Anda di halaman 1dari 19

TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN


REPUBLIK INDONESIA

HIGH LEVEL
RAPAT KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH:
EXTRA EFFORT PENGENDALIAN INFLASI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Surabaya, 14 September 2022


1
Tren Inflasi Berbagai Negara di Dunia Mengalami Kenaikan Signifikan
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Permintaan global yang meningkat, disrupsi rantai pasok, melonjaknya harga pangan dan energi, serta perang Rusia-Ukraina mendorong kenaikan inflasi global

NEGARA MAJU

Amerika Serikat Uni Eropa Inggris Jerman Singapura


12.00 9.00 8.00
10.00 12.00 7.90 7.05
9.78 10.108.00 7.00
9.00 10.00
10.00 7.00
8.00 6.00
7.00 8.308.00 8.00 6.00
5.00
6.00 5.00
6.00 4.00
5.00 6.00 4.00
3.00
4.00 4.00 3.00
4.00
3.00 2.00
1.44 2.00 0.36
2.00 2.00 2.00 1.00
1.00
1.00 1.80 1.37 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00
-1.00 -1.00
-2.00

NEGARA BERKEMBANG
India Indonesia Russia Brazil Turki
9.00
6.00 20.00 14.00 90.00 80.21
8.00 7.005.00 4.6918.00 12.00 80.00
16.00 70.00
7.00 10.00
14.00
6.00 4.00 60.00
12.00 14.308.00
5.00 10.00
8.7350.00
3.00
4.00 6.00 40.00
8.00
3.00 2.82
2.00 4.99
6.00 4.00 30.00
20.35
2.00 4.00 20.00
1.00 2.003.78
1.97
1.00 2.00 10.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI Sumber: CEIC, diakses 14 Sept’22 xx2
Pada Agustus 2022, Deflasi Tercatat Sebesar -0,21% (mtm) atau 4,69% (yoy)
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Terutama didorong oleh penurunan Volatile Food
❑ Pada Agustus 2022 terjadi deflasi sebesar -0,21% (mtm), atau inflasi sebear 3,63% (ytd), atau 4,69% (yoy), dan merupakan terdalam sejak September 2019 (-0,27%, mtm)
❑ Deflasi Agustus terutama disumbang oleh komponen inflasi bergejolak (VF) yang mengalami deflasi sebesar -2,90% (mtm). Deflasi VF terutama disumbang oleh
penurunan harga a.l. bawang merah, aneka cabai, minyak goreng, dan daging ayam ras.
❑ Sementara itu, komoditas VF yang mengalami kenaikan harga adalah beras dan telur ayam ras. Kenaikan harga beras dipicu oleh kenaikan harga gabah karena adanya
serangan hama di beberapa daerah, seperti Kalimantan Selatan, Lampung, dan Jawa Timur. Sementara itu, kenaikan telur ayam ras masih disebabkan oleh harga pakan
yang masih fluktuatif.
❑ Secara tahunan inflasi VF tercatat sebesar 8,93% (yoy), menurun jika disbanding bulan sebelumnya sebesar 11,47% (yoy). Meskipun menurun, namun inflasi VF masih
cukup tinggi (kesekatan HLM TPIP 2022 3-5% (yoy))

Inflasi Per Komponen (%, YoY) Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Agustus 2022
12 Umum Inti Administrated Price Volatile Food

INTI
Uang
10 Biaya Kontrak Sekolah SD
Emas
8.93 Kuliah Rumah Perhiasan
0,03%
0,05% 0,03% -0,01%
8
6.84
6
4.69

VF
Bawang
4 Telur Ayam Merah Cabai Merah Cabai Rawit Minyak Daging Tomat
3.04 Beras Ras -0,12% -0,07% Goreng Ayam Ras -0,03%
-0,15%
0,02% 0,01% -0,06% -0,06%
2

0
Mei

Jul

Mei
Mei

Jul

Mei

Jul

Juni
Juli
Feb

Feb
Agt

Okt

Sept
Okt

Sept
Jan
Feb

Jun

Jan

Jun

Jan

Jun

Jan
Feb
Sept

Agt

Okt

Agt
Mar

Mar
Apr

Mar

Apr
Des

Nov
Des

Nov
Des
April

April
Agt

AP
Mar
Nov

Tarif
-2 2019 2020 2021 2022 Angkutan
Tarif Listrik Udara
BBRT
0,02% -0,03%
0,04%
Inflasi Per Komponen (%, MtM)
2021 2022
Bobot SBH Andil Agt
2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Umum 100 0,26 0,10 0,08 0,13 0,32 -0,16 0,08 0,03 -0,04 0,12 0,37 0,57 0,56 -0,02 0,66 0,95 0,40 0,61 0,64 -0,21 -0,21
Inti 65,45 0,14 0,11 -0,03 0,14 0,24 0,14 0,07 0,21 0,13 0,07 0,17 0,16 0,42 0,31 0,30 0,36 0,23 0,19 0,28 0,38 0,24
AP 18,09 -0,19 0,21 0,02 0,11 0,48 -0,21 0,05 0,02 0,14 0,33 0,37 0,45 0,38 0,18 0,73 1,83 0,48 0,27 1,17 0,33 0,06
VF 16,46
www.ekon.go.id
1,15 -0,01 0,56 0,15
perekonomianRI
0,39 -1,23 0,14
perekonomianRI
-0,64 Kemenko
-0,88Perekonomian
0,07 RI1,19 2,32 1,30 -1,50 1,99 2,30 0,94
Sumber: BPS
2,51 1,41 -2,9 -0,51 xx3
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Ada 27 Provinsi Berada di Atas Inflasi Nasional (YoY) Agustus 2022

Tingkat Inflasi Agustus 2022 (%, YoY)

Jambi 7.70
❑ Secara tahunan, 5 provinsi di Sumatera mengisi setengah deretan provinsi
Sumatera Barat 7.10 dengan tingkat inflasi tertinggi. Secara umum, inflasi di provinsi-provinsi
Kalimantan Tengah 6.94 Sumatera seperti Jambi dan Sumatera Barat disebabkan oleh tarif angkutan
Maluku 6.66
Papua 6.50
udara. Di samping itu, Kalimantan Tengah dengan inflasi tertinggi ketiga
Bali 6.39 disebabkan oleh tarif PAM.
Kepulauan Bangka Belitung 6.37 ❑ Provinsi di Bali dan NTB masuk ke deretan provinsi dengan inflasi yang relatif
Aceh 6.33
Sulawesi Tengah 6.16 tinggi. Ini utamanya disumbang oleh tarif angkutan udara.
Kepulauan Riau 6.00 ❑ Maluku, Papua, dan Sulawesi Tengah juga turut masuk dalam 10 provinsi dengan
Nusa Tenggara Barat 5.88
Riau 5.85
inflasi tertinggi secara nasional. Inflasi tersebut utamanya disumbang oleh tarif
Kalimantan Selatan 5.80 AU, minyak goreng, bawang merah, dan BBRT.
Lampung 5.70
❑ Inflasi minyak goreng tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya
Bengkulu 5.61
Sulawesi Tenggara 5.56 secara y-o-y. Ini dikarenakan pengaruh dari upaya stabilisasi harga dan
DI Yogyakarta 5.52 ketersediaan minyak di pasar, seperti penerapan DPO dan DMO. Pemerintah
Kalimantan Utara 5.51
juga meluncurkan minyak goreng kemasan murah, Minyakita, dengan HET Rp
Sumatera Selatan 5.45
Sumatera Utara 5.39 14.000 per liter.
Jawa Timur 5.21 ❑ Lebih lanjut, Inflasi BBRT disebabkan oleh penyesuaian harga energi nonsubsidi
Jawa Tengah 5.03
Sulawesi Selatan 5.02
oleh Pemerintah. Sementara, inflasi tarif AU juga tidak setinggi periode
Kalimantan Timur 4.96 sebelumnya secara y-o-y karena harga avtur telah melandai, meskipun masih
Nusa Tenggara Timur 4.94 lebih tinggi dibanding Maret 2022.
Sulawesi Barat 4.77
Jawa Barat 4.74 ❑ Inflasi bawang merah juga melandai secara y-o-y, penurunan tekanan inflasi
Nasional 4.69 bawang merah ini didukung oleh peningkatan pasokan seiring dengan panen di
Banten 4.58
beberapa sentra produksi bawang merah, seperti Jawa Tengah (a.l. Purwodadi,
Kalimantan Barat 4.43
Gorontalo 4.19 Brebes dan Cirebon) dan Jawa Timur (a.l. Nganjuk, Demak dan Probolinggo),
Maluku Utara 3.86 serta Aceh, Sumbar, dan Sulsel.
Sulawesi Utara 3.84
DKI Jakarta 3.30 Sumber : Analisis Bank Indonesia
Papua Barat 3.15 Sumber : BPS, diolah

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 4


Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Agustus (% mtm)
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Mayoritas komoditas yang memberikan andil tertinggi terhadap deflasi (mtm) di daerah adalah cabai merah, bawang merah,
angkutan udara dan minyak goreng. Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi (mtm) al: Bahan Bakar Rumah Tangga,
beras dan aneka ikan.
Andil Deflasi: Cabai Merah, Bawang Merah, Daging Ayam Andil Deflasi: Bawang Merah, Angkutan Udara, Cabai Rawit,
Ras, Minyak Goreng, Cabai Rawit, Telur Ayam Ras Cabai Merah, Minyak Goreng
Jambi* Bali
Andil Inflasi: Bahan Bakar Rumah Tangga, Beras, Angkutan Andil Inflasi: Canang Sari, Tarif Air Minum PAM, Bahan
Udara, Ikan Asin Teri, Emas Perhiasan, Tarif Listrik Bakar Rumah Tangga, Telur Ayam Ras, Tarif Listrik

Andil Deflasi: Cabai Merah, Bawang Merah, Minyak Goreng, Andil Deflasi: Angkutan Ujdara, Bawang Merah, Daging
Kep.
Sumatera Angkutan Udara, Cabai Rawit Ayam Ras, Cabai Merah, Minyak Goreng
Bangka
Barat Andil Inflasi: Rokok Kretek Filter, Beras, Rokok Kretek, Andil Inflasi: Ikan Bulat, Bahan Bakar Rumah Tangga, Beras,
Belitung
Sabun Detergen Bubuk/Cair, Telur Ayam Ras Ikan Selar, Ikan Ekor Kuning

Andil Deflasi: Cabai Rawit, Tomat, Bioskop, Minyak Goreng, Andil Deflasi: Bawang Merah, Cabai Merah, Ikan
Kalimantan Angkutan Udara Tongkol/Ambu-ambu, Cabai Rawit, Minyak Goreng
Tengah* Aceh
Andil Inflasi: Sekolah Menegah Pertama, Bahan Bakar Andil Inflasi: Beras, Bahan Bakar Rumah Tangga, Sewa
Rumah Tangga, Beras, Pelumas Oli Mesin, Semangka Rumah, Udang Basah, Jeruk

Andil Deflasi: Ikan Layang, Ikan Tongkol/Ambu-ambu, Andil Deflasi: Bawang Merah, Cabai Rawit, Minyak Goreng,
Angkutan Udara, Bawang Merah, Ikan Kembung Sulawesi Daging Ayam Ras, Cabai Merah
Maluku*
Andil Inflasi: Kangkung, Cabai Rawit, Bahan Bakar Rumah Tengah Andil Inflasi: Ikan Selar, Bahan Bakar Rumah Tangga, Bayam,
Tangga, Ikan Bakar, Sawi Kangkung, Telur Ayam Ras

Andil Deflasi: Angkutan Udara, Minyak Goreng, Ikan Mumar, Andil Deflasi: Minyak Goreng, Wortel, Telepon Seluler, Beras,
Ikan Ekor Kuning, Ikan Tongkol Bawang Putih
Papua Kep. Riau
Andil Inflasi: Angkutan Dalam Kota, Ikan Kembung, Bahan Andil Inflasi: Angkutan Udara, Cabai Merah, Rokok Kretek
Bakar Rumah Tangga, Kangkung, Kue Kering Berminyak Filter, Bahan Bakar Rumah Tangga, Daging Ayam Ras
Keterangan:
* Merupakan komoditas dengan andil inflasi (mtm) tertinggi pada masing-masing kota IHK pada Provinsi tersebut
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 5
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Kota/Kabupaten dengan Inflasi Tertinggi dan Terendah (YoY) Agustus 2022

10 Kota/Kabupaten Inflasi Tertinggi (%, yoy) 10 Kota/Kabupaten Inflasi Terendah (%, yoy)
Luwuk 7.78 Jakarta 3.3

Jambi 7.77 Sukabumi 4.29

Kotabaru 7.53 Cirebon 4.37

Sampit 7.50 Bogor 4.6

Tanjung Selor 7.44 Bandung 4.63

Jayapura 7.40 Tembilahan 4.88

Sintang 7.39 Lhokseumawe 4.99

Bungo 7.20 Pematang Siantar 5.01

Padang 7.14 Dumai 5.18

Medan 5.3
Sibolga 6.91

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 6


TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
KETAHANAN STOK KOMODITAS PANGAN STRATEGIS M1-SEPTEMBER 2022
REPUBLIK INDONESIA • Per minggu ke-1 September, ketahanan stok komoditas bawang putih, daging ayam, dan daging sapi berada dalam level surplus/tahan di 34 provinsi.
• Rawan  Cabai besar (17 provinsi), Telur Ayam (8 provinsi)
• Rentan/Tidak Aman  Cabai Rawit (10 provinsi), Cabai Besar (10 Provinsi), Bawang Merah (6 provinsi)
Beras Jagung Cabai Besar Cabai Rawit Gula Pasir

29 Provinsi 29 Provinsi 7 Provinsi 10 Provinsi 27 Provinsi

5 Provinsi (Riau, Babel, 17 Provinsi (Kaltim, Sumut, 14 Provinsi (Jabar, Banten, 7 Provinsi (Pabar, Papua,
2 Provinsi (Kalteng, Kaltim)
Kepri, Maluku Utara, Papua Kalsel, Aceh, dll) DKI, Lampung, Sultra) Sulut, Kaltim, Kaltara
Barat)
2 Provinsi (Kepri, Babel) 10 Provinsi (Riau, Kepri, 10 Provinsi (Malut, Pabar,
- Kaltara, Babel, Kalteng) Kaltara, Babel, Maluku) -

Bawang Merah Bawang Putih Telur Ayam Daging Ayam Daging Sapi

14 Provinsi 34 Provinsi 23 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi


4 Provinsi (Sumsel, DKI
Jakarta, Sulsel, Sultra) - 8 Provinsi (Aceh, NTB, - -
Kalteng, Kaltim, Kaltara,
6 Provinsi (Kaltara, Babel, Sultra, Malut, Pabar)
Malut, Papua, Papua Barat - - -
Maluku) 3 Provinsi (NTT, Maluku,
Papua)

Rentan/Tidak
Keterangan: Surplus/Tahan Rawan
Aman
Sumber: Badan Pangan Nasional
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 7
Dampak Kenaikan Harga terhadap Kemiskinan
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

• Penduduk miskin sangat rentan terhadap kenaikan harga, khususnya harga kelompok makanan. Secara nasional kontribusi komponen
makanan terhadap garis kemiskinan 74,08%, sediking lebih tinggi dibandingkan September 2021 (74,05%)
• Beras merupakan komoditas dengan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan. Kontribusi beras terhadap kemiskinan per Maret 2022
mencapai 23,04% di desa (September 2021: 23,79%) dan 19,38% di kota (September 2021: 19,69%).

Pengeluaran
RT Miskin Kelompok dan Subkelompok Konsumsi/tahun (%)
Kontribusi terhadap
Garis Kemiskinan Maret
25,92% No Komoditas 2022 (%)
Desil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Non Bahan Makanan 38% 34% 30% 28% 26% 24% 22% 20% 18% 10%
Desa Kota
Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok,
1 Beras 23,04 19,38 20% 21% 21% 21% 21% 20% 19% 19% 18% 13%
dan Tembakau

2 Rokok kretek filter 11,63 12,21 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan
11% 13% 13% 13% 13% 14% 14% 15% 15% 14%
Bahan Bakar
3 Telur ayam ras 3,49 4,12
Sandang 4% 4% 4% 5% 5% 5% 6% 6% 7% 9%
4 Gula pasir 2,53 1,85
Kesehatan 12% 12% 13% 13% 13% 14% 14% 14% 14% 13%
5 Daging ayam ras 3,24 4,63 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah
6% 6% 6% 6% 6% 6% 7% 7% 8% 11%
Raga
6 Mie Instan 2,32 2,63
74,08% Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
9% 10% 13% 15% 16% 17% 18% 20% 20% 30%
Kopi bubuk & kopi Keuangan
7 1,91 1,84
Makanan instan (sachet) 100
Total
100% 100% % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
8 Roti 1,82 1,77 Sumber: Hasil Analisis menggunakan Susenas Maret 2020

9 Kue basah 1,68 1,59 Pengendalian inflasi sangat berkaitan erat dengan usaha penganggulangan
10 Bawang merah 2,08 1,77
kemiskinan, khususnya pengendalian inflasi bahan makanan karena porsi
konsumsi bahan makanan masyarakat berpendapatan rendah lebih besar
11 Tempe - 1,65 dibandingkan porsi komoditas.
Series1
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI Sumber: TNP2K, Bappenas, BPS xx8
Harga Minyak Mentah yang Masih Tinggi Mendorong Pemerintah untuk Melakukan
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Penyesuaian Harga BBM


Harga minyak mentah menunjukkan tren peningkatan sejak tahun 2021. Dengan kondisi saat ini dimana volume dari pertalite dan solar subsidi diperkirakan akan
melebihi kuota di tengah pergerakan harga minyak mentah global yang masih tinggi, Pemerintah melakukan penyesuaian harga agar anggaran subsidi energi tidak
terus meningkat. Selain itu, pemerintah juga akan terus memastikan bahwa pemberian subsidi untuk semakin tepat sasaran.

Harga Minyak Mentah (USD/Barel) Subsidi Energi (Rp Triliun)


130
800

120 110.01 698


700
649
110 600

502.4
106.73 500
100

98.62 400
90
300
233.4
80
200
121.2
70 100

0
60 )
20 21 22 an an
20 20 20 ija
k
ija
k
9 8/ eb e b
s K K
50 re a n
rp a np nga
e
(P ,T e
Brent WTI ICP
N 22 2 ,D
40 PB 20 02
iA ok 2
s lo ok
ka ut lo
lo O ut
A O
Sumber: Kementerian Keuangan
Sumber: Bloomberg, Kemenko Keterangan: outlook dengan kebijakan apabila rata-rata ICP setahun masih di atas US$100/barrel
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI xx9
Tambahan Bantalan Sosial untuk Menjaga Daya Beli Masyarakat
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Dari Tekanan Kenaikan Harga Global


• Sesuai instruksi Presiden RI, Pemerintah memberikan bantalan perlindungan sosial dan menjaga daya beli masyarakat, pemerintah akan
memberikan 3 jenis tambahan bantalan sosial yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan Pemerintah daerah
agar menggunakan 2% Dana Transfer Umum (DTU) sebagai tambahan bantalan sosial untuk membantu sektor transpotasi seperti
angkutan umum, ojek, bahkan nelayan, serta memberikan perlinsos tambahan.
• Secara keseluruhan, total anggaran yang dialokasikan untuk ketiga bantalan sosial tersebut adalah sebesar Rp24,17 T, terdiri dari Rp12,4 T
untuk BLT, Rp9,6 T untuk subsidi upah, dan Rp2,17 T DTU untuk bantuan sektor transportasi dan perlinsos tambahan.
• Pemberian berbagai bantalan sosial ini diharapkan dapat melindungi daya beli masyarakat dari tekanan kenaikan harga global dan juga
mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Rp 12,4 Triliun Rp 9,6 Triliun Rp 2,17 Triliun

Bantuan Langsung Tunai Bantuan Subsidi Upah Alokasi 2% Dana Transfer Umum (DTU)
(BLT) kepada 20,65 juta (BSU) kepada 16 juta untuk sektor transportasi dan
KPM Pekerja perlinsos tambahan

Sumber: Kementerian Keuangan


www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 10
Arahan Presiden dalam Rakornas Pengendalian Inflasi
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Presiden RI memberikan 52022


(lima) arahan kepada TPIP dan TPID dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan ketahanan pangan untuk
mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.
Memperkuat identifikasi sumber tekanan inflasi di daerah melalui pemanfaatan
1 data makro dan mikro serta data detail.
Memperluas kerja sama antardaerah (KAD) guna mengurangi disparitas
pasokan dan harga antarwilayah. TPIP dan TPID perlu mengidentifikasi wilayah
2 surplus dan defisit serta menjadi fasilitator untuk mendorong kerjasama antar
daerah dalam pengendalian inflasi.
Menurunkan biaya transportasi dengan memanfaatkan fasilitasi distribusi
3 perdagangan antardaerah dan termasuk menurunkan harga tiket pesawat
dengan menambah jumlah pesawat.
Mengoptimalkan penggunaan anggaran belanja tidak terduga untuk
4 mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.
Mempercepat penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
5 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
 Presiden RI menekankan pentingnya melakukan extra effort dalam pengendalian inflasi karena saat ini Indonesia masih menghadapi
tantangan berat baik dari global maupun domestik – Rakornas Pengendalian Inflasi 2022
 “Belanja tidak terduga bisa digunakan untuk mengatasi inflasi. Dengan cara apa, ya tutup biaya transportasi, tutup biaya distribusi
dari yang ada di lapangan” – Sarasehan 100 Ekonom Indonesia
 “2% dari Dana Transfer Umum, bisa digunakan untuk subsidi dalam rangka menyelesaikan akibat dari penyesuaian harga BBM”
Pertemuan Presiden dengan seluruh Kepala Daerah, 12 September 2022

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 11


TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Langkah – Langkah Extra Effort Menjaga Stabilisasi Harga
dalam Rangka Pengendalian Inflasi Daerah
Untuk mengantisipasi kenaikan inflasi pada akhir tahun, diminta daerah untuk melaksanakan langkah aksi sebagai berikut:

1 Memperluas kerja sama antardaerah (KAD)


terutama untuk daerah surplus/defisit dalam
5 Mempercepat implementasi program
tanam pangan pekarangan (misalnya cabai),
menjaga ketersediaan suplai komoditas untuk mengantisipasi tingginya permintaan
di akhir tahun
2 Melaksanakan Operasi Pasar dalam
memastikan keterjangkauan harga dengan
melibatkan berbagai stakeholders
6 Menyusun Neraca Komoditas Pangan
Strategis oleh seluruh pemerintah daerah

3 Pemanfaatan platform perdagangan digital


untuk memperlancar distribusi 7 Memperkuat sarana-prasarana penyimpanan
produk hasil panen (misalnya cold storage)
terutama di daerah sentra produksi
4 menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga
(BTT) dalam pengendalian inflasi,
mengoptimalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) 8 Memperkuat sinergi TPIP-TPID melalui
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan
Fisik untuk tematik ketahanan pangan dan (GNPIP) untuk mempercepat stabilisasi harga
pemanfaatan 2% DTU untuk membantu
sektor transportasi dan tambahan
perlindungan sosial

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 12


TPID Awards sebagai Apresiasi Kinerja TPID
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

• TPID Awards diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja TPID di


tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pengendalian inflasi dan
inovasi kegiatan yang ditempuh untuk memperkuat 4K.
• Pembagian menjadi 5 Kawasan penilaian mempertimbangkan karakteristik
determinan inflasi yang beragam di setiap kawasan. Sehingga perlu
diberikan ruang tanding yang setara.
• Sejak tahun 2020 (anggaran 2021), kinerja pengendalian inflasi menjadi
salah satu kategori kinerja dalam alokasi DID.

Alokasi DID Pengendalian Inflasi (Rp Miliar)


400 43 dari 45 daerah usulan
menerima DID, 2 daerah tidak
350
Kategori Pemenang
300
350.42 memenuhi kriteria utama

TPID PROVINSI TERBAIK 250


36 dari 45 daerah usulan
TPID KABUPATEN/KOTA IHK 200
menerima DID, 9 daerah tidak
TERBAIK 150 memenuhi kriteria utama

100
TPID KABUPATEN/KOTA NON-IHK 100.35
BERPRESTASI 50

0
Kawasan Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, 2021 2022
Sulawesi, dan Nusrampua
Sumber: Kementerian Keuangan
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 13
#UntukEkonomiIndonesia

TERIMA KASIH
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Gedung Ali Wardhana
Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4
Jakarta Pusat

@perekonomianRI ekon.go.id perekonomianRI


Inflasi Agustus Menurun Didorong Pasokan Pangan yang Terjaga Karena Cuaca yang
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Kondusif Serta Extra Effort Pengendalian Inflasi TPIP-TPID


• Terjadi deflasi 0,21% (mtm) pada bulan Agustus’22 sehingga keseluruhan tahun inflasi 3,63% (ytd) dan secara tahunan 4,69% (yoy). Penurunan inflasi Agustus ditopang harga pangan
domestik yang berangsur stabil karena cuaca yang kondusif serta extra effort pengendalian inflasi TPIP-TPID.
• Sementara inflasi administered prices masih meningkat karena dampak harga komoditas energi global maupun inflasi inti yang meningkat seiring pemulihan ekonomi yang kuat.
• Pada Agustus volatile food dapat ditekan menurun dari 11,47% (yoy) di Juli, menjadi 8,93% (yoy). Namun angka ini masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan rerata historisnya dan
kesepakatan dalam HLM TPIP Februari 2022 sebesar 3-5% (yoy).

PERKEMBANGAN INFLASI 2022 (% YoY) SINERGI PROGRAM KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFLASI TPIP–TPID
12
Umum Inti Administrated Price Volatile Food KETERJANGKA KETERSEDIA KELANCAR KOMUNIKASI
UAN HARGA AN PASOKAN AN EFEKTIF
10 DISTRIBUSI
1. Cadangan Beras 1. Memperluas pelaksanaan
8.93 1. Stimulus ekonomi Pemerintah (CBP) di Bulog Kerjasama Antar Daerah
1. Penyusunan Peta Jalan
8 berupa penyaluran Pengendalian Inflasi Tk
6.84 bansos dari APBN dan yang terus dijaga. (1 s.d 1,5 (KAD) Nasional dan Daerah
APBD untuk menjaga juta ton).
6 2. Memobilisasi dan 2. Pemantauan harga dan
4.69 daya beli masyarakat. 2. Penanggulangan wabah fasilitasi distribusi ketersediaan stok
Penyakit Mulut dan Kaki penyaluran pasokan dari
4 pangan (PIHPS,
(PMK) ternak sapi (obat, daerah surplus ke daerah
2. Pelaksanaan Simonstok, dll)
3.04 Ketersediaan Pasokan
vaksin, santunan ternak defisit.
2 mati, dll). 3. Penguatan koordinasi
dan Stabilisasi Harga 3. Pemanfaatan platform
(KPSH) dan Operasi 3. Meningkatkan TPIP-TPID untuk
jual beli pangan online. mempercepat extra
0 Pasar yang semakin produktivitas (TTI Center, TPID dg
Feb
Feb

Feb
Jan

Jun

Nov

Jan

Jun

Nov

Jan
Mar

Mar
Sept
Okt

Sept

Apr
Mei

Jul

Mei

Jul

Mei
Juni
Juli
Agt

Okt
Des

Des

Ags efforts pengendalian


x
Mar
April

April
Agt

meningkat denganperluasan area


ecommerce level daerah inflasi hingga ke daerah
tanam serta pengembangan
-2 2020 2021 2022
3. Peningkatan stabilisasi maupun nasional, dll)
urban farming.
dan pengawasan harga 4. Pembentukan ekspektasi
Inflasi Per Komponen (%, MtM) 4. Bantuan ongkos angkut positif masyarakat
maupun stok bapok, 4. Penguatan digitalisasi hulu
(a.l. IoT budidaya di beberapa daerah dengan terus
2022 termasuk pd HBKN dengan alokasi dana
Bobot SBH Andil komoditas). menyampaikan upaya
4. Kebijakan harga APBD menjaga ketersediaan
2018 Agus 5. Fasilitas akses pembiayaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus energi subsidi. 5. Penguatan peran BUMD bahan pangan,
dan penguatan
Umum 100 0,56 -0,02 0,66 0,95 0,40 0,61 0,64 -0,21 -0,21 dalam penyediaan komunikasi belanja bijak
5. Program pangan kelembagaan petani mll
maupun distribusi dan tidak panic buying
Inti 65,45 0,42 0,31 0,30 0,36 0,23 0,19 0,28 0,38 0,24 bersubsidi untuk KUR Sektor Pertanian dan
masyarakat tertentu pemanfaatan SRG. pangan
AP 18,09 0,38 0,18 0,73 1,83 0,48 0,27 1,17 0,33 0,06
VF 16,46 1,30 -1,50 1,99 2,30 0,94 2,51 1,41 -2,90 -0,51
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI Sumber: BPS, diolah 15
Perlu Upaya Extra Effort untuk Menekan Inflasi Volatile Food Kembali pada Rentang
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Sasaran
❑ Tren inflasi Pangan Bergejolak (VF) terus menunjukkan penurunan, rata-rata inflasi VF 3 tahunan berhasil ditekan dari sebesar 8,58% yoy pada
periode 2010 – 2012 menjadi hanya sebesar 3,14% yoy pada 2019 – 2021 atau masih dalam kisaran target 3% s.d 5% . Namun demikian,
inflasi VF pada tahun 2022 mengalami peningkatan terutama pada komoditas hortikultura.
❑ Untuk menjaga inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi, diperlukan upaya bersama untuk menekan inflasi VF kembali ke target sasaran
3-5%. Oleh karena itu, kebijakan struktural masih akan terus diakselerasi dalam rangka menekan inflasi pangan bergejolak (VF) a.l melalui
penguatan produktivitas pertanian maupun peningkatan efisiensi melalui infrastruktur distribusi.

Perkembangan Inflasi Pangan Bergejolak KEBIJAKAN STRUKTURAL UTK MENEKAN INFLASI VF


2010 – 2022 (%,yoy)
20
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
1. Food Estate 6. Penguatan CBP
15 VF (yoy)
2. Korporatisasi Petani 7. Sistem Resi Gudang
Linear (VF 3. Transformasi Digital
8.72 8. Perluasan Area Tanam
8.58 (yoy))
10 Pertanian 9. Manajemen Pola Tanam
4. Infrastruktur 10. UU Cipta Kerja Klaster
4.53
5 Pascapanen Pangan Sasaran Inflasi
5. Hilirasasi produk VF Tahun 2022
3.14 pertanian

3-5%
0 EFISIENSI DISTRIBUSI
1. Pemerataan 3. Sistem Logistik Daerah
-5 Infrastruktur Jalan 4. Perluasan Akses Pasar
Juli FebSeptApr NovJuni Jan Aug Mar Okt Mei Des Juli FebSeptApr Nov Jun Jan AugMar
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
2. Pemanfaatan dan 5. Penanganan pasca
Optimalisasi Tol Laut bencana

Sumber: BPS

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI xx


16
Tingkat Partisipasi dan Kenhandalan TPID Semakin Meningkat
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Tingkat Partisipasi TPID Dalam Evaluasi Kinerja (TPID Award)


• Pada Evaluasi Kinerja TPID Tahun 2021 (TPID Awards
100%
2022), sebanyak 421 atau 77,68% daerah telah 500 90%
berpartisipasi dalam TPID Awards dengan 80%
77.68%
mengumpulkan dokumen evaluasi kinerja. 400 71.03% 70.85% 70%
• Namun demikian, dilihat dari per wilayah, partisipasi 57.38% 60%
300
kawasan Nusa-Maluku-Papua masih cukup rendah 50%
dibandingkan kawasan lainnya 200 37.29% 40%
30.53% 30%
• Demikian juga dengan tingkat kehandalan TPID, untuk
100 18.43% 15.96% 20%
TPID Kab/Kota Non IHK masih rendah (< 50) sementara 11.44% 10%
untuk TPID Provinsi dan TPID Kab/Kota IHK konsisten 0 0%
tinggi meskipun tetap perlu ditingkatkan. 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah TPID Tingkat Partisipasi TPID yang mengumpulkan Dokumen Penilaian Tingkat Partisipasi OPS
Tingkat Partisipasi%-Skala Kanan

Tingkat Partisipasi TPID Berdasarkan Wilayah Tahun 2022


Tingkat Kehandalan TPID
(Median Skor pada Evaluasi Kinerja)
83 83 2018 2019 2020 2021
79 78 77
73
69
64

44
41 39
26

Sumber: Sekretariat TPIP Provinsi Kab/Kota IHK Kab/Kota Non-IHK


www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 17
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Penggunaan Belanja Tak Terduga untuk Stabilisasi Harga di
Daerah
Menteri Dalam Negeri telah menerbitkan SE no. 500/4825/SJ tentang Penggunaan Belanja Tidak Terduga dalam Rangka Pengendalian Inflasi di Daerah, agar dapat
dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh Gubenur dan Bupati/Walikota.

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 18


Belanja Wajib dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi
TIM PENGENDALIAN INFLASI PUSAT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi untuk
dapat dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh Gubenur dan Bupati/Walikota.

Dalam rangka mendukung program


penanganan dampak inflasi,
Pemerintah Daerah menganggarkan
belanja wajib perlindungan social
untuk periode Oktober-Desember
2022 yang berupa pemberian
bantuan sosial, penciptaan lapangan
kerja dan pemberian subsidi sektor
transportasi angkutan umum.

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 19

Anda mungkin juga menyukai