Anda di halaman 1dari 20

Komisi Pembimbing

PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2 PEMBAHAS

Novita Herdiana, S.Pi., M.Si. Dyah Koesoemawardani, S.Pi., M.P. Ir. Fibra Nurainy, M.T.A

1
SEMINAR USUL PENELITIAN

Karakterisasi Biodegradable Film


Berbasis Pati Porang dan CMC dengan
Plasticizer Gliserol
oleh
Ananda Kusuma Mahardika/ 1714051011
LATAR BELAKANG
Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah

Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah adalah Capaian Pengurangan dan Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Rumah Tangga. Capaian di bawah ini adalah capaian pada tahun 2021 yang terdiri dari 195 kabupaten/kota se-
Indonesia.

Timbulan Sampah Pengurangan Sampah Penanganan Sampah


23.072.691,72 13,81% 48,04%
(ton/tahun) 3.185.582,87 (ton/tahun) 11.084.269,19 (ton/tahun)

Sampah Terkelola Sampah Tidak Terkelola


61,85% 38,15%
14.269.752,06 (ton/tahun) 8.802.939,66 (ton/tahun)
Sampah Plastik di Indonesia
Grafik Komposisi Sampah

Total sampah plastik Indonesia tahun 2020 sebesar 5.780.017 ton, namun 2.196.406 ton
sampah plastik belum terkelola

2021
4.176.157,2 Ton (18,1%); 1.593.332,08 Ton masih belum terkelola
polioefin (polietilen,
polipropilen) dan
polivinilklorida

Migrasi residu monomer


Mencemari kualitas air dan
vinil klorida pada plastik ke
tanah
dalam tanah

• Dapat terdegradasi secara alami.


• Tidak mengandung bahan
Plastik Biodegradable pencemar
• Sumber terbaharukan
• Meningkatkan unsur hara tanah
Biodegradable Film: agropolymer dan biopoliester

Pati
• Pati

Porang
Selulosa
1.Polisakarida • Glikogen
Agropolymer 2.Protein • Kitin
3.Lemak • Pektib
• Dekstran
• inulin

Porang atau iles-iles (Amorphohallus SP) termasuk family araceae


Kandungan pati tanaman Porang cukup tinggi, yaitu sekitar 76,5% (Meilisa dan Serafina, 2013)
Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian penelitian yang telah dilakukan diketahui pati porang mampu dijadikan bahan
baku pembuatan biodegradable film dan berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku biodegradable
packaging lainnya (Puspita et al., 2015; Warzukni, 2020; Mulyadi dkk., 2017)

Puspita et al. (2015) gliserol Mulyadi dkk. (2017) Hidayati et al. (2021)

Ada interaksi antara kedua


1. Memperbaiki fleksibilitas 1. Meningkatkan resistensi perlakuan gliserol dan
2. Kapasitas peregangan terhadap konsentrasi CMC pada hasil
(stretch ability) 2. Memperbaiki sifat
3. Meningkatkan mekanik film 1.Uji Ketebalan,
permeabilitas 3. Berpengaruh terhadap 2.Persentase Perpanjangan,
kuat tarik 3.Kelarutan,
4.Uji Biodegradabilitas Film
TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi


antara formulasi pati porang dan CMC serta konsentrasi gliserol yang
menghasilkan karakteristik terbaik pada pembuatan biodegradable film berbasis
pati porang (Amorphophallus sp).
KERANGKA PEMIKIRAN

Film berbahan pati dan pektin memiliki


elastisitas tinggi, tetapi bersifat rapuh, sehingga
mudah patah dan hidrofilik (sangat sensitif
terhadap air) menyebabkan masalah apabila
akan digunakan sebagai pengemas
Plastik Konvensional Biodegradable Film

Pati porang
Mengkombinasikan dengan
1. Dapat membentuk gel yang elastis,
2. Memberikan struktur yang kuat, biopolymer lainnya:
3. Stabil terhadap minyak, asam dan
garam (Adlin dkk., 2020). 1. CMC
2. Plasticizer Gliserol
CMC untuk meningkatkan struktur mikro dan karakteristik fisik biodegradable film berbasis pati porang terutama
hidrosifitas film

Putri et al. (2017), CMC dalam campuran film gliserol-pati akan menurunkan persentase penyerapan air pada film
dengan kadar terendah 65,8% pada konsentrasi CMC sebesar 25% (b/b pati)

Penambahan CMC juga mempengaruhi kelarutan film dalam air, dimana dalam derajat dari 25% CMC (b/b pati)
kelarutan dalam air paling rendah yaitu 28,2% TSM. Kombinasi CMC diperlukan untuk mengontrol kadar air,
memperbaiki tekstur, dan stabilitas melalui peningkatan ikatan silang ionik dan kimia sehingga sifat mekanik
produk biodegradable film menjadi lebih baik (Li et al., 2008; Yadav et al., 2014).

Selain itu, CMC memiliki viskositas yang tinggi, dan dapat mengikat air karena memiliki gugus hidroksil, yang
memungkinkannya menjadi terdegradasi sehingga produk ramah lingkungan (Criado et al., 2016)
Plasticizer Gliserol dapat memperbaiki fleksibilitas dan kapasitas peregangan (stretch ability) serta
meningkatkan permeabilitas

Karouw dkk. (2017), bertambahnya konsentrasi gliserol kuat tarik yang makin tinggi dan daya mulur
makin turun. Pada konsentrasi gliserol yang tetap. biodegradable film yang diproses menggunakan 1,0%
gliserol dan 1,0% CMC memiliki daya mulur terendah hanya 109,90%

Hidayati et al. (2021), menemukan bahwa penambahan konsentrasi gliserol 0,5 dan 0,75% dengan
konsentrasi CMC dari 1 sampai 3% menghasilkan kekuatan tarik 23-39 Mpa yang sebanding dengan
kekuatan tarik Poly Tetra Plastik sintetis Fluoro Ethyne (PTFE) dan Poly Propylene (PP) serta lama
biodegradabilitas film terurai setelah 14 hari.

Sudaryati dkk. (2010), dalam penelitiannya menyatakan bahwa gliserol 3% menghasilkan perlakuan
terbaik dalam pembuatan biodegradable film dengan persen elongasi sebesar 65,57% dan ketebalan 0,13
mm
HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat kombinasi antara formulasi
pati porang dan CMC serta konsentrasi gliserol yang menghasilkan karakteristik terbaik
pada pembuatan biodegradable film berbasis pati porang (Amorphophallus sp)
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Januari 2022 – Februari 2022

1. Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan THP, Fakultas Pertanian Unila


2. Laboratorium Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Sumatera
Alat Bahan
• Universal Testing • Talenan,
Machine (UTM), • Stopwatch,
• Testing Machine • Pisau • Umbi Porang.
MPY, • Stainless Steel, • Gliserol Nabati
• Shaker Waterbath, • Spatula, N 100%,
• Baskom, • Eraca Analitik, • Cmc Foodgrade
• Panci, • Blender, Merk Koepoe-
• Kain Saring, • Oven, koepoe,
• Plat Kaca Ukuran • Ayakan 120 Mesh, • Aquades,
20x20, • Gelas Plastik, • Air,
• Gelas Erlenmeyer, • Plastik Transparan, • Etanol 97%,
• Beaker Glass, • Sendok • Tanah Kompos
• Cawan, Dari Toko Bunga
• Desikator, Gunung Terang
• Hot Plate,
• Magnetic Stirrer,
• Pipet Tetes,
METODE PENELITIAN
Kode
Perlakuan Keterangan
Perlakuan
RANCANGAN ACAK
KELOMPOK LENGKAP (RAKL) F1 = Fomulasi Pati Porang : CMC (25% : 75%)
Uji Barlett
1 F1P1 P1 = Gliserol 1%

F1 = Fomulasi Pati Porang : CMC (25% : 75%)


2 F1P2
FORMULASI PATI GLISEROL
P2 = Gliserol 2%
Uji Tuckey
F3 = Fomulasi Pati Porang : CMC (25% : 75%)
PORANG 3 F1P3 P3 = Gliserol 3%
25% pati : 75% CMC 1%
F2 = Fomulasi Pati Porang : CMC (50% : 50%)
4 F2P1 P1 = Gliserol 1%
50% pati : 50% CMC 2%

F2 = Fomulasi Pati Porang : CMC (50% : 50%)


Analisis ANOVA
75% pati : 25% CMC 3% 5 F2P2 P2 = Gliserol 2%

F2 = Fomulasi Pati Porang : CMC (50% : 50%)


6 F2P3 P3 = Gliserol 3%

F3 = Fomulasi Pati Porang : CMC (75% : 25%)


7 F3P1 P1 = Gliserol 1%
Uji Lanjut DMRT
F3 = Fomulasi Pati Porang : CMC (75% : 25%)
8 F3P2 P2 = Gliserol 2%

F3 = Fomulasi Pati Porang : CMC (75% : 25%)


9 F3P3 P3 = Gliserol 3%
Umbi porang dicuci
Penelitian Awal bersih dan dikupas
Dipotong hingga Ditambahkan dengan
berbentuk chips. air
dari kulitnya
Preparasi Pati Umbi
Porang
Kemudian endapan
Dihaluskan Disaring dengan kain berupa pati
menggunakan kasa dan diendapkan dikeringkan kedalam
blender. selama 24 jam oven selama 24 jam
dengan suhu 60oC.

Dihaluskan dengan
blender kemudian
Pati Umbi Porang
diayak dengan ayakan
120 mesh.
Proses Pengolahan
Pembuatan Biodegradable Film CMC : Pati Porang
25%:75%; 50%;50%; 75%:25%
 
 Etanol 97% 15 ml
Aquades 100 ml
Gliserol: 1%,2%,3%
Dipanaskan dan diaduk
(Suhu = 70ºC, waktu = 40 menit)

Dituang dan diratakan pada plat kaca


berukuran 20x20 cm

Dikeringkan dengan oven pada suhu


40ºC selama 5 jam

Didinginkan pada suhu ruang selama


24 jam

Biodegradable film
Prosedur Pengamatan

1. UJI KUAT TARIK 2. UJI KETEBALAN 3. UJI PERSEN PEMANJANGAN

Alat yang digunakan untuk pengujian Alat yang digunakan adalah Universal Alat yang digunakan untuk pengujian
adalah Universal Testing Machine Testing Machine dibuat oleh Orientec adalah Testing Machine MPY (Type:PA–
(UTM) yang dibuat oleh Orientec Co. Co. Ltd dengan model UCT- 5T 104–30, Ltd Tokyo, Japan)
Ltd dengan model UCT-5T.
Prosedur Pengamatan

4. UJI TRANSMISI UAP AIR 5. UJI BIODEGRADABILITAS


Dilakukan dengan cara meletakkan sampel yang akan diuji pada mulut cawan Dilakukan menggunakan tanah dalam proses degradasi tambahan atau
berbentuk lingkaran dengan diameter dalam 7 cm, diameter luar 8 cm dan menggunakan teknik tanah disebut uji penguburan tanah. Pengujian ini dilakukan
kedalaman 2 cm yang didalamnya berisi silika gel 10 g. Bagian tepi cawan yang dengan cara sampel dengan ukuran 4cm x 1cm ditanam dalam pot berisi tanah,
ditutup plastik dieratkan dengan wax atau isolasi. Cawan kemudian dimasukkan dan pot dibiarkan terbuka untuk membuka udara tanpa kaca tertutup. Sampel
ke dalam toples yang berisi larutan NaCl 40% (b/v) dan dilakukan penimbangan diamati seminggu sekali sampai sampel terdegradasi sepenuhnya, atau sampai
secara periodik setiap 1 jam (mulai dari jam ke-0 sampai jam ke-7). lembaran biodegradable film sudah tidak dapat lagi terlihat dikarenakan lembaran
biodegradable film telah menyatu dengan tanah.
picture

Thank you!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai