Anda di halaman 1dari 157

Bagian 1

Karakteristik Butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagian 1
Karakteritik Butir
(Buku: Bab 23)
A. Butir dan Teori Responsi Butir

1. Butir Di Dalam Teori Responsi Butir

Teori Responsi Butir berkenaan dengan pengukuran yang berbasis pada butir dan pada responsi
responden.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Psikometrika

Menurut kurikulum, mata kuliah Psikometrika

• Membicarakan teori responsi butir


• Teori responsi butir dapat dimulai dari berbagai bagian
• Di sini kita mulai dari deskripsi tentang butir
• Berupa karakteristik butir
• Setelah itu baru teori responsinya
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Butir

Pada teori responsi butir, pada umumnya yang dibicarakan

• Satu butir (atau butir per butir)


• Karakteristik butir adalah tentang satu butir
• Sehingga butir-butir itu independen satu dan lainya
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Teori Responsi Butir

Butir independen
Teori Responsi Butir Per butir
melalui

Responsi responden

estimasi

parameter
Parameter
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Teori Responsi Butir

• Teori responsi butir bertujuan untuk meningkatkan akurasi pada pengukuran


• Teori responsi butir dikenal sebagai teori pengukuran modern dan teori pengukuran
sebelumnya dikenal sebagai teori pengukuran klasik

• Teori responsi butir menggunakan butir (dan responsi) sebagai dasar dari pengukuran
• Oleh karena itu, kita mulai dari pembahasan tentang butir

Teori responsi butir berusaha mengingkatkan akurasi pengukuran


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir

• Pada teori responsi butir, butir dilihat melalui karakteristik butir


• Ada karakteristik butir pada teori pengukuran klasik
• Ada karakteristik butir pada teori responsi butir, melalui parameter

• Pembahasan dimulai dari karakteristik butir pada teori pengukuran klasik


• Pembahasan ini diawali dengan alat ukur

Karakteristik butir Parameter butir


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir
Alat Ukur dan Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Struktur alat ukur

• Alat ukur terdiri atas butir


• Ada alat ukur dengan satu butir
• Ada alat ukur dengan beberapa butir
• Ada alat ukur dengan banyak butir

• Banyaknya butir bergantung kepada spesifikasi alat ukur


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Perangkat alat ukur dan butir

– – –  – adalah butir
–
–
–
–

–
–

–

1 butir sedikit butir banyak butir


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir
Pengadaan Alat Ukur
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Pembentukan Alat Ukur

• Alat ukur biasanya dibentuk melalui perakitan butir-butir dengan tata cara tertentu
• Sumber butir pada pembentukan alat ukur

Buatan sendiri
Dari kumpulan butir yang sudah tersedia
Dari bank butir

Butir alat ukur berasal dari buatan sendiri, kumpulan butir, bank butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Proses pembuatan sendiri alat ukur

• Alat ukur buatan sendiri melalui suatu proses

Spesifikasi
Pembuatan butir
Pemeriksaan validitas
Uji coba
Analisis butir
Perbaikan alat ukur
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir
Kumpulan Butir dan Bank Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Kumpulan butir

• Kumpulan butir adalah sejumlah butir yang dikumpul tanpa memeriksa kualitas butir
• Kumpulan butir biasanya diperoleh dari ujian yang telah diselenggarakan sebelumnya

• Contoh: buku kumpulan soal ujian nasional


kumpulan soal ujian di sekolah atau program studi

Kumpulan butir tidak memperhatikan karakteristik butir


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Bank butir

• Bank butir memiliki butir yang diseleksi dari kumpulan butir melalui prosedur tertentu
• Hanya butir yang memenuhi persyaratan yang disimpan di dalam bank butir
• Butir di dalam bank butir diadministrasi dan dipelihara menurut tata cara tertentu

• Biasanya pengadministrasian bank butir cukup rumit dan besar biayanya


• Bank butir akan dibahas pada bagian tersendiri

Bank butir memilih butir menurut kriteria serta mencatat karakteristik butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Perakitan alat ukur dari kumpulan butir atau bank butir

Perangkat
Kumpulan butir alat ukur

Seleksi berdasarkan
karakteristik butir

Bank butir Perangkat


alat ukur
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir
Matriks Sekor pada Hasil Ukur
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber butir

Satu butir pada teori responsi butir

• Berasal dari suatu matriks sekor


• Pada matriks sekor terdapat identitas responden, identitas butir, dan sekor

• Sekor satu butir berasal dari sejumlah responden


• Sekor satu responden berasal dari sejumlah butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

B. Sekor hasil ukur

1. Pensekoran
Resp Butir
Satu responden menanggapi satu butir *  sekor satuan


Satu responden menganggapi banyak butir * sekor
 responden


*
Satu butir ditanggapi oleh banyak responden * sekor
 butir
*
*
*

Banyak responden menanggapi banyak butir * 


matriks sekor
* 
* 
* 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Sekor pada matriks sekor (dilihat dari atas) Ada M responden dan ada N butir atribut

Respon- Butir atribut Identitas butir atribut


den 1 2 3 4 5 6 7 ... N
1
2 Sekor responden
3
4 Sekor satuan
5
. Sekor butir atribut
.
.
M

Identitas rresponden
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Bentuk sekor satuan

• Sekor satu butir dari satu responden merupakan sekor satuan (komponen dasar)
• Nilai sekor satuan dapat terbentuk dari berbagai cara
• Sekor satuan dapat berbentuk dikotomi dan politomi

• Di sini sekor satuan dibatasi pada bentuk dikotomi, dengan

sekor 1 untuk jawaban betul, dan


sekor 0 untuk jawaban salah (termasuk tidak menjawab)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• 3 Contoh matriks sekor dikotomi

Matriks sekor dikotomi

Res- Butir
pon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 1 0 1 0 0 0 0
2 1 1 0 0 0 1 1 0
3 0 1 1 0 0 1 1 1
4 0 0 1 1 1 1 1 1
5 1 0 0 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 0 1 1 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir Hasil Ukur


Sekor Responden dan Proporsi Jawaban Betul
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Sekor responden

• Sekor responden merupakan gabungan sekor satuan dari butir-butir yang ditanggapi oleh
responden bersangkutan
• Ada beberapa cara penggabungan sekor satuan untuk menghasilkan sekor responden
• Salah satu cara adalah penjumlahan semua sekor satuan dari responden bersangkutan
• Dalam hal sekor dikotomi, maka penjumlahan itu sama dengan banyaknya butir yang
dijawab dengan betul

Sekor responden =  jawaban betul pada responden


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Contoh Sekor responden

Sekor responden pada sekor satuan dikotomi

• Contoh sekor satuan ini hanya terdiri atas dua nilai, biasanya, 0 dan 1
• Di sini sekor responden diberi notasi A; proporsi jawaban betul pg

Respon- Butir atribut A


den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A=7
1 g = 7/10 = 0,70
2
.
g 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 Sekor responden ke-g
.

M
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• 5. Transformasi sekor responden

• Sekor responden sering ditransformasi ke proporsi jawaban betul

Sekor responden A Proporsi jawaban betul g

Misalnya responden ke-g menjawab betul 30 dari 40 butir maka proporsi jawaban betul
adalah g = 0,75

Sekor responden dapat juga dinyatakan dalam


proporsi butir yang dijawab betul
dengan notasi g atau h
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir Hasil Ukur


Sekor Butir dan Proporsi Jawaban Betul
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Sekor butir

• Sekor butir merupakan gabungan sekor satuan dari responden yang menanggapi butir
bersangkutan
• Ada beberapa cara penggabungan sekor satuan untuk menghasilkan sekor responden
• Salah satu cara adalah penjumlahan semua sekor satuan dari butir bersangkutan
• Dalam hal sekor dikotomi, maka penjumlahan itu sama dengan banyaknya butir yang
dijawab dengan betul

Sekor butir =  jawaban betul pada butir


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Contoh sekor butir pada sekor dikotomi butir ke-i

Respon- Butir atribut


den 1 2 .. i j .N. Di sini sekor butir diberi notasi B
1 0 Proporsi jawban betul i
2 1
3 1
4 1
5 0 B = 6
6 0 i = 6/10 = 0,60
7 1
8 1
9 1
10 0
6

Sekor butir ke-i


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• 4. Transformasi sekor butir

• Sekor butir sering ditransformasi ke proporsi jawaban betul

Sekor butir B Proporsi jawaban betul i

Misalnya butir ke-i ditanggapi betul oleh 30 dan 40 responden, proporsi jawaban betul
adalah i = 0,75

Sekor butir dapat juga dinyatakan dalam


proporsi responden yang menjawab betul
dengan notasi i atau j
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Proporsi jawaban betul

Ada dua macam proporsi jawaban betul

• Proporsi jawaban betul responden ke-g : g

• Proporsi jawaban betul butir ke-I : i


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karateristik Butir Hasil Ukur


Karateristik Butir pada Pengukuran Klasik
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik butir

Karakteristik butir terdapat pada satu butir Resp sekor


1 A1
• Terdapat banyak sekor responden 2 A1
• Ada sejumlah responden memiliki sekor sama 3 A1
• Ada sejumlah kelompok responden sekor sama 4 A2
• Misalnya A1, A2, A3, . . . 5 A2
6 A2
7 A2
8 A3
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Contoh Sekor responden pada butir 2 dan 4

Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-
den 2 4 ponden A den 2 4 ponden A ponden 2 4 ponden A
1 1 1 12 12 1 0 9 24 0 0 7
2 1 1 12 13 1 0 9 25 0 0 7
3 1 1 11 14 1 0 9 26 0 0 7
4 1 1 11 15 1 0 9 27 1 0 7
5 1 1 11 16 0 0 9 28 0 0 6
6 1 1 10 17 1 0 9 29 0 0 6
7 1 1 10 18 1 0 9 30 0 0 5
8 1 1 10 19 1 0 8
9 1 1 10 20 1 0 8
10 1 1 10 21 1 0 8
11 0 1 10 22 1 0 8
23 0 0 8
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Karakteritik butir

• Karakteristik butir adalah karakteristik dari setiap butir


• Karakteristik butir menunjukkan proporsi jawaban betul pada setiap sekor responden

Sekor responden Sekor butir (proporsi) ke-i


A1 i1
A2 i2
A3 i3

Karakteristik butir adalah proporsi sekor butir pada tiap sekor responden
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Contoh Sekor responden pada butir 2 dan 4

Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-
den 2 4 ponden A den 2 4 ponden A ponden 2 4 ponden A
1 1 1 12 12 1 0 9 24 0 0 7
2 1 1 12 13 1 0 9 25 0 0 7
3 1 1 11 14 1 0 9 26 0 0 7
4 1 1 11 15 1 0 9 27 1 0 7
5 1 1 11 16 0 0 9 28 0 0 6
6 1 1 10 17 1 0 9 29 0 0 6
7 1 1 10 18 1 0 9 30 0 0 5
8 1 1 10 19 1 0 8
9 1 1 10 20 1 0 8
10 1 1 10 21 1 0 8
11 0 1 10 22 1 0 8
23 0 0 8
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh Karakteristik butir 2 dengan jawaban betul 1 dan salah 0

Respon- Butir Sekor res- Proporsi Respon- Butir Sekor res- Proporsi Respon- Butir Sekor res- Proporsi
den ke-2 ponden A betul  den ke-2 ponden A betul  den ke-2 ponden A betul 
1 1 12 2/2 12 1 9 24 0 7
2 1 12 13 1 9 25 0 7 1/4
3 1 11 14 1 9 6/7 26 0 7
4 1 11 3/3 15 1 9 27 1 7
5 1 11 16 0 9 28 0 6 0/2
6 1 10 17 1 9 29 0 6
7 1 10 18 1 9 30 0 5 0/1
8 1 10 5/6 19 1 8
9 1 10 20 1 8
10 1 10 21 1 8 5/6
11 0 10 22 1 8
23 0 8
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Proporsi jawaban betul butir 2 pada setiap sekor respoden

• Pada setiap sekor, terdapat proporsi jawaban betul 


• Pada sekor dikotomi, pada setiap sekor terdapat proporsi sekor 1

Pada contoh, proporsi jawaban betul adalah

Sekor 12:  = 2/2 = 1,000 Sekor 8:  = 4/5 = 0,800


Sekor 11:  = 3/3 = 1,000 Sekor 7:  = 1/4 = 0,250
Sekor 10:  = 5/6 = 0,833 Sekor 6:  = 0/2 = 0,000
Sekor 9:  = 6/7 = 0,857 Sekor 5:  = 0/1 = 0,000
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Grafik karakteristik butir klasik: proporsi jawaban betul

• Karakteristik butir merupakan hubungan di antara sekor responden A dengan proporsi


jawaban betul  pada butir itu

Karakteristik butir

A
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Proporsi jawaban betul untuk butir ke-2 dari Contoh

Sekor Proporsi jawaban


A betul 2 (A) Karakteristik butir 2
5 0/1 = 0,00
6 0/2 = 0,00 2 (A)
7 1/4 = 0,25
8 4/5 = 0,80 1,0
9 6/7 = 0,86 0,8
10 5/6 = 0,83 0,6
11 3/3 = 1,00 0,4
12 2/2 = 1,00 0,2
5 6 7 8 9 10 11 12 A
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Contoh Sekor pada butir 2 dan 4

Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-
den 2 4 ponden A den 2 4 ponden A ponden 2 4 ponden A
1 1 1 12 11 0 1 10 21 1 0 8
2 1 1 12 12 1 0 9 22 1 0 8
3 1 1 11 13 1 0 9 23 0 0 8
4 1 1 11 14 1 0 9 24 0 0 7
5 1 1 11 15 1 0 9 25 0 0 7
6 1 1 10 16 0 0 9 26 0 0 7
7 1 1 10 17 1 0 9 27 1 0 7
8 1 1 10 18 0 0 9 28 0 0 6
9 1 1 10 19 1 0 8 29 0 0 6
10 1 1 10 20 1 0 9 30 0 0 5
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Proporsi jawaban betul untuk butir ke-4

Sekor Proporsi jawaban


A betul 4 (A)
Karakteristik butir 4
5 0 / 1 = 0,00
6 0 / 2 = 0,00 4 (A)
7 0 / 4 = 0,00
8 0 / 5 = 0,00 1,0
9 0 / 7 = 0,00 0,8
10 6 / 6 = 1,00 0,6
11 3 / 3 = 1,00 0,4
12 2 / 2 = 1,00 0,2

5 6 7 8 9 10 11 12 A
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Penghalusan pada karakteristik butir

• Pengukuran ada kalanya masih mengandung kekelruan kecil


• Dapat dikoreksi melalui penghalusan pada grafik
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir Ukur Kemampuan


Karakteristik Butir pada Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• C. Karateristik Butir pada Teori Responsi Butir

1. Parameter Kemampuan

Pada karateristik butir modern

• Sekor responden dijadikan parameter kemampuan responden 


• Kemampuan tidak dapat ditentukan secara eksak tetapi bersifat probabilitas
• Proporsi jawaban betul dijadikan parameter probabilitas jawaban betul P()

• Muncul prinsip probabilitas pada teori responsi butir


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Parameter kemampuan dan probabilitas jawaban betul

Pada setiap butir

Sekor responden A kemampuan responden 


Proporsi jawaban betul  probabilitas jawaban betul P()

Dikenal sebagai prinsip probabilitas


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Parameter Responden

• Sekor responden A mencerminkan kemampuan responden  sehingga sekor responden dan


kemampuan responden merupakan parameter responden
• Sekor responden berhubungan dengan proporsi jawaban betul 
• Kemampuan responden  merupakan suatu kontinum dari rendah ke tinggi

Sekor A
Rendah Tinggi
Kemampuan 

Sekor Kemampuan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Probabilitas jawaban betul dan jawaban salah

• Proporsi jawaban betul  pada suatu butir berlaku pada suatu kelompok responden
tertentu
• Pada banyak kelompok responden setara, proporsi jawaban betul dijadikan probabilitas
jawaban betul P()
• Probabilitas jawaban salah adalah Q() = 1 – P()
 P()

Probabilitas jawaban betul P()


Probabilitas jawaban salah Q() P() + Q() = 1

Proporsi  Probabilitas P()


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• 4. Peralihan ke karakteristik modern

Karakteristik responden beralih dari

• hubungan di antara sekor reponden A dengan proporsi jawaban betul  menjadi


• hubungan di antara kemampuan responden  dengan probabilitas jawaban betul
P()

A menjadi  Parameter kemampuan


 menjadi P() Prinsip probabilitas
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• 5. Karakteristik butir probabilitas jawaban betul

• Karakteristik butir merupakan hubungan di antara kemampuan responden  dengan


probabilitas jawaban betul P() pada butir itu

 P()

Karakteristik butir klasik Karakteristik butir modern

A 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Sekor Responden, kemampuan responden, proporsi jawaban betul, dan probabilitas jawaban betul

Sekor Kemampuan Proporsi jawaban Probabilitas jawaban


responden responden betul betul
tinggi tinggi tinggi tinggi
. . . .
. . . .
. . . .
rendah rendah rendah rendah

Pada karakteristik butir, proporsi jawaban betul dikenal sebagai probabilitas jawaban betul
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir Ukur Kemampuan


Parameter Taraf Sukar Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Parameter kemampuan dan parameter taraf sukar butir

Parameter taraf sukar butir

• Butir memiliki taraf sukar


• Dikenal sebagai parameter taraf sukar butir, diberi notasi b
• Untuk butir ke-i, taraf sukar butir menjadi bi

• Responden ke-g pada butir ke-i, terdapat selisih g  bi


• Kemungkinan g  bi < 0; g  bi = 0; g  bi > 0
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Parameter kemampuan dan parameter taraf sukar butir

Probabilitas jawaban betul

• Probabilitas jawaban betul bergantung kepada perbedaan di antara kemampuan


dan taraf sukar butir
• Probabilitas jawaban betul bergantung kepada   b
• Probabilitan jawaban betul makin tinggi pada   b > 0

• Ini dikenal sebagai prinsip relativitas pada teori responsi butir


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Parameter taraf sukar butir

Butir memiliki parameter butir, di antaranya parameter taraf sukar b

• Ada butir mudah sehingga responden cenderung menjawab betul


• Pada butir mudah probabilitas menjawab betul menjadi tinggi

• Ada butir sukar sehingga responden cenderung menjawab salah


• Pada butir sukar probabilitas menjawab betul menjadi rendah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Probabilitas jawaban betul bergantung kepada


P()
• Kemampuan responden dengan parameter 
• Taraf sukar butir dengan parameter b

Makin tinggi   b makin tinggi P()


Makin rendah   b makin rendah P() b sukar 
b mudah
 rendah  tinggi

Makin sukar butir b makin memerlukan  tinggi untuk mencapai P() yang sama
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Parameter kemampuan dan parameter taraf sukar butir

• Parameter kemampuan responden  dan parameter taraf sukar butir b terletak pada
dimensi sama

P()


b

• Terdapat selisih di antara  dan b b


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Taraf sukar butir relatif

• Parameter taraf sukar butir adalah b


• Parameter kemampuan responden adalah 

• Parameter taraf sukar butir relatif adalah (  b)

Dikenal sebagai prinsip relativitas

• Pada  < b maka   b = negatif


• Pada  = b maka   b = 0
• Pada  > b maka   b = positif
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir

Skala  ditentukan menurut (  b). Dalam bentuk grafik, karakteristik butir menjadi

P() = f[(  b)]


P() menggunakan rinsip relativitas; pada satu butir P() = fungsi dari (  b)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik Butir
Model Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

E. Model karakteristik butir

1. Model empirik dan model teoretik

• Bagaimana bentuk karakteristik butir menjadi bahan kajian


• Dicari model matematika untuk karakteristik butir
• Muncul berbagai model teoretik karateristik butir, dari model ideal sampai model praktis

• Model yang baik adalah model yang cocok dengan data sesungguhnya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Model Ideal

Model Skala Sempurna

satu butir empat butir

Pi () Pi ()

 < bi Pi () = 0
 ≥ bi Pi () = 1

 
bi b1 b2 b3 b4
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 Model Jarak Laten

Pi ()
c  P()  d
1,00
d
0,75

0,50
0,25
c 
bi

 < bi Pi () = c  ≥ bi Pi () = d


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Model Linier

Pi () Pi ()
1,0 1,0

0,5 0,5

ci
 
bi bi

Pi () = ci + ai (  bi) 0 ≤ Pi () ≤ 1

Pada bi = 0 Pi () = ci + ai 
Pada ci = 0 Pi () = ai (  bi)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Model Kekeliruan Binomial

• Model kekeliruan binomial menganggap bahwa probabilitas jawaban betul untuk sejumlah
butir berdistribusi probabilitas binomial (cobaan Bernoulli)

• Untuk itu terdapat asumsi bahwa semua butir adalah independen


• Jawaban berupa dikotomi yakni 0 = salah dan 1 = betul
• Butir dan responden adalah independen
• Probabilitas jawaban betul pada tiap butir adalah konstan yakni sama pada semua butir
(taraf sukar butir adalah sama untuk semua responden; taraf sukar butir independen
terhadap responden)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa besaran

Besaran yang digunakan mencakup

Responden ke-g
Sekor tiap butir Xg
Probabilitas jawaban betul g (taraf sukar butir tetap)
Banyaknya butir N
Kekeliruan Kg = (1 - g)
Banyaknya jawaban betul x

Rerata keliru diasumsikan 0 (asumsi kedua pada struktur sekor)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Probabilitas jawaban betul model Binomial

Distribusi probabilitas jawaban betul untuk x butir, didasarkan kepada distribusi probabilitas binomial

Niali P dapat dicari pada tabel distribusi probabilitas binomial

Rerata = N
Variansi = N(1 – )
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh

• Misalkan terdapat 3 butir yakni N = 3


• Misalkan probabilitas jawaban betul  = 0,75

• Probabilitas banyaknya responden menjawab betul adalah

• P(0; 3, 0,75) = 0,02 P(1; 3, 0,75) = 0,14


• P(2; 3, 0,75) = 0,42 P(3; 3, 0,75) = 0,42

• Ini berarti bahwa dari 100 responden probabilitas 14 orang betul 1 butir
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Contoh

• Pada N = 15 butir, maka untuk berbagai probabilitas jawaban betul dan 100 responden maka
diperoleh banyaknya responden yang menjawab betul sebagai grafik berikut (dari tabel DP
binomial)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Model Poisson

• Model Poisson menganggap bahwa probabilitas jawaban betul untuk sejumlah butir
berdistribusi probabilitas Poisson
• Digunakan pada butir yang banyak (sebagai patokan, 75 atau lebih butir)

• Untuk itu terdapat asumsi bahwa semua butir adalah independen


• Jawaban berupa dikotomi yakni 0 = salah dan 1 = betul
• Taraf sukar butir adalah konstan (independen terhadap responden)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa asumsi

Beberapa asumsi yang digunakan

• Jawaban yang diselidiki adalah kecil (menyelidiki jawaban betul maka jawaban betul perlu kecil;
menyelidiki jawaban salah maka jawabah salah perlu kecil); sebagai patokan kurang dari 0,10

• Merupakan kasus batas dari model binomial

• Menggunakan model Poisson yang diusulkan oleh Rasch


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa besaran

Besaran yang digunakan mencakup

Responden ke-g
Butir ke-i
Taraf sukar butir i (taraf sukar butir tetap)
Kemampuan responden g
Banyaknya butir N
Kekeliruan Kg
Banyaknya jawaban betulx

Rerata keliru diasumsikan 0


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Probabilitas jawaban betul model Poisson

Pada kasus, jawaban salah sedikit atau kecil

Harapan jawaban salah

Distribusi probabilitas jawaban betul x butir berdasarkan model Poisson adalah

Jika jawaban betul sedikit, maka  untuk jawaban betul dan P(x) untuk jawaban salah
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh

• Jika gi = 1 maka probabilitas jawaban betul

P(0) = 0,37 P(1) = 0,37


P(2) = 0,18 P(3) = 0,06

Pada 100 responden terdapat 18 responden yang betul 2 butir


Bisa dilihat di tabel distribusi probabilitas Poisson
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Dalam bentuk grafik

Masih kurang sesuai


dengan data lapangan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Distribusi probabilitas jawaban betul dari lapangan

• Data empirik menunjukkan kemiripan dengan ojaif normal dan ojaif logistik
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh data empirik lainnya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Model Ojaif Normal (akan dibicarakan kemudian)

• Peningkatan P() terhadap peningkatan kemampuan  dipandang sebagai berdistribusi


probabilitas ojaif normal
• Lengkungan karakteristik butir menjadi berbentuk ojaif normal

P()


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Model Ojaif Logistik (akan dibicarakan kemudian)

• Perhitungan pada model ojaif normal cukup rumit sehingga dicarikan model serupa dengan
perhitungan yang lebih sederhana
• Ditemukan bentuk yang mirip melalui pendekatan ke fungsi logistik sehingga menjadi model
logistik

P() P()

 
Ojaif normal Ojaif logistik
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Model karakteristik butir yang banyak digunakan

• Dari banyak model, yang banyak digunakan adalah model logistik


• Model logistik ini didekatkan juga dengan model ojaif normal

• Selanjutnya akan dibahas model ojaif normal


• Pembahasan terutama ditujukan ke model logistik
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Model Karakteristik Butir Umum


Parameter kemampuan dan probabilitas jawaban betul
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

F. Parameter dan Probabilitas Jawaban Betul

1. Parameter kemampuan

• Parameter kemampuan dimiliki oleh responden tertentu, misalkan responden ke-g


• Di sini, parameter kemampuan dilambangkan dengan  (untuk responden ke-g, g)
• Parameter kemampuan merupakan satu kontinum dari minus tak hingga sampai
plus tak hingga dengan 0 di tengah-tengahnya (jika dengan dist prob normal)


 0 +
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Probabilitas jawaban betul

• Jawaban betul dengan prinsip probabilitas terjadi

• Pada responden tertentu, misalkan responden ke-g


• Terhadap butir tertentu, misalkan butir ke-i
• Probabilitas jawaban betul dlambangkan dengan P()
• Untuk responden ke-g, P(g)
• Untuk responden ke-g terhadap butir ke-i, P(gi)

• Nilai P() terletak pada 0  P()  1


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Probabilitas jawaban salah (tidak betul)

• Probabilitas jawaban salah (atau tiada jawaban)

• Dilambangkan dengan Q()


• Hubungan dengan P() adalah P() + Q() = 1

Q() = 1 – P() dan P() = 1 – Q()

• Nilai Q() juga terletak pada 0  Q()  1


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Model Karakteristik Butir Umum


Parameter taraf sukar butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Parameter butir taraf sukar butir

Ada tiga parameter butir, terdiri atas

• Taraf sukar butir, dilambangkan dengan b, pada butir ke-i, bi


• Daya beda butir, dilambangkan dengan a, pada butir ke-i, ai
• Kebetulan betul, dilambangkan dengan c, pada butir ke-i, ci

• Taraf sukar butir dan kemampuan diletakkan pada kontinum yang sama
sehingga terdapat besaran   b
• Dikenal sebagai prinsip relativitas
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Probabilitas Jawaban Betul P()

Probabilitas jawaban betul bergantung kepada

Parameter kemampuan  dan


Parameter taraf sukar b

Probabilitas jawaban betul merupakan fungsi dari (  b)

P() = f (  b)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Parameter taraf sukar butir

• Ada butir yang sukar, ada butir yang sedang, dan ada butir yang mudah
• Taraf sukar butir merupakan suatu kontinum dari mudah ke sukar
• Taraf sukar butir ke-i dinyatakan dengan bi
• Merupakan satu kontinum dengan parameter kemampuan 

Untuk  > b maka   b > 0


Untuk  < b maka   b < 0 Prinsip relativitas antara  dan b
Untuk  = b maka   b = 0

Rendah Tinggi
kontinum  dan b serta   b
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Hubungan di antara kemampuan responden dan taraf sukar butir untuk butir ke-i


>b
b q> b; –b>0 P() > Q()


<b
 < b;  – b < 0 b P() < Q()


=b
b  = b; P() = Q() = 0,5
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Patokan taraf sukar butir

• Patokan taraf sukar butir adalah P() = 0,5 pada  = b atau pada   b = 0
• Pada patokan ini, kemampuan responden cocok dengan taraf sukar butir

• Taraf sukar butir menunjukkan kemampuan responden


• Kemampuan responden menunjukkan taraf sukar butir

• Nilai taraf sukar butir b terletak pada P() = 0,5

P() = 0,5 b
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Probabilitas jawaban betul pada butir ke-i berhubungan dengan letak  terhadap bi atau terhadap ( – bi)
atau

Pi () = f ( – b) Pi ()
1,0
Ini dikenal sebagai kararteristik butir satu parameter
0,5
Pi () = f (, bi)
bi 
Nilai taraf sukar butir ke-i ditentukan oleh

 – bi = 0 atau bi =  pada saat Pi () = 0,5


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Makin sukar butir maka makin ke kanan letak karakteristik butir seperti tampak pada diagram berikut

butir j lebih sukar dari butir i bj > bi

P()
1,0
i j
0,5


bi bj
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik butir satu parameter 1P (parameter b)

Parameter taraf sukar b

Pi () = f (, bi) = f (  bi))

bi =  ketika Pi () = 0,5


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Model Karakteristik Butir Umum


Parameter daya beda butir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Parameter butir daya beda butir

Ada tiga parameter butir, terdiri atas

• Taraf sukar butir, dilambangkan dengan b, pada butir ke-i, bi


• Daya beda butir, dilambangkan dengan a, pada butir ke-i, ai
• Kebetulan betul, dilambangkan dengan c, pada butir ke-i, ci
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Parameter daya beda butir

Ada butir yang memiliki ciri

• dapat dijawab dengan betul oleh kebanyakan responden yang berkemampuan tinggi
• tidak dapat dijawab dengan betul oleh kebanyakan responden yang berkemampuan rendah

Butir demikian memiliki daya untuk membedakan responden berdasarkan kemampuan mereka.
Butir memiliki parameter berupa daya beda butir, dilambangkan dengan a
Untuk butir ke-i, daya beda butir adalah ai
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daya beda butir

Kemempuan () tinggi banyak jawaban betul


Kemampuan () rendah sedikit jawaban betul

P()
1,0

0,5 Perbedaan karena daya beda ai


g h
Banyak jawab salah Banyak jawab betul
Bagian 1

P() P()

1,0 1,0
ai aj
Perbedaan
0,5 Perbedaan 0,5 besar
kecil

1 b 2  1 b 2 

Daya beda butir ai < aj


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Makin besar daya beda butir maka makin curam lengkungan karakteristik butir, seperti tampak
pada diagram berikut
Daya beda butir ai < aj
P()
P()
1,0 1,0
aj
ai
Perbedaan
Perbedaan
0,5 0,5 besar
kecil

1 b 2  1 b 2 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kecuraman dan daya beda butir

• Kecuraman pada lengkungan merupakan koefisien arah a pada fungsi a(  b).
• Makin curam makin besar koefisien arah a

• Pada butir ke-i, daya beda butir dinyatakan sebagai koefisien arah yang menunjukkan
kecuraman pada lengkungan yakni ai sehingga

Pi () = f (ai (  bi))

a = daya beda butir b = taraf sukar butir


 = kemampuan responden P() = prob jawaban betul
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Di sini terdapat dua parameter butir: bi dan ai dan ini dikenal sebagai karakteristik butir dua
parameter
Pi () = f (, ai, bi) = f (ai (  bi))

P()
1,0
j
i
0,5 aj > ai

1 b i 2 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik butir dua parameter 2P (b dan a)

Parameter taraf sukar b


Parameter daya beda a

Pi () = f (, bi , ai) = f (ai (  bi))

bi =  ketika Pi () = 0,5


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Model Karakteristik Butir Umum


Parameter kebetulan jawab betul
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Parameter butir kebetulan betul

Ada tiga parameter butir, terdiri atas

• Taraf sukar butir, dilambangkan dengan b, pada butir ke-i, bi


• Daya beda butir, dilambangkan dengan a, pada butir ke-i, ai
• Kebetulan betul, dilambangkan dengan c, pada butir ke-i, ci

• Pada pilihan ganda, kebetulan betul terjadi karena tebakan


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Parameter kebetulan betul pada butir

• Pada butir pilihan ganda dapat saja terjadi bahwa jawaban betul dicapai melalui terkaan
• Jawaban betul ini adalah kebetulan betul
• Tingkat kebetulan menjawab betul pada butir ke-i dinyatakan dengan parameter butir ci dan
merupakan probabilitas jawaban betul minimum

P()
Pi ()min = ci Pi ()maks = 1
1,0
0,5(1ci)
(1  ci)
0,5(1ci)
ci + 0,5(1ci) = 0,5(1+ci)
ci
bi 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Di sini, taraf sukar butir bi tidak diperoleh melalui probabilitas jawaban betul Pi() = 0,5 melainkan
pada

Pi() = ci + 0,5 (1 ci) = 0,5 (1 + ci)

• Bentangan Pi () tidak lagi dari 0 sampai 1,0 melainkan dari ci sampai 1,0 yakni selebar (1  ci)
sehingga

f (ai ( bi)) menjadi (1  ci) f (ai( bi))

dan probabilitas jawaban betul menjadi

Pi () = ci + (1  ci) f (ai (  bi))


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karakteristik butir tiga parameter 3P (b, a, dan c)

Parameter taraf sukar b


Parameter daya beda a
Parameter kebetulan jawab betul c

Pi () = f (, bi , ai , ci) = ci + (1  ci) f (ai (  bi))

bi =  ketika Pi() = ci + 0,5 (1 ci) = 0,5 (1 + ci)

Patokan taraf sukar butir menjadi terletak pada P() = 0,5 (1 + ci)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Model Karakteristik Butir Umum


Tiga macam parameter butir
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

E. Tiga Macam Karakteristik Butir

1. Macam satu parameter (1P)

Bentuk umum P() = f (, b)


Bentuk khusus

Pi () = f (  bi) bi =  pada Pi () = 0,5


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Macam dua parameter (2P)

Bentuk umum P() = f (, a, b)


Bentuk khusus

Pi () = f (ai (  bi)) bi =  pada Pi () = 0,5


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Macam tiga parameter (3P)

Bentuk umum P() = f (, a, b, c)


Bentuk khusus

Pi () = ci + (1  ci ) f (ai(  bi))

bi =  pada Pi () = ci + 0,5 (1  ci) = 0,5 (1 + ci)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Macam Karakteristik Butir

Selanjutnya macam karateristik butir 1P, 2P, dan 3P ini ditentukan oleh bentuk

1P f (, bi) Pi () = f (  bi)


2P f (, ai, bi) Pi () = f (ai (  bi))
3P f (, ai, bi , ci) Pi () = ci + (1  ci ) f (ai(  bi))

yang dipilih atau ditentukan bentuknya


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Bentuk umum adalah model 3P

Model 3P dapat diangga sebagai model umum

Model 3P Pi () = ci + 0,5(1  ci ) f (ai(  bi))

Model 2P ci =0 Pi () = f (ai (  bi))

Model 1P ci = 0 ai = 1 Pi () = f (  bi)



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterampilan Matematika
Konstanta e
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
F. Keterampilan Matematika

1. Fungsi Eksponensial

• Konstanta e dinamakan juga sebagai konstanta eksponensial, memiliki nilai tetap

e = 2,718281828 …

dapat diteruskan sampai tidak ada batas


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Di dalam pemakaian, e sering dibatasi sampai 2 atau 3 digit pecahan desimal

e = 2,72 atau e = 2,718

• Fungsi eksponensial menggunakan e dalam bentuk seperti

ex atau ef(x)

• Dapat juga ditulis dalam bentuk exp (X) atau exp (f (X))
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Nilai fungsi eksponensial ex dapat langsung ditemukan melalui kalkulator elektronik

Misalnya e0,5 dapat langsung ditemukan di dalam kalkulator Casio melalui

AC
ex
Shift

0  5
=

Terbaca bahwa hasilnya adalah 1,6487 …


AC bertujuan mengosongkan isi memori kalkulator
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterampilan Matematika
Logaritma (log dan ln)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Fungsi Logaritma

• Logaritma berkaitan dengan pangkat dan akar pada bilangan, misalnya

32 = 9

• Pangkat Pangkat bersangkutan dengan pertanyaan

32 = ? ? = 32

• Akar Akar bersangkutan dengan pertanyaan

?2 = 9 ? = √9
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Logaritma

Logaritma bersangkutan dengan pertanyaan

3? = 9 ? = 3log 9

Di sini, 3 dinamakan basis logaritma

Logaritma menentukan berapa nilai pangkat


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Logaritma basis 10 dan basis e

• Kalau basis logaritma adalah 10, biasanya 10 itu tidak perlu ditulis

10? = 100 ? = log 100 = 2

• Kalau basis logaritma adalah e, maka logaritma ini dinamakan logaritma naturalis dan ditulis
sebagai ln

e? = 1,6487 ? = ln 1,6487 = 0,5


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Nilai logaritma dapat langsung dihitung pada kalkulator elektronik

Perhitungan log (yakni basis 10)

Misalnya untuk log 25


pada kalkulator Casio
AC
log 2 5
=

Hasilnya adalah 1,3979 …


Ini berarti bahwa 101,3979… = 25
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Nilai logaritma dapat langsung dihitung pada kalkulator elektronik

Perhitungan ln (yakni basis e)

Misalnya untuk ln25


pada kalkulator Casio
AC
ln 2 5
=

Hasilnya adalah 3,2188 …


Ini berarti bahwa e3,2188… = 25
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhitungan ln (yakni basis e)

Misalnya ln 2,75, pada kalkulator Casio

AC ln 2  7 5 =

Hasilnya adalah 1,0116 …

artinya e1,0116 = 2,75


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterampilan Matematika
Diferensial
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Diferensial

Di dalam matematika, diferensial adalah bilangan yang sangat kecil mendekati ke 0

x
x = x2 – x1
x1 x2
Jika x2  x1 maka x  0

x  0 maka x = dx dan dikenal sebagai diferensial dx

Cara yang sama berlaku untuk variabel lainnya, misalnya, y

y  0 maka y = dy dan dikenal sebagai diferensial dy


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterampilan Matematika
Hasil Bagi Diferensial
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Hasibagi (quotient) diferensial

• Pembagian di antara dy dan dx dikenal sebagai hasilbagi diferensial

untuk x  0 menjadi dy atau juga sebagai y’


dx
• Kalau y = f (x), maka hasilbagi diferensial menjadi

df ( x ) atau juga sebagai f’(x)


dx
• Dengan demikian, hasilbagi diferensial adalah hasilbagi dari bilangan sangat kecil yang
mendekati 0
• Terdapat sejumlah rumus untuk menghitung hasilbagi diferensial
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterampilan Matematika
Rumus Umum Hasil Bagi Diferensial
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Hasilbagi diferensial (dikenal juga sebagai turunan pertama) bergantung kepada fungsi yang
dideferensialkan

• Beberapa rumus umum a = konstanta

da dx n
0  nx n 1 ( n  1)
dx dx

de x d ln x 1
 ex 
dx dx x

d sin x d cos x
 cos x   sin x
dx dx

d ( au) du d ( u  v ) du dv
a  
dx dx dx dx dx
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh
dy
(a ) y  x 4  4 x3
dx

4 dy dx 4
(b) y  3x 3  12 x 3
dx dx

4 dy dx 4 d 2
(c ) y  x  2    4 x3  0  4 x3
dx dx dx

4 2 dy dx 4 dx 2
(d ) y  3 x  2 x 3 2  12 x 3  4 x
dx dx dx
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Rumus selanjutnya
d ( uv ) du dv
v u
dx dx dx

u
d   v du  u dv
 v   dx dx
2
dx v

df ( u) df ( u) du

dx du dx

Turunan ke  2

d 2 u d  du 
  
dx 2 dx  dx 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh 8
(a ) y  (3 x 4  2 x 2 )( x 2  1)

dy 2 d (3 x 4  2 x 2 ) 4
2
2 d ( x  1)
 ( x  1)  (3 x  2 x )  ( x 2  1)(12 x 3  4 x)  (3 x 4  2 x 2 )(2 x)
dx dx dx
 18x 5  20 x 3  4 x

3x 4  2 x 2
(b) y
x2 1

2 d (3x 4  2 x 2 ) 4
2
2 d ( x  1)
( x  1)  (3x  2 x )
dy dx dx ( x 2  1)(12 x 3  4 x)  (3 x 4  2 x 2 )(2 x)
 
dx ( x 2  1) 2 ( x 2  1) 2
6 x 5  12 x 3  4 x

x4  2x2  1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh 9
4
2 x2
(a) y  e3 x

4 2
dy d (e 3 x  2 x ) d (3 x 4  2 x 2 ) 3x4 2 x2 3 3 3x4 2 x2
 e (12 x  4 x )  (12 x  4 x )e
dx d (3 x 4  2 x 2 ) dx

(b) y  3x 4  2 x 2

dy
 12 x 3  4 x
dx

d2y 2
2
 36 x 4
dx
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterampilan Matematika
Titik Maksimum, Minimum, atau Titik Balik
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Hasilbagi diferensial sebagai sudut garis singgung

y Garis singgung
B
y
A C
x
x

y
x berkaitan dengan besarnya sudut

Jika x  0 maka C dan juga B bergerak ke A

dy
maka dx
merupakan sudut pada garis singgung di titik A
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Titik Minimum, Titik Maksimum, dan Titik Balik

Pada titik minimum dan maksimum garis singgung menajdi horizontal sehingga sudut singgung
menjadi nol
y y

x x

Pada titik minimum atau titik maksimum, karena sudut singgung adalah nol, maka
dy
0
dx
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Titik Balik adalah titik ketika grafik membalik, misalnya, dari melengkung ke kanan membalik menjadi
melengkung ke kiri

Pada titik balik, garis singgung horizontal sehingga sudut singgung menjadi 0 yakni

dy
0
dx
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Contoh titik maksimum

y =  2 x2 + 8x + 1

Titik maksimum terletak pada yakni di x = 2

Titik maksimum ymaks =  (2)(4) + (8)(2) + 1 = 9


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bab 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterampilan Matematika
Integral
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7. Integrasi

Di dalam matematika, integrasi adalah proses penjumlahan sedjumlah bilangan yang sangat kecil
mendekati 0
y
Notasi integrasi adalah ∫,
misalnya, ∫ydx
y

x1 dx x2 x
Luas yang sangat kecil adalah y dx
Jumlah dari semua luas y dx dari x1 sampai x2 adalah luas seluruh gambar
x2

 ydx
x1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Integrasi pada distribusi probabilitas normal baku

Integrasi ini menghasilkan luas pada histogram distribusi probabilitas normal baku

z1 z1 1
1  2 z2
 z1   n( z;0,1)dz   e dz
  2
Luas ini bergantung kepada letak z1 dan nilainya dijadikan tabel fungsi distribusi bawah untuk
berbagai nilai z1 (lihat tabel)

z1

–∞ z1 z

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1,13
Contoh 10 1,13   n( z;0,1)dz  0,1292


Nilai ini dapat dilihat pada tabel fungsi distribusi (bawah) pada distribusi probabilitas normal baku

Dapat juga dicari pada program komputer tentang statistika seperti Minitab

Fungsi distribusi (bawah) pada distribusi normal baku merupakan kumulasi distribusi (luas histogram pada
distribusi probabilitas normal baku) dari – ∞ sampai suatu nilai z1 = – 1,13

n (z; 0, 1)

-1,13 = 0,1292

-1,13 z
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Fungsi distribusi pada distribusi probabilitas normal baku

x 1
1 2 z2 2 x2 x4 x6 

x 2
e dz  x 1 
  ( 2 )(1! )( 3)
 2
( 2 )( 2! )( 5)
 3
( 2 )( 3! )( 7 )
 ...

x
1 12 z 2 1 1 2 x2 x4 x6 
x  
 2
e dz   x 1 
2 2   ( 2 )(1! )( 3)
 2
( 2 )( 2! )( 5)
 3
( 2 )( 3! )( 7 )
 ...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rumus pendekatan dari C. Hasting

X2
1 1 1 
P( X )    e 2
t b1  tb2  t b3  t b4  tb5 
2 2 2
1
t
1  pX
p = 0,2316419 b1 = 0,319381530
b2 = – 0,356563782 b3 = 1,781477937
b4 = – 1,821255978 b5 = 1,330274429
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

8. Perhitungan integral

Secara umum integrasi adalah kebalikan dari hasilbagi diferensial

Hasilbagi diferensial dan integral


y  xn
dy dx n
  nx n 1 n 1
dx dx
x n1
 ydx   x dx  n  1  C
n
n  1

C = suatu konstanta (karena hasilbagi diferensial konstanta sama dengan 0)


C dapat ditentukan kemudian
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh 11
y  x4
dy dx 4
  4 x3
dx dx

y  4 x3
x4
  
3 3 4
ydx  4 x dx  4 x dx  4  C  x C
4

Tampak di sini bahwa jika hasilbagi diferensial diintegralkan maka hasilnya kembali asal

Asal adalah y = x4 dan setelah didiferensial serta diintegralkan maka hasilnya kembali ke y = x4
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Integral definit

Integral definit adalah integral yang diberi batas nilai dari sesuatu ke sesuatu

Misalkan integrasi dilakukan dari x1 sampai ke x2 maka bentuknya adalah

y  xn
x2


n 1 x 2 n 1 n 1
ydx  nx | x1
 ( nx 2 )  ( nx1 )
x1

Contoh 12 6
x 5 6 65 25
2 x dx  5 |2  5  5  1548,5
4
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• Rumus umum beberapa integral

 adx  ax  C
x n 1
 x dx  n  1  C
n
n  1


x x
e dx  e C
dx
 x  ln x  C

• Diferensial diintegral akan kembali asal sehingga jika y didiferensialkan dan kemudian diintegralkan maka
hasilnya akan kembali ke y

 dy 
  dx dx  y  C
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Latihan 1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1/1 Proporsi jawaban betul

Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-


den 6 ponden A den 6 ponden A
1 1 12 19 1 8
2 1 12 20 1 8
3 0 11 21 0 8
4 1 11 22 0 8
5 1 11 23 0 8
6 0 10 24 0 7
7 1 10 25 1 7
8 0 10 26 0 7
9 1 10 27 0 7
10 0 10 28 0 6
11 1 10 29 0 6
12 0 9 30 0 5
13 0 9
14 1 9
15 1 9 (a) Hitung proporsi jawaban betuil pada setiap nilai responden
16 1 9 (b) Lukiskan grafiknya
17 0 9
18 0 9
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 / 2 Hitung proporsi jawaban betul dan buat grafik karakteristiknya untuk setiap butir

Respon- Butir Sekor res-


den 1 2 3 4 5 6 7 8 ponden A
18 1 1 1 1 1 1 1 1 8
4 1 1 1 1 1 1 1 0 7
11 1 1 1 1 1 1 0 1 7
2 1 1 1 1 0 0 1 1 6
9 1 1 1 0 1 1 1 0 6
13 1 1 1 1 1 1 0 0 6
7 1 0 1 1 1 1 0 0
12 1 1 0 1 1 0 1 0
19 1 1 1 1 0 1 0 0
20 1 1 1 1 1 0 0 0
5 1 1 1 1 0 0 0 0
10 1 0 0 1 1 1 0 0
14 0 1 1 1 1 0 0 0
16 1 1 1 0 1 0 0 0
18 1 1 1 0 0 0 0 0
15 1 1 1 0 0 0 0 0
17 1 1 0 1 0 0 0 0
3 1 0 1 0 0 0 0 0
6 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1 / 3 Fungsi eksponensial

Dengan kalkulator, carilah nilai berikut

e-1,5 = e-2,75 = e-1,0 =

e-1,87 = e0 = e0,5 =

e1,5 = e1,75 = e2,0 =

e2,25 = e2,5 = e2,75 =

e2,9 = e3,0 = e3,75 =

e4,0 =
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1 / 4 Logaritma

Dengan kalkulator elektronik, carilah nilai log sebagai berikut

log 15 = log 27,5 = log 50,5 =

log 58 = log 75 = log 83 =

log 100 = log 118 = log 1350 =

log 2750 = log 0,75 = log 0,025 =

log 0,50 = log 0,95 = log e =

log  =
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1 / 5 Logaritma naturalis

Dengan kalkulator elektronik, carilah nilai

ln 0,75 = ln 0,90 = ln 1,25 =

ln 15 = ln 20 = ln 27,5 =

ln 50 = ln 75 = ln 150 =
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian 1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• 1/6 Hitung melalui hasil bagi diferensial, nilai ekstrim dari fungsi berikut

a. y = 2 x2 + 4 x + 5
b. y =  3 x2 + 12 x + 7
c. y = 4 x2 – 3x + 4

Anda mungkin juga menyukai