kata “nation” dari bahasa latin ini seperti prancis yang
menerjemahkan sebagai “nation” yang artinya bangsa atau tanah air. Dan juga bahasa itali memiliki kata “nescere” yang artinya tanah kelahiran. Secara etimologis, istilah nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau mmelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas sebangsa dan setanah air dan persatuan dan kesatuan (Depdikbud,1991:54) Faktor eksternal yang mempengaruhi melemahnya nasionalisme : 1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tersebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang 2. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat 3. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa 4. Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negri karena banyak produk luar negri seperti Mc Donals, pizza hut,dll. 5. Ide-ide barat yang masuk melalui pendidikan barat yang modern ide-ide inilah yang menggantikan pendidikan tradisional (pondok psantren) dan membuka wawasan lebih luas lagi bagi masyarakat indonesia tentang kemerdekaan. 6. Munculnya paham-paham baru dari eropa, seperti demokrasi,liberalisme,sosialisme,komunisme dan sebagainya. Kemudian paham tersebut berdampak bagi negara-negara di asia khususnya indonesia Faktor internal yang mempengaruhi melemahnya nasionalisme: 1. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme,sehingga para generasi muda meniru sikap tersebut. 2. Semakin populernya bahasa indonesia yang menjadi tali pengikat kesatuan bangsa yang ampuh. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan penggunaan atau penyebaran bahasa belanda dikalangan pribumi sehingga membuat penggunaan bahasa melayu semakin dipopulerkan dan bahasa yang digunakan pun memunculkan bahasa indonesia yang cukup mampu untuk mengikat rasa nasionalisme. 3. Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada pemerintah saat ini . Terkuak kasus-kasus korupsi, penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan 4. Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para generasi muda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia 5. Provinsialisme, kedaerahan, primodialisme. Ketiga kata tersebut sebenarnya mempunyai arti yang kurang lebih sama. Ketiganya sama- sama mempunyai arti paham yang menjunjung tinggi daerahnya atau bersifat kedaerahan,provinsialisme paham yang menjunjung tinggi provinsi sendiri,primodialisme paham yang menjunjung tinggi daerah asalnya atau daerah kelahirannya. Sebenarnya menjunjung tinggi daerahnya bukanlah hal yang salah, karena setiap orang tidak akan mungkin terlepas dari daerah asalnya, orang jawa bangga dengan kejawaanya, batak bangga dengan kebatakannya. Tapi yang menjadi masalah adalah primodialisme fanatic atau berlebihan . Terlalu mengagungkan daerahnya hingga merendahkan daerah atau suku lain . primodialisme yang seperti inilah yang bisa memecahkan persatuan nasionalisme bangsa kita. Apabila setiap suku atau daerah di indonesia menganut paham primodialisme yang berlebihan bisa dibayangkan nasionalisme indonesia akan kacau. Nasionalisme indonesia saat ini agar semakin kuat : Upaya-upaya yang dapat membentengi generasi muda untuk mencintai dan memiliki rasa naionalisme 1. Peran keluarga Dalam keluarga tanamkan rasa cinta kepada bangsa dengan memberikan teladan kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya sejak dini, memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar 2. Peran pendidikan Dilingkungan sekolah,pelajar kita dibekali materi pendidikan kewarganegaraan,pendidikan pancasila,pendidikan moral dan etika hingga mereka bisa memfilter nilai-nilai negatif, menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari senin dan upacara hari besar nasional. 3. Peran pemerintah Pemerintah menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan pemahaman dan kecintaan terhadap bangsa dan negaranya seperti seminar kebangsaan, pameran kebudayaan atau pergelaran seni atau pemerintah mewajibkan pemakaian batik sebagai warian budaya dan yang terpenting pemerintah mendengarkan aspirasi generasi muda untuk indonesia lebih baik Contoh kasus
1. Masyarakat lebih tertarik terhadap produk impor dibandingkan
dengan produk buatan dalam negri. 2. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah . Para pemuda sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan sungguh-sungguh 3. Pada peringatan hari-hari besar Nasional seperti Sumpah Pemuda, hanya dimaknai sebagai hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri sendiri.
Solusi : Menanamkan cinta produk maupun kebudayaan bangsa
Indonesia, Menambahkan wawasan kebangsaan kepada generasi muda melalui pendidikan kewarganegaraan ataupun pancasila. REFERENSI • Kartodirdjo,sartono.1999.Dinamika Nasionalisme Indonesia. Salatiga : Yayasan Bina Darma Memahami Nasionalisme • https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/jurnal%20Historia%20Vitae/ vol23no2oktober2009/NASIONALISME%20sutarjo%20adisusilo.pdf • Sumantri mertodipuro, Nasionalisme arti dan sejarahnya (Jakarta: PT PEMBANGUNAN DAN PENERBIT ERLANGGA, 1984) • Anthony D.Smith, Nasionalisme (Teori,Ideologi, Sejarah) (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003)