Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Model Pengembangan Kurikulum


(Tyler, Taba, Beauchamp, Wheeler, Nicholls, Skilbeck)

Disusun dan dipresentasikan sebagai tugas pada mata kuliah


Tela’ah dan Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu:
Ahmad Buchori Muslim, M.Pd.I.

Disusun Oleh Kelompok 5:


Ikhsani 1920010051
Siti Evira 1920010041
Nur Awalitussoliha 1920010031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS CENDEKIA ABDITAMA TANGERANG
MARET 2022

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala
yang telah memberikan kita semua nikmat dan karunia-Nya yang indah karnanyalah kita
masih dapat memiliki kehidupan yang sehat dan indah serta memuaskan dalam nikmat ini.
Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW kepada istri, keluarga,
sahabat dan kita semua yang semoga selalu dilindung Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Artikel ini memberikan gambaran tentang metodologi pengembangan kurikulum
(Tyler, Taba, Beauchamp, Wheeler, Nicholls, Skilbeck). Kami sebagai pemakal masih jauh
dari sempurna.
Maka dari pada itu, masukan dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan untuk memperbaiki dan melengkapi kemajuan-kemajuan di masa yang akan
datang. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membimbing kami dalam mempersiapkan kursus ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala
memberikan balasan serta semua perbuatan baik yang telah semua kita lakukan. Aamiin Ya
Rabbal Aalamaiin.

Tangerang, 26 Maret 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan masalah............................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum................................................................3

B. Pengembangan Kurikulum Tyler, Taba, Beauchamp, Wheeler, Nicholls, Skilbeck......4

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

Simpulan...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kurikulum ialah sebuah perangkat rencana, pengaturan, isi, metodedan bahan


ajar sebagai sarana pedoman untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Kurikulum
juga merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan karena kurikulum merupakan
salah satu komponen penentu sistem pendidikan. Kurikulum adalah pusat dan
strategis di seluruh proses Pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum memandu
berbagai bentuk kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan
demikian, kurikulum merupakan input instrumental untuk menggapai tujuan
pendidikan, yaitu pembangunan sumber daya manusia sesuai dengan falsafah hidup
negara Indonesia. Kurikulum Sebagai atribut untuk mencapai tujuan pendidikan yang
lebih baik, kurikulum harus memungkinkan siswa menjadi manusia yang loyal,
berdedikasi, berkarakter, berbadan sehat, terpelajar, inovatif, mandiri, warga negara
yang demokratis dan memiliki rasa tanggung jawab. Tidak hanya sebagai mata
pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa, tetapi juga sebagai kegiatan pendidikan
yang direncanakan untuk dialami dan diwujudkan dalam perilaku siswa.
Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
memerlukan model sebagai landasan teori untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Dalam pengembangan kursus, banyak tipe atau model yang digunakan dalam
pengembangan kursus. Pengambilan model pengembangan kurikulum hendaknya
tidak hanya didasarkan pada kelebihan dalam memanfaatkannya serta kemungkinan
untuk mencapai hasil yang optimal, tetapi juga perlu menyesuaikan dengan sistem
pendidikan dan sistem manajemen pendidikan yang dianut serta model filosofi
pendidikan yang dianut.

1
Dari beberapa penjelasan di atas, pengembangan kurikulum sangat penting
bagi dunia pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Ada
beberapa model atau macam yang di utarakan oleh para ahli dalam pengembngan
kurikulum yang akan di bahas pada mala mini dangan judul “Model Pengembangan
Kurikulum”.

B. Rumusan masalah

1. Seperti apa Model Pengembangan Kurikulum?


2. Apa yang dimaksud Model Pengembangan Kurikulum Tyler, Taba, Beauchamp,
Wheeler, Nicholls, Skilbeck?
C. Tujuan Penulisan

Makalah ini didisain untuk memenuhui tugas pada mata kuliah Tela’ah dan
Pengembangan Kurikulum. Dan makalah ini dibuat untuk dibaca serta dikaji bersama
agar lebih memahami tentang apa yang dimaksud Pengembangan Kurikulum Tyler,
Taba, Beauchamp, Wheeler, Nicholls dan Skilbeck.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum

Timbulnya inovasi umumnya dilatar belakangi oleh tantangan buat


menanggapi masalah- masalah yang serius dalam pembelajaran. Begitu juga inovasi
yang terjalin dalam kurikulum diperuntukan buat menanggapi kasus yang terdapat
dalam pembelajaran. Inovasi kurikulum mencakup aspek struktur kurikulum, modul
kurikulum, serta proses kurikulum. Inovasi kurikulum dicoba tergantung pada
dinamika warga, sehingga pergantian di warga berimplikasi pergantian dalam
pembelajaran. Di sisi lain, inovasi pembelajaran bisa pula lahir pada pendirian yang
baru menimpa pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan warga,
sehingga sistem inovasi pembelajaran yang lama tidak lagi relevan dengan keadaan
warga (Nugraha, 2016).
Ditinjau dari pengertiannya, model pengembangan kurikulum bisa dikatakan
suatu proses perencanaan kurikulum agar menciptakan rencana kurikulum yang
sangat luas, komprehensif, serta khusus. Perkembangan kurikulum ini sangat
dibutukan untuk menyempurnakan suatu kurikulum yang dibuat untuk dikembangan
oleh sendiri baik itu pemerintah di suatu daerah ataupun lembaga sekolah, proses ini
berhubungan dengan pilih organisasi bermacam komponen suasana belajar mengajar,
antara lain penetapan agenda pengorganisasian kurikulum, spesifikasi tujuan yang
dianjurkan, mata pelajaran, aktivitas, sumber, perlengkapan pengukur pengembangan
kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber- sumber unit, rencana unit, serta garis
pelajaran kurikulum ganda yang lain yang mempunyai tujuan buat mempermudah
proses belajar- mengajar.
Sebab-sebab yang pengaruhi proses pengembangan kurikulum antara lain
aspek politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan, serta teknologi. Ada pula
sebagian prinsip umum dalam pengembangan kurikulum antara lain: Awal, prinsip
relevansi. Kedua, relevansi fleksibilitas. Ketiga, prinsip kontinuitas. Keempat, prinsip
instan. Kelima, prinsip daya guna.

3
Adapun prinsif yang amat bagus dalam mengembangkan kurikulum antara
lain: Awal, prinsip berkaitan dengan tujuan pembelajaran. kedua, prinsip berkaitan
dengan pemilihan kandungan pembelajaran. ketiga, prinsip berkaitan dengan proses
pemilihan belajar mengajar. Keempat, prinsip berkenaan dengan pemilihan media
serta pengajaran. kelima, prinsip berkaitan dalam pemilihan aktivitas evaluasi.
Model pengembangan kurikulum bisa berbentuk pembahasan teoritis tentang
sesuatu proses kurikulum secara merata ataupun bisa ialah pembahasan tentang salah
satu bagian dari kurikulum. Di samping itu, terdapat model yang mempersoalkan
totalitas proses serta terdapat pula yang cuma menitikberatkan pandangannnya pada
mekanisme penataan kurikulum. Proses pengembangan kurikulum mengkaji
bermacam alternatif jawab buat meningkatkan mutu yang di idamkan. Apabila
kurikulum diurai secara struktural, hendak ada 4 perangkat atau komponen utama,
ialah tujuan, isi, strategi pelaksana, serta komponen penilaian. Keempat komponen
tersebut harus memiliki kaitan satu dengan yang lain sehingga mencerminkan satu
kesatuan utuh selaku program pembelajaran. (Wekke, 2017).

B. Pengembangan Kurikulum Tyler, Taba, Beauchamp, Wheeler, Nicholls,


Skilbeck
a. Model Kurikulum Tyler.
Pengembangan kurikulum model ini yaitu bisa ditemui dalam buku klasik
yang hingga saat ini banyak dijadikan sebuah rujukan dalam jalan dalam
pengembangan kurikulum judul Bawah Prinsip dari Kurikulum serta Petunjuk.
Model pengembangan kurikulum oleh Tyler ini lebih mendisain sesuatu
kurikulum cocok dengan tujuan serta misi sesuatu institusi pembelajaran. Maka
dari pada itu, model ini tidak menguraikan pengembangan kurikulum dalam
wujud langkah- langkah konkrit ataupun tahapan- tahapan secara rinci. Tyler
cuma membagikan dasar- dasar pengembangannya saja tetapi proses
pengembangan kurikulum model Tyler ditafsirkan pada berikut (Benjamin, 2019).
Tyler tidak mengatakan langkah- langkah secara konkret dalam
pengembangan kurikulumnya. Tetapi tyler hanya membagikan dasar - dasarnya
saja. Adapun model pengembangan ini bisa dilihat pada tahapan berikut:
1. Objectives (Tujuan pembelajaran yang diharapkan).
2. Selecting Learning Experiences (Memastikan pengalaman belajar yang

4
hendak diperoleh guna menggapai tujuan yang diartikan).
3. Organizing Learining Experiences (Mengorganisasi pengalaman
belajar yang hendak diberikan).
4. Evaluation (Mengevaluasi mengenali suatu tujuan pembelajaran sudah
dicapai).

b. Model Kurikulum Taba


Model pengembangan kurikulum Taba, kerap dipandang selaku model yang
terbalik. Dikatakan drmikian, sebab model ini merupakan sebuah metode yang
umumnya ditempuh secara deduktif sehingga model ini sifatnya lebih kepada
induktif. Model ini diawali dengan melakukan eksperimen, diteorikan, setelah itu
diimplementasikan. Perihal ini dicoba buat membiasakan antara teori serta
aplikasi, dan melenyapkan watak keumuman serta keabstrakan kurikulum,
sebagaimana kerap terjalin apabila dicoba tanpa aktivitas eksperimental (Achruh,
2019). Hilda Taba meningkatkan 5 langkah dalam kurikulum secara
berturut,ialah:
1. Kelompok penyusun terlebih dulu menciptakan unit- unit
kurikulum buat dieksperimenkan. Lalu menciptakan unit- unit itu
ditempuh melalui metode mendiagnosis kebutuhan, dengan
merumuskan tujuan spesial, memilah modul, mengelola modul,
memilah pengalaman belajar, mengorganisasikan pengalaman
belajar, mengevaluasi, serta mengecek penyeimbang serta urutan
modul,
2. Uji coba unit- unit eksperimen dengan menciptakan validitas serta
kelayakan pendidikan,
3. Merivisi hasil yang telah di uji coba serta mengkonsolidasikan
unit- unit kurikulum,
4. meningkatkan komponen kerja teoritis. Pertimbangannya
merupakan sebuah pertanyaan apakah pemikiran-pemikiran serta
konsep-konsep pokok secara berentetan sudah lumayan dalam
mencermati perimbangan keluasan serta kompleksitasnya. apakah
pengalaman belajar sudah membagikan peluang dalam tingkatkan
pertumbuhan keahlian intelektual serta uraian emosional?
5. penyeimbangan serta desiminasi hasil yang sudah diperoleh.

5
Maka daripada itu, butuh persiapan guru-guru untuk membuat
sosialisasi melalui rangakaian berupa seminar, penataran, pelatihan, lokakarya
serta lain sebagainya. Bagi Hilda Taba teori pertumbuhan kurikulum bukan
cuma menghalangi perkara pertumbuhan kurikulum, melainkan pula
menguraikan sistem konsep yang wajib digunakan buat memperhitungkan
ikatan kurikulum ini terhadap pembelajaran.
Pertumbuhan kurikulum merupakan sebuah usaha dilingkungan yang
mengaitkan berbagai macam keputusan. Bermacam keputusan ini menimpa
tujuan universal yang akan dilakukan pembelajaran (sekolah) serta tujuan
pelajaran akan lebih khusus. Adapun bidang utama mata pelajaran di dalam
kurikulum wajib dipilih (Yu’timaalahuyatazaka, 2016).

c. Model Kurikulum Beauchamp


Pengembangan kurikulum menggunakan tata cara beauchamp dibesarkan oleh
ahli dibidang kurikulum hal ini memiliki 5 bagian pembentuk keputusan. sesi
tersebut ialah . (Sciences, 2016):
1. Memutuskan tempat ataupun lingkup daerah pengembangan kurikulum,
sesuatu keputusan yang menjelaskan ruang lingkup upaya pengembangan.
(suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas dan
diperluas di sekolah- sekolah di daerah tertentu baik bersekala regional
ataupun nasional yang diucap arena)
2. Menetapkan personalia atau tim khusus para ahli kurikulum, yaitu siapa- siapa
saja yang turut ikut serta dalam pengembangan kurikulum.
3. Regu menyusun tujuan pengajaran kurikulum serta penerapan proses belajar
mengajar, buat tugas tersebut butuh dibangun dewan kurikulum selaku
coordinator yang bertugas pula selaku penilai penerapan kurikulum, memiilah
modul pelajaran baru, memastikan bermacam kriteria buat memilah kurikulum
mana yang hendak dipakai serta menulis secara merata menimpa kurikulum
yang hendak dibesarkan.
4. Implementasi kurikulum, yaitu kegiatan untuk menerapkan kurikulum seperti
yang sudah diputuskan dalam ruang lingkup pengembangan kurikulum.

6
5. Lalu penilaian kurikulum

d. Model Kurikulum Wheeler


Wheeler berpendapat pengembangan kerikulum ialah sesuatu proses yang
membentuk bundaran. Sebuah proses pengembangan suatu kurikulum ialah proses
yang terjalin secara terus menerus serta silih berkaitan. Bahawasannya proses
pengembangan kurikulum terjalin dari 5 tahap ataupun sesi. Setiap sesi dalam
proses ini merupakan suatu pekerjaan yang berlangsung secara sistematis. Artinya
bahwa yang tidak bisa menjadi bisa melaksanakan ataupun menuntaskan sesi
kedua jika sesi awal belum terselesaikan ataupun dikerjakan. Tetapi demikian
manakala tiap sesi yang berakhir dikerjakan,jika hendak kembali lagi ke sesi
awal (M. Fahri Hozaini, 2020).
Begitupun seterusnya sehingga proses pengembangan dari pada suatu
kurikulum berlangsung secara terus menerus tanpa terdapat ujungnya. Maka
sebaiknya menggunakan cara yang ada ditahap - tahap pengembangan sebuah
kurikulum bagi Wheeler berkomentar jika pengembangan kurikulum terdiri dari 5
sesi ialah:
1. Mementukan tujuan umum serta tujuan khusus.
2. Memastikan pengalaman belajar yang bisa jadi bisa dicoba oleh siswa buat
menggapai tujuan yang sudah diformulasikan dalam dalam langkah awal.
3. Memastikan isi serta modul pelajaran cocok dengan pengalaman belajar
dalam pengembangan sebuah kurikulum merupakan penentuan isi serta
modul pelajaran.
4. Mengorganisasikan ataupun menyatukan pengalaman belajar dengan isi
ataupun modul pelajaran.
5. Melaksanakan penilaian tiap fase pengembangan serta pencapaian tujuan .
Proses pendidikan berakhir hendak dilaksanakan sesuatu penilaian. Dalam
proses pengembangan kurikulum ini sesi penilaian ialah sesi yang sangat
berarti, perihal itu sebab proses evaluasi penilaian pula untuk
membagikan data tentang ketercapaian pada tujuan yang sudah
diresmikan.

e. Model Kurikulum Nicollas

7
Nicholls menitik beratkan pada pendekatan secara logika atau rasional dari
pengembangan kurikulum, spesialnya dimana kebutuhan buat kurikulum baru
timbul dari perubahan- perubahan suasana. Nicholls mengartikan pekerjaan Tyler,
Taba serta Wheeler dengan penerapan kurikulum proses yang siklus ataupun
berupa bundaran serta kebutuhan buat langkah dini ialah, analisis suasana.
Keduanya mengatakan kalau saat sebelum elemenelemen lebih jelas dalam proses
diambil atau dicoba, konteks serta suasana yang mana keputusan- keputusan
kurikulum terbuat membutuhkan pertimbangan yang sangat teliti serta sungguh-
sungguh (Pratama, 2018). Langkah- langkah dalam proses pertumbuhan
kurikulum Nicholls merupakan:
1. Analisis keadaan atau situasi
2. Pilih tujuan
3. Pilih serta organisasi isi
4. Pilih serta organisasi metode
5. Evaluasi
Pada mengamati suasana ialah sesuatu aksi yang disengaja buat memforsir
para tim pengembang kurikulum supaya lebih responsif terhadap area mereka
serta secara spesial buat kebutuhan anak didik. Dengan mempraktikkan analisis
suasana selaku titik permulaan, hingga model ini hendak membagikan bawah
informasi yang mana tujuantujuan yang lebih efisien bisa jadi hendak dibesarkan.
Model ini menyesuaikan terhadap perubahan- perubahan suasana sehingga ikatan
perubahan- perubahan dilihat buat elemenelemen pada model-model selanjutnya.

f. Model Kurikulum Skilbeck


Skilbeck berutara, model pengembangan kurikulum yang dia namakan model
Skilback, merupakan model pengembangan kurikulum yang ada pada tingkat
sekolah (School Nased Curriculum Development). Skilbeck menarangkan model
ini diperuntukkan buat tiap guru yang mau meningkatkan kurikulum yang cocok
dengan kebutuhan sekolah.
Model skilbeck ini dapat diterapkan bersama dalam perkembangan kurikulum
secara observasi atau penilaian sistem kurikulum sehingga rencana tersebut harus
di mulai dari salah satu langka (stage) secara bersama. Supaya proses
pengembangan berjalan dengan baik dan benar, sehingga tiap pengembang
tercantum guru butuh menguasai 5 elemen inti yang diawali dari mennganalisis

8
suasana hingga pada melaksanakan evaluasi. Skilbeck menyarankan model
pengembangan sustu kurikulum yang dia susun bisa dijadikan alternatif dalam
pengembangan kurikulum tingkatan sekolah. Bagi Skilbeck langkah-langakah
suatu pengembangan kurikulum merupakan selaku berikutMenurut Skilbeck
langkah-langakah pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut (Hikmawati,
2018):
1. Menganalisis suatu tujuan
2. Memformulasikan tujuan
3. Menyususn program
4. Interpretasi serta implementasi
5. Monitoring, feedback, evaluasi, serta rekonstruksi

9
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Model pengembangan kurikulum ialah prosedur alternatif untuk merancang,


mengimplementasikan, serta mengevaluasi kurikulum. Maka darpada itu, model
pengembangan kurikulum memeberikan gambaran sesuatu proses sistem perencanaan
pendidikan yang bisa penuhi bermacam kebutuhan serta standar keberhasilan pembelajaran.
Pengembangan kurikulum butuh dicoba bersumber pada teori yang pas supaya kurikulum
yang sukses bisa efisien.
Statment di atas, bahwa model pengembangan kurikulum ialah salah satu alternatif
dalam merancang, melakukan serta mengevaluasi dan tindak lanjut dalam pendidikan.
Banyak model pengembangan kurikulum yang telah terdapat, serta tiap- tiap model
pengembangan kurikulum mempunyai ciri yang sama, yang mengacu pada tujuan yang mau
dicapai dalam kurikulum, semacam alternatif yang menekankan pada kebutuhan mata
pelajaran, partisipan didik, kemampuan kompetensi kerja, kebutuhan warga. ataupun
permasalahan sosial. Terdapat sebagian model pengembangan kurikulum semacam: Tyler,
Taba, Beaucamp, Wheeler, Nicollas dan model Skillback.

10
DAFTAR PUSTAKA

Achruh, A. (2019). Komponen dan Model Pengembangan Kurikulum. Jurnal Inspiratif


Pendidikan, 1(1), 1–9. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-
Pendidikan/article/view/9933
Benjamin, W. (2019). No Tit‫ילי‬le. ペインクリニック学会治療指針2, 3(2), 1–9.
Hikmawati, S. A. (2018). Pendekatan Dan Model-Model Pengembangan Kurikulum Bahasa
Arab Pada Madrasah/Sekolah Di Indonesia. Jurnal Ihtimam, 1(2), 203–218.
https://doi.org/10.36668/jih.v1i2.170
M. Fahri Hozaini. (2020). MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM (Model Ralph
Taylor, Hilda Taba, Dk Wheler, Beauchamp dan Roger). Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Nugraha, M. T. (2016). Pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). At-Turats, 10(1), 13.
https://doi.org/10.24260/at-turats.v10i1.447
Pratama, H. C. (2018). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
di SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu Kabupaten Brebes.
Sciences, H. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 4(1), 1–23.
Wekke, I. S. (2017). Pembelajaran Bahasa Arab. Penerbit Gawe Buku, pembelajaran bahasa
arab, 100.
Yu’timaalahuyatazaka. (2016). Model Pengembangan Kurikulum Hilda Taba dan
Identifikasinya Dalam Kurikulum Pendidikan Islam. TADBIR: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4, 138–148.
https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/download/448/356/

11

Anda mungkin juga menyukai