Langkah – langkah pemeriksaan urin 1. Spesimen 2. Pemeriksaan Makroskopis 3. Analisis Dipstick 4. Prosedur Tes 1. Spesimen Spesimen urin diambil menggunakan kateter. Biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa kencing atau pada pemeriksaan kultur urin. Pasien perlu diberitahu agar membuang beberapa milliliter pertama urin sebelum mulai menampung urin. Meskipun urin yang diambil secara acak (random) atau urin sewaktu cukup bagus untuk pemeriksaan , namun urin pertama pagi hari adalah urin yang paling bagus. NEXT… Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin, hindari sinar matahari langsung pada waktu menangani spesimen urin. Jangan gunakan urin yang mengandung antiseptik. Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil, penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urin harus dihindari karena dapat mengurangi validitas hasil. 2. Pemeriksaan Makroskopis Pemeriksaan makroskopik urin merupakan salah satu jenis urinalisis yang dilakukan untuk melihat volume, warna, kejernihan, dan bau pada urin. Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Volume urin normal adalah 250 – 2.000 ml/24 hari. 3. Analisis Dipstick Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan diperiksa. Tes dipstick adalah pemeriksaan urine yang menggunakan stik plastik tipis dan dimasukkan ke dalam sampel urine. Stik plastik biasanya akan berubah warna jika ada zat tertentu dengan kadar berlebihan yang terkandung dalam urine. 4. Prosedur tes Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya ke dalam urin selama dua detik. Pemakaian reagen strip haruslah dilakukan secara hati- hati.oleh karena itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan seperti yang tertera pada leaflet. SEKIAN...