Anda di halaman 1dari 25

Mobilisasi Masyarakat

Layanan Obrolan &


Penemuan Dini Kasus
Gizi Buruk oleh
Masyarakat
TUJUAN
ORIENTASI
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
ibu/pengasuh/anggota masyarakat tentang kurang
gizi akut (gizi buruk dan gizi kurang), termasuk
pentingnya deteksi dini

Memposisikan peran ibu dan pengasuh pada posisi


terdepan untuk mendeteksi DAN melaporkan tanda-
tanda awal gizi buruk
Malnutris
Ketidak seimbanganiantara asupan dan kebutuhan nutrisi
untuk menjamin pertumbuhan yang optimal.

Tiga Masalah Gizi (Triple


Burden of Malnutrition)

Stunting Kekurangan Kegemukan


Wasting
Pendek menurut umur zat gizi mikro
Gizi Kurang/Gizi Buruk
4
Wasting dan
Stunting
Wasting Stunting
(Gizi Kurang dan Gizi Buruk) (Pendek dan Sangat Pendek)
Kondisi dimana Berat Badan rendah terhadap Kondisi dimana Panjang atau Tinggi Badan
Panjang atau Tinggi Badan. rendah menurut umur.

Anak terlihat kurus Anak terlihat pendek

Terjadi dengan cepat dan merefleksikan kondisi Terjadi dalam periode waktu yang lama
kekurangan gizi saat ini atau kurang gizi akut. dan
merefleksikan kurang gizi kronis.
Wasting (Gizi Kurang/Gizi
Buruk)
Wasting meningkatkan risiko stunting,
terganggunya perkembangan cognitive
dan meningkatkan risiko penyakit tidak
menular (PTM)

Anak yang mengalami wasting


memiliki risiko 3 kali lebih tinggi
menjadi stunting1

Wasting meningkatkan risiko kematian


akibat penyakit menular seperti diare,
pneumonia dan campak

Covid-19

6
1 Sumber: Schoenbuchner et al,2019
Stunting (Kurang Gizi
Kronis)
Stunting memiliki efek jangka panjang,
terganggunya perkembangan dan
pertumbuhan, penurunan produktifitas
dan kesehatan yang buruk

Stunting merupakan masalah


gizi yang irreversible = tidak bisa
dikembalikan

Stunting meningkatkan risiko kegemukan


dan obesitas di masa dewasa

Pencegahan dan Penanganan Stunting secara Global UNICEF for every child
5
Peran Pemangku Kepentingan dalam
kegiatan Mobilisasi Masyarakat
Kabupaten, Kecamatan, dan Desa
1. Membangun kesadaran dan peran serta aktif masyarakat dalam pengelolaan gizi
buruk terintegrasi
Masyarakat
2. Penemuan dini balita berisiko .
3. Merujuk balita berisiko ke fasyankes (Puskesmas/Pustu) terdekat.
4. Tindak lanjut di rumah untuk memastikan keberlanjutan terapi sampai balita
sembuh.
5. Melakukan konseling PMBA* menurut umur untuk semua ibu/pengasuh balita yang
dirawat.
*Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak

7
Target Utama
Ibu/pengasuh dari anak dengan gizi buruk di layanan
rawat jalan
Target kedua
LAYANA • Semua ibu/pengasuh balita
• Kader
N • Staff puskesmas (petugan gizi)

OBROLA
N
(CHATB
OT)
PRAKTEK

CHATBO
T
PENEMUAN DINI
KASUS GIZI
KURANG/BURUK
Penemuan Dini
Kasus
Penemuan kasus harus dilakukan secara regular (setiap saat atau bulanan)
disemua kesempatan agar dapat mendeteksi dini kasus sebelum menjadi buruk.

Anggota masyarakat dilatih untuk melakukan skrining menggunakan LiLA,


memeriksa edema dan tanda fisik gizi buruk.

Penemuan kasus pasif: seperti saat pemantauan pertumbuhan bulanan di Posyandu, dan
saat balita berkunjung ke fasyankes (kunjungan rutin atau saat sakit).
Penemuan kasus aktif:
◦ Skrining aktif: rumah ke rumah balita 0 – 59 bulan untuk menemukan balita kurang gizi
akut. Juga untuk tindak lanjut balita yang tidak hadir saat Posyandu bulanan.
◦ Skrining oportunistik: skrining yang dilakukan disetiap kesempatan yang ada, seperti Hari
Kesehatan, Hari Gizi, Pekan Imunisasi Nasional, kegiatan keagamaan.
12
Penemuan Dini Kasus

LiLA untuk penemuan dini kasus:


• Skrining di Posyandu
• Disetiap kesempatan, mudah dibawa dan
digunakan
• Dapat dilakukan oleh orang tua, kader,
anggota masyarakat lain yang terlatih.

13
Pengukuran LiLA untuk balita 6-59 bulan
Alat : Pita LiLA (dengan ketepatan hingga 0,1 cm)

Gizi Baik
12,5 cm dan diatasnya
Gizi Kurang
11,5 - 12,4 cm

Gizi Buruk <11.5 cm

Tidak digunakan pada bayi <6 bulan


(anak dengan PB <67 cm )
LiLA merupakan alat pengukur yang paling mudah untuk
penemuan diniOrientasi
kasus pada balita 6 – 59 bulan
PGBT Rawat Jalan 14
Praktek Penggunaan Pita
LiLA
Penemuan Dini Kasus

Saat pemantauan pertumbuhan bulanan di Posyandu,


lakukan skrining balita gizi buruk:

• Tanda fisik gizi buruk


• Pengukuran LiLA (6 – 59 bulan)
• Pemeriksaan edema
• BB tidak naik atau ada masalah menyusu (bayi <6
bulan)
• Identifikasi adanya hambatan pertumbuhan
Kunjungan rumah  balita yang tidak datang ke Posyandu
Lakukan skrining semua balita sedikitnya sekali sebulan

17
Penemuan Dini Kasus
Perhatikan:
• Balita yang lebih tua bisa saja teridentifikasi gizi baik
dengan pengukuran LiLA (hijau), namun gizi buruk
berdasarkan BB/TB.
• Tanda gizi buruk juga penting untuk bayi <6 bulan
karena LiLA tidak bisa digunakan pada bayi <6 bulan.
• Selalu rujuk balita yang tampak sangat kurus agar
bisa dikonfirmasi status gizinya.

Foto diatas menunjukkan anak laki-laki usia 4 tahun dengan LiLA hijau (gizi
baik), namun BB/TB <-3 SD

18
PELAPORAN SECARA

SKRINING DIGITAL
WhatsApp

MASYARAKAT
(WA)

08115009000
BALITA BERISIKO
GIZI BURUK
PELAPORAN SECARA DIGITAL
PELAPORAN SECARA
DIGITAL OLEH
ANGGOTA MASYARAKAT
BERBASIS APLIKASI WHATSAPP (WA)
08115009000

• Pelaporan skrining balita oleh masyarakat


• 0 – 5 bulan
• 6 – 59 bulan
PELAPORAN SECARA
DIGITAL • Pelaporan skrining balita oleh
masyarakat
08115009000
• 0 – 5 bulan
• 6 – 59 bulan
• Pelaporan hasil konfirmasi dan
perawatan balita gizi buruk usia
6 – 59 bulan di layanan rawat
jalan

20 Penguatan peran kader dalam mendukung ibu untuk mencegah stunting UNICEF for every child
LATIHAN PELAPORAN
DIGITAL HASIL
PENAPISAN OLEH
KADER
Langkah-langkah skrining gizi buruk
LiLA <11,5 cm Rujuk ke fasyankes atau nakes terdekat

LiLA 11.5-12,4 cm Rujuk ke fasyankes atau nakes terdekat

LiLA 12,5 cm dan diatasnya Konseling PMBA menurut umur

Edema bilateral Rujuk ke fasyankes atau nakes terdekat

Tanda fisik gizi buruk Rujuk ke fasyankes atau nakes terdekat

BB tidak naik atau masalah Rujuk ke fasyankes atau nakes terdekat


menyusu (bayi <6 bulan)

24
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai