Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PEMERINTAHAN DAERAH

“PEMERINTAHAN DAERAH”

2016
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Pemerintahan Daerah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai masukan bagi penulis.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia ................................................ 3
B. Lembaga Pemerintahan Daerah ................................................................ 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran .......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan baik
apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling berhubungan satu
sama lain dalam kesatuan untuk mewujudkan nilai-nilai kebangsaan sesuai dengan
kedudukan, peran, kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing. Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi lagi
atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten,
dan daerah kota mempunyai lembaga pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang. Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada
Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Lembaga pemerintahan daerah
memiliki kedudukan yang penting dalam sistem pemerintahan Negara Indonesia.
Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana struktur dan fungsi lembaga
pemerintahan daerah ini karena sebagai warga negara kita memiliki kewajiban
untuk ikut mengawasi jalannya pemerintahan, khususnya pemerintahan daerah
kita sendiri. Apalagi pada saat ini daerah sudah memiliki otonomi sehingga
lembaga pemerintahan daerah memiliki posisi yang benar-benar penting dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah.
Hal inilah yang melatarbelakangi saya sebagai penulis untuk membahas
mengenai lembaga pemerintahan daerah dalam sistem pemerintahan Negara
Indonesia di dalam makalah ini agar pembaca mendapatkan pengetahuan
mengenai lembaga pemerintahan daerah yang memiliki peran, kedudukan serta
fungsi yang penting di dalam jalannya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
daerah.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia dalam kaitannya
dengan Sistem Pemerintahan Indonesia ?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam lembaga Pemerintahan Daerah?

1
C. Tujuan Penulisan
Melalui penulisan makalah ini tujuan yang ingin dicapai yaitu agar
pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai lembaga pemerintahan daerah
yang memiliki peran, kedudukan serta fungsi yang penting di dalam jalannya
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di daerah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia


Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi.
Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap
daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai Pemerintahan
Daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintah Daerah dan DPRD adalah
penyelenggara Pemerintahan Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Perangkat Daerah
adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Pada Daerah Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota, Perangkat
Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan, dan Kelurahan. Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing
Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah.
Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat
dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi
perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh
Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Formasi dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang
ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan yang menjadi
urusan Pemerintah Pusat meliputi :
1. politik luar negeri;
2. pertahanan;

3
3. keamanan;
4. yustisi;
5. moneter dan fiskal nasional; dan
6. agama
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibagi berdasarkan kriteria
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
hubungan antar susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di
atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala
provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang
bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,
kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan
pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang,
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya
lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam,
dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan
wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar
susunan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten atau
daerah kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten atau kota dan DPRD
kabupaten atau kota.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah pusat menggunakan
asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah,
pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam

4
menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan
kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah
dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang
dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
daerah dimaksud dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib,
adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. Setiap daerah dipimpin
oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut
bupati dan untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang
wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten
disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil
kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala
daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Gubernur yang karena
jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi
yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek
rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada
strata pemerintahan kabupaten dan kota. Dalam kedudukannya sebagai wakil
pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab kepada
Presiden.
Pemerintah daerah bersama-sama DPRD mengatur (regelling) urusan
pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah daerah mengurus
(bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah
daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan dalam Lembaran
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita
Daerah.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari
Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan
bukan bank, dan masyarakat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan

5
daerah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan
pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah
memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman
tersebut dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi
daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah.
Pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan
insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur
dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan
Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat
ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada
badan usaha milik daerah. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang
pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya
ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai
kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun
anggaran. Pengaturan tentang dana cadangan daerah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun
anggaran berjalan. Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda tentang
perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada DPRD.
Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di
kawasan perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan.
Pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan
kawasan perkotaan

6
B. Lembaga Pemerintahan Daerah
Lembaga adalah proses yang terstruktur, yang digunakan orang untuk
menyelenggarakan kegiatannya. Jadi lembaga pemerintahan daerah adalah sistem
aturan atau proses yang terstruktur, yang digunakan untuk menyelenggarakan
pemerintahan daerah. Sistem aturan ini lalu dikonkritkan menjadi organisasi. Jadi,
organisasi adalah wujud konkrit lembaga yang bersifat abstrak. Melalui wujud
organisasi inilah, lembaga pemerintahan daerah menjalankan kegiatannya untuk
mencapai tujuan.
Masing-masing lembaga daerah menjalankan peranannya sesuai dengan
kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem administrasi negara
Indonesia. Selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai lembaga-
lembaga pemerintahan daerah ini.
1. Kepala Daerah
Kepala daerah adalah pimpinan lembaga yang melaksanakan peraturan
perundangan. Dalam wujud konkritnya, lembaga pelaksana kebijakan daerah
adalah organisasi pemerintahan. Kepala daerah provinsi disebut gubernur,
kepala daerah kabupaten disebut bupati, dan kepala daerah kota disebut
walikota. Kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta
larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
masyarakat. Dalam UU No. 32/2004 pasal 25sampai 26 Tugas, Wewenang,
dan Kewajiban Kepala Daerah (baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota)
ditentukan sebagai berikut :
a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama DPRD;
b. mengajukan rancangan Perda;
c. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada
DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;
e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

7
f. mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan; dan
g. melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Wakil kepala daerah mempunyai tugas :
a. membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah;
b. membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi
vertikal di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil
pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan pemberdayaan
perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan
pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup;
c. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten
dan kota bagi wakil kepala daerah provinsi;
d. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala daerah
kabupaten/kota;
e. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam
menyelenggarakan kegiatan pemerintah daerah;
f. melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan
oleh kepala daerah; dan
g. melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah
berhalangan.
Dalam melaksanakan tugasnya wakil kepala daerah bertanggung
jawab kepada kepala daerah. Apabila kepala daerah meninggal dunia,
berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama 6
bulan secara terus-menerus dalam masa jabatannya, wakil kepala daerah
menggantikan kepala daerah sampai habis masa jabatannya.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepala daerah dan
wakil kepala daerah mempunyai kewajiban :
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945,
serta mempertahankan dan memlihara keutuhan NKRI;

8
b. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c. melaksanakan kehidupan demokrasi;
d. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
e. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
f. menjaga etika dan norma dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah;
g. memajukan dan mengembangkan daya saing daerah;
h. melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
i. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan
daerah;
j. menjalin hubungan kerja seluruh instansi vertikal di daerah dan semua
perangkat daerah;
k. menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah
di hadapan rapat paripurna DPRD.
UU No. 32/2004 pasal 29 mengatur tentang pemberhentian kepala
daerah dan/atau wakil kepala daerah. Kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri;
c. diberhentikan karena :
a) berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;
b) tidak dapat melaksanakan tugasnya secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 bulan;
c) tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil
kepala daerah;
d) dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau
wakil kepala daerah;
e) tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah;
f) melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.
Kepala daerah terbagi menjadi Kepala Daerah Pemerintah Provinsi,
Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten dan Kepala Daerah Pemerintah
Kota.

9
1) Kepala Daerah Pemerintah Provinsi
Untuk daerah provinsi, lembaga pelaksana kebijakan daerah adalah
pemerintah provinsi yang dipimpin oleh gubernur. Dalam menjalankan
tugasnya gubernur dibantu oleh perangkat pemerintah provinsi.
Gubernur dan perangkatnya ini disebut birokrat/perangkat pemerintah
provinsi.
Gubernur adalah kepala daerah otonom sekaligus kepala wilayah
administrasi. Sebagai kepala daerah otonom gubernur adalah kepala
pemerintah daerah provinsi, yang bertanggung jawab kepada rakyat
daerah setempat. Sedangkan sebagai kepala wilayah administrasi (local
state government), gubernur adalah wakil pemerintah pusat di wilayah
administrasi provinsi yang bersangkutan. Adanya kedudukan ganda
pada gubernur tersebut karena pemerintah pusat menyerahkan
kewenangan (desentralisasi) kepada daerah provinsi dan melimpahkan
kewenangan (dekonsentrasi) kepada gubernur selaku wakil pemerintah.
Dalam statusnya sebagai kepala daerah otonom, gubernur dan
perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah. Sedangkan dalam
kedudukannya sebagai kepala wilayah administrasi, gubernur dan
perangkatnya adalah pelaksana kebijakan pemerintah pusat.
Menurut UU No. 32/2004 pasal 38, gubernur dalam kedudukan
sebagai wakil pemerintah pusat memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut :
1. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten/kota;
2. koordinasi penyelenggaraan urusan Pemerintah di daerah provinsi
dan kabupaten/kota;
3. koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas
pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam kedudukannya tersebut, Gubernur bertanggung jawab
kepada Presiden.

10
2) Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten
Lembaga pelaksana kebijakan daerah kabupaten adalah pemerintah
kabupaten yang dipimpin oleh bupati. Pemerintah kabupaten yang
daerahnya termasuk ke dalam suatu provinsi tertentu merupakan daerah
otonom di bawah koordinasi pemerintah provinsi yang bersangkutan.
Pemerintah kabupaten dipimpin oleh bupati. Bupati dan aparatnya
adalah pelaksana kebijakan daerah kabupaten. Daerah kabupaten adalah
daerah otonom penuh, karena hanya berasaskan desentralisasi.
Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi. Kabupaten maupun kota
merupakan daerah otonom yang diberi wewenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahannya sendiri. Dalam menjalankan
tugasnya bupati dibantu oleh wakil bupati. Masa jabatan bupati adalah 5
tahun.
3) Kepala Daerah Pemerintahan Kota
Seperti halnya pemerintah kabupaten, pemerintah kota juga bukan
bawahan pemerintah provinsi. Pemerintah kota adalah daerah otonom
lain di bawah koordinasi pemerintah provinsi.
Walikota dan perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah kota
yang dibuat bersama DPRD Kota. Kedudukan walikota adalah sebagai
kepala pemerintahan kota yang bertugas melaksanakan kebijakan
daerah kota dan peraturan perundangan lain yang menjadi
kewajibannya.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan
sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi
legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan
wewenang. DPRD mempunyai hak interpelasi, hak angket dan hak
menyatakan pendapat.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan
kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang
setara bermakna bahwa di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki
kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini

11
tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah.
Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD
adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk
melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga
antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya
saling mendukung bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain
dalam melaksanakan fungsi masing-masing. DPRD terbagi menjadi :
1) DPRD Provinsi
DPRD Provinsi adalah lembaga yang mewakili rakyat untuk daerah
provinsi yang bersangkutan. Fungsi utama DPRD Provinsi adalah legislasi,
pengawasan, dan anggaran. Kedudukannya adalah sebagai lembaga
perwakilan rakyat daerah provinsi.
2) DPRD Kabupaten
DPRD Kabupaten adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah
kabupaten yang bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan
kewajiban, alat kelengkapan, dan hubungannya dengan rakyat dan kepala
daerah sama dan sebangun dengan yang dimiliki DPRD Provinsi. Yang
membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang lingkup
kabupaten.
3) DPRD Kota
DPRD Kota adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah kota yang
bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan kewajiban, alat
kelengkapan, dan hubungannya dengan rakyat dan kepala daerah sama dan
sebangun dengan yang dimiliki DPRD Provinsi dan Kabupaten. Yang
membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang lingkup kota.
3. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah
karena kedudukannya sebagai pembina pengawai negeri sipil di daerahnya.
Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi
persyaratan. Sekretaris Daerah Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah Provinsi dan Sekretariat

12
Daerah Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
4. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD
Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dengan persetujuan
DPRD Provinsi. Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD
Kabupaten/Kota.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD)
merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Tugas sekretariat DPRD antara
lain:
1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
2. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
4. Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan DPRD
dalam pelaksanaan fungsinya sesuai kemampuan daerah.
5. Dinas Daerah
Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh
kepala dinas. Kepala dinas diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah.
Contoh dinas daerah antara lain dinas pendidikan, dinas pekerjaan umum,
dinas kesehatan, dinas pendapatan daerah, dan sebagainya.
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah
mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan.
Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan
Badan. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah. Dinas
daerah dipimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan kepala
daerah, yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah.
Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah. Misalnya, dinas pekerjaan umum

13
yang bertugas mengurus dan membangun jalan raya atau jembatan. Dinas
daerah yang lain adalah Dinas Kesehatan dan Pendidikan.
6. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah.
Tugasnya berperan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
yang bersifat khusus. Lembaga teknis daerah berbentuk badan, kantor, atau
rumah sakit umum daerah. Lembaga-lembaga tersebut dipimpin kepala badan,
kepala kantor, dan direktur rumah sakit umum. Mereka diangkat oleh kepala
daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul sekretaris
daerah.
7. Kecamatan
Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten. Wilayah
kecamatan terdiri atas beberapa desa/kelurahan. Kecamatan dibentuk di
wilayah kabupaten/kota dengan Perda berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota
untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat diangkat oleh
Bupati/Walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai
negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8. Kelurahan
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda Kabupaten/Kota
yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh
seorang lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari
Bupati/Walikota. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari
pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan
memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
9. Desa
Dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk pemerintahan desa
yang terdiri dari pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan

14
masyarakat. Pemerintah mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun
dengan sebutan lainnya dan kepada desa melalui pemerintah desa dapat
diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari Pemerintah ataupun
pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Sedang
terhadap desa di luar desa geneologis yaitu desa yang bersifat administratif
seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena
transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk,
ataupun heterogen, maka otonomi desa akan diberikan kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri.
Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara
Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur
dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Calon kepala
desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud, ditetapkan sebagai kepala desa. Masa jabatan kepala
desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu)
kali masa jabatan berikutnya. Masa jabatan kepala desa dalam ketentuan ini
dapat dikecualikan bagi kesatuan masyarakat hukum adat yang
keberadaannya masih hidup dan diakui yang ditetapkan dengan Perda.
Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan desa
bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Di
desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan dengan
peraturan desa dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan desa dalam ketentuan ini
seperti Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK, karang taruna, lembaga
pemberdayaan masyarakat.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:
1. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa;
2. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa;
3. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau
pemerintah kabupaten/kota;

15
4. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-perundangan
diserahkan kepada desa.
10. Instansi Vertikal
Instansi vertikal adalah lembaga milik pusat yang ditempatkan diluar
kantor pusatnya.
1. Instansi Vertikal pada Wilayah Provinsi
Keberadaan instansi vertikal di provinsi berdasarkan kebutuhan
akan tugas dekonsentrasi yang ditentukan oleh pemerintah dan
departemen teknis yang bersangkutan. Instansi vertikal yang berada di
provinsi adalah kantor cabang departemen pusat di provinsi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri yang bersangkutan.
2. Instansi Vertikal pada Wilayah Kabupaten/Kota
Keberadaan instansi vertikal di kabupaten/kota disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan departemen yang bersangkutan dan penilaian
pemerintah mengenai perlu tidaknya suatu wilayah dibentuk instansi
vertikal tertentu.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan
pemerintahan daerah yang meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Agar kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah berjalan lancar, dibutuhkan lembaga
pemerintahan daerah yang menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukan,
tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem pemerintahan negara Indonesia.

B. Saran
Saya sebagai penulis dengan penulisan makalah ini ingin memberikan
sedikit saran terkait dengan lembaga pemerintahan daerah dalam sistem
pemerintahan negara Indonesia. Negara kita adalah negara yang kaya dan
dibutuhkan pengelolaan yang baik agar kekayaan ini dapat membawa
kesejahteraan bagi seluruh warga negara. Salah satu cara pengelolaannya adalah
melalui lembaga pemerintahan daerah. Lembaga pemerintahan daerah dapat
dioptimalisasi fungsinya agar kegiatan pemerintahan di daerah dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Karena daerah adalah bagian dari negara Indonesia yang
memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu saya harap
pemerintah pusat dapat mengawasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah
melalui lembaga-lembaga pemerintahan daerah untuk bersama-sama membangun
daerah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Gie, The Liang, 1993, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik


Indonesia, Jilid I dan II, Yogyakarta: Liberty Offset.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia
http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_PEMERINTAHAN_KABUPATEN_K
OTA_DAN_PROVINSI_4.1_RESSI_KARTIKA
http://jamarisonline.blogspot.com/2011/09/susunan-lembaga-lembaga-negara-
dalam.html
http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/sejarah-lembaga-
lembaga-negara-indonesia/
http://pkbmcibanggala.blogspot.com/2011/06/mengenal-sistem-pemerintahan-
di.html

18

Anda mungkin juga menyukai