Lapsus PPOK
Lapsus PPOK
Disusun oleh:
Natalie Deskla Pattiasina 112022095
Pembimbing:
dr. Fahamzah Mahsal, Sp.P
Pekerjaan : Wirausahawan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan sesak disertai batuk sejak 1 hari SMRS
(-) Demam rematik akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan otak
Alergi - + -
Asma - + -
Tuberkulosis - + -
Artritis - + -
Rematisme - + -
Hipertensi - + -
Jantung - + -
Ginjal - + -
Lambung - + -
Diabetes Melitus - + -
Asam urat - + -
ANAMNESIS SISTEM
Kulit Mata Hidung
(-) Bisul (-) Sakit belakang mata (-) Trauma
(-) Kuku (-) Sekret (-) Nyeri
(-) Rambut (-) Kuning ikterus (-) Sekret
(-) Keringat Berlebih (-) Radang (-) Epitaksis
(-) Sianosis (-) Gangguan pengelihatan (-) Gejala penyumbatan
(-) Kering (-) Ketajaman pengelihatan (-) Gangguan penciuman
(-) Ptekie (-) Menonjol (-) Pilek
(-) Ikterus/kuning
Telinga Mulut
Kepala (-) Nyeri (-) Bibir Kering
(-) Trauma (-) Sekret (-) Gusi Berdarah
(-) Sinkop (-) Tinitus (-) Selaput
(-) Sakit kepala (-) Gangguan pendengaran (-) Lidah Kotor
(-) Nyeri pada sinus (-) Kehilangan pendengaran (-) Gangguan pengecapan
(-) Stomatisis
ANAMNESIS SISTEM
Riwayat Makan
• Frekuensi : 3x/hari
Pendidikan : SMA
Inspeksi Dextra Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Sinistra Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Perkusi Dextra Sonor di seluruh lapang paru Sonor diseluruh lapang paru
Aukultasi Dextra Vesikuler (+), Wheezing (+) Vesikuler (+). Wheezing (+)
Ronkhi (-) Ronkhi (-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak pada ICS V linea midclavikularis kiri
Auskultasi : BJ I >II Katup mitral & tricuspid, BJ II> I Katup aorta & pulmonal, gallop
(-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : cembung, tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka operasi
Palpasi : Dinding perut : Nyeri tekan epigastrium (-)
Hati : Teraba pembesaran 1 jari dibawah arcus costae, pinggiran
tajam, permukaan rata
Lien : Tidak teraba pembesaran
Ginjal : Ballotement (-), nyeri ketok CVA (-)
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-),
undulasi (-) Pembuluh Darah
Aukultasi : Bu (+) normoperistaltik
Arteri Temporalis • Teraba pulsasi
Colok dubur : Tidak dilakukan Arteri Karotis • Teraba pulsasi
Alat Kelamin : Tidak dilakukan
Arteri Brakhialis • Teraba pulsasi
Arteri Radialis • Teraba pulsasi
Arteri Femoralis • Teraba pulsasi
Arteri Poplitea • Teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior • Teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedis • Teraba pulsasi
PF ANGGOTA GERAK /
EKTREMITAS KANAN KIRI
LENGAN
Kekuatan +5 +5
Sesak (+) namun sudah berkurang, batuk (+) dahak Sesak (+) sudah berkurang, batuk (+) sudah berkurang,
Sesak (-), batuk (-), demam (-), mual (-), muntah (-).
warna putih namun sulit dikeluarkan, demam (-), mual demam (-),mual (-), muntah (-). Makan habis 1 porsi,
S Makan habis 1 porsi, minum sekitar 600 ml dari malam.
(-), muntah (-). Tidur menggunakan 2 bantal. Tidak minum sekitar 600 ml dari malam hingga pagi ini. BAB
BAB terkahir kemarin pagi normal. BAK normal
ada penurunan nafsu makan, malam ini makan habis 1 terakhir pagi tadi normal, BAK normal.
porsi, minum dari pagi hingga malam ini habis 1,5 L,
BAB dan BAK normal.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 89 x/menit, napas 34x/menit, suhu 36,3C. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan adanya wheezing pada kedua lapang paru.
Pada pemeriksaan penunjang didapati neutrofil segmen 80, limfosit 6, monosit 9, Neutrofil limfosit
ratio 14, absolut limfosit count 556, pada pemeriksaan radiologi didapati infiltat pada basal paru
kanan
ANALISIS MASALAH
Rencana
Pengobatan
Infus RL + Aminofilin/24 jam
Metilprednisolon 2x62,5 mg
Ceftriaxon 1x2gram
Capsul sesak 2x1 mg
Nac 3x1 mg
Nebu combivert + pulmicort 3x/hari
Prognosis
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Eksaserbasi Akut
Definisi
• Penyakit Paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat progressif non reversibel atau
reversibel parsial.
• Pada tahun 2013, penyakit pernapasan bawah kronis, yang terutama terdiri dari PPOK,
merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat.
• Prevalensi PPOK di Indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah 3,7% (pria 4,2%, perempuan
3,3%)
• Prevalensi PPOK diperkirakan akan meningkat selama 40 tahun ke depan dan pada tahun
2060 mungkin ada lebih dari 5,4 juta kematian setiap tahun akibat PPOK dan kondisi terkait
Etiologi
Infeksi Virus
Infeksi Bakteri
Polusi Udara
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
• Arterial blood gas (mengukur pH darah, kadar O2, dan CO2 darah)
• Rontgen dada (berguna untuk mengecualikan diagnosis alternatif dan memastikan adanya
komorbiditas yang signifikan)
• Skrining defisiensi antitripsin alfa-1 (AATD) (terutama di daerah dengan prevalensi AATD tinggi)
Faktor Resiko
• Jenis kelamin
• Usia
• Merokok
• Polusi okupasional
• Bronkitis kronik
Patofisiologi PPOK
Manifestasi Klinis
Dyspnea Batuk
Riwayat
Produksi terpapar
sputum faktor
resiko
Eksaserbasi akut
Stage III (Berat) Rasio FEV1/FVC <70% dan nilai FEV1 menunjukkan
diantara 30-50% dari nilai prediksi
Stage IV (Sangat Berat) Rasio FEV1/FVC <70% dan nilai FEV1 diperkirakan
kurang dari 30% ataupun kurang dari 50% dengan
kegagalan respiratorik kronik.
Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik
Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu hasil agd PCO2
< 45 mmHg dan PO2 > 60 mmHg
Dahak jernih tidak berwarna
Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK
PPOK stabil Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan
Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan
PPOK
PPOK Sesak napas bertambah
Eksaserbasi akut Produksi sputum meningkat
Perubahan warna sputum
Anti inflamasi
Gagal napas: Gagal napas kronik (Hasil analisis gas darah PO2 <60 mmHg dan PCO2 >60 mmHg,
dengan pH darah normal). Dengan gejala: sesak napas dengan atau tanpa sianosis, sputum
bertambah dan purulen, demam dan kesadaran menurun.
Infeksi berulang: Imunitas rendah disertai produksi sputum berlebihan dapat mempermudah
koloni kuman dan menyebabkan infeksi berulang.
Kor pulmonal: Ditandai dengan P pulmonal pada EKG, hematokrit > 50%, dan dapat disertai
gagal jantung kanan .
Prognosis jangka panjang setelah rawat inap untuk eksaserbasi PPOK buruk, dengan angka kematian
lima tahun sekitar 50%
Pencegahan
• Terapi penggantian nikotin (permen
karetnikotin, inhaler, semprotan hidung,
transdermal patch)
• Terapi konseling
Smoking
cessation
• Dapat mengurangi penyakit yang serius
(seperti infeksi saluran pernapasan bagian
bawah yang memerlukan rawat inap) dan
kematian pada pasien COPD. Vaksinasi
• Beberapa penelitian menunjukkan Influenza
penurunan yang signifikan dalam jumlah
eksaserbasi per subjek
• Mengurangi kemungkinan eksaserbasi PPOK
Vaksinasi • Direkomendasikan untuk semua pasien yang
Pneumococcal
berusia ≥ 65 tahun atau kepada pasien dari
segala usia yang diperkirakan FEV1 kurang
dari 40%
Kesimpulan
• Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang telah
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
• Eksaserbasi akut penyakit paru obstruktif kronik menggambarkan fenomena memburuknya fungsi saluran napas
dan gejala pernapasan secara tiba-tiba pada pasien PPOK.
• Eksaserbasi ini dapat berkisar dari penyakit yang sembuh sendiri hingga episode gagal pernapasan yang
membutuhkan ventilasi mekanis.
• Meskipun infeksi bakteri adalah penyebab paling umum dari eksaserbasi akut, infeksi virus dan tekanan
lingkungan juga terlibat.
• Penatalaksanaan farmakologis termasuk bronkodilator, kortikosteroid, dan antibiotik pada kebanyakan pasien.
• Oksigen, terapi fisik, mukolitik mungkin berguna pada pasien tertentu.
Thank
You!