Anda di halaman 1dari 35

SURVEILANS & PENYELIDIKAN

EPIDEMIOLOGI DBD

TRI DEWI KRISTINI,SKM,Mkes (epid)


Fungsional Epdemiologi Madya
1. ANALISIS SITUASI
INDIKATOR Angka kesakitan DBD
KEGIATAN
DEFINISI Jumlah kasus DBD diantara 100.000 penduduk
OPERASIONAL
FORMULASI Jumlah kasus DBD dibagi dengan jumlah
INDIKATOR penduduk di suatu wilayah dalam satu tahun
dikalikan 100.000

TARGET (/100.000) CAPAIAN


(/100.000)
2019 2020 2021 2022 2023 2018 2019 2020 2021

33 30 28 26 25 35 26.21 16,3 6,21


3
Kasus dan Kematian Dengue (DBD) DI JAWA TENGAH
2017 – 2021 M-39

Kasus dan Kematian 2018


Kasus dan Kematian 2020
Kasus 3.519  Kasus 5.451.
Kematian 37  Kematian 114

2018 2020

2017 2019 2021


Kasus dan Kematian Kasus dan Kematian 2021 (Sd Minggu Ke
2019 39)
Kasus dan Kematian Kasus 9.081  Kasus 2.170
2017 Kematian 126  Kematian 56
Kasus 7.400
Kematian 92
 Dalam 5 Tahun terakhir, kasus dan kematian tertinggi
terjadi Tahun 2019/kota
KURVA EPIDEMI KASUS DBD DI JAWA TENGAH sd Minggu ke 39
110 JATENG : 2170

101
100 97
96

90
84 85 84
82 82
80 77
76 75

69 70
70 67
62 63
60 60 60
60 58
56
52
50
50 48 47
46
42
40 37 38 37
34 35
33 33 32 33
30 30
30
24

20 17

10

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
GRAFIK KASUS DBD BULAN JANUARI S.D SEPTEMBER TH 2021
DI PROVINSI JAWA TENGAH

450
JATENG : 2170

400 408
366
350 355

300

250
222 220
200 193 190
166
150
125
100

50

0 januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September


Jumlah Kasus Demam Berdarah Prov. Jateng tahun 2021 ( sd September )
400
350
JATENG : 2170
300
250
200
150
100
50
0
I I I
C AP NG RJO AS AN YAR GAL LAL TEN AN ARA AT DAL NG NG AK GA RA GAL ARA GEN AN RTA BES NG DUS BO NG NG NG NG EN GIR IGA EJO
A M G G P A A M G O G E A O A A U A M T
LA R A U
CI MA KOH NY OB NGA
O N TE YO L A N E G
K O N K EN GEL MB DE LIN BL A TE JEP SRA ON AKA BR AR KU OS AL BAT GG GEL BU NO LA OR
BO L L A
SE SU BA GR RA KA JAR M
A RE
R BA OT KA SU
R
S EM ON PEM AN MA KE WO A S URW
E K E W M T P
TA KA P AN
B PU A
P TA T E TA
KO
KO T KO KO
KO

IR DBD /1000 pendd tahun 2021 ( September)


25.00
20.00 Jateng : 6,21/1000

15.00
10.00
5.00
0.00
I I I
C AP RJO GAL YAR AN LAL AN NG AS AN TEN ARA NG GAL DAL NG AT O RA RTA GA NG AK GEN ARA IGA BO DUS NG NG NG BES NG GIR EN EJO
G G A M G A A P L A NG LA EM A P AT SO U TA RA GU RE LA O M R
I LA HA TE AN ON YO BO AR YU ON KLA EG MB TE KEN EL B AK LI GE D SR JE L O K BA A G B A N BU O
C KO TA NG L BO O M N L N E G SA O N
U O A K A R SE BA KA J A R R M
A U R BA A
R M A S EM AN P EM WO KE URW
S K R PE G S
KA T A PE A N TA T A PU O T W
TEM P
A B K
KO O T KO KO
K
JUMLAH KEMATIAN DBD TAHUN 2021 ( SEPTEMBER )
12
10 JATENG = 56
10
8 7
6
4 4 4 4 3
4 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
2
0

AS JO P EN N G U S RA LI AR TI A L TA A EN I RI EN G AL G AN
R CA T GA A N D A L A Y P A G R G G G G A N D A N G
UM H A LA A
KL O BO AR KU NEG OYO GAN TE K A L IN U M NO RA B EN GEL ON
NY
KO CI M RA A EB O S EM K L
BA
S U GR A S E J AR B
R AN SU URB
K W R M
A
EKA
O T BAN KA TA P
O TA A
P
K K O K T
KO

CASE FATALTY RATE (%)


30.00 27.27
JATENG = 6,21
20.00
20.00 16.67
14.29
9.09
10.00 6.41
4.09 4.04 3.70 3.39 3.03 3.01 2.63 2.56 2.29 1.98 1.96 1.92 1.85 1.72 1.12
0.00
US IRI EN NG TA AS J O EN AN ATI EN AN RA GA NG ALI A L
N G AR AL AP
G R R T Y C
D M A M
KU NO BU GEL AKA YU OH KLA ON
A G P
RAG BOG EGA ING ARA YOL TEG BA AN END ILA
O KE A UR AN K AL S
RO RN
B AL EM BO REM NG K C
W M S B S U K G NJ A R S A
TA TA PE A PU TA
KAR
A B KO
KO KO O T
K
% Puskesmas yang melaporkan pemantauan Jentik dalam Aplikasi Silantor
Tahun 2021
120

100

80

60

40

20

0
l l i l i
c ap mas arjo Pati da ga ang arta tiga ang gan en gir gga ara ang ejo ak ga lal ung ang ang te n gan ang yar lora bes dus gan ang obo gen ara
r
C ila yu oh ab. Ken . Te gel rak ala ar lon bum ono alin neg mb wo Dem a Te oyo ngg gel mal Kla obo Bat gan . B Bre . Ku lon mar nos Sra Jep
n k b a S m r a . b .
ab. Ba . Su K ab. Ka M Su ta Se eka . Ke . W urb nja . Re Pur ab. Kot b. B ma . M . Pe ab . Gr ab. aran Ka ab. Kab eka . Se Wo ab. ab
K b. b K a
ta t Ko ota ta P ab Kab . P Ba ab ab. K Ka . Te ab Kab K . P ab ab. K K
Ko Ko ab K b. K K
Ka Ka K Ko K b
Ka Kab
. K K b K K ab K K
Ka Ka K
Strategi Penanggulangan Dengue
Project analysis slide 2
di Indonesia 2021-2025
Penguatan manajemen vektor Peningkatan partisipasi
yang efektif, aman, dan masyarakat dan institusi yang
berkesinambungan berkesinambungan

Peningkatan akses dan mutu Penguatan kebijakan-manajemen


tatalaksana dengue STRATEGI program, kemitraan, dan
komitmen pemerintah

Penguatan surveilans Pengembangan kajian, penelitian dan


dengue yang komprehensif inovasi sebagai dasar kebijakan dan
serta manajemen KLB yang manajemen program berbasis bukti
responsif
2
Surveillance: General principle
Health Care System Public Health Authority

Reporting
Data Information

Analysis &
Evaluation Interpretation

Feedback
Action Decision
Surveilans Dengue adalah proses pengamatan,
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
interpretasi data, serta penyajian informasi
kepada pemegang kebijakan, penyelenggara
program kesehatan, dan stakeholders terkait
secara sistematis dan terus menerus tentang
situasi penyakit dengue dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit tersebut (determinan) agar
dapat dilakukan tindakan pengendalian secara
efektif dan efisien
Tujuan Umum :
tersedianya data dan informasi epidemiologi penyakit
dengue sebagai dasar manajemen kesehatan untuk
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan
kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat
dan tepat.

Tujuan Khusus :
1. Memantau kecenderungan/ tren penyakit dengue
2. Kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) dengue
serta penanggulangannya
Proses Surveilans Dengue
Pengumpulan data. Pengolahan dan penyimpanan data
Analisis data ( diskritif dan analitik), Penyebarluasan/ penyajian
informasi Dilaksanakan di setiap unit pelaksana surveilans

 Data kesakitan dan kematian


 kasus DD, DBD, EDS
 lap W1, kewaspadaan mingguan, bulanan,
dan tahunan.
 Data penduduk
 Data desa, kecamatan terdapat kasus DD,
DBD, SSD, EDS bulanan dan tahunan
 ABJ
Stratifikasi endemisitas
Wilayah Endemis adalah kecamatan/kelurahan/desa
yang dalam 3 tahun terakhir ditemukan kasus pada
setiap tahunnya.
Wilayah Sporadis adalah kecamatan/kelurahan/desa
yang dalam 3 tahun terakhir terdapat kasus tetapi
tidak setiap tahun.
Wilayah Potensial adalah kecamatan/kelurahan/desa
yang dalam 3 tahun terakhir tidak pernah ada kasus,
tetapi persentase rumah yang ditemukan jentik lebih
atau sama dengan 5%.
Wilayah Bebas yaitu kecamatan/kelurahan/desa yang
tidak pernah ada kasus selama 3 tahun terakhir dan
persentase rumah yang ditemukan jentik kurang dari
5%.
Kinerja surveilans dengue puskesmas dinilai baik jika
memenuhi
indikator berikut ini :
 Tersedianya data kasus infeksi dengue perorangan termasuk
data kegiatan penanggulangannya
 Tersedia data endemisitas dan distribusi kasus per kelurahan/
desa (tabel, grafik, mapping).
 Dapat menentukan saat terjadinya musim penularan di
keluarahan/ desa berdasarkan analisis data DBD yang tersedia.
 Dapat melihat kecenderungan penyakit DBD di kelurahan/ desa
berdasarkan analisis data yang tersedia
3. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Langkah-langkah
Tujuan Umum:
Mengetahui potensi penularan dan penyebaran Dengue
lebih lanjut serta tindakan penanggulangan yang perlu
dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita/ fokus
penularan.
2) Tujuan khusus:
a) Mengetahui adanya penderita dan tersangka dengue
lainnya
b) Mengetahui ada /tidaknya jentik nyamuk penular Dengue
c) Menentukan jenis tindakan (penanggulangan fokus)
yang akan dilakukan
Upaya penyelidikan/ investigasi fokus penularan
penyakit dengue yang meliputi kegiatan :

pencarian/ identifikasi adanya kasus infeksi dengue


‘dan/atau kasus suspek infeksi dengue lainnya dan

Pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat


tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar,
termasuk tempat-tempat umum yang berada
dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter
LANGKAH-LANGKAH
PENANGGULANGAN
FOGGING FOKUS
PENGERTIAN PENANGGULANGAN FOKUS (PF)

Kegiatan Pemberantasan Nyamuk penular DBD yang


dilaksanakan dengan melakukan :

1. PSN-DBD.
2. Larvasidasi.
3. Penyuluhan.
4. Fogging / Pengasapan (sesuai dg Kriteria )

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


TUJUAN PENANGGULANGAN FOKUS

• Untuk membatasi penularan DBD dan mencegah


terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita
DBD dan rumah/bangunan sekitar serta TTU
berpotensi menjadi sumber penularan lebih lanjut.

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


PENANGGULANGAN FOKUS PENYAKIT DBD di
MASYARAKAT *Kriteria PF : (1)
1. Bila DITEMUKAN kasus DBD lain (1 atau
lebih) dan/atau
2. DITEMUKAN > 3 suspek/tersangka DBD - PSN-3M
3. DITEMUKAN jentik nyamuk DBD -Penyuluhan
PENDERITA ≥5% dari seluruh rumah yang -LARVASIDASI
diperiksa -Fogging focus
radius 200 m 2
siklus interval 1
*Kriteria PF : (2) minggu
1. Bila TIDAK ditemukan kasus DBD
YANKES PE lainNYA
- PSN-3M
2. Dan ditemukan jentik nyamuk DBD
-Penyuluhan
≥5% dari seluruh rumah yang
-LARVASIDASI
diperiksa

*Kriteria PF : (3)
DINKES 1. Bila TIDAK ditemukan kasus DBD -Penyuluhan
lainNYA
2. Dan TIDAK ditemukan jentik
DBD – P2 Dinkes Prov Jateng
KRITERIA
PENANGGULANGAN FOKUS CHIK
- PSN-3M
*Kriteria Positif : (1)
1. Bila DITEMUKAN > 1 kasus Chikungunya
-Penyuluhan
dan/atau -LARVASIDASI
2. DITEMUKAN jentik nyamuk ≥5% dari seluruh rumah yang diperiksa -Fogging focus
radius 200 m 2
siklus interval 1
minggu

*Kriteria Negatif : (2) - PSN-3M


1. Bila TIDAK ditemukan kasus lainNYA -Penyuluhan
2. Dan ditemukan jentik nyamuk ≥5% dari seluruh rumah yang diperiksa
-LARVASIDASI

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


HUBUNGAN RS DAN PUSKESMAS
DALAM PENANGGULANGAN KASUS
RUMAH SAKIT PUSKESMAS
Penanggulangan
Melakukan penegakan Penemuan kasus dan seperlunya, meliputi:
diagnosis & tatalaksana Melakukan Penyelidikan -Fogging focus*)
DBD sesuai standar epidemiologi (PE) (penyemprotan)
di sekitar rumah -LARVASIDASI
penderita dalam -3M Plus
Melaporkan
radius 100 m -Penyuluhan
kasus DBD ke
Dinkes Kab/Kota &
Puskesmas dalam
waktu <24 jam
*Kriteria Fogging focus:
1. Bila ditemukan kasus DBD lain
dan/atau ditemukan 3 Penderita panas tanpa sebab yang
jelas,
2. Dan ditemukan jentik nyamuk DBD ≥5% dari seluruh rumah
yang diperiksa
EVALUASI PELAKSANAAN
• Cakupan rumah yang difogging (bagian dalam)
• Peran serta masyarakat
• Alat Pelindung Diri (APD)
• Angka Bebas Jentik Hasil Sampling oleh supervisor
• Kejadian lain-lain yang tidak diinginkan
• Masukan dan saran
• Rencana Tindak Lanjut
Bagan PE Dengue
Penderita DD/DBD

Penyelidikan
Epidemiologi
(PE) 100 m/20 rmh

POSITIF : NEGATIF :
- Ditemukan > 1 DBD Tak Memenuhi 2
- > 3 suspek,Jentik >5 % Kriteria

1. PSN
1. PSN
2. Larvasidasi
2. Larvasidasi
3. Penyuluhan
3. Penyuluhan
4. Fogging 200 m 2 x Suspek =Panas tanpa sebab yg jelas
Bagan PE Tersangka
Chikungunya Chikungunya

Penyelidikan
Epidemiologi
(PE) 100 m/20 rmh

Ditemukan > 1 Penderita/Tersangka, (HI) Jentik >5 %

POSITIF : NEGATIF :
1. PSN 1. PSN
2. Larvasidasi 200 M 2. Larvasidasi 200 M
3. Penyuluhan 3. Penyuluhan
4. Fogging 200 m 2 x Suspek =Panas tanpa sebab yg jelas
PENUTUP
Permasalahan Dalam Upaya
Penangulangan Dengue

1. Kurang partisipasi masyarakat dalam PSN 3 M Plus  lebih memilih


fogging
2. Deteksi dini Kasus belum maksimal
3. Sistem surveilans kasus dan vektor belum berjalan optimal
4. Penanganan KLB belum berjalan optimal
5. Implementasi penanggulangan fokus belum sesuai SOP
6. Pokjanal Dengue sebagai wadah koordinasi LP/LS kurang berfungsi
dan kurang berjalan optimal
7. Kurangnya komitmen daerah dalam implementasi G1R1J
8. Minimnya anggaran operasional dalam pengendalian Dengue di
Pusat/Prov/Kab/Kota
9. Climate change  hujan, suhu, kelembaban optimum utk vektor
Tindak Lanjut
• Pemberdayaan masyarakat melalui G1R1J (Gerakan 1
Rumah 1 Jumantik)
• Revitalisasi Pokjanal pelibatan multisektoral
• Pengambilan Kebijakan berbasis data
• Penguatan Surveilans
• Laporan Rutin :Ketepatan dan kelengkapan laporan
(Provinsi ke pusat setiap tanggal 15, Kabupaten ke
Provinsi tanggal 10, Puskesmas ke Kabupaten setiap
tanggal 5
• Laporan ketika terjadi peningkatan kasus (outbreak)
dilakukan setiap hari
• Format sesuai dengan buku Pedoman tahun 2017
(SIARVI = Sistem Informasi Arbovirosis sedang
dikembangkan saat ini)
• Feed back laporan secara berkala
• Verifikasi data (Provinsi, Kab/kota)
• Perencanaan dan penganggaran.
• Inovasi berbasis teknologi

Anda mungkin juga menyukai