Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA

“MENGGUNAKAN METODE NORMAL”

Kelompok B (SLEMAN)
DASAR TEORI
Analisa frekuensi adalah prosedur memperkirakan frekuensi suatu
kejadian pada masa lalu atau yang akan datang. Analisis frekuensi dapat
dilakukan dengan seri data yang diperoleh dari rekaman data baik data
curah hujan maupun data debit. Analisis ini sering dianggap cara analisis
paling baik, karena dilakukan terhadap data yang terukur langsung yang
tidak melewati pengalih ragaman terlebih dahulu.
(Sri Harto, 2003; dalam Machairiyah, 2007).
Tujuan dari analisis frekuensi data hidrologi adalah mencari hubungan
antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan
menggunakan distribusi probabilitas.
Distribusi probabilitas (probability distribution) adalah jumlah
kejadian dari sebuah variat diskret dibagi dengan jumlah kejadian data.
Pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan tentang distribusi kontinyu
(teoritis) yang berjenis “ Distribusi Normal”.
Distribusi normal adalah simeteris terhadap sumbu vertikal dan berbentuk lonceng
yang juga disebut dengan Distribusi Gauss. Distribusi normal mempunyai dua
parameter yaitu rerata μ dan deviasi standar
x σ dari populasi. Dalam praktek nilai
rerata dan deviasi standar diturunkan Dari data sampel untuk menggantikan μ
dan σ.
Distribusi Normal (Distribusi Gauss), dapat dihitung dengan:

XT =  X + KTS

Keterangan rumus:
XT = hujan rencana dengan periode ulang T tahun
X =  nilai rata-rata dari data hujan (X) mm.
S = Standar deviasi dari data hujan (X) mm.
KT = faktor frekuensi, nilainya tergantung dari T (lampiran tabel Variabel Reduksi
Gauss)
TAHAPAN PERHITUGAN
METODE NORMAL
1. Mencari luasan wilayah dengan cara polygon thiessen.
2. Memotong luasan per stasiun dari polygon thiessen yang
telah dibuat untuk mendapatkan nilai koefisien thiessen .
3. Filter data curah hujan harian maksimum setiap stasiun
dan setiap tahun secara berurutan minimal 10 tahun.
4. Mencari nilai koefisien thiessen dengan berat luasan
yang telah ditimbang.
5. Menghitung curah hujan harian rata rata
6. Perhitungan standar deviasi
7. Perhitungan curah hujan rencana (mm)
ANALISIS DAN HASIL PERHITUNGAN
Gambar Poligon Thiessen
PENENTUAN BESAR LUASAN TIAP
STASIUN
CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM
PADA TAHUN 2001-2012
Stasiun
Tahun Total Rata rata
Kedung Keris
GemawangPrumpungNyemengan Kemput Panggang PalataranKarang PlosoNgawen Pundong
2001 115 76 164 123 125 55,9 47 79 192,3 121 1098,2 109,82
2002 80 65 108 98 70 103,3 87 73 0 61 745,3 82,81111
2003 54 52 76 146 92 54,3 97 140 92,1 95 898,4 89,84
2004 110 160 90 149 125 147,7 297 153 168,6 102 1502,3 150,23
2005 61 98 107 172 161 50,8 112 93 136,2 179 1170 117
2006 75 55 161 185 145 15,3 66 104 60,5 182 1048,8 104,88
2007 110 53 81 85 25 7,5 56 125 0 104 646,5 71,83333
2008 82 58 - 80 0 6,1 68 92 6 107 499,1 62,3875
2009 80,6 32 0 133,5 12 15,3 0 76 8 67 424,4 53,05
2010 0 0 0 70 0 139,7 0 104 26,6 106 446,3 89,26
2011 70 60 70 114 8 173,3 0 104 139 138 876,3 97,36667
2012 90,5 100 113 120 100 46,3 5,7 84 8 485 1152,5 115,25
Jumlah 928,1 809 970 1475,5 863 815,5 835,7 1227 837,3 1747
Rata-rata 84,37273 73,54545 107,7778 122,9583 86,3 67,95833 92,85556 102,25 83,73 174,7
Luas (Ai) Koef.thiesen
No Nama Stasiun
km2 %
1 Kedung Keris 0,18 14,51612903
2 Gemawang 0,1 8,064516129
3 Prumpung 0,15 12,09677419
4 Nyemengan 0,29 23,38709677
5 Kemput 0,08 6,451612903
6 Panggang 0,14 11,29032258
7 Palataran 0,1 8,064516129
8 Karang Ploso 0,05 4,032258065
9 Ngawen 0,09 7,258064516
10 Pundong 0,06 4,838709677
Jumlah 1,24 100
TABEL PERHITUNGAN CURAH HUJAN
HARIAN RATA RATA
NO Tahun Kedung Keris Gemawang Prumpung Nyemengan Kemput Panggang Palataran Karang Ploso Ngawen Pundong JumlHarian
ah rata-rata
C 0,145161 0,080645 0,120968 0,233871 0,064516 0,112903 0,080645 0,040323 0,072581 0,048387
RI CRI RI CRI RI CRI RI CRI RI CRI RI CRI RI CRI RI CRI RI CRI RI CRI
1 2001 115 16,69355 76 6,129032 164 19,83871 123 28,76613 125 8,064516 55,9 6,31129 47 3,790323 79 3,185484 192,3 13,95726 121 5,854839 1098,2 91,51667
2 2002 80 11,6129 65 5,241935 108 13,06452 98 22,91935 70 4,516129 103,3 11,6629 87 7,016129 73 2,943548 0 0 61 2,951613 745,3 67,75455
3 2003 54 7,83871 52 4,193548 76 9,193548 146 34,14516 92 8,064516 54,3 6,130645 97 7,822581 140 5,645161 92,1 6,684677 95 4,596774 898,4 74,86667
4 2004 110 15,96774 160 12,90323 90 10,8871 149 34,84677 125 8,064516 147,7 16,67581 297 23,95161 153 6,169355 168,6 12,2371 102 4,935484 1502,3 125,1917
5 2005 61 8,854839 98 7,903226 107 12,94355 172 40,22581 161 10,3871 50,8 5,735484 112 9,032258 93 3,75 136,2 9,885484 179 8,66129 1170 97,5
6 2006 75 10,8871 55 4,435484 161 19,47581 185 43,26613 145 9,354839 15,3 1,727419 66 5,322581 104 4,193548 60,5 4,391129 182 8,806452 1048,8 87,4
7 2007 110 15,96774 53 4,274194 81 9,798387 85 19,87903 25 1,612903 7,5 0,846774 56 4,516129 125 5,040323 0 0 104 5,032258 646,5 58,77273
8 2008 82 11,90323 58 4,677419 - ⁻ 80 18,70968 0 0 6,1 0,68871 68 0,080645 92 3,709677 6 0,435484 107 5,177419 499,1 49,91
9 2009 80,6 11,7 32 2,580645 0 0 133,5 31,22177 12 0,774194 15,3 1,727419 0 0 76 3,064516 8 0,580645 67 3,241935 290,9 29,09
10 2010 0 0 0 0 0 0 70 16,37097 0 0 139,7 0 0 0 104 4,193548 26,6 1,930645 106 5,129032 446,3 63,75714
11 2011 70 10,16129 60 4,83871 70 8,467742 114 26,66129 8 0,516129 173,3 19,56613 0 0 104 4,193548 139 10,08871 138 6,677419 876,3 79,66364
12 2012 90,5 13,1371 100 8,064516 113 13,66935 120 28,06452 100 6,451613 46,3 5,227419 5,7 0,459677 84 3,387097 8 0,580645 485 23,46774 1152,5 96,04167
76,78873
921,4647
PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI (sx)
2
 ( Xi  Xr )
Sx = 13  1
No Xi (Xi-Xr) (Xi-Xr)² (Xi-Xr)ᶟ (Xi-Xr)⁴
1 91,51667 14,72794 216,9122 3194,67 47050,91
2 67,75455 -9,03418 81,61643 -737,338 6661,241
3 74,86667 -1,92206 3,694314 -7,10069 13,64796
4 125,1917 48,40294 2342,845 113400,6 5488921
5 97,5 20,71127 428,9568 8884,243 184004
6 87,4 10,61127 112,5991 1194,82 12678,56
7 58,77273 -18,016 324,5762 -5847,57 105349,7
8 49,91 -26,8787 722,4659 -19419 521957
9 29,09 -47,6987 2275,169 -108523 5176392
10 63,75714 -13,0316 169,8222 -2213,05 28839,57
11 79,66364 2,87491 8,265106 23,76144 68,31198
12 96,04167 19,25294 370,6757 7136,597 137400,5
Xr 76,78873
Jumlah 921,4647 7057,597
SD 25,32982
PERHITUNGAN CURAH HUJAN
RENCANA PERIODE 11 tahun
Periode ulang Yt K Sx Xt
2 76,78873 0 25,32982 76,78873
5 76,78873 0,84 25,32982 98,06577
10 76,78873 1,28 25,32982 109,2109
25 76,78873 1,89 25,32982 124,6621
50 76,78873 2,05 25,32982 128,7149
100 76,78873 2,33 25,32982 135,8072
200 76,78873 2,58 25,32982 142,1397
500 76,78873 2,88 25,32982 149,7386
1000 76,78873 3,09 25,32982 155,0579
Hasil akhir perhitungan curah hujan rencana
wilayah SLEMAN Periode 11 tahun

Periode ulang Curah Hujan Rencana


2 76,78872655
5 98,06577478
10 109,2108953
25 124,6620851
50 128,7148562
100 135,8072056
200 142,1396604
500 149,7386062
1000 155,0578683
KESIMPULAN
 Dari data hasil perhitungan didapatkan curah hujan rencana pada wilayah Sleman selama 11 tahun berturut turut dari
tahun 2001-2012 dengan jumlah stasiun sebanyak 10 stasiun pengamat hujan. Didapat hasil curah hujan rencana yaitu :

Tabel Curah Hujan Rencana

Periode Ulang Curah Hujan Rencana


2 76,78872655
5 98,06577478
10 109,2108953
25 124,6620851
50 128,7148562
100 135,8072056
200 142,1396604
500 149,7386062
1000 155,0578683

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2019)

Maka dari itu, hasil data “Curah Hujan Rencana” inilah yang dapat kita jadikan dasar dalam mengetahui intensitas
curah hujan yang akan berlangsung kedepannya di wilayah Sleman dengan landasan curah hujan rencana 11 tahun
berturut turut mulai dari tahun 2001-2012 dengan menggunakan metode “Distribusi Normal”.

Anda mungkin juga menyukai