Anda di halaman 1dari 31

Biaya Bahan Baku

Merupakan bahan yang membentuk bagian


menyeluruh produk jadi yang dapat diperoleh dari
pembelian lokal, impor maupun pengolahan sendiri
Sistem pembelian
• Transaksi pembelian lokal
▫ melibatkan bagian-bagian produksi, gudang,
pembelian, penerimaan barang dan akuntansi
▫ Bukti pendukung adalah surat permintaan pembelian,
surat order pembelian,laporan penerimaan barang dan
faktur dari penjual
▫ Terdiri dari prosedur permintaan pembelian, prosedur
order pembelian, prosedur permintaan barang,
prosedur pencatatan penerimaan barang di gudang
dan prosedur pencatatan utang
Biaya yang diperhitungkan dalam harga
pokok bahan baku yang dibeli
Menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi
untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya
dalam keadaan siap untuk diolah merupakan unsur harga pokok
yang dibeli. Untuk itu harga pokok bahan baku terdiri dari :
• Harga beli
• Biaya angkutan
• Biaya penerimaan
• Pembongkaran
• Pemeriksaan
• Asuransi
• Pergudangan
• Dan biaya akuntansi bahan baku
Perlakuan biaya angkutan
A. Biaya angkutan diperlakukan sebagai
tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
B. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai
unsur biaya overhead pabrik
Perbandingan kuantitas tiap jenis
bahan baku yang dibeli
% ALOKASI BI
ANGKUTAN
Kg (1):800 (2) X Rp 300.000

Jenis bahan (1) (2) (3)


baku
A 400 50 Rp 150.000

B 350 43.75 Rp 131.250

C 50 6.25 Rp 18.750

800 100.00 Rp 300.000


Alokasi biaya angkutan atas dasar perbandingan
harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli
PEMBAGIAN BIAYA HARGA POKOK
ANGKUTAN BAHAN BAKU

Jenis bahan baku Harga faktur (1) X Rp 0.08 (1) + (2)

(1) (2) (3)


A Rp 600.000 Rp 8.000 Rp 108.000

B Rp 150.000 Rp 12.000 Rp 162.000

C Rp 225.000 Rp 18.000 Rp 243.000

D Rp 125.000 Rp 10.000 Rp 135.000

Rp 600.000 Rp 48.000 Rp 648.000


Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok
bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka
Biaya angkutan Harga pokok
yang dibebankan bahan baku
atas dasar tarif
Jenis bahan Kg Harga faktur (1) X Rp 50 (2) + (3)
baku
(1) (2) (3) (4)

A 25.000 Rp 5.000.000 Rp 1.250.000 Rp 6.250.000

B 15.000 Rp 4.500.000 Rp 750.000 Rp 5.250.000

C 10.000 Rp 4.000.000 Rp 500.000 Rp 4.500.000

Rp 13.500.000 Rp2.500.000 Rp 16.000.000


Jurnal untuk biaya angkutan dibebankan
dasar tarif dimuka
• Jurnal pembelian bahan baku
▫ Persediaan bahan baku Rp 13.500.000
 Utang dagang Rp 13.500.000
• Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif
▫ Persediaan bahan baku Rp 2.500.000
 Biaya angkutan Rp 2.500.000
• Jurnal pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi
▫ Biaya angkutan Rp 2.400.000
 Kas Rp 2.400.000
• Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening harga pokok
penjualan
▫ Biaya angkutan Rp 100.000
 Harga pokok penjualan Rp 100.000
B. Biaya angkutan tidak diperlakukan
sebagai unsur biaya overhead pabrik
Unsur biaya yang diperhitungkan dalam
harga pokok bahan baku yang diimpor

• Free alongside ship ( FAS)


• Free on board (FOB)
• Cost and freight ( C&F)
• Cost of insurance and freight (C & F)
Penentuan harga pokok bahan bahan baku
yang dipakai dlm produksi

• Metode identifikasi khusus


• Metode masuk pertama keluar pertama
• Metode masuk terakhir keluar pertama
• Metode rata-rata bergerak
• Metode biaya standar
• Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada
akhir tahun
12
kartu persediaan dengan metode MPKP
pembelian pemakaian sisa
tgl ket Q/kg P/kg jumlah Q/kg P/kg jumlah Q/kg P/kg jumlah

01-Jan saldo awal 600 2400 1440000


400 2500 1000000
06-Jan pemakaian 600 2400 1440000
100 2500 250000 300 2500 750000
15-Jan pembelian 1200 2750 3300000 1200 2750 3300000
17-Jan pembelian 500 3000 1500000 500 3000 1500000
21-Jan pemakaian 300 2500 750000
800 2750 2200000 400 2750 1100000
500 3000 1500000
jumlah pembelian 1700 4800000
jumlah pemakaian 1800 4640000
sisa akhir 900 2600000

MPKP dengan metode fisik


persediaan awal 1000 kg 2440000
pembelian 1700 kg 4800000
jumlah barang tersedia untuk diolah 7240000
persediaan akhir
400 @ 2.750 1100000
500 @3.000 1500000 2600000
biaya bahan baku bulan januari 4640000
13
kartu persediaan dengan metode MTKP
pembelian pemakaian sisa
tgl ket Q/kg P/kg jumlah Q/kg P/kg jumlah Q/kg P/kg jumlah

1/1 saldo awal 600 2400 1440000


400 2500 1000000
1/6 pemakaian 400 2500 1000000
300 2400 720000 300 2400 720000
1/15 pembelian 1200 2750 3300000 1200 2750 3300000
1/17 pembelian 500 3000 1500000 500 3000 1500000
1/21 pemakaian 500 3000 1500000 300 2400 720000
600 2750 1650000 600 2750 1650000

jumlah pembelian 1700 4800000


jumlah pemakaian 1800 4870000
sisa akhir 900 2370000

MTKP dengan metode fisik


persediaan awal 1000 kg 2440000
pembelian 1700 kg 4800000
jumlah barang tersedia untuk diolah 7240000
persediaan akhir
600 @ 2.400 1440000
300 @2.500 750000 2190000
biaya bahan baku bulan januari 5050000
14
kartu persediaan dengan metode rata-rata bergerak
pembelian pemakaian sisa
tgl ket Q/kg P/kg jumlah Q/kg P/kg jumlah Q/kg P/kg jumlah

1/1 saldo awal 600 2400 1440000


400 2500 1000000
1000 2440 2440000
1/6 pemakaian 700 2440 1708000 300 2440 732000
1/15 pembelian 1200 2750 3300000 1200 2750 3300000
1500 2688 4032000
1/17 pembelian 500 3000 1500000 500 3000 1500000
2000 2766 5532000
1/21 pemakaian 1100 2766 3042600 900 2766 2489400
jumlah pembelian 1700 4800000
jumlah pemakaian 1800 4750600
sisa akhir 900 2766 2489400

Metode rata-rata tertimbang dengan metode fisik


persediaan awal 1000 kg 2440000
pembelian 1700 kg 4800000
jumlah barang tersedia untuk diolah 2700 kg @2.681 7240000
persediaan akhir
900 kg @ 2.681 2412900
biaya bahan baku bulan januari 4827100
Metode biaya standar
• Untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebesar harga standar
▫ Persediaan bahan baku xx
 Selisih harga xx
• Untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yg dibeli
▫ Selisih harga xx
 Utang dagang xx
• Untuk mencatat pemakaian bahan baku sebesar kuantitas x standar
▫ Barang dalam proses- biaya bahan baku xx
 Persediaan bahan baku xx
Sisa bahan ( scrap materials)
• Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam
pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut
• Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi
• Penghasilan di luar usaha ( other income)
Jurnal perlakuan sisa bahan
• Sebagai penguran biaya bahan baku yg dipakai
dlm pesanan yg bersangkutan
▫ Kas/piutang dagang xx
 Barang dlm proses- biaya bahan baku xx
• Sebagai pengurang terhadap biaya overhead
pabrik yg sesungguhnya terjadi
▫ Kas/piutang dagang xx
 Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
• Sebagai penghasilan di luar usaha ( other
income)
▫ Kas/piutang dagang xx
 Hasil penjualan sisa bahan xx
PRODUK RUSAK ( SPOILED GOODS)
• Dibebankan pada produk pesanan tertentu
• Dibebankan pada seluruh produk
Produk cacat
• Dibebankan kepada pesanan tertentu
• Dibebankan kepada produksi secara
keseluruhan
MASALAH KHUSUS
BERHUBUNGAN DG BAHAN
BAKU
►SISA BAHAN
►PRODUK RUSAK
►PRODUK CACAT
PERLAKUAN AKUNTANSI
SISA BAHAN
1. Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan
yang menghasilkan sisa bahan tersebut
2. Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi.
3. Penghasilan di luar usaha ( other income)
PRODUK RUSAK
4. Dibebankan pada pesanan tertentu
5. Dibebankan kepada seluruh produk
PRODUK CACAT
6. Dibebankan pada pesanan tertentu
7. Dibebankan kepada seluruh produk
SISA BAHAN
Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan
yang menghasilkan sisa bahan tersebut

kas/piutang dagang xx
brg dlm proses-bi bahan baku xx

Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang


sesungguhnya terjadi.

Kas/piutang dagang xx
BOP sesungguhnya xx

Penghasilan di luar usaha ( other income)

kas/piutang dagang xx
hasil penjualan sisa bahan xx
PRODUK RUSAK
DIBEBANKAN PADA PESANAN TERTENTU
Contoh : PT eliona sari terima pesanan 1000 satuan produk A, diproduksi 1100 produk A, 100 produksi rusak
biaya yang dikeluarkan :

1100 satuan 1000 satuan


BBB Rp 75.000
BTK Rp 175.000
BOP Rp 262.500
HP/ satuan Rp 512.500 / 1100 = 466 Rp 512.500/1000 =512

JURNAL MENCATAT PRODUKSI 1.100 SATUAN


BDP- BBB Rp 75.000
BDP- BTKL Rp 175.000
BDP - BOP Rp 262.500
persediaan bahan baku RP 75.000
gaji dan upah Rp 175.000
biaya overhead yg dibebankan Rp 262.500
Pembagian Nilai Jual produk rusak sebagai pengurang
terhadap tiap-tiap rekening barang dalam proses
Biaya per Harga pokok Pembagian
satuan produk rusak nilai jua l

Total biaya (1) : 1.100 (2)x100 75% x (3)


produksi
Elemen harga pokok produk (1) (2) (3) (4)

Biaya bahan baku Rp 75.000 Rp 68 Rp 6.800 Rp 5.100


Biaya tenaga kerja langsung 175.000 159 15.900 11.925
Biaya overhead pabrik 262.500 239 23.900 17.925
Rp 512.500 Rp 466 Rp 46.600 34.950

Nilai jual produk yg rusak = Rp 35.000 = 75 %


Harga pokok produk rusak Rp 46.600
Jurnal untuk mencatat nilai jual produk rusak dan
pengurangan biaya produksi

Persediaan produk rusak Rp 35.000


BDP-BBB Rp 5.100
BDP- BTKL Rp 11.925
BDP-BOP Rp 17.925

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi sbb:

Persediaan produk jadi Rp 477.500


BDP-BBB Rp 69.900
BDP- BTKL Rp 163.075
BDP-BOP Rp 244.575
PRODUK RUSAK
DIBEBANKAN KEPADA SELURUH PRODUK
Pesanan produk B, 2000 kg, diproduksi 2300 kg,
rusakBiaya
300 kg( lakuBiaya
Rp total
200/kg) Biaya /kg
BBB 100.000 43
BTKL 250.000 109
BOP 400.000 174

Nilai jual produk rusak : 300 x Rp 200 = 60.000


HP produk rusak : 300 x Rp 326 = 97.800
= 37.800
Jurnal pencatatan produk rusak &
kerugiannya sbb:
Persediaan produk rusak Rp 60.000
BOP SS Rp 37.800
BDP – BBB Rp 12.900 BDP –
BTKL Rp 32.700
BDP - BOP Rp 52.200

Jurnal pencatatan produk jadi


Persediaan produk jadi Rp 652.173
BDP-BBB Rp 86.000
BDP – BTKL Rp 218.000
BDP – BOP Rp 348.000
PRODUK CACAT
DIBEBANKAN PADA PESANAN
PT Risa rimendi : pesanan 100 satuan produk X, 10 cacat
biaya Bi produksi Perbaikan produk
cacat
BBB 40.000
BTKL 25.000 5.000
BOP 50.000 10.000

Jurnal pencatatan biaya produksi 100 satuan


BDP – BBB Rp 40.000
BDP – BTKL Rp 25.000
BDP – BOP Rp 50.000
persediaan BB Rp 40.000
Gaji dan upah Rp 25.000
BOP dibebankan Rp 50.000
JURNAL PENCATATAN BIAYA PENGERJAAN KEMBALI

BDP- BTKL Rp 5.000


BDP- BOP Rp 10.000
gaji dan upah Rp 5.000
BOP dibebankan Rp 10.000

JURNAL PENCATATAN HARGA POKOK PRODUK SELESAI

Persediaan produk jadi Rp 130.000


BDP – BBB Rp 40.000
BDP – BTKL Rp 30.000
BDP – BOP Rp 60.000
PRODUK CACAT DIBEBANKAN KEPADA SELURUH PRODUKSI
contoh: pesanan 500 satuan produk Y, 50 satuan cacat

biaya Bi. produksi Bi perbaikan


BBB Rp 100.000
BTKL 125.000 10.000
BOP 187.500 15.000

Jurnal pencatatan biaya produksi 500 satuan produk

BDP-BBB Rp 100.000
BDP-BTKL Rp 125.000
BDP-BOP Rp 187.500
Persediaan BB Rp 100.000
Gaji dan upah Rp 125.000
BOP dibebankan Rp 187.500
Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali,
jika biaya dibebankan ke produk scr
keseluruhan

BOP sesungguhnya 25.000


gaji & upah 10.000
bop dibebankan 15.000
Jurnal pencatatan hp selesai

persediaan produk jadi Rp 412.500


BDP-BBB Rp 100.000
BDP-BTKL Rp 125.000
BDP-BOP Rp 187.500

Anda mungkin juga menyukai