Anda di halaman 1dari 2

Provinsi Sumatera

Barat
Perilaku Hidup
Sehat SUMBAR INDONESIA

90,00 82,59
80,00 74,15
70,00
53,10
60,00
47,01 48,1
50,00 40,70
40,00 30,28 34,3
22,82 29,03 29,31 26,20
30,00 20,96
20,00
2,14 3,55 6,9 4,40
10,00
1,27 1,46 2,6 4 4,3
0,00

Proporsi Aktivitas Proporsi Perilaku Proporsi Perilaku Proporsi Perilaku Proporsi 12 Bulan Terakhir Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi Makanan
Fisik Cukup* Cuci Tangan dengan Buang Air Besar Sikat Gigi Merokok* Konsumsi Alkohol** Makanan/Min Makanan Makanan Asin >= Makanan Yang Daging/Ayam/Ikan
dengan uman Manis Berlemak/Berkoles Dibakar Olahan dengan
Benar* dengan >= 1 1 kali/hari* - >= 1 kali/hari* Pengawet
Benar* Benar* kali/hari* terol/Gorengan >= 1 kali/hari*
>= 1

 Proporsi aktivitas fisik cukup lebih rendah dari angka nasional. kali/hari*

 Proporsi perilaku cuci tangan dengan benar, proporsi perilaku buang air besar dengan benar, dan proporsi perilaku sikat gigi
dengan benar masih menjadi permasalahan kesehatan. Angka Provinsi lebih rendah dari angka nasional
 Proporsi merokok lebih tinggi dari angka nasional
 Kabupaten dengan aktifitas fisik cukup terendah adalah Kota Padang, Padang Panjang, dan Bukit Tinggi
 Kabupaten dengan Proporsi perilaku cuci tangan dengan benar terendah adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Lima puluh Koto, dan
Pasaman
 Kabupaten dengan proporsi merokok tertinggi adalah Kabupaten Solok, Sawahlunto, dan Lima Puluh Koto

Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi


120,00 SUMBAR INDONESIA

99,83
100,00 94,77 92,2 93,98
80,00

60,00

40,00

20,00
6,4
1,9
0,00

Persentase Anak Umur Desa yang Proporsi Konsumsi Buah dan Sayur
0 - 23 Bulan Yang Pernah diSusui Mempunyai Posyandu Perhari Dalam Seminggu Cukup

 Proporsi konsumsi buah dan sayur perhari dalam seminggu cukup juga lebih rendah dari angka nasional
 Daerah dengan angka proporsi konsumsi buah dan sayur perhari dalam seminggu cukup terendah adalah Kota Solok,
Bukittinggi, dan Pariaman

Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit


120,00 SUMBAR INDONESIA

100,00 96,00
94,60
80,96
80,00 68,28
68,03 69,99

60,00 59,13 60,93 54,80


50,39

40,00

20,00

0,00

Cakupan Penimbangan Cakupan Pemeriksaan Cakupan Pemeriksaan Cakupan Imunisasi Cakupan Persalinan
Balita* Kehamilan (K1 )* Kehamilan (K4 )* Lengkap* oleh Nakes di Faskes*
 Cakupan penimbangan balita dan cakupan pemeriksaan kehamilan (K4 ) lebih rendah dari angka nasional. Ini menjadi faktor
risiko dari tingginya prevalensi balita sangat pendek dan pendek di provinsi Sumbar
 Daerah dengan cakupan penimbangan balita terendah adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat, dan
Kota Pariaman
 Daerah dengan cakupan pemeriksaan kehamilan (K4 ) terendah adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, dan
Kota Pariaman

Peningkatan Kualitas Lingkungan


100,00
95,02
90,93 88,60 SUMBAR INDONESIA
90,00 86,47
80,00
70,00
58,19
60,00
50,41 47,90
50,00 42,88
39,28
40,00
29,77
30,00 25,63 22,37
20,37
20,00 18,68

10,00 6,29 5,48


0,00

Cakupan Akses dan Cakupan Akses Desa Kumuh Desa dengan Desa yang Rumah Tinggal Penaganan Sampah
Sumber Air Bersih Sanitasi Pemukiman di Melaksanakan Berada di Daerah Menguras bak
Bantaran Sungai Gotong Royong Kumuh Diangkut/ Mandi
Sekali/Lebih

 Ditimbun/Kompos
Permasalahan cakupan akses dan sumber air bersih dan cakupan akses sanitasi masih menjadi pekerjaan Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat karena angkanya masih rendah dibandingkan angka nasional

 Proporsi desa kumuh, desa dengan pemukiman di bantaran sungai, dan rumah tinggal berada di daerah kumuh masih lebih tinggi
dibandin- gkan angka nasional

 Penanganan sampah diangkut/ditimbun/kompos dan menguras bak mandi sekali/lebih dari sekali lebih rendah dari angka nasional

 Daerah dengan cakupan akses dan sumber air bersih terendah adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, dan
Dharmasraya

 Daerah yang memiliki angka rumah tinggal berada di daerah kumuh tertinggi ada di Kabupaten Lina Puluh Koto, Pasaman
Barat, dan Sawahlunto
STATUS KESEHATAN SUMBAR INDONESIA
Prevalensi Diare 6.58 7.04
Prevalensi Penyakit Gigi Mulut 22.15 25.93
Prevalensi TB Paru berdasarkan Diagnosos Tenaga Kesehatan 0.2 0.4
Prevalensi ISPA 25.65 25.01
Prevalensi Pnemoni 1.33 2.14
Prevalensi Balita Sangat Pendek dan Pendek 39.24 37.21
Prevalensi Balita Gemuk 10.13 11.76
Prevalensi Hipertensi 21.21 24.33
Prevalensi Jantung Berdasarkan Diagnosis dan Gejala 1.2 1.5
Prevalensi Diabetes Mellitus 1.28 1.53
Prevalensi Stroke Berdasarkan Diagnosis dan Gejala oleh Nakes 1.22 1.21

Kesimpulan
 Indikator Perilaku Hidup Sehat : Proporsi aktivitas fisik cukup, proporsi perilaku cuci tangan dengan benar, proporsi perilaku buang
air besar dengan benar, dan proporsi perilaku sikat gigi dengan benar masih menjadi permasalahan kesehatan. Angka Provinsi lebih
rendah dari angka nasional. Proporsi merokok lebih tinggi dari angka nasional

 Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi : Cakupan penimbangan balita dan cakupan pemeriksaan kehamilan
(K4 ) lebih rendah dari angka nasional. Ini menjadi faktor risiko dari tingginya prevalensi balita sangat pendek dan pendek di provinsi
Sumbar

 Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit : Cakupan penimbangan balita dan cakupan pemeriksaan kehamilan
(K4 ) lebih rendah dari angka nasional. Ini menjadi faktor risiko dari tingginya prevalensi balita sangat pendek dan pendek di
provinsi Sumbar

 Peningkatan Kualitas Lingkungan : Permasalahan cakupan akses dan sumber air bersih dan cakupan akses sanitasi, serta penanganan
sampah diangkut/ditimbun/kompos dan menguras bak mandi sekali/lebih dari sekali masih menjadi pekerjaan Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat karena angkanya masih rendah dibandingkan angka nasional. Proporsi desa kumuh, desa dengan pemukiman di
bantaran sungai, dan rumah tinggal berada di daerah kumuh masih lebih tinggi dibandingkan angka nasional

Anda mungkin juga menyukai