Anda di halaman 1dari 10

PESTISIDA

Oleh : Aelizah Rahmasary


Sejarah Pestisida
• Bangsa Mesir
Pestisida sudah digunakan sejak 500 tahun SM. Pestisida tersebut
mencakup pestisida insektisida (pembasmi serangga), rodentisida
(pembasmi pengerat) dan mitisida (pembasmi rayap). Pestisida-
pestisida ini digunakan dalam mengendalikan hama tikus, tungau,
dan juga serangga umum.
• Pestisida Pertama
Sulfur atau belerang merupakan pestisida yang pertama dipakai
dalam sejarah pestisida. Zat ini dipakai karena baunya yang cukup
menyengat. Saat itu, bau belerang yang menyengat diduga
mempunyai zat berkhasiat. Dan benar saja, belerang mampu
membasmi hama yang ada saat itu. Belerang yang digunakan
didapat dari gunung berapi, air panas, meteorit, gips, garam epson,
dan juga barit. Bukti penggunaan belerang sebagai pestisida saat
itu (sekitar 1000 tahun SM) bisa dilihat dari karya-karya penulis
Yunani yang bernama Homer.
Di awal tahun 1700, seorang ahli herbal yang juga seorang ahli tumbuhan
(botanis), John Parkinson, menggunakan jenis pestisida baru. Pestisida ini
bersifat alami karena terbuat dari campuran cuka, kotoran sapi, dan juga
urin sapi. Campuran semuanya John pakai dalam membasmi hama-hama
tanaman yang ada di kebunnya. Sejak saat itulah, banyak para pakar
tumbuhan yang memakai pestisida alami (organik) dalam mengendalikan
hama.

Pestisida modern mulai berkembang di tahun 1867. Saat itu ada sejenis
hama yang susah sekali dikendalikan yang menyerang tanaman kentang.
Namanya adalah kumbang Colorado. Untuk membasminya, pemerintah
Amerika Serikat menggunakan pestisida berbahan dasar Arsen. Arsen
kemudian dikenal sebagai racun yang tak hanya membasmi kumbang
Colorado saja. Manusia juga bisa mati dengan yang bernama Arsen ini.
Pestisida sintetik (buatan) modern yang pertama kali dikenalkan di
pasaran adalah kalium dinitro-2-cresylate. Pestisida ini pertama kali dijual
di Jerman. Beberapa waktu berselang, pestisida ini kemudian menyebar di
berbagai Negara. Sejak saat itulah, pestisida sintetik muncul di pasaran
dengan berbagai merek dan dengan berbagai bahan dasar.
• DDT
DDT atau Dikloro Difenil Trikloroetana adalah pestisida
yang paling terkenal dari semua pestisida yang pernah ada.
Hal ini karena DDT diketahui kemudian sebagai pestisida
yang berbahaya. Tak hanya bagi hewan lain yang
dibasminya. DDT juga bisa mengakibatkan penumpukan di
tubuh tumbuhan, hewan lain yang bukan merupakan
target basmi, bahkan bisa menumpuk di tubuh manusia.
Hal yang paling parah, di dalam tubuh manusia, DDT bisa
menjadi at pemicu berbagai penyakit, termasuk kanker.
DDT sendiri dibuat pada abad ke-19. Tepatnya pada tahun
1939. Pembuatnya adalah seorang pria bernama Dr Paul
Muller.
Konsep Pestisida
Pengertian Pestisida
 Pengertian Pestisida berasal dari kata pest yang berarti
hama dan sida berasal dari kata caedo berarti pembunuh.
Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai
pembunuh hama.

 Menurut Food Agriculture Organization (FAO) 1986 dan


peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah
campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah,
membasmi dan mengendalikan hewan/tumbuhan
penggangu seperti binatang pengerat, termasuk serangga
penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia.

 Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia,


zat pengatur tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain,
serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk
perlindungan tanaman (PP RI No.6 tahun 1995).
Mekanisme Kerja

 Contact poison / Eradicant: pestida mengenai/ kontak dengan tubuh hama


 Stomach poison / Protective: hama memakan umpan/ daun tanaman yang telah disemprot
pestisida.
 Fumigant: hama menghirup fume pestisida yang disemburkan ke udara.

Alat Aplikasi Pestisida

 Pressurized caniter dispensers – aerosol


 Ultra Low Volume (ULV) generators dan small ULV electric - cold aerosol
 Thermal aerosol generator/ foger - thermal aerosol
 Mist blower- misting
 Hand sprayers, knapsack sprayers, power operated compression sprayers – spraying
 Dusters, high pressure dusters – dusting
 Shallow containers- baits
 Tungku, special equipment – fumigation
Toksisitas Pestisida
Toksisitas pestisida sangat bervariasi, dari toksisitas yang tinggi (dieldrin dan parathion) sampai
toksisitas yang relative tidak berbahaya (Abate). Pencegahan dan dan pengamanan dalam
penggunaan pestisida sebaiknya harus dipahami terlebih dahulu konsep tentang toksisitas dan
hazard dari pestisida.

Toksisitas (Toxicity) pestisida diartikan sebagai kemampuan membunuh kehidupan biologis,


sedangkan hazard lebih diartikan sebagai halnya yang mungkin timbul akibat pemaparan
(exposure) pestisida di lingkungan. Keduaduanya sering digunakan secara bergantian untuk
menyatakan tingkat bahaya suatu pestisida.

Konsep toksisitas ini untuk mengukur kekuatan pestisida. Pengukuran toksisitas dilakuakan pada
binatang percobaan, dan sering dinyakan sebagai Lethal Dosis 50 (LD 50) dalam satuan mg/Kg
berat badan. LD 50 adalah dosis pestisida yang dapat membunuh 50% binatang percobaan yang
dinyatakan dalam satuan mg/Kg berat badan pemberian pestisida melalui dermal atau oral. LD 50
dapat dipakai sebagai ukuran memilih keampuhan/ toksisitas pestisida.
Jenis-jenis Pestisida
 Insektisida ; merupakan zat kimia yang
berfungsi sebagai pemberantas serangga
pengganggu (Kamus Pertanian Umum,
2013).
 Rodentisida ; adalah racun untuk membasmi
hama tikus, baik tikus di sawah atau
kebunmaupun di permukaan.
Jenis-jenis Pestisida
• Nematisida ; adalah jenis pestisida kimia yang
digunakan untuk membunuhnematoda parasit
tanaman.
• Fungisida ; suatu senyawa kimia yang dapat digunakan
untuk menghambat danmengendalikan pertumbuhan
atau bahkan membunuh jamur penyebab penyakit
tanaman.
• Herbisida ; senyawa kimia yang digunakan untuk
mengendalikan, mematikan, atau menghambat
pertumbuhan gulma tanpa mengganggu tanaman
pokok
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai