Presentasi K3 Laboratorium 08 November 22 - Ap
Presentasi K3 Laboratorium 08 November 22 - Ap
Personal Details
Name : dr. Arlan prabowo, M.Sc., SpPK
Gender : Male
Place, Date of birth : Semarang, December 7th 1975
Marital status : Married
Nationality : Indonesia
Religion : Moslem
Address : Jl.Perdagangan Komp.HKSN Permai Blok 11C No 80 - BDJ
Mobile : 08161870373
Email : prabowo.arlan@gmail.com
Educational Background
1982-1988 : Strada Wiyatasana Elementary School, Jakarta
1988-1991 : Strada Marga Mulia Junior High School, Jakarta
1991-1994 : Pangudi Luhur Senior High School, Jakarta
1994-2002 : Faculty of Medicine The Christian University of Indonesia, Jakarta
2008-2010 : Department of Clinical Medicine Science Gadjah Mada University, Jog
2008-2013 : Department of Clinical Pathology Gadjah Mada University , Jog
Working Experience
2002-2004 : General Practitioner at Puskesmas Wanaraya, Barito Kuala
2005-2007 : General Practitioner at Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan
2013-Present: Clinical Pathologist at Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM
ARLAN PRABOWO
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat serta bebas dari
pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Potensi bahaya di laboratorium, selain penyakit-penyakit infeksi juga
ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan
kondisi di laboratorium, yaitu kecelakaan (ledakan, kebakaran,
kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-
sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya,
gangguan psikososial dan ergonomi.
Semua potensi bahaya tersebut di atas jelas mengancam jiwa dan
kehidupan bagi para petugas di laboratorium, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan laboatorium.
Jenis dan Sumber Bahaya di Laboratorium
Tujuan K3 laboratorium
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan petugas laboratorium.
Melindungi para pekerja dan orang lain di laboratorium dari sumber
bahaya yang ada.
Menjamin setiap peralatan laboratorium digunakan secara aman dan
efisien.
Menjamin proses pelayanan laboratorium berjalan lancar.
Aturan umum laboratorium
Aturan-aturan umum yang harus ada di laboratorium untuk mendukung
lingkungan kerja yang menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan
kerja :
1. Orang yang tak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan.
2. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
3. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya
untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
4. Harus tahu cara pemakaian alat emergensi: pemadam
kebakaran, eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang
lain.
5. Setiap petugas laboratorium harus tahu tata cara memberi
pertolongan darurat (P3K).
6. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik.
7. Dilarang makan minum dan merokok di ruangan laboratorium.
8. Jauhkan alat-alat yang tak digunakan, tas, handphone dan benda lain
dari atas meja kerja.
Penilaian risiko laboratorium
WHO Laboratory Biosafety Manual 4th edition → survei infeksi terkait
laboratorium menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan kerja
disebabkan oleh faktor manusia, seperti :
APD tidak digunakan atau digunakan dengan tidak benar.
Tidak ada penilaian risiko sebelum bekerja dengan bahan
biologis berbahaya.
Tidak ada atau kurangnya SOP.
Tidak ada atau kurangnya pelatihan.
Pajanan akibat tusukan jarum suntik atau benda tajam.
Penilaian risiko
The heart of the biosafety process.
1
5. Mengkaji risiko dan langkah
pengendalian 5 2 2. Evaluasi risiko
Kegiatan spesifik
2. Evaluasi risiko
Tingkat risiko
h :
nto
Co
3. Mengembangkan strategi pengendalian risiko
Contoh Peraturan nasional :
4. Memilih dan menerapkan langkah pengendalian
h :
nto
Co
Hirarki pengendalian risiko
Eliminasi
Adalah cara pengendalian bahaya yang paling efektif. Jika sifat
berbahaya dari suatu bahan ditiadakan maka secara efektif risiko juga
akan hilang.
Substitusi
Ada kalanya tidak mungkin untuk menghilangkan bahaya terkait bahan
biologis karena kebutuhan ilmu pengetahuan maupun diagnostik.
Mengganti sumber bahaya :
- Substitusi agen biologis
- Susbstitusi metode atau prosedur
- Substitusi peralatan atau bahan
Pengendalian teknik
Fasilitas laboratorium (tingkat keselamatan – biosafety level).
Peralatan keselamatan, misalnya :
- Biosafety cabinet kelas 2
- Leak-proof transport container
- Bioaerosol container untuk sentrifugasi
Pelatan pendukung, misalnya :
- Sink tempat cuci tangan
- Autoclave
- Backup power supply.
Pengendalian administratif
Alat pelindung diri
Pemilihan dan penyediaan APD ditentukan berdasarkan penilaian risiko
yang dilakukan oleh institusi terhadap proses kegiatan yang dijalankan.
5. Mengkaji risiko dan langkah pengendalian
Beberapa contoh kecelakaan dan pengendaliannya
Peralatan keselamatan dan darurat
Laboratorium harus menyediakan peralatan keselamatan, seperti :
1. Perangkat pengendali tumpahan (spill out kit)
2. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3. Alat pemadam api ringan (APAR)
4. Pancuran keselamatan (safety shower)
5. Unit pencuci mata (eye washer).
Simpan peralatan keselamatan dan peralatan darurat di lokasi yang
ditandai dengan baik dan mudah terlihat di semua ruang laboratorium.
Manajemen laboratorium bertanggung jawab untuk memastikan semua
petugas laboratorium diberi pelatihan yang tepat dan diberi peralatan
keselamatan yang diperlukan.
Spill out kit (alat penanganan tumpahan)
Adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menangani tumpahan,
baik berupa cairan tubuh (darah, muntah, urine, dahak) atau bahan
kimia agar tidak membahayakan pekerja dan lingkungan sekitar.
Spill out kit terdiri dari :
- Gaun pelindung (apron) - Sendok
- Gloves (sarung tangan) - Tisu atau kertas absorben
- Masker (face shield) - Tanda bahaya
- Sepatu boot
- Larutan detergen, Na bisulfat (alkali), Na
bikarbonat (asam), hipoklorid (infeksius)
- Kantong plastik kecil
Prosedur penanganan tumpahan bahan infeksius :
1. Gunakan APD yang sesuai.
2. Tutup permukaan tumpahan (darah, urin, dll) dengan bahan yang menyerap.
3. Genangi dengan desinfektan yang sesuai, dan biarkan kontak dalam waktu + 15 menit.
4. Bersihkan tumpahan dan buang dalam tempat/kantong tertentu dan diikat untuk
selanjutnya dibuang di tempat pembuangan limbah infeksius.
5. Penambahan desinfektan dan pembersihan dapat diulangi apabila diperlukan.
6. Lepaskan baju yang terkontaminasi dan masukkan di tempat khusus untuk menghindarkan
kontaminasi silang.
7. Hand hygiene.
Prosedur penanganan tumpahan bahan kimia :
1. Jika tumpahan yang terjadi banyak dan meliputi area yang luas segera kontak petugas terkait.
2. Jika tumpahan sedikit, dapat ditangani sendiri.
3. Gunakan baju pelindung dan sarung tangan tebal.
4. Tuangkan serbuk bikarbonat untuk menetralisir asam atau serbuk natrium bisulfat di atas tumpahan
untuk menetralisir basa.
5. Kumpulkan ke dalam container tertentu. Campur dengan air dan cek pH. Jika sudah netral, cuci
dengan air mengalir.
Alat pemadam api ringan (APAR)
APAR adalah alat pemadam api portable yang dapat dibawa dan
dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam api bertekanan,
yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api.
Bagian-bagian APAR
Jenis-jenis APAR
Secara umum APAR terdiri atas 3 jenis, yaitu:
1. APAR isi gas CO2
Khusus untuk memadamkan kebakaran yang berhubungan dengan
arus listrik atau elektronik.
2. APAR isi busa atau foam
Khusus untuk memadamkan kebakaran dengan material terbakar
berwujud cair, bensin, thinner, minyak tanah, alkohol dan
sebagainya. Tidak boleh digunakan untuk kebakaran yang
berhubungan dengan listrik karena mengandung air.
3. APAR isi dry chemical powder
APAR yang paling serbaguna. Dapat memadamkan hampir semua
jenis kebakaran.
Jenis-jenis alat pemadam yang sesuai untuk berbagai jenis api
Syarat penempatan APAR :
APAR sebaiknya diletakkan pada lokasi-lokasi berikut ini :
1. Pada jalur keluar, dekat dengan pintu atau sudut koridor.
2. Dekat dengan daerah yang memiliki risiko kebakaran tinggi.
3. Mudah dilihat, dijangkau dan diambil oleh pengguna.
4. Diberi tanda (berwarna merah) yang menunjukkan tentang lokasi
APAR.
Setiap pemadam api harus memiliki label yang memperlihatkan jenis
kebakaran yang dipadamkan dan tanggal pemeriksaan terakhir.
1. Jangan panik.
2. Jangan menggunakan lift.
3. Segera menuju ke tanggga darurat terdekat.
4. Jangan lari tetapi berjalan cepat dan teratur, ikuti instruksi petugas.
5. Dahulukan pasien atau orang difabel.
6. Lepaskan sepatu yang berhak tinggi.
7. Bantu tamu yang kurang paham lingkungan gedung.
8. Jangan berhenti atau kembali mengambil barang yang tertinggal.
9. Segera menuju ke titik aman yang telah ditentukan.
Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk melindungi seluruh atau
sebagian tubuh petugas laboratorium terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
Syarat-syarat APD :
1. Enak dan nyaman dipakai
2. Tidak mengganggu aktifitas kerja
3. Memberikan perlindungan efektif sesuai
dengan jenis bahaya di tempat kerja.
Penggunaan APD di laboratorium menyesuaikan dengan tingkat risiko
yang dihadapi atau tergantung jenis pelayanan yang diberikan.
TINGKAT 1
Rekomendasi APD bagi tenaga medis dan paramedis berdasarkan tingkat
perlindungan
TINGKAT 2
Rekomendasi APD bagi tenaga medis dan paramedis berdasarkan tingkat
perlindungan
TINGKAT 3
Masker
Melindungi mulut dan hidung, harus dikenakan dengan benar agar
menutupi mulut dan hidung sepenuhnya serta mencegah penetrasi
cairan.
Sumber : Pedoman Pencegahan dan Pengendaliaan Covid-19, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
Sumber : Pedoman Pencegahan dan Pengendaliaan Covid-19, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
Sumber : Pedoman Pencegahan dan Pengendaliaan Covid-19, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
TATA CARA PELEPASAN ALAT PELINDUNG DIRI
Sumber : Pedoman Pencegahan dan Pengendaliaan Covid-19, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
Sumber : Pedoman Pencegahan dan Pengendaliaan Covid-19, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
Sumber : Pedoman Pencegahan dan Pengendaliaan Covid-19, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
Rekomendasi Minimalisasi Risiko Penularan pada Nakes :
C. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan kesehatan terhadap staf yang dilakukan diluar waktu
pemeriksaan berkala, yaitu pada:
1. Pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja atau penyakit
yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 minggu.
2. Pekerja berusia di atas 40 tahun atau pekerja berusia muda yang
melakukan pekerjaan tertentu.
TERIMA KASIH
Jenis gaun dan penggunaannya