Anda di halaman 1dari 20

Bab 1

Pengantar: Peran, Sejarah, dan Arah


Akuntansi Manajemen
Dwiky Yanuar Fajaryan B11.2016.04341
Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan-tujuan manajemen tertentu. Inti dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang
dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas , seperti pengumpulan , pengukuran, penyimpanan, analisis,
pelaporan dan pengelolaan informasi. Informasi mengenai peristiwa ekonomi diproses untuk
menghasilkan keluaran (output) yang memenuhi tujuan sistem tersebut. Keluaran ini bisa mencakup
laporan khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan komunikasi pribadi.
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apa pun yang
mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya. Sistem akuntansi manajemen mempunyai
tiga tujuan umum berikut.
1. Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk atau objek lainnya yang ditentukan
oleh manajemen.
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan
berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengembalian keputusan.
Ketiga tujuan ini menunjukkan manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses menuju informasi
akuntansi manajemen dan perlu mengetahui cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen
dapat membantu mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta mengevaluasi kinerja.
Informasi akuntansi digunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan. Selain itu, kebutuhan atas informasi ini tidak terbatas hanya pda
perusahaan manufaktur, tetapi juga pada perusahaan perdagangan, jasa dan nirlaba.

Kebutuhan Informasi Manajer dan Pengguna Lainnya


Skenario-skenario di bagian pembukaan dapat digunakan untuk mengilustrasikan setiap tujuan sistem
akuntansi manajemen. Skenario A (penawaran dari sebuah firma hukum) menunjukkan pentingnya
penentuan biaya produk (tujuan 1). Skenario B menekankan pentingnya penelusuran biaya dan ukuran
–ukuran efisiensi-baik keuangan maupun nonkeuangan (tujuan 2). Tren dari ukuran –ukuran ini
memungkinkan para manajer untuk mengevaluasi ketepatan keputusan yang dirancang untuk
meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya, memperluas pangsa pasar dan meningkatkan laba.
Skenario-skenario B, C dan D mengilustrasikan perencanaan, pengendalian, evaluasi dan perbaikan
berkelanjutan (tujuan 2). Para manajer, eksekutif, dan pekerja membutuhkan sebuah sistem informasi
yang bisa mengidentifikasi berbagai masalah, seperti kemungkinan kelebihan beban biaya atau
berbagai manfaat, seperti kemampuan seorang manajer di suatu subunit untuk berinovasi dan
meningkatkan efisiensi (Skenario C). Skenario B juga mengilustrasikan, baik informasi keuangan
maupun nonkeuangan, diperlukan agar para pekerja dapat mengevaluasi dan memonitor pengaruh dari
keputusan yang dibuat dengan tujuan meningkatkan kinerja operasional dan unitnya. Informasi kinerja
operasional dan keuangan memungkinkan para pekerja untuk menilai efektivitas usaha yang dilakukan
untuk mencapai perbaikan. Para pekerja dan manajer harusa berkomitmen untuk melakukan perbaikan
secara berkelanjutan atas aktivitas yang mereka lakukan. Perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement) berarti mencari cara meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari aktivitas dengan
mengurangi pemborosan, meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya. Jadi, informasi dibutuhkan
untuk membantu mengidentifikasi berbagai peluang untuk perbaikan dan mengevaluasi kemajuan yang
telah dicapai dalam mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain untuk menciptakan
perbaikan.
Tujuan ketiga adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan , berkaitan dengan dua
tujuan yang pertama. Observasi serupa dapat dilakukan untuk informasi yang berkenaan dengan
perencanaan, pengendalian, dan evaluasi. Skenario ini juga menggarisbawahi pentingnya pengambilan
keputusan strategis (strategic decision making) yang didefinisikan sebagai proses memilih di antara
berbagai alternatif strategi dengan tujuan memilih satu atau beberapa strategi yang paling masuk akal
dalam memberikan jaminan pertumbuhan dan kelangsungan hidup jangka panjang bagi perusahaan.

Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Proses manajemen mendeskripsikan fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh
para manajer dan pekerja yang diberdayakan. Memberdayakan pekerja untuk berpartisipasi dalam
proses manajemen berarti memberikan mereka kesempatan yang lebih besar untuk berpendapat tentang
operasional perusahaan. Jadi, pemberdayaan karyawan (employee empowerment) adalah pemberian
wewenang kepada orang-orang operasional untuk merencanakan, mengendalikan, dan membuat
keputusan tanpa otorisasi yang eksplisit dari pihak manajemen tingkat menengah atau lebih.
Perencanaan Aktivitas manajerial yang disebut perencanaan adalah formulasi terperinci dari
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Perencanaan memerlukan penetapan tujuan dan
pengidentifikasikan metode untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengendalian Perencanaan hanyalah setengah dari pertempuran. Setelah suatu rencana dibuat,
rencana tersebut harus diimplementasikan dan dimonitor oleh para manajer dan pekerja untuk
memastikan bahwa rencana tersebut berjalan sebagaimana seharusnya. Pengendalian adalah aktivitas
manajerial untuk memonitor implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan.
Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik. Umpan balik (feedback) adalah
informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang
dilakukan dalam mengimplementasikan suatu rencana. Berdasarakn balikan tersebut, manajer (atau
pekerja) dapat memutuskan untuk membiarkan pelaksanaan tersebut berlangsung, mengambil tindakan
perbaikan tertentu agar langkah yang diambil sesuai dengan rencana awalnya atau melakukan
perencanaan ulang di tengah proses implementasi.
Balikan adalah tahap penting dari fungsi pengendalian. Balikan dapat berupa informasi keuangan atau
nonkeuangan.
Pengembalian Keputusan Proses pemilihan di antara berbagai alternatif disebut pengambilan
keputusan. Fungsi manajerial ini berkaitan erat dengan perencanaan dan pengendalian. Manajer tidak
dapat membuat rencana tanpa mengambil keputusan. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan
dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari berbagai rencana yang dapat
dipilih. Komentar serupa dapat dibuat untuk fungsi pengendalian.
Peran utama dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi yang
memudahkan proses pengambilan keputusan.

Jenis Organisasi
Penggunaan informasi akuntansi bagi manajer tidak terbatas pada perusahaan manufaktur. Konsep
dasar yang diajarkan dalam buku ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk organisasi. Empat
skenario pada awal bab ini meliputi jasa hukum, manufaktur, perawatan kesehatan, jasa wisata,
organisasi yang mencari laba dan nirlaba. Administrator rumah sakit, direktur perusahaan, dokter gigi,
administrator pendidikan, dan walikota dapat meningkatkan kemampuan manajerial mereka dengan
bersandar pada konsep dasar dan penggunaan informasi akuntansi
Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama, yaitu sistem
akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi tersebut berbeda
tujuan, sifat masukan, dan jenis proses yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi pengguna
eksternal dengan menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan serta proses yang memenuhi aturan
dan konvensi tertentu. Dalam akuntansi keuangan, sifat masukan, aturan, dan konveksi yang mengatur
berbagai proses didefinisikan oleh Securities and Exchange Commission (SEC), Financial Accounting
Standards Board (FASB) dan untuk perusahaan publik, Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB). Tujuan umumnya adalah menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor,
kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi ini digunakan untuk
keperluan, seperti keputusan investasi, evaluasi, aktivitas pemonitoran, dan ketentuan peraturan.
Akuntansi keuangan bisa disebut akuntansi eksternal. Karena sistem akuntansi manajemen
menghasilkan informasi untuk pengguna internal seperti manajer, eksekutif, dan pekerja-sistem
akuntansi manajemen dapat disebut sebagai akuntansi internal.
Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
Kebanyakan prosedur perhitungan biaya produk dan akuntansi manajemen yang digunakan pada abad
ke-20 dikembangkan antara tahun 1880 dan 1925. Sebelum tahun 1914, banyak perkembangan awal
yang menekankan pada perhitungan biaya produk menelusuri tingkat laba perusahaan ke tiap produk
dan menggunakan informasi ini untuk pengambilan keputusan strategis. Akan tetapi, penekanan pada
hal tersebut mulai ditinggalkan sejak tahun 1925seiring dengan munculnya pendekatan perhitungan
biaya persediaan mengalokasikan biaya manufaktur ke produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan
kepada pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan.
Pelaporan keuangan telah menjadi pendorong untuk membentuk desain sistem akuntansi biaya.
Manajer dan perusahaan bersedia menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap produk
karena mereka merasa tidak membutuhkan informasi biaya dari setiap produk yang lebih terperinci dan
akurat mengenai setiap produk. Sepanjang perusahaan memproduksi produk-produk sejenis yang
membutuhkan sumber daya pada tingkat yang hampir sama, informasi biaya rata-rata yang disediakan
oleh sistem biaya dan dipengaruhi oleh sistem keuangan sudah cukup memadai. Walaupun
keanekaragaman jenis produk pada beberapa
perusahaan meningkat, kebutuhan informasi biaya yang lebih akurat tidak akan sebanding dengan
tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut.
Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan manajerialdari sistem biaya konvensional dilakukan
pada tahun 1950-an dan 1960-an. Para pengguna mendiskusikan kelemahan informasi yang disediakan
oleh sistem yang didesain untuk menyusun laporan keuangan. Akan tetapi, usaha-usaha pada perbaikan
sistem tersebut pada dasarnya terpusat untuk membuat informasi akuntansi keuangan yang lebih
berguna bagi penggunanya daripada untuk menghasilkan seperangkat informasi dan prosedur baru
yang terpisah dari sistem pelaporan eksternal.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional yang sudah tidak
mampu lagi melayani kebutuhan manajerial banyak ditemukan. Beberapa pihak menyatakan sistem
akuntansi manajemen yang ada sudah usang dan tidak berguna. Perhitungan biaya produk dan sumber
daya yang lebih akurat dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan kualitas dan
produktivitas, serta mengurangi biaya.
Tema Baru dalam Akuntansi Manajemen
Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik akuntansi manajemen yang
inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas banyak
dikembangkan dan diimplementasikan oleh organisasi. Selain itu, fokus sistem akuntansi manajemen
telah diperluas agar memungkinkan para manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik
dan mengelola rantai nilai (value chain) perusahaan.

Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Management)

Permintaan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan telah mengarah pada
perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen berdasarkan aktivitas (activity-based
management) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi di seluruh sistem yang memfokuskan
perhatian manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan
laba yang dihasilkan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas (activity-based costing-ABC) dan analisis nilai proses.
Orientasi pada Pelanggan

Manajemen berdasarkan aktivitas bertujuan meningkatkan nilai pelanggan dengan cara mengelola
aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan
bersaing dengan menciptakan nilai yang lebih baik bagi pelanggan dengan biaya yang sama atau lebih
rendah dari pesaing, atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari pesaing.

Penetapan Posisi Strategis (Strategic Positioning). Meningkatkan nilai pelanggan untuk


menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan dicapai melalui pemilihan berbagai strategi
secara bijaksana. Informasi mengenai biaya memainkan peran penting dalam proses ini, dan dilakukan
melalui proses yang disebut sebagai manajemen biaya strategis (strategic cost management).
Manajemen biaya strategis adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi
strategi-strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
Kerangka Kerja Rantai Nilai Fokus pada nilai bagi pelanggan berarti sistem akuntansi
manajemen seharusnya menghasilkan informasi, baik tentang realisasi maupun pengorbanan
pelanggan. Mengumpulkan informasi tentang pengorbanan pelanggan berarti mengumpulkan
informasi di luar perusahaan. Akan tetapi, terdapat implikasi yang lebih rumit. Aplikasi yang sukses
atas strategi kepemimpinan biaya dan/atau strategi diferensial, membutuhkan suatu pemahaman atas
rantai nilai tingkat internal dan tingkat industri perusahaan. Manajemen yang efektif atas rantai nilai
internal adalah dasar untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan, khususnya jika memaksimalkan
realisasi untuk pelanggan dengan biaya serendah mungkin (bagi perusahaan) merupakan tujuannya.

Perspektif Lintas Fungsional


Pengelolaan rantai nilai berarti akuntan manajemen harus memahami banyak fungsi bisnis, mulai dari
manufaktur, pemasaran, distribusi hingga pelayanan konsumen. Kebutuhan ini semakin besar saat
perusahaan terlibat dalam perdagangan internasional. Kita melihat hal ini pada berbagai definisi biaya
produk. Manajemen berdasarkan aktivitas telah bergerak dari definisi biaya manufaktur tradisional
mengenai biaya produk ke definisi yang lebih inklusif.
Manajemen Kualitas Total

Perbaikan berkelanjutan sangat penting untuk mencapai kesempurnaan manufaktur. Memproduksi


produk dengan tingkat kesalahan yang rendah dan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
merupakan dua dari tujuan perusahaan tingkat dunia. Hal tersebut adalah kunci untuk bisa bertahan
hidup dalam lingkungan persaingan tingkat dunia saat ini

Waktu sebagai Elemen Persaingan

Waktu adalah elemen penting dalam semua tahap rantai nilai. Perusahaan-perusahaan kelas dunia
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain,
implementasi, dan produksi. Perusahaan-perusahaan ini mengirim produk atau jasanya dengan cepat
melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah, yaitu waktu yang tidak bernilai bagi pelanggan
(misalnya, waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal). Menariknya, pengurangan waktu
yang tidak bernilai tambah berjalan seiring dengan peningkatan kualitas. Tujuan keseluruhannya
adalah peningkatan respons terhadap pelanggan.
Efisiensi

Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, tetapi peningkatan dimensi tersebut tanpa
peningkatan laba akan membuat kinerja menjadi sia-sia, atau bahkan fatal. Meningkatkan efisiensi juga
merupakan hal yang penting. Pengukuran efisiensi finansial dan nonfinansial diperlukan. Biaya adalah
ukuran kritikal untuk efisiensi. Tren dalam biaya sepanjang waktu dan perubahan produktivitas dapat
menjadi ukuran penting atas keefektivan keputusan perbaikan berkelanjutan.

Bisnis secara Elektronik (E-business)

Bisnis secara elektronik (e-business) adalah transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang dijalankan
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. E-business diharapkan tumbuh pesat pada
tahun-tahun mendatang. Bisnis ini menyediakan kesempatan bagi perusahaan untuk memperluas
penjualannya di seluruh dunia dan dapat menurunkan biaya secara signifikan jika dibandingkan
dengan transaksi dengan menggunakan kertas. Hal ini juga memfasilitasi manajemen rantai nilai
(pasokan).
Peran Akuntan Manajemen
Saat ini, bisnis bergerak lebih cepat daripada sebelumnya. Perubahan-perubahan dalam teknologi,
komunikasi, kondisi ekonomi, dan lingkungan hukum mempengaruhi perusahaan dan akuntan
manajemen dalam cara-cara yang baru. Akuntan manajemen harus mendukung manajemen dalam
semua tahap pengambilan keputusan bisnis. Sebagai ahli dalam akuntansi, mereka harus cerdas, siap
sedia, mengikuti perkembangan terbaru, serta memahami kebiasaan dan praktik dari semua negara
tempat perusahaan mereka beroperasi. Mereka diharapkan memiliki pengetahuan tentang lingkungan
hukum dari bisnis, khususnya mengenai Sarbanes-Oxley Act tahun 2002.

Struktur Perusahaan
Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung. Mereka
membantu orang-orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tujuan dasar organisasi. Posisi
yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi lini. Posisi yang
sifatnya mendukung dan tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap tujuan dasar organisasi
disebut sebagai posisi staf.
Sarbanes-Oxley Act 2002
Congress mengesahkan Sarbanes-Oxley Act pada bulan Juni 2002. Peraturan perundangan ini disahkan
sebagai respons dari jatuhnya Enron beserta terungkapnya berbagai kecurangan sekuritas dan
penyimpangan dalam pelaksanaan akuntansi yang dilakukan berbagai perusahaan, seperti WorldCom,
Adelphia, dan HealthSouth. Sarbanes-Oxley Act (SOX) membentuk pengendalian pemerintah yang
lebih kuat dan merupakan peraturan atas berbagai perusahaan publik di Amerika Serikat. SOX
diberlakukan untuk perusahan yang diperdagangkan secara publik, yaitu perusahaan yang menerbitkan
saham untuk diperdagangkan di berbagai pasar saham di Amerika Serikat. Beberapa bagian terpenting
SOX meliputi pembentukan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), peningkatan
independensi auditor, pengetatan peraturan tata kelola perusahaan, pengendalianatas manajemen dan
penilaian manajemen/auditor atas pengendalian internal di perusahaan. SOX mengarah pada
peningkatan perhatian atas etika perusahaan.
Akuntansi Manajemen dan Perilaku Etis
Perilaku Etis

Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang “benar”,”sesuai”, dan “adil”. Tingkah laku
kita mungkin benar atau salah, sesuai atau tidak sesuai, dan keputusan yang kita buat dapat adil atau
berat sebelah. Meskipun orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etika, tampaknya
terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua sistem etika. Prinsip ini diekspresikan oleh
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk kebaikan anggota lainnya.
Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari tindakan yang etis.
Kode Etik Perusahaan dan SOX
Sarbanes-Oxley Act mewajibkan para pejabat keuangan senior perusahaan untuk menaati suatu bentuk
kode etik atau perusahaan harus mengungkapkan secara publik jika mereka tidak melakukannya.
Karena tidak ada perusahaan yang ingin menyatakan secara publik bahwa CEO atau CFO perusahaan
tersebut tidak mengikuti suatu bentuk kode etik, maka perusahaan tidak hanya membuat kode etik,
tetapi kode etik tersebut benar-benar diberlakukan bagi para manajer tingkat atasnya.

Standar Perilaku Etis untuk Akuntan Manajemen


Oraganisasi umumnya menetapkan standar perilaku untuk para manajer dan karyawannya. Asosiasi-
asosiasi profesional juga menetapkan standar etika, Sebagai contoh, Institute Of Management
Acountants (IMA) telah membuat standar etika untuk akuntan manajemen. Pada tahun 2005, IMA
mengeluarkan revisi pernyataan yang menguraikan tentang standar perilaku etis bagi akuntan
manajemen. Revisi pernyataan itu disebut “Statement of Ethical Professional Practice” (Pernyataan
Praktik Profesional yang Beretika) yang didesain agar sesuai dengan yang dinyatakan dalam Sarbanes-
Oxley Act 2002 dan untuk memenuhi kebutuhan global dari para anggota internasional IMA.
CMA
Pada Tahun 1974, Institute of Management Accountants (IMA)mensponsori sertifikasi baru yang
disebut Certificate in Management Accounting. Sertifikasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan
khusus para akuntan manajemen. Seorang akuntan manajemen yang bersertifikasi (Certified
Management Accountants-CMA) telah lulus suatu ujian kualifikasi yang ketat, memiliki pengalaman
yang dibutuhkan, dan berpartisipasi dalam melanjutkan pendidikan.

CPA
Certificate in Public Accounting adalah sertifikasi yang palin tua dan paling dikenal dalam akuntansi.
CPA bertujuan menyediakan kualifikasi, minimal profesional bagi auditor eksternal.

CIA
Sertifikasi lain yang tersedia untuk akuntan internal adalah Certificate in Internal Auditing. Faktor
pendorong adanya sertifikasi ini pada tahun 1974 adalah sama dengan penyebab munculnya CMA.
Pemeriksaan internal berbeda dengan pemeriksaan eksternal dan akuntan manajemen, serta banyak
auditor internal merasa membutuhkan suatu sertifikasi khusus.

Anda mungkin juga menyukai