PERTANYAAN UJIAN
DR. RIMONTA, SP.OG, MPD. KED
KASUS II
Tekanan darah tinggi
Pertanyaan :
1. Terangkan apa yang anda akan rencanakan pada pasien ini
- Evaluasi kembali TD
- Pemeriksaan CTG
- Memastikan usia kehamilan janin
- Pemberian asetosal 80 mg
- Kalsium 1000mg
- Antiagregasi 75 mg
- Kortikosteroid 2x6mg selama 2 hari
- Pemeriksaan lab : Hb, Ht, Leuko, Trombosit, BT CT, Urinalisis, fungsi ginjal,
fungsi hepar
- Lapor ke bagian perinatologi
- Rujuk ke RS dengan fasilitas NICU
- Pemberian MgSO4 4 gr (10cc MgSO4 40%) dalam 100cc NaCl/RL diberikan
selama 15-20 menit. Maintenance 10 gr dalam 500cc RL 20 tetes/menit diberikan
hingga 24 jam pasca salin
- Induksi persalinan dengan oksitosin dalam 500cc dextrose 5% hingga 2 labu
jika tidak berhasil konsul ke fasilitas kesehatan untuk SCTP
2. Hubungan pathogenesis dengan gejala klinis pasien
o Hipertensi e.c : faktor genetic MTHFR, F5, HLA dll; invasi trofoblas yang
inkomplit pada arteri spiralis kegagalan remodeling PD lebih kaku
vasospasme jejas endotel ketidakseimbangan vasokonstritor (endotelin,
tromboxan, angiotensin) dan vasodilator (NO) Tahanan perifer meningkat +
CO meningkat hipertensi
o Proteinuria : vasokonstriktor PD + hypovolemia aliran darah ke ginjal
menurun fungsi ginjal juga menurun
3. Bila kemudian pasien mengalami kejang eklampsia, apa yang anda lakukan?
Diberikan 2g MgSO4 20% IV selama 2 menit, sekurang-kurangnya 20 menit
setelah pemberian loading dose (yang 4g). hanya boleh diberikan sekali saja, jika
masih tetap kejang amobarbital 3-5mg/kgBB IV pelan-pelan
Rawat diruang isolasi
Masukkan sudip lidah/mayo ke mulut pasien
Kepala direndahkan : daerah orofaring dihisap
Fiksasi badan pada tempat tidur, harus cukup longgar guna menghindari fraktur
Rencanakan untuk terminasi induksi persalinan atau SC
4. Bila akhirnya bayi lahir spontan, tapi asfiksia berat, apa yang anda lakukan
Lakukan resusitasi neonates
Cek nadi dibawah 100x/menit? Apnoe atau gasping? ya VTP, pantau SpO2,
posisikan dan bersihkan jalan nafas pindahkan ke NICU, sambil terus di VTP
5. Pasien mengalami perdarahan pasca salin, terangkan pengelolaan anda
(Sama kayak table diatas untuk penjelasannya )
H : ask for Help
A : Assest and Resusitasi
E : Establish Etiology, ketersediaan darah
M : massage uterus (kompresi bimanual)
O : Oxytocin ergometrin misoprostol
S : Shift to theater
T : Tamponade /Tampon balon kateter
A : apply compression suture : B-lynch
S : Systemic pelvic devascularization : ligasi a.uterina dan a.hipogastria
I : Intervensi radiologi : embolisasi arteri uterine
S : Subtotal/total histerektomi
6. Anda berada di fasilitas kesehatan yang memiliki angka AKI tinggi, apa yang akan anda
lakukan untuk menurunkannya
a. KB : waku hamil tepat, jarak tepat, jumlah anak
b. ANC : screening malaria, anemia, PMS; deteksi komponen dan terapi seperti kelainan
letak, hipertensi, preeclampsia, edema
c. Persalinan yang bersih dan aman : pengetahuan dan skill tenaga medis, ketersediaan
alat
d. Pelayanan Obstetrik Essensial :
POED, PONED, menerapkan konsep sayang ibu dan sayang anak
KASUS III
Perdarahan dari jalan lahir
P5A3 berusia 49 tahun mengeluhkan perdrahan dari jalan lahir seja 1 minggu SMRS, perdarahan
banyak bergumpal-gumpal membasah 1-2 kain panjang. Ibu menikah 4 kali, menikah pertama
kali pada usia 12 ahun. Riwayat keputihan berbau dan gatal sejak 2 tahun SMRS, riwayat
perdarahan konta setiap berhubungan badan sejak 1tahunSMRS. Saat dilakukan pemeriksaan
didapatkan porsio membesar 1/3 distal permukaan vagina.
a. Tuliskan anamnesisi, PF, dan PP untuk menegakkan diagnosis
Anamnesis
Perdarahan pervaginam
Perdarahan pasca senggama
Keputihan patolologis/leukore
Nyeri, terutama di daerah panggul
Penurunan BB
Edema tungkai
Gangguan fungsi pencernaan, urinaria, dan pernafasan
Riwayat obstetric
Riwayat berganti-ganti pasangan
Usia pertama kali menikah
Perokok
Nutrisi buruk
PF
Perabaan abdomen : hepar, ginjal, masa tumor, dan asites
Perabaan KGB (supraklavikula, inguinal, aksila)
Ginekologis :
- Inspekulo : tampak serviks membesar, permukaan tidak rata, kemerahan,
karsinomatous atau ulseratif, dan mudah ebrdarah serta kemungkinan
invasi ke vagina
- Pemeriksaan bimanual : teraba serviks membesar eksofitik, atau endofitik,
mudah berdarah, dengan kemungkinan invasi ke vagina
- Pemeriksaan rektovagina, meraba kkemungkinan infiltrasi massa tumor di
parametrium dan ligamentum sakrouterina
PP
Histopatologis jaringan serviks
Pem lab : Hb, Ht, Trombosit, leukosit, fibrinogen, fungsi ginjal, fungsi hepar
USG abdomen dan panggul
Foto rontgen paru-paru, foto polos abdomen/ pielografi ginjal
Rektoskopi, sistoskopi, MRI, CT-Scan abdomen jika diperlukan
CEA, SCC (tumor marker)
PET-CT jika diperlukan sebagai evaluasi hasil terapi
b. Rencana pada pasien ini
Telah mencapai 1/3 distal vagina stadium III
Pemeriksaan histopatologis untuk memastikan kelainannya
Jika benar Ca cervix Direncanakan untuk konsul ke bagian obstetric onkology untuk
melakukan kemoterapi dan radiasi
Sebelumnya harus dilakukan stabilisasi tanda vital
Pemeriksaan lab : Hb, Ht, Leukosit, BT CT, Trombosit
c. Perhitungkan risiko-risiko yang mungkin pada pasien ini!
Adanya metastasis ke ginjal, dinding panggul, dan ke organ yang lebih jauh.
5 years survival rate pada stadium III : 35 %
Kehamilan Anggur
G1P0A0 merasa hamil 4 bulan, mengeluh perdarahan dari jalan lahir sejak 2 jam SMRSI,
perdarahan banyak membasahi 4-6 duk pembalut dan tampak gelembung-gelembung ukuran
diameter 0,5cm. ibu mengeluh mual-muntah, jantung berdebar, dengan gemetar sejak 2 hari yang
lalu.
a. Tirotoksikosis pada kehamilan disebabkan oleh stimulasi dari B-hcg yang tinggi TSH
peningkatan hormone tiroid. tatalaksana
- Stabilisasi keadaan umum
- Observasi TTV
- Pemberian PTU
- Propanolol 1-2 mg (B-blocker)
- Terminasi kehamilan
b. Berapa lama masa pemantauan pasien pasca hamil anggur? 1 tahun (3 bulan pertama 2
minggu sekali, 3 bulan berikutnya tiap 1 bulan, 6 bulan terahir tiap 2 bulan). Dikatakan
follow up selesai bila : kadar B-hcg <5mIU/mL atau ibu sudah kembali alami kehamilan
normal.
Pasien tidak boleh hamil dahulu selama 6 bulan.
c. Bila pasien datang 12 minggu pasca kuretase hamil anggur dengan tes kehamlan positif
dan terdapat perdarahan dari jalan lahir, yang dilakukan adalah :
- Evaluasi dahulu apakah benar hamil USG
- Jika benar hamil terminasi kehamilan dengan : Pemberian misoprostol 200mcg
- Kuretase dan dilatasi
Kasus IV
1. G1P0A0 18 tahun hamil 8 buln, kejang-kejang 3x sejak 3 jam SMRS TD 180/120 mmHg.
Sebelum dan selama kehamilan tidak ada riwayat HT dan kejang. Kedua tungkai tampak
bengkak sejak 1 bulan yang lalu..
a. Anam, PF, PP, untuk menegakkan diagnosis
Anam :
- TD sebelum hamil dan saat hamil 8 bulan
- Sesak nafas, saat aktifitas dan istirahat
- Penglihatan kabur
- Nyeri ulu hati
- Bengkak
- Nyeri kepala
- BAK lebih sedikit
- Ada kejang/tidak
- Riwayat epilepsy
PF :
- TTV
- Jantung kardiomegali, paru edema
- Ekstremitas edem
- Visus
PP :
- Hematolog rutin
- Urine proteinuria
- Fungsi hepar dan ginjal
- Funduskopi
- USG IUGR
- DJJ
- EKG
- CTG
b. Rencana tindakan
- Rawat konservatif
- MgSO4 4 gram larutkan dalam 100cc RL 15-20 menit
- Anti hipertensi nifedipin 10 mg, ulang tiap 30 menit (max 120mg/24 jam)
Jika cardiomegaly + labetolol 10 mg IV
- Di ruang isolasi
- Jika tidak membaik dalam 48 jam SC
c. Jika Respirasi <8x/menit, tindakan ?
MgSO4 dihentikan
Diberikan Ca glukonas 10% (1 gram dalam 10cc) IV dalam waktu 3-5 menit
Diberikan VTP
d. Jika tidak ada MgSO4 dapat diberikan diazepam, fenitoin, valium
KASUS V
Perdarahan Antepartum
1. Perbedaan Solusio plasenta dan Plasenta Previa
Solusio plasenta Plasenta previa
Perdarahan Disertai nyeri Tanpa nyeri
Segera disusul partus Berulang sebelum partus
Keluar hanya sedikit Keluar banyak
Palpasi Bagian anak sukar ditentukan Bagian terendah masih tinggi
BJ anak Biasanya tidak ada Biasanya jelas
Pemeriksaan dalam Tidak teraba plasenta Teraba jaringan plasenta
Ketuban menonjol
Cekungan plasenta Ada impresi di jaringan Tidak ada
plasenta akibat hematoma
Selaput ketuban Robek normal Robek marginal
2. Tatalaksananya
Secara umum
- Informed concern
- Stabilisasi ABC. Infus cairan, berikan oksigen, control perdarahan
- Hentikan sumber perdarahan
- Monitoring TTV
Plasenta previa Solusio plasenta
Ekspektatif Usia kehamilan >26 minggu, janin hidup
Syarat dilakukan persalinan perabdomnal
Keadaan umum ibu dan anak baik Usia kehamilan kurang bulan, janin
Perdarahan sedikit viable (pematangan paru sebelumnya
Usia kehamilan <37 minggu bila memungkinkan) dengan per
Tidak ada his persalinan abdomen
Pasang infus, tirah baring Bila keadaan memburuk (perdarahan
Kontraksi premature tokolitik dan kontraksi uterus terus menerus)
Pemantauan kesejateraan janin dengan USG dikelola sebagai derajat sedang/berat
dan CTG setiap minggu, Derajat Sedang/berat
1. Perbaikan keadaan umum
Aktif a. Resusitasi cairan/transfuse darah
Persalinan pervaginam Dapat berupa kombinasi FFP,
Dilakukan pada plasenta previa leta PRC, kripresipitat, konsentrasi
rendah, marginalis, lateralis yang di trombosit
anterior ( dengan ana letak kepala)
Oksitosin drip + PEMECAHAN b. Atasi kemungkinan gangguan
KETUBAN perdarahan
Persalinan perabdominal 2. Melahirkan janin
PP dengan perdarahan banyak a. Dengan mengutamakan partus
PP totalis pervaginam (amniotomi dan tetes
PP lateralis di posterior oksitosin) bila skor bishops >6
Plasenta letak rendah dengan anak atau bila diperkirakan persalinan
letak sungsang berlangsung <6 jam
b. Dengan persalinan perabdominal
bila skor bishop <6 atau bila
diperkirakan persalinan
berlangsung >6 jam atau setelah
dikelolah 6 jam, bayi belum lahir
Penting !!!
Bila janin masih hidup dan kemungkinan
viable (>30mgg dan atau BBJ >1500gr)
dilakukan tindakan persalinan dengan SCTP
Letak sungsang
G3P2A0 usia 29 tahun hamil 9 bulan dirujuk oleh bidan dikatakan anak leta sungsang, riwayat
tekanan darah tinggi sebelum dan selama hamil disangkal. Mulas yang semakin sering dan
bertambah kuat belum dirasaan. Keluar cairan banyak dari jalan lahir (-). Gerakan janin masih
dapat dirasaan oleh ibu.
a. Terangkan pada konsulen apa yang anda rencanakan pada pasien ini
Anamnesisi cari kemungkinan penyebab sungsang
- Multiparitas
- Bayi kembar
- Hidramnion
- Oligohidramniom
- Anencephaly
- Hydrocephal
- Kelainan uterua
- Tumor pada panggul
PF : lakukan leopold untuk mengetahui posis janin, apakh sudah memasuki PAP atau
belum, lakukan pemeriksaan Doppler USG
Rencana untuk melakukan versi luar
Syarat VL
Usia kehamilan >34 minggu pada letak lintang maupun sungsang
BJJ baik
Ketuban belum pecah
Bagian terbawah janin masih dapat digerakkan
Pembukaan <3cm
Risiko :
Ruptur uteri
Solusi plasenta
Ketuban pecah
Lilitan tali pusat
Gawat janin
Kontraindikasi VL :
Bekas SC
Pasca miomektomi
CPD absolut
Panggul sempit
Hidramnion
Insersi plasenta dinding anterior
Perdarahan antepartum
Kelainan bentuk uterus
Hipertensi
Kepala janin defleksi pada letak sungsang
KB
1. Mekanisme KB hormonal
Estrogen : hambat ovulasi supresi FSH dan LH, hambat implantasi ke endometrium,
transport ovum dipercepat
Progesteron : menghambat ovulasi dan implantasi, hambat transport ovum, mempengaruh
kedaan lendir cervic
2. Jenis-jenis KB
Ari-ari belum lahir
P4A0 berusia 36 tahun mengeluh ari-ari belum lahir setelah ibu melahirkan anak di bidan 1 jam
SMRS, perdarahan bergumpal-gumpal 2 kain panjang, ibu tampak pucat, lemas, dan gelisah,
tampak tali pusat keluar dari jalan lahir dengan klem yang masih terpasang.
a. Terangkan pada konsulen pendamping penguji apa yang anda rencanakan pada pasien ini
- Penilaian ABCD
- Atasi syok : infus RL guyur 2 jalur, periksa Hb nya persiapan untuk transfuse
- Cari etiologi nya : jika plasenta akreta histerektomi
- Melakan manajemen aktif kala III
b. Pergakan langkah-langkah tindakan manajemen aktif kala III, manual plasenta, dan
penanganan atonia uteri
Manajemen aktif kala III
Oksitosin IM 1 menit pertama setelah bayi lahir 10IU IM, ½ bagian atas paha luar
Peregangan tali pusat terkendali (5-10cm klem dari vulva) tangan lain berada
pada fundus uteri
Tiap habis kontraksi regangkan tali pusat, tangan lain dorong kea rah dorsokranial
Perhatiakan apakah adanya tanda-tanda pelepasan plasenta (tali pusat menjadi
lebih panjang, uterus membundar, uterus mengecil hingga dibawah umbilicus)
plasenta lepas ibu diminta untuk mengejan plasenta keluar diputar searah
jarum jam kalau tertinggal manual plasenta
Masase uerus segera setelah plasenta lahir
Manual plasenta
Anestesi/ analgetik sup, katerisasi Vesica urinaria
Tangan kiri : regangkan tali pusat, tangan kanan masuk hingga serviks
Kiri : fundus, tali pusat : asisten, kanan : cavum uteri
Digoyang-goyang kan sampai lepas
Plasenta lahir
Observasi kontraksi uterus dan kemungkinan perdarahan
Terapi atonia uteri :
Posisi trendelenburg, pasang IV line O2
Merangsang kontraksi uterus dengan :
- Masase fundus uteri dan rangsang putting susu
- Pemberian oksitosin dan dervat ergot IV IM atasu SC
- Pemberian derivate prostaglandin (carboprost promethamine)
- Pemberian misoprostol 800-1000 mikrogram perrectal
- Kompresi bimanual eksterna
- Kompresi aorta abdominalis
- Pasang tampon kondom
Jika masih gagal operatif
- Sutura B-lynch
- Ligase arteri uterine dan ovarica
- Histerektomi sub total/total
KASUS VI
Mioma Uteri
a. Bagan pengelolaan mioma uteri
TTG : keganasan yang berasal dari jaringan trofoblas yang berhubungan dengan
kehamilan
Klasifikasi :
o I : mola invasive : mola yang punya daya penetrasi dalam dinding Rahim atau
mengadaan metastasis atau keduanya
o II: Choriocarcinoma : trofoblas gestasional ganas PA : tidak ada vili korealis
o III : Choriocarcinoma klinis : berdasarkan peningkatan B-hCG dan atau
metastasis
o IV: placental site trophoblastic tumor
Penyakit trofoblas ganas pada bekas implantasi plasenta setelah kehamilan
cukup bulan
b. FR Mola dan pengelolaannya
FR :
o Usia : ibu hamil berusia <20 tahun dan >35 tahun
o Ras : ras mongoloid > ras kaukasian
o Genetik : pada kaum perempuan dengan balanced translocation
o Gizi : kekurangan : protein, asam folat dan histidin, B-karoten
Pengelolaan :
1. Edukasi : jangan hamil dulu selama 6 bulan
2. Evakuasi mola : vakum kuretase
3. Histerektomi : bila tidak membutuhkan fungsi reproduksi lagi
4. Perbaikan keadaan umum :
o Transfuse bila Hb<10gr%
o PEB diobati
o Tirotoksikosis : konsul IPD
o Emboli paru : konsul IP
5. Follow up: selama 1 tahun. Berhenti bila setelah 1 tahun pasca evakuasi mola, pasien
tidak mempunya keluhan dan kadar B-hCG <5MIU/mL atau ibu sudah alami
kehamilan normal lagi
Skor WHO (prognosis) hanya tambahan
0 1 2 4
Umur <39 >39
Kehamilan MH Abortu Aterm
sebelumnya
Periode laten ( 4 4-6 7-12 >12
bulan)
Beta-hCG IU/L <103 103-104 104-105 106
ABO grup (laki OxA B
x perempuan) AxO AB
Besar tumor 3-5cm 5 cm
metastasis Limpa, ginjal, Usus, hepar otak
Jumlah 1-4 4-8 8
metastasis
Terapi sitostatik 1 jenis 2 jenis atau
sebelumnya lebih
Resiko rendah <=4
Tinggi jika 7-8
c. Kurva regresi Mochizuki : B-hCG norma (<5mIU/mL) minggu 12 test pack + distorsi
kurva regeresi
d. Kriteria Acosta sison :
o Histori : post mola, post partun, post abortus, post KET
o Bleeding : perdarahan pervaginam tidak teratur
o Enlargement : Rahim membesar
o Softness : Rahim tetap lunak
Nyeri perut hebat
G1P0A0 usia 32 tahun, diketahui hamil 1,5 bulan mengelh nyeri perut seja 3 hari SMRS,
keluhan dirasakan semakin bertambah hebat disertai perdarahan berupa berca kehitaman. Ibu
juga mengeluh mual muntah dan sempat berobat ke dokter. Dikatakan sakit lambung, tapi
keluhan bertambah hebat sampai pingsan dan dibawah ke RS. Ibu telah menikah selama 2 tahun,
tidak menggunakan KB apapun, dan berhubungan intim secara teratur.
a. Pasien datang dalam keadaan syok hipovolemik, apa yang dilakukan
o Infus guyur 2 IV line
o O2
o Cek Hb <8mg/dL transfuse PRC
o Pantau kembali TTV
b. DD perdarahan trimester I
KET
Mola hidatidosa
Abortus
c. Reaksi Arias Stella
Sel-sel epitelium menjadi hipertrofik, hiperkromatis, inti menjadi lobular, dan sitoplasma
bervakuol