Anda di halaman 1dari 9

OSTEOMYELITIS

• Osteomyelitis adalah penyakit infeksi yang mengenai tulang. Osteomyelitis


berdasarkan temuan histopatologinya dapat dikategorikan menjadi akut
dan kronis. Osteomyelitis akut sering diasosiasikan dengan perubahan
inflamasi pada tulang yang disebabkan oleh bakteri patogen dengan gejala
terjadi dalam waktu 2 minggu setelah infeksi. Pada osteomyelitis kronis,
nekrosis tulang dapat terjadi hingga 6 minggu pasca infeksi.
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi osteomyelitis secara akurat sulit didapatkan karena angka
epidemiologi definitif tidak ada. Angka morbiditas osteomyelitis semakin
meningkat saat ini, karena teknologi pemeriksaan penunjang yang semakin
baik. Sedangkan angka mortalitas akibat osteomyelitis semakin menurun
sejak ditemukannya antibiotik.

• Global
Belum terdapat angka insiden osteomyelitis secara global. Sebuah studi di
Amerika Serikat menunjukkan bahwa angka kejadian osteomyelitis mencapai
21,8 kasus per 100.000 orang per tahun. Lebih sering ditemukan pada laki-
laki, dan meningkat seiring dengan usia karena penyakit komorbid seperti
diabetes mellitus atau gangguan vaskuler perifer lainnya.

• Indonesia
Saat ini belum didapatkan angka insiden osteomyelitis di Indonesia.
ETIOLOGI

Etiologi osteomyelitis tersering adalah infeksi bakteri


Staphylococcus aureus.
Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya
osteomyelitis adalah rute masuknya infeksi, usia
penderita, dan status imunitas pasien.
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah penyakit reumatologi berupa penurunan
massa tulang dan perburukan jaringan tulang tanpa disertai
perubahan komposisi tulang. Hal ini didefinisikan sebagai hasil
pemeriksaan densitas tulang skor T <-2.5. Hal ini akan
meningkatkan risiko terjadinya fraktur pada pasien.
EPIDEMIOLOGI
Studi epidemiologi menunjukkan osteoporosis mulai dialami usia 40 tahun.
Penderita didominasi oleh perempuan pada populasi usia > 55 tahun.
Osteoporosis sering kali terdiagnosis saat pasien datang dengan fraktur. Oleh
karena itu, data epidemiologi dapat berasal dari 2 sumber: pasien yang terdeteksi
saat skrining, dan pasien yang terdiagnosis saat datang dengan fraktur yang
dicurigai mengalami osteoporosis, misalnya fraktur kompresi vertebra.

• Global
Secara global, penderita osteoporosis terdapat di seluruh belahan dunia. Rasio
fraktur osteoporotik populasi usia >50 tahun yakni pada wanita 1 di antara 2
orang sedangkan pria 1 di antara 5 pria.
• Indonesia
Studi pemeriksaan densitas massa tulang yang dilakukan terhadap 65.727 sampel
oleh Puslitbang Gizi Depkes RI pada 16 wilayah di Indonesia tahun 2005
menunjukkan prevalensi osteopenia 41,7% dan osteoporosis 10,3%.
Penderita wanita lebih banyak dibanding pria pada populasi usia >55 tahun.
sedangkan populasi <55 tahun, kasus osteopenia dan osteoporosis lebih banyak
didominasi oleh pria.
ETIOLOGI

Etiologi osteoporosis terbagi menjadi primer dan sekunder. Osteoporosis


primer diakibatkan oleh penuaan atau menopause sedangkan osteoporosis
sekunder diakibatkan oleh penyakit dasar (misalnya tuberkulosis tulang dan
diabetes mellitus tipe 1) maupun penggunaan obat-obatan yang berpotensi
meningkatkan kerapuhan tulang (misalnya penggunaan kortikosteroid jangka
panjang dan antikonvulsan).
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko osteoporosis adalah sebagai berikut:

• Usia
• Indeks massa tubuh <21 kg/m2
• Amenorrhea primer dan sekunder
• Merokok
• Pola diet: asupan kalsium inadekuat, konsumsi alkohol/kafein berlebihan
• Gangguan makan seperti bulimia dan anorexia nervosa
• Aktivitas fisik kurang
• Orang dengan risiko tinggi jatuh
• Riwayat orang tua fraktur panggul
• Konsumsi glukokortikoid prednisone ≥5 mg/hari jangka panjang (>3 bulan)
• Defisiensi vitamin D

Anda mungkin juga menyukai