Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK DAN POLA

KONSUMSI MAKANAN/PANGAN

DEDY MISRAN REPA


PAULA PRINCILIAN LAMBO
KARAKTERISTIK KONSUMSI PANGAN
karakteristik konsumsi pangan meliputi umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga.
Umur mempengaruhi pola konsumsi pangan individu karena terkait dengan kebutuhan
energi yang bersumber dari makanan. Remaja umumnya membutuhkan energi yang
lebih banyak dari anak-anak dan kebutuhan energi ini akan terus meningkat dengan
bertambahnya usia, dan setelah mencapai puncaknya pada usia lanjut, kebutuhan energi
akan berkurang (Suhardjo, 1989).
Puspadewi dan Briawan (2014) berpendapat bahwa pada kategori status gizi normal,
masyarakat melakukan pemilihan pangan utama berdasarkan kriteria kandungan alami
dalam pangan.Selain manfaat pangan,masyarakat juga mempertimbangkan harga
pangan karena terkait dengan kondisi ekonomi dan pendapatan.
Pola konsumsi makanan/pangan
Pola konsumsi pangan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat.
Menurut Madanijah (2004) Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan
jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu
tertentu. Konsumsi pangan berkaitan dengan masalah gizi dan kesehatan,
ukuran kemiskinan, serta perencanaan dan produksi daerah.
Konsumsi masyarakat terhadap pangan dapat dilihat dari kecenderungan
masyarakat mengkonsumsi jenis pangan tertentu.
Faktor-faktor konsumsi pangan
Menurut Riyadi (1996) pola konsumsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya yang terpenting adalah:
 Ketersediaan pangan, jenis,dan jumlah pangan dalam pola makanan di suatu
daerah tertentu, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang
telah ditanam. Bila pangan tersedia secara kontinu, maka dapat membentuk
kebiasaan makan;
 Pola sosial budaya, pola kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam memilih
pangan. Hal ini juga mempengaruhi jenis pangan apa yang harus diproduksi,
bagaimana cara pengolahanya, penyalurannya, penyiapannya,dan penyajiannya.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan
makanan
Secara garis besar, dikelompokkan faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan
menjadi tiga determinan, yaitu karakteristik individu, makanan, dan lingkungan.
 Determinan karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan kondisi psikologis.
Faktor sifat organoleptik makanan, metode penyiapan makanan, kemudahan
untuk dicerna, dan ketersediaan merupakan determinan karakteristik makanan.
Sedangkan suhu termasuk dalam karakteristik lingkungan (Azrimaidaliza, 2011).
Selain itu, terdapat penelitian lain oleh Rahman, Khattak, Mansor, (2013)
tentang pemilihan makanan. Dalam penelitiannya, terdapat berbagai faktor
yang mendorong dalam pemilihan makanan, antara lain:

1. Kepedulian Terhadap Kesehatan 6. Harga (Price)\


(Health)
7. Pengontrolan Berat Badan (Weight
2. Kemudahan/ Kenyamanan
(Convenience) Control)
8. Keprihatinan Etis (Ethical Concern)
3. Keakraban (Familiarity)
9. Komposisi Makanan (Natural
4. Perasaan (Mood) Content)
5. Daya Tarik Sensorik (Sensory 10. Persepsi Resiko (Risk Perception)
Appeal) 11. Agama (Religion)
Fungsi sosial makanan/Pangan
Fungsi sosial makanan terdiri dari enam fungsi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing fungsi.
Fungsi Gastronomik
Artinya bahwa makanan dikonsumsi hanya untuk memenuhi kebutuhan perut dan kesenangan pribadi. Biasanya orang
makan karena merasa lapar dan ingin memenuhi hasratnya untuk kesenangan diri.
Makanan sebagai arti budaya
Artinya bahwa makanan digunakan sebagai identitas dari budaya tertentu. Misalnya gudeg dikenal sebagai makanan
khas Yogyakarta, papeda kuah kuning sebagai makanan khas Papua, nasi liwet sebagai makanan khas Sunda, dan lain
sebagainya.
Makanan sebagai fungsi religi (magis)
Yaitu makanan digunakan sebagai simbol keagamaan (magis). Budaya masyarakat Indonesia biasanya menghubungkana
jenis makanan tertentu dalam upacara keagamaan tertentu. Misalnya masyarakat budaya jawa kental akan budaya membuat
tumpeng dalam upacara sakral keagamaannya.
 Fungsi komunikasi
Artinya makanan biasanya digunakan untuk tujuan tertentu seperti menjalin keakraban
dengan tetangga, sahabat, atau keluarga. Makanan sigunakan sebagai alat untuk mempererat
hubungan kekerabatan mereka.
 Menggambarkan status ekonomi
Artinya pada beberapa masyarakat tertentu, ada jenis makanan yang hanya boleh dimakan
oleh kaum sosialita atau orang kaya saja. Sehingga dari jenis makanan yang dimakan maka kita
dapat mengidentifikasikan status ekonomi dari seseorang.
 Simbol kekuasaan dan kekuatan
Artinya adanya pangan atau makanan tertentu dapat membuat kita melihat kekuatan atau
kekuasaan dari suatu keluarga atau bangsa tertentu. Misalnya Indonesia mayoritas penduduknya
konsumsi beras. Sehingga ketersediaan beras di negaranya mampu mengindikasikan bahwa
Indonesia memiliki kekuatan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.  

Anda mungkin juga menyukai