Anda di halaman 1dari 27

Parotitis Viral

(Mumps)
Richy Dara Perdana, S. Ked
2106111042
 
Preseptor:
dr. Mardiati, M. Ked (Ped), Sp. A

DEPARTEMEN ILMU/SMF KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2022
Pendahuluan
● Mumps (parotitis epidemika) atau gondongan merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus.
● Virus ini hanya menyerang manusia dengan gejala khas yaitu pembesaran
kelenjar saliva terutama kelenjar parotis
● Parotitis epidemika adalah penyakit yang dapat bersifat self-limiting
disease sehingga tidak memerlukan pengobatan yang spesifik.

● Dalam Artikel review ini akan ditampilkan beberapa penelitian tentang


beberapa jurnal mengenai tatalaksana parotitis mulai dari tatalaksana
siportif dan simptomatis, juga ditampilkan beberapa artikel tentang
penelitian tentang antiviral untuk virus mumps.
Metode
Pencarian • Google Cendekia
artikel

Penilaian • Memenuhi kriteria


relevansi inklusi

• Membandingkan
metode, sampel,
Analisis tempat, dan hasil
penelitian
No Sitasi Metode Sampel/Lokasi Hasil
1 Do CB, Frawley TC, Long B, Koyfman A. Mumps : An Clinical Review 33 sitasi Terapi yang dilakukan bersifat supportive dan
Emergency Medicine-Focused Update. 2017 (3) dilakukan isolasi untuk mencegah penyebaran
virus mumps.

2 Shreve M, Cpnp DNP, Rn CM, Jarrett A. Mumps: A Call for Article Review 24 sitasi Pengobatan yang dilakukan untuk Mumps adalah
Vigilance. 2017 (2) bersifat suportive dan simptomatis. Pengobatan
dapat dilakukan dengan pemberian antipiretik dan
pereda nyeri. Biasa digunakan anti inflamasi non
steroid. modifikasi diet makanan lunak hindari
makanan asam. Menjaga keseimbangan cairan.

3 Boyle C, Asimakopoulos P, Khatamzas E, Vernham G. Case Report 1 sampel Pengobatan gondongan bersifat simptomatis,
Mumps presenting with unilateral , synchronous parotid dengan cairan oral asupan dan analgesia.
and submandibular gland swelling. 2018 (4) Karena pengobatan gondong bersifat simtomatik,
bukan kuratif, strategi yang paling efektif untuk
mencegah komplikasi adalah melalui program
vaksinasi terhadap penyakit tersebut
 
4 Takahashi T, Kurebayashi Y, Tani K, Yamazaki M, Minami A, Article research 9 plate sampel Jenis Katekin EGCG, GCG, ECG, dan CG sangat
Takeuchi H. The antiviral effect of catechins on mumps virus menghambat infeksi virus mumps, pengobatan virus
infection. 2021 (5) mumps dengan menggunakan katekin dapat
menghambat jumlah fokus virus. Penelitian ini adalah
karya pertama yang melaporkan bahwa katekin
menunjukkan efek antivirus terhadap virus mumps
melalui penghambatan aktivitas fusi virus.
5 Kato F, Nakatsu Y, Murano K, Wakata A, Kubota T. Antiviral Article research 6 Plate sampel CD437 menghambat langkah terakhir dari siklus hidup
Activity of CD437 Against Mumps Virus. 2021 (6) virus mumps. CD437 tidak menghambat langkah awal
siklus hidup mumps virus, seperti perlekatan dan
pemasukan, transkripsi, translasi protein virus, dan
sintesis RNA. Namun, itu menghambat langkah-
langkah selanjutnya seperti perakitan, tunas, dan
pelepasan virus.
6 Lawson B, Suppiah S, Rota PA, Hickman CJ, Latner DR. In vitro Article research 24 plate sampel Favirapir menghambat replikasi virus mumps dan
inhibition of mumps virus replication by favipiravir (T-705). 2020. sintesis RNA pada strain virus mumps Jeryl Lynn(JL5)
(7) dan Wildtype genotipe G (IA) secara in vitro pada sel
vero dan sel A549, tetapi perlu studi lebih lanjut.
Definisi
● Mumps (parotitis epidemika) atau gondongan merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus. Virus ini hanya menyerang
manusia dengan gejala khas yaitu pembesaran kelenjar saliva
terutama kelenjar parotis. Penyakit ini sebagian besar menimbulkan
gejala klinis yang diikuti dengan pembesaran kelenjar parotis.
Etiologi
● Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari group
paramyxovirus, yang juga termasuk didalamnya virus parainfluenza,
measles, dan virus newcastle disease.(2) Ukuran dari partikel
paramyxovirus sebesar 90 – 300 mµ.
Manifestasi klinik

 Masa inkubasi berkisar antara 14 - 24 hari.


 Pada anak, manifestasi prodormal jarang tetapi mungkin
bersama dengan demam, nyeri otot (terutama pada leher),
nyeri kepala, anorexia, dan malaise. Suhu tubuh biasanya
naik sampai 38,5⁰ – 39,5⁰ C, kemudian timbul
pembengkakan kelenjar parotitis yang mula-mula unilateral
tetapi kemudian bilateral
 Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun
pada perabaan, terlebih-lebih jika penderita makan atau
minum sesuatu yang asam, ini merupakan gejala khas untuk
penyakit parotitis epidemika. Ciri khas lain adalah kelenjar
parotitis membengkak sampai kebelakang.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin
Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia ringan dengan limfositosis relatif
• Amilase serum
Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan pembengkakan parotis dan
kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2 minggu.

• Pemeriksaan serologis
Ada tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan adanya infeksi virus, yaitu:

• Hemaglutination inhibition (HI) test


• Neutralization (NT) test
• Complement – Fixation (CF) test
Pemeriksaan Virologi
• Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus dilakukan
dengan biakan virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor serebrospinal atau
darah.

• Biakan dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang diberi
cairan fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan yang diberi serum hiperimun
Komplikas
i
1. Meningoensepalitis
2. Orkitis
3. Ooforitis
4. Pankreatitis
5. Nefritis
6. Tiroiditis
7. Miokarditis
8. Artritis
Tatalaksana
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited
(sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih
dalam satu minggu.Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi
virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis
seluruhnya simptomatis dan suportif.
• Penderita rawat jalan.
Penderita baru dapat dirawat jalan bila : tidak ada komplikasi, keadaan umum
cukup baik.
Istirahat yang cukup
Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup

Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu
Metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari
Parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
Penderita rawat inap.
 Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah,
nyeri kepalahebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang
isolasi
Diit lunak, cair dan TKTP
 Analgetik-antipiretik
 Penanganan komplikasi tergantung jenis komplikasinya.
Tatalaksana untuk komplikasi yang terjadi
 Encephalitis

Simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk mengurangi sakit kepala.

 Orkhitis

Istirahat yang cukup Pemberian analgetik


Sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg

/kg/24 jam, peroral,selama 2-4 hari.

 Pankreatitis dan ooporitis Simptomatik saja.


Prognosis
Parotitis merupakan penyakit self-limited, dapat sembuh
sendiri. Prognosis parotitis adalah baik, dapat sembuh
spontan dan komplit serta jarang berlanjut menjadi
kronis. Sterilitas karena orkhitis jarang terjadi
KESIMPULAN

Tatalaksana yang diberikan pada pasien dengan parotitis viral dapat diberkan terapi
suportif dan simtomatis, seperti pemberian antipiretik-analgetik, kompres air hangat,
pemberian cairan. Penggunaan antivirus sendiri belum ada penelitian lebih lanjut, hanya
menyebutkan beberapa anti-virus yang bisa digunakan tapi perlu penelitian lebih lanjut.
 

Anda mungkin juga menyukai