Anda di halaman 1dari 23

Standar Pelayanan pada Klinik

dan Peran Klinik Dalam


Memberikan Pelayanan Kesehatan

Dr. dr. M. Rudiansyah, SpPD, KGH


Klinik
• Klinik = fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.

• Klinik dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan cabang/disiplin ilmu /
sistem organ.

• Penyelenggaraan klinik diawasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah.

Jika terdapat pelanggaran  pemerintah akan mengenakan sanksi administratif (teguran, teguran tertulis
dan pencabutan izin klinik).
Klinik
Klinik Pratama Klinik Utama

• pelayanan medik dasar baik umum maupun • pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik
khusus yang lebih sederhana (dokter umum, dasar dan spesialistik: rawat inap, dokter spesialis
apoteker, perawat). (minimal 1 dokter spesialis dari masing-masing
spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan)
• termasuk dalam golongan klinik pratama laboratorium klinis dan instalasi rawat darurat.

antara lain, klinik kecantikan dan klinik gigi.


• umumnya buka 24 jam
Lokasi
• Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran Klinik, dengan
memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.

• Lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai persyaratan kesehatan lingkungan.

*tidak berlaku untuk Klinik perusahaan atau Klinik instansi pemerintah tertentu (hanya
melayani karyawan perusahaan, warga binaan, pegawai instansi tersebut)
Bangunan
• Permanen, tidak bergabung dengan tempat tinggal perorangan (tidak termasuk apartemen, rumah toko, rumah kantor,

rumah susun, dan bangunan yang sejenis).

• Bangunan Klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta

perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua orang (termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.)

• Paling sedikit terdiri atas:


a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
• Klinik rawat inap harus memiliki:
b. ruang konsultasi;
a. ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan. Jumlah
c. ruang administrasi;
tempat tidur pasien pada Klinik rawat inap paling sedikit 5
d. ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang
buah dan paling banyak 10 buah.
melaksanakan pelayanan farmasi;
b. ruang farmasi;
e. ruang tindakan;
c. ruang laboratorium; dan
f. ruang/pojok ASI;
d. ruang dapur;
g. kamar mandi/wc; dan
h. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
Prasarana
Prasarana Klinik harus terpelihara dan berfungsi dengan baik, meliputi:

a. instalasi sanitasi;

b. instalasi listrik;

c. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

d. ambulans, khusus untuk Klinik yang menyelenggarakan rawat inap;

e. sistem gas medis;

f. sistem tata udara;

g. sistem pencahayaan;

h. prasarana lainnya sesuai kebutuhan.


Ketenagaan

• Penanggung jawab teknis Klinik harus seorang tenaga medis


 memiliki SIP di Klinik tersebut, dan dapat merangkap
sebagai pemberi pelayanan.

• Hanya dapat menjadi penanggung jawab teknis pada 1 Klinik.


Ketenagaan
• Klinik rawat jalan: tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non-kesehatan sesuai

dengan kebutuhan.

• Klinik rawat inap: tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga analis kesehatan,

tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

• Tenaga medis (sebagai pemberi pelayanan) pada:

• Klinik pratama yang memberikan pelayanan kedokteran: ≥2 dokter dan/atau dokter gigi.

• Klinik utama yang memberikan pelayanan kedokteran: ≥1 dokter spesialis dan 1 dokter.

• Klinik utama yang memberikan pelayanan kedokteran gigi: ≥1 dokter gigi spesialis dan 1 dokter gigi.
Peralatan
• Peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan.

• Harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.

• Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi berkala oleh institusi pengujian
fasilitas kesehatan yang berwenang.
Kefarmasian
• Klinik rawat jalan tidak wajib melaksanakan pelayanan farmasi.

• Klinik rawat jalan yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian wajib memiliki apoteker

yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sebagai penanggung jawab atau pendamping.

• Klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi yang diselenggarakan apoteker.

• Instalasi farmasi melayani resep dari dokter Klinik yang bersangkutan, serta dapat melayani

resep dari dokter praktik perorangan maupun Klinik lain.


Laboratorium
• Klinik rawat inap wajib menyelenggarakan pengelolaan & pelayanan laboratorium
klinik.

• Klinik rawat jalan dapat menyelenggarakannya juga.

• Perizinan laboratorium klinik terintegrasi dengan perizinan Klinik

(kecuali jika memiliki sarana, prasarana, ketenagaan dan kemampuan pelayanan


melebihi kriteria & persyaratan Klinik  laboratorium klinik tersebut harus memiliki
izin tersendiri).
Perizinan
• Setiap penyelenggaraan klinik wajib memiliki izin mendirikan (diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota) dan izin operasional (diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota).

• Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 6 bulan, dapat diperpanjang


paling lama 6 bulan apabila belum dapat memenuhi persyaratan 
Penyelenggaraan
• Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

• Berupa rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home care.

• ODC = pelayanan yang dilakukan untuk pasien yang sudah ditegakkan diagnosis secara definitif dan perlu mendapat

tindakan atau perawatan semi intensif (observasi) setelah 6 -24 jam.

• Home care = bagian / lanjutan dari pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan

kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau

memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit.

• Klinik rawat inap hanya memberikan rawat inap paling lama 5 hari. Jika memerlukan >5 hari  dirujuk ke RS.

• Klinik pratama hanya dapat melakukan bedah kecil (minor) tanpa anestesi umum dan/atau spinal
Penyelenggaraan
Penyelenggara Klinik wajib:
a. memasang nama dan klasifikasi Klinik;
b. membuat & melaporkannya kepada dinas kesehatan daftar tenaga medis dan
tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik dengan menyertakan:
- nomor STR dan SIP bagi tenaga medis;

- nomor surat izin sebagai tanda registrasi dan SIP/ SIK bagi tenaga kesehatan lain.
c. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
Pengajuan Izin Klinik Pratama
• Memiliki izin lingkungan berupa SPPL atau UKL-UPL yang disahkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota / kabupaten

• IMB Klinik

• Mendapatkan Izin Tata Ruang

• Profil + denah klinik secara lengkap

• Sertifikat Layak Fungsi

• notifikasi persetujuan Sarana dan Prasarana klinik

• NIB yang ada harus mencakup KBLI klinik

• Persetujuan tetangga (kanan, kiri, depan, belakang) yang diketahui dan disahkan oleh Kelurahan dan Kecamatan (sesuai domisili klinik)

• Rekomendasi dari kecamatan


Pengajuan Izin Klinik Pratama
• Jika Badan Hukum / Badan Usaha :
• Akta pendirian dan perubahan (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada)
• SK pengesahan pendirian dan perubahan yang dikeluarkan oleh :
• Kemenkunham, jika PT dan Yayasan
• Kementrian, jika Koperasi
• Pengadilan Negeri, jika CV
• NPWP Badan Hukum

• Jika tanah atau bangunan disewa:


• Perjanjian sewa-menyewa tanah atau bangunan
• Surat pernyataan dari pemilik tanah atau bangunan yang menyatakan tidak keberatan tanah atau bangunan digunakan
• KTP pemilik tanah atau bangunan

• Jika Milik Pribadi: sertifikat Tanah/ Akte Waris/ Akte Hibah/ Akte Jual Beli (AJB)
Pengajuan Izin Klinik Pratama
• Izin operasional klinik

• Sertifikat akreditasi

• Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional

• Surat kerjasama dengan Puskesmas Kecamatan setempat

• Surat kerjasama (MOU) dengan Rumah Sakit terdekat sebagai rujukan pasien

• Surat kerjasama dengan distributor obat yang disesuaikan dengan jenis layanan klinik dan harus
dilengkapi dengan Nomor Registrasi Obat dari Badan POM
Izin operasional klinik
• Klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau masyarakat.

• Klinik yang menyelenggarakan rawat jalan dapat didirikan oleh perseorangan atau badan usaha.

• Klinik yang yang menyelenggarakan rawat inap harus didirikan oleh badan hukum.

• Untuk Klinik spesialis atau subspesialistik dengan penanaman modal asing, juga harus didirikan di lingkungan atau area RS kelas A atau RS

kelas B dan mempunyai manajemen yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Rumah Sakit tempat pendirian Klinik.

• Persyaratan untuk memperoleh Izin Operasional Klinik: notifikasi dinas kesehatan daerah kabupaten/kota; profil klinik; sumber daya

manusia, sarana prasarana, dan peralatan.

• Izin Usaha berlaku selama Pelaku Usaha menjalankan usaha dan/atau kegiatannya. Izin Operasional berlaku untuk jangka waktu 5 tahun

dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Harus melakukan perpanjangan izin komersial/operasional paling cepat 6 bulan

sebelum masa berlaku izin komersial/operasional berakhir.


Pengajuan Izin Klinik Pratama
• Surat pernyataan dari pemilik klinik yang menyatakan bersedia menaati dan tunduk pada peraturan yang berlaku

• Surat pernyataan dari pemilik klinik yang menyatakan tidak akan melakukan: Tindakan aborsi, tindakan anastesi umum dan spinal, tidak rawat inap (jika klinik

utama non-rawat inap)

• Surat penunjukan sebagai dokter penanggung jawab dari pemilik klinik

• Surat pernyataan yang menyatakan kesediaan sebagai penanggung jawab klinik

• Surat pernyataan tidak keberatan dari atasan langsung (untuk PNS atau TNI atau POLRI atau BUMN atau BUMD)

• Surat pernyataan dari setiap dokter yang berpraktik di klinik yang menyatakan kesediaan berpraktik berikut hari dan jam praktik

• Sertifikat pendidikan dan pelatihan (estetika, gawat darurat, kontrasepsi, APN PONED, EKG, USG, dan lain-lain) yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan

nasional atau organisasi profesi terkait yang diakui oleh pemerintah (sesuai jenis pelayanan yang diberikan)

• SIP atau STR perawat / tenaga kesehatan lain (apoteker, asisten apoteker, dll) yang bekerja di klinik

• Izin Apotek / Depo Obat / Laboratorium / Fisioterapi / Pelayanan lainnya (jika memiliki izin tersendiri)
Pengajuan Izin Klinik Pratama
• Sertifikat izin edar alat kesehatan yang digunakan dari Kementerian Kesehatan
dan jadwal pengujian dan kalibrasi alat dimaksud

• Klinik yang menggunakan alat kesehatan radiasi pengion harus melampirkan izin
dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang masih berlaku
Standar akreditasi Klinik
Dilakukan akreditasi secara berkala ≤3 tahun sekali

1. Kepemimpinan dan Manajemen Klinik

2. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien

3. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien


REFERENSI
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada
Jaminan Kesehatan Nasional

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Kesehatan

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai