Anda di halaman 1dari 25

DASAR DASAR

ANESTESIA

(III)

Dr.H.J.Lalenoh,SpAn
Refleks – refleks yang penting
untuk menentukan stadium anestesia

 Refleks bulu mata (Eyelash Reflex) :


 Sentuhan secara pelan – pelan pada bulu
 mata, akan menyebabkan kontraksi kelopak
 mata  Refleks ini hilang pada waktu masuk
 Stadium II
 Refleks kelopak mata (Eyelid Reflex) :
 Jika kelopak mata bagian atas diangkat
 pelan – pelan, akan menyebabkan kontraksi
 kelopak mata  Refleks ini hilang pada
waktu masuk stadium III
Refleks Conjunctiva (Conjunctival Reflex) :
Sentuhan secara pelan – pelan pada conjunctiva
palpebra, akan menyebabkan refleks mengejapkan
mata  Refleks ini hilang pada akhir stadium III
plane 1
Refleks Cornea (Corneal Reflex) :
Sentuhan secara hati – hati pada cornea, akan
menyebabkan kontraksi kelopak mata  Refleks
ini hilang pada pertengahan plane 2 stadium III
 Refleks Cahaya (Light Reflex) :
Dengan memberikan cahaya yang kuat pada mata,
akan menyebabkan pupil mengalami konstriksi
(miosis)  Refleks ini hilang pada pertengahan
plane 3 stadium III
Refleks Lakrimasi :
Terjadi lakrimasi lebih dari normal pada plane 1
dan plane 2 , stadium III
Refleks Menelan :
Terlihat sebelum plane 1, yaitu awal stadium III
Refleks Muntah :
Terlihat pada akhir stadium II (pada waktu recove-
ry, refleks ini terlihat saat peralihan dari stadium III
ke stadium II)
Refleks Carina :
Rangsangan pada carina oleh endotracheal - tube,
bronchoscope, atau suction catheter, akan menye-
babkan batuk – batuk pada semua stadium sebe-
lum stadium IV
Refleks Sphincter Ani :
Bila sphincter ani diregang dengan cepat, akan
terjadi laringospasme atau hiperpnu pada semua
stadium sebelum stadium IV
Refleks Traksi :
Tarikan pada peritoneum, mesenterium, hepar, dll
akan mengakibatkan hiperpnu, kontraksi otot – otot
dinding anterior abdomen, dan laringospasme 
Refleks ini hilang pada plane 4 stadium III
Refleks Kulit (Skin Reflex) :
Rangsangan pada kulit akan mengakibatkan pende-
rita bernapas dalam atau menggerakkan kaki 
Refleks ini hilang pada plane 2 stadium III
Refleks Farings Posterior :
Rangsangan pada mukosa kerongkongan dengan
lendir, darah, muntahan, dll, akan mengakibatkan
batuk – batuk  Refleks ini hilang pada akhir
plane 1 stadium III
Refleks Larings :
Rangsangan pada larings dan epiglotis akan meng-
akibatkan batuk - batuk dan adduksi pita suara
(spasme)  Refleks ini hilang pada awal stadium
III plane 2
Tracheal Tug :
Terjadi pergerakan yang tajam dari larings dan
trakea kearah bawah  Refleks ini terlihat pada
stadium III plane 3 atau plane 4
APPARATUS DAN SIRKUIT ANESTESIA

۩ Open - drop methode :


 Metode ini simple / mudah , tetapi boros dan
polusi kamar bedah
 Metode ini tidak dipakai lagi
۩ Semi – Open Methode :
 Metode ini simple / mudah, dead – space kurang,
tetapi boros dan polusi kamar bedah
 Oleh karena penumpukan CO2  sewaktu – waktu
sungkup dibuka / diangkat, atau berikan O2 melalui
kateter dibawah sungkup
 Metode ini juga tidak dipakai lagi
۩ Tehnik Insufflasi :
 Gas anestesia dimasukkan kedalam naso atau oro
farings dengan kateter kecil disamping pharyngeal –
airway
 Biasanya dipakai pada anak – anak misalnya untuk
operasi tonsilektomi dimana tidak dikehendaki untuk
melakukan intubasi pipa endotrakeal
۩ Semi - Closed Methode :
 Metode ini memungkinkan adanya sedikit rebrea-
thing
 Apparatus untuk closed – methode dapat dipakai
untuk semi – closed methode, dengan jalan mem-
biarkan sebagian gas yang berlebihan keluar mela-
lui valve yang dibuka
 Mapleson mengajukan 5 tipe sirkuit yang dapat
dipakai untuk anestesia semi – closed (tipe A s/d
tipe E)
 gbr
 Tipe E dikenal sebagai : AYRE’S T - PIECE
 Tipe E ini sering dipakai untuk anak – anak, oleh
karena resistensi dan dead – space minimal
 Untuk mencegah pengenceran gas yang dihirup
dan penumpukan CO2 , dianjurkan aliran / flow gas
2 kali minute – volume penderita dan volume
reservoir – tube 1/3 kali tidal volume penderita
 Modifikasi tipe E  yaitu dengan
menambah corrugated – tube , reservoir –
bag, dan valve (memungkinkan untuk
assisted / control respiration), dikenal
sebagai JACKSON – REES
 Prinsipnya sebenarnya tipe E ini termasuk open –
methode.

Jackson - Rees
۩ Sistim Non - Rebreathing :
Udara ekspirasi tidak akan bercampur dengan
udara inspirasi  sebagai contoh :
Ruben Valve (Ambu Hesse Valve)

gbr
 Keuntungan sistim Non - Rebreathing:
1. Metode ini non-rebreathing  Udara ekspirasi tidak
di inspirasi lagi
2. Bila inflasi reservoir- bag tetap, tidal - volume dapat
ditentukan tepat, maka aliran (flow) gas sama de-
ngan minute - volume penderita
3. Bisa dirubah dari respirasi spontan ke respirasi
kontrol tanpa pengaturan valve
4. Bisa digunakan pada keadaan2 dimana pemakaian
CO 2 absorption merupakan kontra indikasi, misalnya
pada anestesia dengan obat Trilene
 C2HCl3 + NaOH  C2 Cl2 + NaCl + H2 O
 Trilene Soda-lime (co2 abs) Dichloracetylene (toksis utk n.cranialis)
 Kerugian sistim Non - Rebreathing :
1.Valve bising dan suka menempel / melekat
2.Valve tidak dapat di sterilkan dengan pemanasan
3.Tangan Anaesthetist harus dilatih (untuk perasaan
yang lain) pada saat kontrol respirasi
4.Pada saat respirasi spontan, flow gas harus diru-
bah rubah oleh karena minute - volume penderita
berubah - ubah
5.Boros
۩ Closed - Methode :
 Ini adalah metode rebreathing dengan CO2 absorp.
 Sistim closed tidak dipakai lagi; yang sering dipa-
kai sistim semi - closed, yaitu dengan membuka
sedikit valve nya; Hal ini disebabkan oleh karena :
1.Konsentrasi obat anestesia volatile seperti halotan,
isoflurane, dll bisa sangat meningkat dalam sirkuit
dan bisa berbahaya untuk penderita
2.Perbandingan N2O dan O2 yang diberikan bisa
mengalami perubahan yang berarti dan mungkin
bisa membahayakan
3.Bila fungsi soda - lime kurang baik, maka CO 2
dalam sirkuit akan sangat meningkat
 Salah satu apparatus yang tergolong dalam sistim
ini, dan sering dipakai adalah Sistim circle , sbb :

gbr
 Keuntungan Sistim Closed :
* Bisa untuk respirasi kontrol
* Ekonomis
* Suhu dan cairan tubuh dipertahankan
* Polusi udara kamar bedah kurang
* Bahaya ledakan / kebakaran kurang
 Kerugian Sistim Closed :
* Tube / masker yang terlalu ketat dapat menyebab-
kan trauma pada penderita
* Debu alkali (soda - lime) bisa masuk kedalam
jalan napas penderita
* Panas yang dihasilkan reaksi kimiawi soda - lime

bisa menyebabkan keringatan pada penderita


* Tahanan respirasi dan dead - space meningkat
* Bila daya absorpsi soda - lime kurang baik, akan
terjadi peningkatan kadar CO2 dalam sirkuit
 CO2 ABSORPTION :
1. SODA - LIME
Terdiri dari :  90 % Ca(OH)2
 5 % NaOH
 Silicates (Untuk mencegah peruba-
han menjadi tepung)
2. BARA - LIME
Terdiri dari :  80 % Ca(OH)2
 20 % Ba(OH)2
Apparatus Anestesia lain yang sering dipakai

Berikut ini adalah gambar contoh alat-alat anestesia :


1. Endotracheal tube (= pipa endotrakeal) :
Ada dua tipe : # Oro-trakeal
# Naso-trakeal

2. Oropharyngeal tube (= gudel) :


3. Laryngoscope :

4. Ambu - bag (= Air - Viva) :

Anda mungkin juga menyukai