PEMERIKSAAN POST MORTEM KEMATIAN JANIN Pemeriksaan Post Mortem
– Pemeriksaan Post Mortem adalah pemeriksaan eksternal
dan internal pada tubuh setelah kematian.
– Ini dilakukan oleh ahli patologi pediatrik yang adalah
seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam diagnosis penyakit pada bayi dan anak-anak, dan dalam identifikasi penyebab kematian. Jenis pemeriksaan Post Mortem
– Pemeriksaan PM Rumah Sakit, pemeriksaan yang tidak
diwajibkan oleh hukum, dan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan keluarga, dan – Pemeriksaan PM Koroner, pemeriksaan yang diwajibkan oleh hukum dan tidak perlu persetujuan keluarga Tujuan Pemeriksaan Post Mortem
– Mengonfirmasi penyebab kematian dengan
mengidentifikasi suatu penyakit, atau kondisi yang sebelumnya tidak terdiagnosis, serta beratnya penyakit atau kondisi tersebut – Mengidentifikasi kelainan bawaan sejak lahir seperti kelainan jantung atau ginjal – Mengidentifikasi suatu kondisi yang mungkin ada pada janin yang lain atau yang akan datang Tujuan Pemeriksaan Post Mortem
– Merencanakan kehamilan dan perawatan
di masa depan – Memberikan informasi yang mungkin bermanfaat bagi orang lain yang memiliki masalah serupa – Mendentifikasi efek dari setiap perawatan medis – Dengan demikian, Pemeriksaan Post Mortem Rumah Sakit dapat memberikan informasi tambahan untuk membantu dokter menjelaskan kepada pasien secara lebih terperinci mengapa janin atau bayi meninggal PEMERIKSAAN POST MORTEM
1. Full Post Mortem Examination
-Pemeriksaan menyeluruh dan akan memberikan informasi lebih lengkap. -Pemeriksaan ini terutama dianjurkan pada keluarga yang belum berniat memiliki bayi lagi di kemudian hari dan khawatir bahwa masalah mungkin terjadi lagi, -Full Post Mortem Examination merupakan cara terbaik untuk membantu dokter mengatur perawatan yang tepat untuk ibu dari bayi tersebut ketika di kemudian hari hamil kembali. PEMERIKSAAN POST MORTEM
2. Limited Post Mortem Examination
– Memberikan beberapa informasi yang berguna,terutama jika diketahui bahwa bayi tersebut memiliki kelainan tertentu sehingga mungkin dapat juga memberikan informasi tambahan tentang masalah lain atau kondisi yang mendasari. – Menggabungkan pemeriksaan eksternal dengan pemeriksaan internal parsial – Pemeriksaan internal akan terbatas pada apa pun yang disetujui orang tua PEMERIKSAAN POST MORTEM
3. External Examination only
– Memeriksa bagian luar tubuh bayi dengan sangat hati-hati untuk memeriksa tanda-tanda kelainan, tetapi tidak memeriksa setiap organ atau mengambil jaringan dari tubuh mereka. Plasenta juga diperiksa jika tersedia. MELAKUKAN KONSELING S : Face your clients squarely (menghadap klien) & 1. Pembinaan smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala). hubungan baik O : Open and Non Judgemental Facial Expression (rapport) : (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan a) Memberi salam tidak menilai).
b) Menciptakan L : Lean Towards Client (tubuh condong ke
arah klien). suasana nyaman dan E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner aman (kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang c) Memberikan diterima budaya setempat). perhatian penuh pada R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap klien (SOLER): bersahabat). d) Bersabar dan tidak memotong pembicaraan. MELAKUKAN KONSELING
2. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan
perencanaan – Setelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. – Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah(1) fisik, (2)emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal, (6) struktural Pada Kasus Konseling Pemeriksaan Post Mortem Kematian janin
– Memberikan dukungan emosional dan rasa optimisme pada ibu
– Memberikan penjelasan yang jelas dan mudah dipahami mengenai kondisi janin berdasarkan hasil pemeriksaan yang ditemukan sebelumnya – IUFD => Menjelaskan cara melahirkan bayi secara aktif baik induksi maupun ekspektatif – Apabila janin sudah lahir, dokter meminta izin dan persetujuan kepada keluarga untuk melalukan pemeriksaan terhadap janin, menjelaskan tujuan pemeriksaan post mortem dan mengidentifikasi penyebab kematian janin berdasarkan hasil pemeriksaan Tujuan Konseling – Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan tepat. – Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah kesehatan. – Klien merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi masalah. – Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan – TERIMA KASIH