Bulai Penyakit bulai merupakan penyakit utama jagung. Penyakit ini menyerang tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit dan umur muda (antara 1 - 2 minggu setelah tanam). Kehilangan hasil jagung akibat penularan penyakit bulai dapat mencapai 100% pada varietas rentan.
27/01/2023 OPT Jagung 2
Gejala serangan
Gejala khasnya adalah adanya warna khlorotik
memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas antara daun sehat.
Pada daun permukaan atas dan bawah terdapat
warna putih seperti tepung dan ini sangat jelas pada pagi hari.
27/01/2023 OPT Jagung 3
Selanjutnya, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, termasuk pembentukan tongkol, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun menggulung dan terpuntir serta bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.
27/01/2023 OPT Jagung 4
Penyakit ini gejalanya sistemik yang meluas ke seluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat).
Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan
mencapai titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentuk terinfeksi.
27/01/2023 OPT Jagung 5
Bila tanaman yang terinfeksi pada umur masih muda umumnya tidak menghasilkan buah,
Tanaman yang terinfeksi sistemik sejak muda di
bawah umur 1 bulan biasanya mati.
Bila yang terinfeksi tanaman yang sudah tua masih
terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.
27/01/2023 OPT Jagung 6
Gejala serangan
27/01/2023 OPT Jagung 7
Penyebab Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh:
1. Peronosclerospora maydis
2. Peronosclerospora philippinensis yang luas
sebarannya,
3. Peronosclerospora sorghii hanya ditemukan di
dataran tinggi Berastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur.
Bima 14, Bima 15, Lagaligo, dan Gumarang. Atau varietas jagung super hibrida yang tahan terhadap penyakit bulai, seperti BISI-816 dan BISI-12. 2. Melakukan periode waktu yang bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai satu bulan.
3. Penanaman jagung secara serempak.
27/01/2023 OPT Jagung 10
4. Pemusnahan tanaman terinfeksi, dengan cara mencabut dan membuang ke tempat lain.
5. Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai
keakarnya (eradikasi tanaman) yang terserang penyakit bulai.
6. Penggunaan fungisida metalaksil pada benih
jagung (perlakuan benih) dengan dosis 2 gram (0,7 g bahan aktif) per kg benih