Karakteristik Butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
Karakteritik Butir
(Buku: Bab 23)
A. Butir dan Teori Responsi Butir
Teori Responsi Butir berkenaan dengan pengukuran yang berbasis pada butir dan pada responsi
responden.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Psikometrika
Butir
Butir independen
Teori Responsi Butir Per butir
melalui
Responsi responden
estimasi
parameter
Parameter
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Teori responsi butir menggunakan butir (dan responsi) sebagai dasar dari pengukuran
• Oleh karena itu, kita mulai dari pembahasan tentang butir
Karakteristik Butir
Karakteristik Butir
Alat Ukur dan Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
– – – – adalah butir
–
–
–
–
–
–
–
Karakteristik Butir
Pengadaan Alat Ukur
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Pembentukan Alat Ukur
• Alat ukur biasanya dibentuk melalui perakitan butir-butir dengan tata cara tertentu
• Sumber butir pada pembentukan alat ukur
Buatan sendiri
Dari kumpulan butir yang sudah tersedia
Dari bank butir
Butir alat ukur berasal dari buatan sendiri, kumpulan butir, bank butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Proses pembuatan sendiri alat ukur
Spesifikasi
Pembuatan butir
Pemeriksaan validitas
Uji coba
Analisis butir
Perbaikan alat ukur
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
Kumpulan Butir dan Bank Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Kumpulan butir
• Kumpulan butir adalah sejumlah butir yang dikumpul tanpa memeriksa kualitas butir
• Kumpulan butir biasanya diperoleh dari ujian yang telah diselenggarakan sebelumnya
6. Bank butir
• Bank butir memiliki butir yang diseleksi dari kumpulan butir melalui prosedur tertentu
• Hanya butir yang memenuhi persyaratan yang disimpan di dalam bank butir
• Butir di dalam bank butir diadministrasi dan dipelihara menurut tata cara tertentu
Bank butir memilih butir menurut kriteria serta mencatat karakteristik butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perangkat
Kumpulan butir alat ukur
Seleksi berdasarkan
karakteristik butir
Karakteristik Butir
Matriks Sekor pada Hasil Ukur
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber butir
1. Pensekoran
Resp Butir
Satu responden menanggapi satu butir * sekor satuan
Satu responden menganggapi banyak butir * sekor
responden
*
Satu butir ditanggapi oleh banyak responden * sekor
butir
*
*
*
2. Sekor pada matriks sekor (dilihat dari atas) Ada M responden dan ada N butir atribut
Identitas rresponden
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Sekor satu butir dari satu responden merupakan sekor satuan (komponen dasar)
• Nilai sekor satuan dapat terbentuk dari berbagai cara
• Sekor satuan dapat berbentuk dikotomi dan politomi
Res- Butir
pon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 1 0 1 0 0 0 0
2 1 1 0 0 0 1 1 0
3 0 1 1 0 0 1 1 1
4 0 0 1 1 1 1 1 1
5 1 0 0 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 0 1 1 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Sekor responden
• Sekor responden merupakan gabungan sekor satuan dari butir-butir yang ditanggapi oleh
responden bersangkutan
• Ada beberapa cara penggabungan sekor satuan untuk menghasilkan sekor responden
• Salah satu cara adalah penjumlahan semua sekor satuan dari responden bersangkutan
• Dalam hal sekor dikotomi, maka penjumlahan itu sama dengan banyaknya butir yang
dijawab dengan betul
• Contoh sekor satuan ini hanya terdiri atas dua nilai, biasanya, 0 dan 1
• Di sini sekor responden diberi notasi A; proporsi jawaban betul pg
M
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Misalnya responden ke-g menjawab betul 30 dari 40 butir maka proporsi jawaban betul
adalah g = 0,75
4. Sekor butir
• Sekor butir merupakan gabungan sekor satuan dari responden yang menanggapi butir
bersangkutan
• Ada beberapa cara penggabungan sekor satuan untuk menghasilkan sekor responden
• Salah satu cara adalah penjumlahan semua sekor satuan dari butir bersangkutan
• Dalam hal sekor dikotomi, maka penjumlahan itu sama dengan banyaknya butir yang
dijawab dengan betul
Misalnya butir ke-i ditanggapi betul oleh 30 dan 40 responden, proporsi jawaban betul
adalah i = 0,75
Karakteristik butir
Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-
den 2 4 ponden A den 2 4 ponden A ponden 2 4 ponden A
1 1 1 12 12 1 0 9 24 0 0 7
2 1 1 12 13 1 0 9 25 0 0 7
3 1 1 11 14 1 0 9 26 0 0 7
4 1 1 11 15 1 0 9 27 1 0 7
5 1 1 11 16 0 0 9 28 0 0 6
6 1 1 10 17 1 0 9 29 0 0 6
7 1 1 10 18 1 0 9 30 0 0 5
8 1 1 10 19 1 0 8
9 1 1 10 20 1 0 8
10 1 1 10 21 1 0 8
11 0 1 10 22 1 0 8
23 0 0 8
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Karakteritik butir
Karakteristik butir adalah proporsi sekor butir pada tiap sekor responden
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-
den 2 4 ponden A den 2 4 ponden A ponden 2 4 ponden A
1 1 1 12 12 1 0 9 24 0 0 7
2 1 1 12 13 1 0 9 25 0 0 7
3 1 1 11 14 1 0 9 26 0 0 7
4 1 1 11 15 1 0 9 27 1 0 7
5 1 1 11 16 0 0 9 28 0 0 6
6 1 1 10 17 1 0 9 29 0 0 6
7 1 1 10 18 1 0 9 30 0 0 5
8 1 1 10 19 1 0 8
9 1 1 10 20 1 0 8
10 1 1 10 21 1 0 8
11 0 1 10 22 1 0 8
23 0 0 8
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh Karakteristik butir 2 dengan jawaban betul 1 dan salah 0
Respon- Butir Sekor res- Proporsi Respon- Butir Sekor res- Proporsi Respon- Butir Sekor res- Proporsi
den ke-2 ponden A betul den ke-2 ponden A betul den ke-2 ponden A betul
1 1 12 2/2 12 1 9 24 0 7
2 1 12 13 1 9 25 0 7 1/4
3 1 11 14 1 9 6/7 26 0 7
4 1 11 3/3 15 1 9 27 1 7
5 1 11 16 0 9 28 0 6 0/2
6 1 10 17 1 9 29 0 6
7 1 10 18 1 9 30 0 5 0/1
8 1 10 5/6 19 1 8
9 1 10 20 1 8
10 1 10 21 1 8 5/6
11 0 10 22 1 8
23 0 8
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik butir
A
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Proporsi jawaban betul untuk butir ke-2 dari Contoh
Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-
den 2 4 ponden A den 2 4 ponden A ponden 2 4 ponden A
1 1 1 12 11 0 1 10 21 1 0 8
2 1 1 12 12 1 0 9 22 1 0 8
3 1 1 11 13 1 0 9 23 0 0 8
4 1 1 11 14 1 0 9 24 0 0 7
5 1 1 11 15 1 0 9 25 0 0 7
6 1 1 10 16 0 0 9 26 0 0 7
7 1 1 10 17 1 0 9 27 1 0 7
8 1 1 10 18 0 0 9 28 0 0 6
9 1 1 10 19 1 0 8 29 0 0 6
10 1 1 10 20 1 0 9 30 0 0 5
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Proporsi jawaban betul untuk butir ke-4
5 6 7 8 9 10 11 12 A
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Parameter Kemampuan
Sekor A
Rendah Tinggi
Kemampuan
Sekor Kemampuan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Proporsi jawaban betul pada suatu butir berlaku pada suatu kelompok responden
tertentu
• Pada banyak kelompok responden setara, proporsi jawaban betul dijadikan probabilitas
jawaban betul P()
• Probabilitas jawaban salah adalah Q() = 1 – P()
P()
P()
A
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Sekor Responden, kemampuan responden, proporsi jawaban betul, dan probabilitas jawaban betul
Pada karakteristik butir, proporsi jawaban betul dikenal sebagai probabilitas jawaban betul
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Makin sukar butir b makin memerlukan tinggi untuk mencapai P() yang sama
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Parameter kemampuan responden dan parameter taraf sukar butir b terletak pada
dimensi sama
P()
b
Karakteristik Butir
Skala ditentukan menurut ( b). Dalam bentuk grafik, karakteristik butir menjadi
P() menggunakan rinsip relativitas; pada satu butir P() = fungsi dari ( b)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
Model Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Model yang baik adalah model yang cocok dengan data sesungguhnya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Model Ideal
Pi () Pi ()
< bi Pi () = 0
≥ bi Pi () = 1
bi b1 b2 b3 b4
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 Model Jarak Laten
Pi ()
c P() d
1,00
d
0,75
0,50
0,25
c
bi
Pi () Pi ()
1,0 1,0
0,5 0,5
ci
bi bi
Pada bi = 0 Pi () = ci + ai
Pada ci = 0 Pi () = ai ( bi)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Model Kekeliruan Binomial
• Model kekeliruan binomial menganggap bahwa probabilitas jawaban betul untuk sejumlah
butir berdistribusi probabilitas binomial (cobaan Bernoulli)
Responden ke-g
Sekor tiap butir Xg
Probabilitas jawaban betul g (taraf sukar butir tetap)
Banyaknya butir N
Kekeliruan Kg = (1 - g)
Banyaknya jawaban betul x
Distribusi probabilitas jawaban betul untuk x butir, didasarkan kepada distribusi probabilitas binomial
Rerata = N
Variansi = N(1 – )
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh
• Ini berarti bahwa dari 100 responden probabilitas 14 orang betul 1 butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Contoh
• Pada N = 15 butir, maka untuk berbagai probabilitas jawaban betul dan 100 responden maka
diperoleh banyaknya responden yang menjawab betul sebagai grafik berikut (dari tabel DP
binomial)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Model Poisson
• Model Poisson menganggap bahwa probabilitas jawaban betul untuk sejumlah butir
berdistribusi probabilitas Poisson
• Digunakan pada butir yang banyak (sebagai patokan, 75 atau lebih butir)
• Jawaban yang diselidiki adalah kecil (menyelidiki jawaban betul maka jawaban betul perlu kecil;
menyelidiki jawaban salah maka jawabah salah perlu kecil); sebagai patokan kurang dari 0,10
Responden ke-g
Butir ke-i
Taraf sukar butir i (taraf sukar butir tetap)
Kemampuan responden g
Banyaknya butir N
Kekeliruan Kg
Banyaknya jawaban betulx
Jika jawaban betul sedikit, maka untuk jawaban betul dan P(x) untuk jawaban salah
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh
• Data empirik menunjukkan kemiripan dengan ojaif normal dan ojaif logistik
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh data empirik lainnya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Model Ojaif Normal (akan dibicarakan kemudian)
P()
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Model Ojaif Logistik (akan dibicarakan kemudian)
• Perhitungan pada model ojaif normal cukup rumit sehingga dicarikan model serupa dengan
perhitungan yang lebih sederhana
• Ditemukan bentuk yang mirip melalui pendekatan ke fungsi logistik sehingga menjadi model
logistik
P() P()
Ojaif normal Ojaif logistik
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Parameter kemampuan
0 +
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Taraf sukar butir dan kemampuan diletakkan pada kontinum yang sama
sehingga terdapat besaran b
• Dikenal sebagai prinsip relativitas
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
P() = f ( b)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Parameter taraf sukar butir
• Ada butir yang sukar, ada butir yang sedang, dan ada butir yang mudah
• Taraf sukar butir merupakan suatu kontinum dari mudah ke sukar
• Taraf sukar butir ke-i dinyatakan dengan bi
• Merupakan satu kontinum dengan parameter kemampuan
Rendah Tinggi
kontinum dan b serta b
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Hubungan di antara kemampuan responden dan taraf sukar butir untuk butir ke-i
>b
b q> b; –b>0 P() > Q()
<b
< b; – b < 0 b P() < Q()
=b
b = b; P() = Q() = 0,5
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Patokan taraf sukar butir adalah P() = 0,5 pada = b atau pada b = 0
• Pada patokan ini, kemampuan responden cocok dengan taraf sukar butir
P() = 0,5 b
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Probabilitas jawaban betul pada butir ke-i berhubungan dengan letak terhadap bi atau terhadap ( – bi)
atau
Pi () = f ( – b) Pi ()
1,0
Ini dikenal sebagai kararteristik butir satu parameter
0,5
Pi () = f (, bi)
bi
Nilai taraf sukar butir ke-i ditentukan oleh
Makin sukar butir maka makin ke kanan letak karakteristik butir seperti tampak pada diagram berikut
P()
1,0
i j
0,5
bi bj
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• dapat dijawab dengan betul oleh kebanyakan responden yang berkemampuan tinggi
• tidak dapat dijawab dengan betul oleh kebanyakan responden yang berkemampuan rendah
Butir demikian memiliki daya untuk membedakan responden berdasarkan kemampuan mereka.
Butir memiliki parameter berupa daya beda butir, dilambangkan dengan a
Untuk butir ke-i, daya beda butir adalah ai
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daya beda butir
P()
1,0
g h
Banyak jawab salah Banyak jawab betul
Bagian 1
P() P()
1,0 1,0
ai aj
Perbedaan
0,5 Perbedaan 0,5 besar
kecil
1 b 2 1 b 2
Makin besar daya beda butir maka makin curam lengkungan karakteristik butir, seperti tampak
pada diagram berikut
Daya beda butir ai < aj
P()
P()
1,0 1,0
aj
ai
Perbedaan
Perbedaan
0,5 0,5 besar
kecil
1 b 2 1 b 2
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kecuraman dan daya beda butir
• Kecuraman pada lengkungan merupakan koefisien arah a pada fungsi a( b).
• Makin curam makin besar koefisien arah a
• Pada butir ke-i, daya beda butir dinyatakan sebagai koefisien arah yang menunjukkan
kecuraman pada lengkungan yakni ai sehingga
• Di sini terdapat dua parameter butir: bi dan ai dan ini dikenal sebagai karakteristik butir dua
parameter
Pi () = f (, ai, bi) = f (ai ( bi))
P()
1,0
j
i
0,5 aj > ai
1 b i 2
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Pada butir pilihan ganda dapat saja terjadi bahwa jawaban betul dicapai melalui terkaan
• Jawaban betul ini adalah kebetulan betul
• Tingkat kebetulan menjawab betul pada butir ke-i dinyatakan dengan parameter butir ci dan
merupakan probabilitas jawaban betul minimum
P()
Pi ()min = ci Pi ()maks = 1
1,0
0,5(1ci)
(1 ci)
0,5(1ci)
ci + 0,5(1ci) = 0,5(1+ci)
ci
bi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Di sini, taraf sukar butir bi tidak diperoleh melalui probabilitas jawaban betul Pi() = 0,5 melainkan
pada
• Bentangan Pi () tidak lagi dari 0 sampai 1,0 melainkan dari ci sampai 1,0 yakni selebar (1 ci)
sehingga
Patokan taraf sukar butir menjadi terletak pada P() = 0,5 (1 + ci)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya macam karateristik butir 1P, 2P, dan 3P ini ditentukan oleh bentuk
Keterampilan Matematika
Konstanta e
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
F. Keterampilan Matematika
1. Fungsi Eksponensial
e = 2,718281828 …
ex atau ef(x)
• Dapat juga ditulis dalam bentuk exp (X) atau exp (f (X))
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Nilai fungsi eksponensial ex dapat langsung ditemukan melalui kalkulator elektronik
AC
ex
Shift
0 5
=
Keterampilan Matematika
Logaritma (log dan ln)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Fungsi Logaritma
32 = 9
32 = ? ? = 32
?2 = 9 ? = √9
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Logaritma
3? = 9 ? = 3log 9
• Kalau basis logaritma adalah 10, biasanya 10 itu tidak perlu ditulis
• Kalau basis logaritma adalah e, maka logaritma ini dinamakan logaritma naturalis dan ditulis
sebagai ln
AC ln 2 7 5 =
Keterampilan Matematika
Diferensial
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Diferensial
x
x = x2 – x1
x1 x2
Jika x2 x1 maka x 0
Keterampilan Matematika
Hasil Bagi Diferensial
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Hasibagi (quotient) diferensial
Keterampilan Matematika
Rumus Umum Hasil Bagi Diferensial
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Hasilbagi diferensial (dikenal juga sebagai turunan pertama) bergantung kepada fungsi yang
dideferensialkan
da dx n
0 nx n 1 ( n 1)
dx dx
de x d ln x 1
ex
dx dx x
d sin x d cos x
cos x sin x
dx dx
d ( au) du d ( u v ) du dv
a
dx dx dx dx dx
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh
dy
(a ) y x 4 4 x3
dx
4 dy dx 4
(b) y 3x 3 12 x 3
dx dx
4 dy dx 4 d 2
(c ) y x 2 4 x3 0 4 x3
dx dx dx
4 2 dy dx 4 dx 2
(d ) y 3 x 2 x 3 2 12 x 3 4 x
dx dx dx
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Rumus selanjutnya
d ( uv ) du dv
v u
dx dx dx
u
d v du u dv
v dx dx
2
dx v
df ( u) df ( u) du
dx du dx
Turunan ke 2
d 2 u d du
dx 2 dx dx
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh 8
(a ) y (3 x 4 2 x 2 )( x 2 1)
dy 2 d (3 x 4 2 x 2 ) 4
2
2 d ( x 1)
( x 1) (3 x 2 x ) ( x 2 1)(12 x 3 4 x) (3 x 4 2 x 2 )(2 x)
dx dx dx
18x 5 20 x 3 4 x
3x 4 2 x 2
(b) y
x2 1
2 d (3x 4 2 x 2 ) 4
2
2 d ( x 1)
( x 1) (3x 2 x )
dy dx dx ( x 2 1)(12 x 3 4 x) (3 x 4 2 x 2 )(2 x)
dx ( x 2 1) 2 ( x 2 1) 2
6 x 5 12 x 3 4 x
x4 2x2 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh 9
4
2 x2
(a) y e3 x
4 2
dy d (e 3 x 2 x ) d (3 x 4 2 x 2 ) 3x4 2 x2 3 3 3x4 2 x2
e (12 x 4 x ) (12 x 4 x )e
dx d (3 x 4 2 x 2 ) dx
(b) y 3x 4 2 x 2
dy
12 x 3 4 x
dx
d2y 2
2
36 x 4
dx
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterampilan Matematika
Titik Maksimum, Minimum, atau Titik Balik
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Hasilbagi diferensial sebagai sudut garis singgung
y Garis singgung
B
y
A C
x
x
y
x berkaitan dengan besarnya sudut
dy
maka dx
merupakan sudut pada garis singgung di titik A
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Titik Minimum, Titik Maksimum, dan Titik Balik
Pada titik minimum dan maksimum garis singgung menajdi horizontal sehingga sudut singgung
menjadi nol
y y
x x
Pada titik minimum atau titik maksimum, karena sudut singgung adalah nol, maka
dy
0
dx
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Titik Balik adalah titik ketika grafik membalik, misalnya, dari melengkung ke kanan membalik menjadi
melengkung ke kiri
Pada titik balik, garis singgung horizontal sehingga sudut singgung menjadi 0 yakni
dy
0
dx
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
y = 2 x2 + 8x + 1
Keterampilan Matematika
Integral
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7. Integrasi
Di dalam matematika, integrasi adalah proses penjumlahan sedjumlah bilangan yang sangat kecil
mendekati 0
y
Notasi integrasi adalah ∫,
misalnya, ∫ydx
y
x1 dx x2 x
Luas yang sangat kecil adalah y dx
Jumlah dari semua luas y dx dari x1 sampai x2 adalah luas seluruh gambar
x2
ydx
x1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Integrasi ini menghasilkan luas pada histogram distribusi probabilitas normal baku
z1 z1 1
1 2 z2
z1 n( z;0,1)dz e dz
2
Luas ini bergantung kepada letak z1 dan nilainya dijadikan tabel fungsi distribusi bawah untuk
berbagai nilai z1 (lihat tabel)
z1
–∞ z1 z
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1,13
Contoh 10 1,13 n( z;0,1)dz 0,1292
Nilai ini dapat dilihat pada tabel fungsi distribusi (bawah) pada distribusi probabilitas normal baku
Dapat juga dicari pada program komputer tentang statistika seperti Minitab
Fungsi distribusi (bawah) pada distribusi normal baku merupakan kumulasi distribusi (luas histogram pada
distribusi probabilitas normal baku) dari – ∞ sampai suatu nilai z1 = – 1,13
n (z; 0, 1)
-1,13 = 0,1292
-1,13 z
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
x 1
1 2 z2 2 x2 x4 x6
x 2
e dz x 1
( 2 )(1! )( 3)
2
( 2 )( 2! )( 5)
3
( 2 )( 3! )( 7 )
...
x
1 12 z 2 1 1 2 x2 x4 x6
x
2
e dz x 1
2 2 ( 2 )(1! )( 3)
2
( 2 )( 2! )( 5)
3
( 2 )( 3! )( 7 )
...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
X2
1 1 1
P( X ) e 2
t b1 tb2 t b3 t b4 tb5
2 2 2
1
t
1 pX
p = 0,2316419 b1 = 0,319381530
b2 = – 0,356563782 b3 = 1,781477937
b4 = – 1,821255978 b5 = 1,330274429
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. Perhitungan integral
y 4 x3
x4
3 3 4
ydx 4 x dx 4 x dx 4 C x C
4
Tampak di sini bahwa jika hasilbagi diferensial diintegralkan maka hasilnya kembali asal
Asal adalah y = x4 dan setelah didiferensial serta diintegralkan maka hasilnya kembali ke y = x4
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Integral definit
Integral definit adalah integral yang diberi batas nilai dari sesuatu ke sesuatu
y xn
x2
n 1 x 2 n 1 n 1
ydx nx | x1
( nx 2 ) ( nx1 )
x1
Contoh 12 6
x 5 6 65 25
2 x dx 5 |2 5 5 1548,5
4
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
adx ax C
x n 1
x dx n 1 C
n
n 1
x x
e dx e C
dx
x ln x C
• Diferensial diintegral akan kembali asal sehingga jika y didiferensialkan dan kemudian diintegralkan maka
hasilnya akan kembali ke y
dy
dx dx y C
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Latihan 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1/1 Proporsi jawaban betul
1 / 3 Fungsi eksponensial
e-1,87 = e0 = e0,5 =
e4,0 =
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 / 4 Logaritma
log =
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 / 5 Logaritma naturalis
ln 15 = ln 20 = ln 27,5 =
ln 50 = ln 75 = ln 150 =
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• 1/6 Hitung melalui hasil bagi diferensial, nilai ekstrim dari fungsi berikut
a. y = 2 x2 + 4 x + 5
b. y = 3 x2 + 12 x + 7
c. y = 4 x2 – 3x + 4