● 1) Dimensi pertama.
Dimensi pertama berupa kognitif merupakan masuknya persepsi individu terhadap
pernikahan. Persepsi tersebut bisa mengarah ke positif maupun negatif Persepsi
positif disini adalah seseorang memandang pernikahan sebagai lembaga yang
memberikan kenyamanan serta mendapatkan keintiman dalam ikatan yang sah
secara hukum dan agama. Persepsi negatif terhadap pernikahan adalah ketika
seseorang memandang pernikahan sebagai suatu hal yang menakutkan karena
akan dihadapkan pada masalah-masalah baru dalam kehidupannya
Lanjutan….
2) Dimensi kedua
3) Dimensi ketiga
Dimensi kedua berupa afektif dimana sikap
seseorang sangat ditunjukkan secara Dimensi ini menunjukkan kecenderungan
langsung, apakah ia menganggap pernikahan sikap seseorang. Apabila pandangan dan
sebagai sesuatu yang menyenang kan atau perasaannya terhadap pernikahan adalah
menyedihkan. Apabila seseorang positif, maka seseorang akan cenderung
memandangnya secara positif ia akan merasa menerima suatu ikatan pernikahan sebagai
bahwa pernikahan adalah sesuatu yang fase yang akan dilewati dalam kehidupan
menyenangkan, sedangkan apabila nya, sedangkan apabila persepsi dan
seseorang memandangnya secara negatif, perasaan seseorang terhadap pernikahan
maka ia akan menganggap pernikahan adalah negatif, maka ia akan cenderung
sebagai sesuatu yang menyedihkan. untuk tidak ingin terikat dalam komitmen
pernikahan.
Sikap terhadap Pernikahan bagi Dewasa Awal (Muda)
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan "teman dekat" nya agar
dapat segera melangsungkan pernikahan, sehingga dapat membentuk dan memelihara
kehidupan rumah tangga secara mandiri, yakni terpisah dari orang tua. Pada kehidupan rumah
tangga yang telah dibentuk, masing-masing pihak memiliki peran ganda, yakni sebagai individu
yang bekerja di lembaga pekerjaan maupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknya.
3. 4.
03
Impulsif 04 Apatis
Lanjutan…