Anda di halaman 1dari 10

Kasus Kontrol

Listya Meidasari
Ardy Ahmad B.
Larradewi N. A.
Melinda Syahkurah
Ummi Salamah L.
Upi Supiatin
Ucu Handayani
Reneta Yuliana
Eni Sofiani
Masalah

PJK disebabkan oleh proses Alteroscerosis , yang timbul berkaitan dengan asupan kolesterol berlebih. Dari sejumlah bahan makanan yang
mengandung kolesterol tinggi ,telur merupakan bahan makanan kedua setelah daging merah yang paling sering dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Rumusan Masalah

BagaimanakahhubunganantarakonsumsitelurdankejadianPJKpadapasienrawatjalandipoliklinikJantungdanpoliklinikdalamRSUPDr.HasanSadikinBandung?
Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah kasus control dengan studi retrospekti. Menggunakan perbandingan kasus berbanding control
sama dengan 1:1, dan pemilihan kasus dan control secara unmatching
Kriteria kasus

Pasien rawat jalan di poliklinik Jantung dan poliklinik


dalam RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung yang baru
didiagnosa PJK [Coronary Artherosklerosis disease
(CAD),Artheosklrrosis heart disease (ASHD),atau infark
Miokard Akut (IMA)]
Kriteria kontrol

Pasien penyakit dalam yang tidak didiagnosa PJK [Coronary Artherosklerosis disease (CAD),Artheosklrrosis heart disease (ASHD),atau infark Miokard
Akut (IMA)] oleh dokter.
Hipotesis
Ada hubunganantarakonsumsitelurdankejadianPJK

konsumsi telur
Kerangka Konsep Kejadian PJK

Data primer:
-Identitas sampel (nama, usia,jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan)
-faktor risiko sampel (BB,TB,
Kebiasaan berolahraga,Kebiasaan
merokok, Riwayat penyakit keluarga)
Pengumpulan data

Data identitas sampel dikumpilkan dengan metode wawancara,


 menggunakan koesioner

Data konsumsi telur selama 1


 bulan kepada sampel dikumpulkan dengan metode

wawancara menggunakan koesioner.

Data factor resiko sampel yang


 meliputi data BB, dan TB untuk mengetahui IMT.

Dikumpulkan dengan melakukan pengukuran langsung kepada sampel menggunakan

timbangan bathroom scale dengan ketelitian 0,1 kg dan microtoice dengan ketelitian 0,1

cm. sedangkan data factor risiko sampel yang meliputi kebiasaan berolahraga, rokok, dan

riwayat penyakit keluarga dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan

koesioner

Data sampel didiagnosa PJK oleh dokter diperoleh dari


 hasil rekam medik.
Analisis data

Konsumsi kasus Kontrol OR


Telur
n % n %

Lebih 14 38.9 12 33.3


1.273
Kurang 22 61.1 24 66.7

Jumlah 36 100.0 36 100.0

OR = 14*24 = 336 = 1.273


12*22 264
Interpretasi

Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang mengkonsumsi telur lebih dari tiga butir per minggu mempunyai resiko sebesar 1.273
kali untuk terkena penyakit PJK dibandingkan sampel yang mengkonsumsi telur kurang dari sama dengan tiga butir per minggu.

Anda mungkin juga menyukai