh
kedaan lendir cervic
2. Jenis-jenis KB
Ari-ari belum lahir
P4A0 berusia 36 tahun mengeluh ari-ari belum lahir setelah ibu melahirkan anak di bidan 1 jam
SMRS, perdarahan bergumpal-gumpal 2 kain panjang, ibu tampak pucat, lemas, dan gelisah,
tampak tali pusat keluar dari jalan lahir dengan klem yang masih terpasang.
a. Terangkan pada konsulen pendamping penguji apa yang anda rencanakan pada pasien ini
- Penilaian ABCD
- Atasi syok : infus RL guyur 2 jalur, periksa Hb nya  persiapan untuk transfuse
- Cari etiologi nya : jika plasenta akreta  histerektomi
- Melakan manajemen aktif kala III
b. Pergakan langkah-langkah tindakan manajemen aktif kala III, manual plasenta, dan
penanganan atonia uteri
Manajemen aktif kala III
 Oksitosin IM 1 menit pertama setelah bayi lahir 10IU IM, ½ bagian atas paha luar
 Peregangan tali pusat terkendali (5-10cm klem dari vulva) tangan lain berada
pada fundus uteri
Tiap habis kontraksi regangkan tali pusat, tangan lain dorong kea rah dorsokranial
Perhatiakan apakah adanya tanda-tanda pelepasan plasenta (tali pusat menjadi
lebih panjang, uterus membundar, uterus mengecil hingga dibawah umbilicus)
plasenta lepas  ibu diminta untuk mengejan plasenta keluar diputar searah
jarum jam  kalau tertinggal  manual plasenta
 Masase uerus segera setelah plasenta lahir
Manual plasenta
 Anestesi/ analgetik sup, katerisasi Vesica urinaria
 Tangan kiri : regangkan tali pusat, tangan kanan masuk hingga serviks
 Kiri : fundus, tali pusat : asisten, kanan : cavum uteri
 Digoyang-goyang kan sampai lepas
 Plasenta lahir
 Observasi kontraksi uterus dan kemungkinan perdarahan
Terapi atonia uteri :
 Posisi trendelenburg, pasang IV line O2
 Merangsang kontraksi uterus dengan :
- Masase fundus uteri dan rangsang putting susu
- Pemberian oksitosin dan dervat ergot IV IM atasu SC
- Pemberian derivate prostaglandin (carboprost promethamine)
- Pemberian misoprostol 800-1000 mikrogram perrectal
- Kompresi bimanual eksterna
- Kompresi aorta abdominalis
- Pasang tampon kondom
 Jika masih gagal  operatif
- Sutura B-lynch
- Ligase arteri uterine dan ovarica
- Histerektomi sub total/total
KASUS VI
Mioma Uteri
a. Bagan pengelolaan mioma uteri

b. Yang diketahui tentang mioma uteri


Definisi : tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim
Epidemiologi : 20-25 % pada wanita usia reproduktif,
Etiologi : masih belum jelas, namun dipengaruhi oleh paparan estrogen pada
myometrium yang bersangkutan dapat menghilang atau mengecil setelah menopause
Klasifikasi (berdasarkan lokasi)
- Submukosa : dibawah lapisan endometrium, menonjol kedalam cavum uteri
- Intramuralis : diantara miometrium
- Subserosa : dibawah lapisan subserosa uterus, dapat bertangkai, dapat menjadi
parasite omentum atau usus untuk vaskularisasi tambahan
Gambaran Klinis
- Perdarahan abnormal uterus : perdarahan pada mioma submukosa seringkali oleh
hambatan pasokan darah endometrium, tekanan dan bendungan pada area tumor
atau ulserasi endometrium di atas tumor. Jika bertangkai seringkali menyebabkan
thrombosis vena dan nekrosis endometrium akiban tarikan dan infeksi.
Dismenorhoe disebabkan oleh tekanan/kompresi termasuk hipoksio local
myometrium.
- Nyeri : nyeri lebih banyak terkait karena proses degenerasi aibat oklusi PD,
infeksi, torsio tangkai mioma atau kontraksi uterus sebagai upaya untuk
mengeluarkan mioma dari cavm uteri
- Efek penekanan: dysuria, polaisuria, retensi urin, konstipasi
PP :
- USG : massa homogen, hipoekoik, terkadang heterogen yang berada di dinding
Rahim atau otot rahim
Terapi:
- Perhatikan usia, riwayat paritas, keadaan umum, dan gejala linis
- Bila kondisi buruk lakukan upaya perbaikan nutrisi, suplementasi zat esensial atau
transfusi
- Observasi bila ukuran mioma kurang dari atau sama dengan uterus gravida <12
minggu
- Operatif :
o Ukuran uterus sebesar gravida 12 minggu dan disertai penyulit seperti
perdarahan, torsio, infeksi, degenerasi, gejala penekanan akibat tumor atau
infertilitas.
o Dilakukan miomektomi bila fungsi reproduksi masih diinginkan atau
histerektomi
- Jika pasien menolak operasi operatif dan tanpa gejala, dapat diberikan anti-
progestin atau GnRH analog
KASUS VII
Mola Hidatidosa
P4A0, 43 tahun, perdarahan banyak dari jalan lahir seja2 hari SMRS, membasahi 2-3 duk
pembalut. Diketahui 6 minggu sebelumnya dilakukan uretase dan dikatakan hhamil anggur
a. Definisi mola hidatidosa dan TTG, jenis-jenin TTG
Mola hidatidosa : kegagalan kehamilan normal yang disebabkan degenerasi sel
trofoblastik berlebihan dan degenerasi hidrofobik  gelembung-gelembung seperti
anggur
Klasifikasi : Komplet (MHK): tanpa janin, seluruh vili koreals alami degenarasi
hidrofobik; Parstial (MHP) : ada janin, sebagian vili korealis alami degenerasi hidrofobik

TTG : keganasan yang berasal dari jaringan trofoblas yang berhubungan dengan
kehamilan
Klasifikasi :
o I : mola invasive : mola yang punya daya penetrasi dalam dinding Rahim atau
mengadaan metastasis atau keduanya
o II: Choriocarcinoma : trofoblas gestasional ganas  PA : tidak ada vili korealis
o III : Choriocarcinoma klinis : berdasarkan peningkatan B-hCG dan atau
metastasis
o IV: placental site trophoblastic tumor
Penyakit trofoblas ganas pada bekas implantasi plasenta  setelah kehamilan
cukup bulan
b. FR Mola dan pengelolaannya
FR :
o Usia : ibu hamil berusia <20 tahun dan >35 tahun
o Ras : ras mongoloid > ras kaukasian
o Genetik : pada kaum perempuan dengan balanced translocation
o Gizi : kekurangan : protein, asam folat dan histidin, B-karoten
Pengelolaan :
1. Edukasi : jangan hamil dulu selama 6 bulan
2. Evakuasi mola : vakum kuretase
3. Histerektomi : bila tidak membutuhkan fungsi reproduksi lagi
4. Perbaikan keadaan umum :
o Transfuse bila Hb<10gr%
o PEB  diobati
o Tirotoksikosis : konsul IPD
o Emboli paru : konsul IP
5. Follow up: selama 1 tahun. Berhenti bila setelah 1 tahun pasca evakuasi mola, pasien
tidak mempunya keluhan dan kadar B-hCG <5MIU/mL atau ibu sudah alami
kehamilan normal lagi
Skor WHO (prognosis)  hanya tambahan

0 1 2 4
Umur <39 >39
Kehamilan MH Abortu Aterm
sebelumnya
Periode laten ( 4 4-6 7-12 >12
bulan)
Beta-hCG IU/L <103 103-104 104-105 106
ABO grup (laki OxA B
x perempuan) AxO AB
Besar tumor 3-5cm 5 cm
metastasis Limpa, ginjal, Usus, hepar otak
Jumlah 1-4 4-8 8
metastasis
Terapi sitostatik 1 jenis 2 jenis atau
sebelumnya lebih
Resiko rendah <=4
Tinggi jika 7-8
c. Kurva regresi Mochizuki : B-hCG norma (<5mIU/mL) minggu 12 test pack +  distorsi
kurva regeresi
d. Kriteria Acosta sison :
o Histori : post mola, post partun, post abortus, post KET
o Bleeding : perdarahan pervaginam tidak teratur
o Enlargement : Rahim membesar
o Softness : Rahim tetap lunak
Nyeri perut hebat
G1P0A0 usia 32 tahun, diketahui hamil 1,5 bulan mengelh nyeri perut seja 3 hari SMRS,
keluhan dirasakan semakin bertambah hebat disertai perdarahan berupa berca kehitaman. Ibu
juga mengeluh mual muntah dan sempat berobat ke dokter. Dikatakan sakit lambung, tapi
keluhan bertambah hebat sampai pingsan dan dibawah ke RS. Ibu telah menikah selama 2 tahun,
tidak menggunakan KB apapun, dan berhubungan intim secara teratur.
a. Pasien datang dalam keadaan syok hipovolemik, apa yang dilakukan
o Infus guyur 2 IV line
o O2
o Cek Hb  <8mg/dL  transfuse PRC
o Pantau kembali TTV
b. DD perdarahan trimester I
KET
Mola hidatidosa
Abortus
c. Reaksi Arias Stella
Sel-sel epitelium menjadi hipertrofik, hiperkromatis, inti menjadi lobular, dan sitoplasma
bervakuol

Anda mungkin juga menyukai