Anda di halaman 1dari 13

Cross Sectional

Kelompok Satu:

Milla Meila Asty

Lina Aprianti

Ira Lestari

Reni Hendriani

Selly Purnamasari

Puspita Untari

Feni Septiani

Rini Sri Wahyuni

Sofyan

Siti nyai komariah


Hubungan Antara Kekerasan Dan Status Gizi Balita

( Usia 12-59 Bulan ) Di Wilayah Tempat


Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Leuwigajah
Cimahi Selatan Tahun 2006
Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kekerasan dan status


gizi balita ( usia 12-59 bulan ) di wilayah Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan
Leuwigajah Cimahi Selatan?
Desain Penelitian
Desain penelitian mengenai hubungan antara
kekerasan dan status gizi balita adalah
desain cross sectional
dengan ciri :
variable independent ( bebas ) dan variable
dependent ( terikat ) diamati dan diukur dalam
waktu yang bersamaan dan tidak melihat keadaan
sampel pada saat yang lalu ataupun pada saat
yang akan datang.
Hipotesis
 Ada hubungan antara kekerasan dan tingkat asupan
energy
 Ada hubungan antara kekerasan dan tingkat asupan
protein
 Ada hubungan antara tingkat asupan energy dan
status gizi balita berdasarkan BB/U
 Ada hubungan antara tingkat asupan energy dan
status gizi balita berdasarkan BB/TB
 Ada hubungan antara tingkat asupan protein dan
status gizi balita berdasarkan BB/U
 Ada hubungan antara tingkat asupan protein dan
status gizi balita berdasarkan BB/TB
 Ada hubungan antara kekerasan dan status gizi balita
berdasarkan BB/U
 Ada hubungan antara kekerasan dan status gizi balita
berdasarkan BB/TB
Kerangka Konsep
HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN DAN STATUS GIZI BALITA
UMUR 12-59 BULAN ) DI WILAYAH TEMPAT PEMBUANGAN
AKHIR SAMPAH KECAMATAN LEUWIGAJAH CIMAHI SELATAN
TAHUN 2006

Asupan Energi
KEKERASAN STATUS GIZI
AS Asupan Protein

 Variabel independen: kekerasan


 Variable antara : tingkat asupan energy dan protein
 Variable dependen : status gizi
Pengumpulan Data
 Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus :

 n = n

1 + N (d)2 

Keterangan :
N= besar populasi
N = besar sampel
D = tingkat kepercayaan (10%)

jumlah sampel minimal yang harus didapat adalah sebanyak 54 orang dari 118 orang balita
dalam satu populasi
Dan jumlah sampel yang didapat selama penelitian adalah sebanyak 61 orang.
Cara Pengumpulan Data
 Data identitas sampel dan responden dilakukan dengan cara wawancara dengan
menggunakan kuisioner.

 Data keterangan tentang kekerasan diperoleh dengan cara observasi langsung dan
tidak langsung serta wawancara kepada responden dengan pendekatan langsung.

 Asupan energy dan protein diperoleh dengan melakukan recall 1x24 jam terhadap
responden tentang makanan yang telah dikonsumsi oleh balita selama 2 hari tidak
berturut-turut.

 Status gizi diperoleh dari hasil penimbangan menggunakan dacin dengan kapasitas
25 kg dan tingkat ketelitian 0.1 kg. Indeks yang digunakan untuk menilai status
gizi balita adalah BB/U dan BB/TB.

 Umur dapat ditanyakan kepada responden tanggal lahir balitanya.


Analisis Data
 1.Hasil observasi dan wawancara.

 2. Hasil recall 1 X 24 jam selama dua hari tidak


berturut-turut

 3. Hasil penimabangan berat badan


Interpretasi
 Dari 61 balita yang menjadi sampel, sebanyak 42 balita (68,9%)
mengalami tindakan kekerasan dari orangtua baik secara fisik,
emosional maupun penelantaran dan sebanyak 19 balita (13,1%)
tidak mengalami kekerasan dari orangtua.
 Dari 61 balita yang menjadi sampel, sebanyak 30 balita (49,2%)
menunjukkan asupan energi yang baik dan sebanyak 31 balita
(50,8%) menunjukkan asupan energi yang kurang.
 Dari 61 balita yang menjadi sampel, sebanyak 27 balita (44,3%)
menunjukkan asupan protein baik dan sebanyak 34 balita
(55,7%) menunjukkan asupan protein kurang.
 Dari 61 balita yang menjadi sampel, sebanyak 35 balita (57,4%)
menunjukkan status gizi
Lanjutan . . .
 Dari 61 balita yang menjadi sampel, sebanyak 55 balita (90,2%) menunjukkan
status gizi (BB/TB) normal dan sebanyak 6 balita (9,8%) menunjukkan status
gizi (BB/TB) kurus.
 Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kekerasan dan tingkat asupan energi dengan nilai p=0,022.
 Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kekerasan dan tingkat asupan protein dengan nilai p=0,023.
 Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang
bermakna antara tingkat asupan energi dan status gizi balita (BB/U) dengan
nilai p=0,026.
 Berdasarkan uji statistik Fisher Exact diperoleh hasil bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara tingkat asupan energi dan status gizi balita
(BB/TB) dengan nilai p=0,671.
Lanjutan .....
 Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang
bermakna antara tingkat asupan protein dan status gizi balita (BB/U) dengan
nilai p=0,037.

 Berdasarkan uji statistik Fisher Exact diperoleh hasil bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara tingkat asupan protein dan status gizi balita
(BB/TB) dengan nilai p=1,000.

 Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kekerasan dan status gizi balita (BB/U) dengan nilai p=0,044.

 Berdasarkan uji statistik Fisher Exact diperoleh hasil bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara kekerasan dan status gizi balita (BB/TB)
dengan nilai p=1,655.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai