Anda di halaman 1dari 11

METODE PENAFSIRAN

AL-QUR’AN
BERDASARKAN CARA
URAIAN
Dalam hal ini terbagi kepada 4 macam:

A. TAFSIR TAHLILI/ANALISIS:
Mengkaji ayat-ayat al-Qur’an dari
segala segi dan maknanya sesuai
dengan urutan ayat dan surat dalam
mushaf.
- Ciri-ciri uraiannya mencakup kosa
kata, unsur i’jaz, balaghah, hukum
fiqh, norma akhlak, aqidah,
perintah, larangan, hakikat, majaz,
kinayah dan lain sebagainya.
KELEBIHANNYA:
a. Ruang lingkupnya luas, karena mufasir senantisa
menjelaskan makna ayat secara menyeluruh, baik
bersumber kepada bil ma’tsur atau bil ra’yi.
b. Memuat berbagai ide atau gagasan, sehingga mufasir
dapat leluasa mencurahkan segala kemampuannya
untuk menggali makna ayat.
KEKURANGANNYA:
a. Menjadikan petunjuk al-Qur’an terpecah-pecah
(parsial), sehingga terkesan al-Qur’an memberikan
pedoman secara tidak konsisten.
b. Melahirkan penafsiran yang subyektif.
c. Banyak memuat kisah-kisah israiliyat, yakni yang
bersumber dari tradisi Yahudi/Kristen.
B. TAFSIR IJMALI/GLOBAL

- Menafsirkan al-Qur’an secara global, tanpa


uraian panjang lebar sesuai dengan urutan
ayat dan surat dalam mushaf.
- Ciri-ciri uraiannya: menafsirkan dengan lafaz
al-Qur’an sendiri, memilih makna yang mudah
dipahami, memuat asbabun nuzul, memuat
hadis dan hikmah.
- Contoh kitabnya: Tafsir Jalalain, Tafsir al-
Wasith, Tafsir al-Qur’an Fairuz Zabadi.
KELEBIHANNYA:
a. Praktis dan mudah dipahami, karena penjelasannya
yang ringkas dan tidak berbelit.
b. Bebas dari kisah-kisah israiliyat.
c. Akrab dengan bahasa al-Qur’an, karena uraian nya
yang singkat maka pembaca merasa seperti membaca
al-Qur’an.
KEKURANGANNYA:
a. Menjadikan petunjuk al-Qur’an bersifat parsial, sama
seperti tafsir tahlil.
b. Tidak ada ruang untuk berimprovisasi atau berfikir
secara luas dengan berbagai macam analisis, karena
sifatnya yang ringkas.
C. TAFSIR MUQARAN/KOMPARASI:

- Menafsirkan al-Qur’an dengan cara


mengambil sejumlah ayat al-Qur’an,
kemudian mengemukakan penafsiran para
ulama tafsir (salaf dan khalaf).
- Ciri2 uraiannya: memuat pandapat para
mufasir, riwayat dari Nabi, sahabat, tabi’in,
membandingkan kecenderungan para
mufasir. Kemudian menjelaskan corak
penafsirannya, kemudian mengemukakan
pendapatnya sendiri.
 KELEBIHANNYA:
a. Memberikan wawasan penafsiran yang relatif lebih
luas, karena banyak mengutip pendapat mufasir
sebelumnya.
b. Lebih toleran terhadap pendapat orang lain.
c. Pembaca akan mendapatkan uraian yang lebih dari
sekedar pendapat mufasir sendiri.
 KEKURANGNNYA;
a. Urainnya tidak up to date, karena cenderung mengacu
pada pendapat mufasir sebelumnya.
b. Tidak cocok bagi pembaca pemula.
c. Kurang dapat menjawab tantangan zaman.
D. TAFSIR MAUDHU’I

- Menafsirkan al-Qur’an dengan cara


menghimpun seluruh ayat yang berbicara tentang
satu masalah atau tema.
- Ciri-ciri uraiannya: menyusun ayat-ayat
tersebut sesuai dengan urutan turunnya,
menjelaskan asbabun nuzul, menjelaskan makna
dan tujuannya, mengkaji ayat dari seluruh
seginya, istimbath, I’jaz, I’rab.
- Ada dua macam: berdasarkan tema dan
berdasarkan surat.
 KELEBIHANNYA:
a. Dapat menjawab tantangan zaman.
b. Prkatis dan sistimatis, karena pembaca dapat mencari
jawaban suatu persoalan hanya dengan membaca satu
kitab tafsir.
c. Dinamis, karena selalu disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
d. Hasil penafsiran lebih konperehensif, karena urainnya
hanya difokuskan pada satu tema.
 KEKURANGNNYA:
a. Terjadinya pemotongan ayat, karena yang ditafsirkan
hanya yang berhubungan dengan tema.
b. Penafsiran ayat menjadi terbatas hanya sekedar yang
berkaitan dengan tema.

Anda mungkin juga menyukai