Anda di halaman 1dari 17

KELAS X

Urgensi dan Adab


berinteraksi dengan al-
Quran
RAHMAT HIDAYAT, S.Pd
DISAMPAIKAN DALAM MATERI PESANTREN RAMADHAN 1442 H / 2021 M
Hari Sabtu, 17 April 2021
‫‪Seseorang disebut akrab dengan Al Quran bila melakukan‬‬
‫‪interaksi yang intens dengannya. Yaitu dengan cara‬‬
‫‪mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain.‬‬

‫ال َر ُس ْو ُل اهلل ‪َ :e‬خ ْي ُر ُك ْم َم ْن َت َعلَّ َم اْل ُق ْرآ َن َو َعلَّ َمهُ (رواه البخاري)‬
‫قَ َ‬ ‫س بِ ِه‬
‫اُْألنْ ُ‬
‫‪MELIPUTI:‬‬
‫‪1- Tilawatan (bacaan). Sesuai dengan makhraj – tajwidnya.‬‬
‫ْك َر ِام الَْب َر َر ِة ‪( ...‬رواه البخاري و مسلم)‬ ‫الس َفر ِة ال ِ‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫الَّ ِذي ي ْقرُأ الْ ُقرآ َن وهو م ِ‬
‫اهر بِ ِ‬ ‫س بِ ِ‬
‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫الن‬
‫َّ‬ ‫ة‬
‫ُ‬ ‫ي‬
‫َّ‬‫َت ْربِ‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ َ َ ْ َ َُ َ ٌ َ َ‬
‫ك ُه ُم‬ ‫ك ُيْؤ ِمنُ َ‬
‫ون بِ ِه َو َم ْن يَ ْك ُف ْر بِ ِه فَُأولَِئ َ‬ ‫الوتِِه ُأولَِئ َ‬ ‫ِ‬
‫اب َي ْتلُونَهُ َح َّق ت َ‬
‫ِ‬
‫اه ُم الْكتَ َ‬
‫ين َآ َت ْينَ ُ‬
‫َّ ِ‬
‫الذ َ‬
‫اس ُرو َن (‪)2/121‬‬ ‫الْ َخ ِ‬
‫اه ْم ِس ًّرا َو َعاَل نِيَةً َي ْر ُج َ‬ ‫ِ‬ ‫اب اللَّ ِه َوَأقَ ُاموا َّ‬ ‫التَّسلِيم َِألح َك ِ‬
‫ام ِه ِإ َّن الَّ ِذين ي ْتلُ َ ِ‬ ‫اإليمان‬
‫ون‬ ‫الصال َة َوَأْن َف ُقوا م َّم ا َر َز ْقنَ ُ‬ ‫ون كتَ َ‬ ‫ََ‬ ‫ْ ُْ ْ‬
‫ور (‪)35/29‬‬ ‫ت َج َار ًة لَ ْن َتبُ َ‬
‫ِ‬ ‫بال ُق ْرآ ُن‬
‫‪2- Fahman (pemahaman). Dengan mempelajari dan‬‬
‫‪mengajarkannya secara baik, terutama yang kontekstual,‬‬
‫‪harus sesuai dengan pemahaman salafus shaleh dan‬‬
‫الد ْع َوةُ ِإلَْي ِه‬
‫َّ‬
‫‪pemahaman waqi’ (realita) yang tidak menyimpang.‬‬
‫َأفَال َيتَ َد َّبرو َن الْ ُق ْر َآ َن َْأم َعلَى ُقلُ ٍ‬
‫وب َأ ْق َفالُ َها (حممد‪)24 :‬‬ ‫ُ‬
‫ِ‬
‫قَ َامتُهُ في اَألر ِ‬
‫ض‬ ‫ِإ‬
‫ْ ْ َأفَال َيتَ َد َّب ُرو َن الْ ُق ْر َآ َن َولَ ْو َكا َن ِم ْن ِع ْن ِد غَْي ِر اللَّ ِه لََو َج ُدوا فِ ِيه ا ْختِاَل فًا َكثِ ًيرا (النساء‪)82:‬‬
‫اب (ص‪)29 :‬‬ ‫ك ُمبَ َار ٌك لِيَ َّد َّبروا آَيَاتِِه َولِيَتَ َذ َّكر ُأولُو اَأللْبَ ِ‬
‫اب َأْن َزلْنَاهُ ِإلَْي َ‬‫كتَ ٌ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬
Seseorang disebut akrab dengan Al Quran bla melakukan
interaksi yang entens dengannya. Yaitu dengan cara
mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain.

)‫ َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن َت َعلَّ َم اْل ُق ْرآ َن َو َعلَّ َمهُ (رواه البخاري‬:e ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬


َ َ‫ق‬ ‫األنس به‬
MELIPUTI:
3- Tathbiqan (penerapan). Menerapkan apa yang telah
dipahami dalam kehidupan. Di samping mempelopori ‫تربية النفس به‬
penerapannya dan mengajak orang lain melakukan hal
yang sama.
‫اإليمان‬
ٍ ‫َّاس َعلَى م ْك‬
)106 :‫ث َو َن َّزلْنَاهُ َت ْن ِزيال (االسراء‬ ِ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫َأه‬
ُ ‫ر‬ ‫ق‬
ْ ‫ت‬ِ‫التسليم ألحكامه و ُقر َآنًا َفر ْقنَاهُ ل‬
ُ َ َ َ ْ َ ‫بال ُق ْرآ ُن‬
4- Hifdzan (hafalan/penjagaan). Tidak hanya menghafal
dan menajarkan hafalan, tapi juga harus menjaganya agar ‫الدعوة إليه‬
tidak rusak, mengalami perubahan atau hilang.

ِ ‫ت الْ َخر‬
)‫ب (رواه البخاري‬ ِ ‫الَّ ِذي لَْيس فِي جوفِ ِه َشيء ِمن اْل ُقر‬
ِ ‫آن َكاْلب ْي‬
َ َ ْ َ ٌْ َْ َ ْ
‫س َك َها َوِإ ْن َأطْلَ َق َه ا‬ ‫ ِإ‬, ‫آن َك َمثَ ِل اِْإل بِ ِل ال ُْم َعلَّ َق ِة‬
ِ ‫ب اْل ُقر‬ ِ ‫نماَ مثَل ص‬ ِ
‫األرض‬ ‫إقامته في‬
َ ‫َأم‬
ْ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ي‬
ْ ‫ل‬
َ ‫ع‬
َ ‫د‬
َ ‫اه‬
َ ‫ع‬
َ ‫ن‬
ْ ْ ِ ‫اح‬ َ ُ َ َّ ‫ِإ‬
)‫ت (متفق عليه‬
ْ َ‫ذَ َهب‬
‫‪Anjuran pentingnya membaca‬‬
‫‪al-Quran‬‬

‫‪ ‬حصيح مسمل‪ :‬اقرأوا القرآن فإنه يأيت يوم القيامة شفيعا ألحصابه‬
‫‪ ‬سنن الرتمذي ‪ :‬من قرأ حرفا من كتاب هللا فهل به حسنة‬
‫واحلسنة بعرش أمثالها ال أقول أمل حرف ولكن ألف حرف والم‬
‫حرف وممي حرف‬
‫‪ ‬سنن الرتمذي ‪ :‬إ ن اذلي ليس يف جوفه يشء من القرآن اكلبيت‬
‫اخلرب‬
Interaksi Total Dengan Al-
Quran
 Usman bin Huzaifah : kalaulah hati itu
bersih pasti dia tidak akan pernah
bosan dengan al-Quran.
 Rasulullah SAW pernah meminta agar
Ibnu Mas’ud membacakan al-Quran
kepada beliau
 Abu Bakar mudah menangis dengan al-
Quran yang dibacanya dan kisahnya
membaca surah al Zalzalah
 Abdullah bin Masud : para Sahabat
mempelajari al-Quran sepuluh ayat-
sepuluh ayat.
Adab Berinteraksi dengan
Membacanya
 Membaca al-Quran memerlukan
adab-adab utama untuk
direalisasikan
 Adab-adab tersebut adalah bentuk
pengagungan kita terhadap al-Quran
itu sendiri
 Dalam kehidupan sehari-hari kita
akan mendapati orang-orang yang
memuliakan sesuatu akan
memuliakannya
a. Memperbanyak tilawah

 Memperbanyak tilawah al-Quran baik dalam shalat


ataupun diluar shalat.
 Tilawah al-Quran juga harus memperhatikan waktu dan
tempat yang sesuai karena keagungan al-Quran
membuat kita tidak akan membacanya di tempat-
tempat yang jauh dari kemuliaan
b. Menjaga Kesucian

 Kemuliaan al-Quran membuat para ulama menjadikan


syarat kesucian merupakan syarat bagi seseorang yang
akan membacanya
 Walaupun dalam hal ini sebagian ulama tidak
menjadikan kesucian diri syarat untuk membaca al-
Quran
c. Memelihara Keikhlasan
Niat
 Niat membaca al-Quran dan menjadi imam merupakan
niat yang selalu dijaga dalam keseharian karena akan
banyak ujian dan tantangan dalam mewujudkan
keikhlasan tersebut dalam keseharian

d. Menjaga Surah-Surah
Utama
 Surah-surah utama adalah surah yang didalamnya
terdapat keutamaan yang disampaikan oleh Rasulullah
saw kepada kita
 Diantara surah yang utama adalah surah al-Baqarah,
surah as-Sajadah, surah al-A’la, surah al-Mulk, surah al-
Kahfi dan lain-lain
 Kadang-kadang terdapat keutamaan ayat atau surah
berkaitan dengan kondisi tertentu
e. Membaca Isti’adzah dan
Basmalah
 Membaca isti’adzah dan basmalah, sebagaimana Firman Allah:
َّ ‫ست َِع ْذ بِاهَّلل ِ ِم َن ال‬
ِ ‫ش ْيطَا ِن ال َّر ِج‬
‫يم‬ َ ‫فَِإ َذا قَ َرْأتَ ا ْلقُ ْر‬
ْ ‫آن فَا‬
“Maka jika engkau akan membaca Al-Quran mohonlah perlindungan kepada Allah
dari godaan syaitan yang terkutuk yaitu dengan membaca “Audzubillah
minassyaitanirrajim”. (An-Nahl : 98)
 Menghidupkan makna “Isti’adzah”, mentadabburinya, mengakuinya dengan
jujur dalam melafadzkannya, agar terealisasi makna isti’adzah secara mutlak
kepada Allah, agar Allah memberikan perlindungan kepadanya dari tipu daya
syetan sebagai janji Allah kepada orang mu’min jika membaca Istiadzah –baik
manusia maupun jin- sehingga dia akan dilindungi dan dijauhkan (Al-Isra : 45-
46)
 Adapun Basmalah merupakan bacaan pertama saat ingin membaca Al-Quran
pada setiap surat -kecuali surat baraah- dan boleh juga dibaca saat memulai
bacaan di pertengahan surat, atau di potongan ayat, jika saat membaca Al-Quran
terhenti sejenak lalu ingin memulainya kembali.
 Membaca Al-Quran merupakan pintu memohon berkah dan memulai dengan
menyebut nama Allah, mengharap limpahan-Nya, keberkahan-Nya dan Rahmat-
Nya
f. Mengosongkan Diri dari Kesibukan dan
dari Menyelesaikan Hajat Lainnya

 Mengosongkan diri dari kesibukan dan


dari menyelesaikan hajat lainnya,
seseorang yang membaca Al-Qur'an
hendaknya –saat membaca- tidak dalam
keadaan lapar, dahaga dan dalam
keadaan bimbang dan cemas, dalam
keadaan dingin yang dahsyat atau panas
yang menyiksa, atau sambil menunggu
makanan sedangkan jiwanya dan
perasaannya sibuk menerima hidangan
tersebut
g.Menangis saat Membaca

 Menangis saat membaca, khususnya pada ayat-


ayat tentang azab, atau tentang hari kiamat,
yaitu saat melintasi ayat tentang peristiwa hari
kiamat dan hari akhir, fenomena dan ketakutan
yang akan terjadi di dalam nya.
 Memperhatikan kekurangan dalam melaksanakan
hak-hak dan berlebihan akan larangan Allah.
 Jika tidak bisa menangis maka usahakanlah
berpura-pura menangis dan jika tidak mampu juga
untuk menangis begitu pun pura-pura menangis
maka usahakanlah untuk menangis dalam diri
sendiri yaitu dalam hati
B. Anjuran Untuk
Menghafalnya
‫اه ُدوا الْ ُقْرآ َن َف َوالَّ ِذي َن ْف ِسي بِيَ ِد ِه‬َ ‫ع‬
َ ‫ت‬
َ : ‫مسلم‬ ‫صحيح‬ 
ِ
‫صيًا ِم ْن اِإْل بِ ِل يِف عُ ُقل َها‬
ِّ ‫َأش ُّد َت َف‬
َ ‫هَلَُو‬
Biasakanlah kalian membaca al-Qur’an, Demi Allah 
yang nyawaku ada ditanganNya, hafalan al-Qur’an itu
.lebih mudah lepas dari seekor onta dari ikatannya

‫ب اإلبِ ِل امل َع َّقلَ ِة؛‬ ِ ‫آن َكمثَ ِل‬


ِ ‫صاح‬
َ
ِ ‫ب ال ُقر‬
ْ
ِ ‫إمَّن ا مثَل‬  
ِ ‫صاح‬
ُ َ
ُ .‫ت‬ ْ َ‫ وإ ْن أطْلَ َقها َذ َهب‬،‫عاه َد عليها ْأم َس َكها‬
َ ‫إ ْن‬
Sungguh permisalan orang yang hafal Al-Qur’an itu ibarat 
pemilik unta yang diikat, jika ia selalu menjaganya niscaya
bisa mempertahankannya tetapi jika ia melepaskannya
niscaya unta itu akan pergi
Lanjutan …

 Abdullah bin Mas’ud berkata : “ orang


yang hafal al-Quran harus dikenali
pada malam harinya ketika manusia
tidur, dan pada waktu siangnya ketika
manusia tertawa, dan dengan
kekhusukannya ketika manusia
sombong, orang yang hafal al-Quran
harus tenang dan lemah lembut, tidak
boleh menjadi kasar, pencela,
berbicara keras-keras, banyak tertawa
dan tidak pula marah”.
C. Penerapan al-Quran

‫ب‬ ‫ح‬ ‫ى‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫ب‬ ‫ش‬ ‫ه‬ ‫ل‬


ْ ِ
‫م‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ِإ‬
ِّ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ُ ْ ّ‫س َكالط‬ ‫ل‬ِ ِ
‫ف‬ ‫ف‬
ْ ‫الن‬
ّ ‫و‬ 
ِ ِ ُ َ
‫اع َوِإ ْن َت ْفط ْمهُ يَْن َفط ِم‬
ِ ‫ض‬َ ‫الر‬
َّ
 Nafsu selalu ingin yang rendah dan kecil, kalau
kita tidak mendidik diri dengan baik maka yang
akan kita kerjakan hanyalah hal-hal yang kecil
 Tidak ada seorang pun yang tidak punya
kekurangan sebab kita bukanlah para Nabi dan
Rasul, oleh kerananya pendidikan diri yang baik
akan membuat kita mencapai ketinggian disisi
Allah swt
 Pendidikan merupakan kata kunci dalam
perbaikan diri
‫‪SELESAI‬‬

‫ب ا ْل َعالَ ِم َ‬
‫ين‬ ‫َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّ‬

Anda mungkin juga menyukai