Anda di halaman 1dari 27

PENYELENGGARAAN

PELAKSANAAN
JENAZAH
Siti Aisah S.Ag
NIP. 197406302009042002

SMK n 4 bener meriah

1
PENYELENGGARAAN
PELAKASANAAN
JENAZAH
Memandikan Jenazah
Mengafani Jenazah
Menshalati Jenazah
Menguburkan Jenazah

2
Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah hukumnya adalah fardhu
kifayah. Dalam artian jika ada sebagian orang
yang telah menjalankannya, maka kewajiban
untuk melaksanakannya telah gugur bagi yang
lain. Hal ini dalam rangka melaksanakan perintah
Allah swt. Dan memenuhi hak bagi kaum
muslimin.

Mayat orang yang beragama Islam wajib


dimandikan, kecuali jika mereka mati dalam
peperangan.
3
 PERLENGKAPAN :
• Tempat memandikan,
• Air mangalir,
• Bak/waskom,
• Sabun mandi,
• Shampo,
• Cotton bud,
• Handuk,
• Kain jarik
• Kamfer serbuk

4
1. SYARAT-SYARAT YANG
MEMANDIKAN

 Islam
 Berakal
 Amanah
 ‘Alim
 Merahasiakan

5
2. SYARAT TEMPAT MEMANDIKAN
 Suci dan bersih (Tidak di WC atau
kamar mandi)

 Tertutup atap dan dindingnya

 Tidak terdapat patung dan gambar


makhluk bernyawa

6
3. TATA CARA MEMANDIKAN
 Mayat diletakan ditempat yang tinggi, seperti
ranjang atau balai-balai; dimandikan di tempat
yang sunyi, berarti tidak ada orang yang masuk
ke tempat itu selain orang yang memandikan dan
orang yang menolong mengurus keperluan yang
bersangkutan.
 Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau
basahan, sebaiknya kain sarung supaya
auratnya tidak mudah terlihat.
 Mula-mula jenazah didudukan secaralemah
lembut dengan posisi miring ke belakang. Orang
yang memandikan meletakan tangan kanannya
di bahu jenazah dengan ibu jarinya padalekukan
tengkuk dan lututnya menahan punggung
jenazah.
 Perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk
mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar.

7
 Jenazah ditelentangkan dan kedua
kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri
yang dibalut kain perca.
 Setelah perca pembalut tangan diganti,
mulut, gigi, dan lubang hidung juga
dibersihkan.
 Jenazah diwudhukan seperti wudhu orang
hidup.
 Kepala dan jenggot dibasuh dengan air yang
di campur sidr, lalu dirapikan dengan sisir
sambil memperhatikan rambut sekitarnya
ada yang gugur maka dikembalikan.
8
 Badan bagian kanan dan kiri dibasuh,
tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh
bagian belakang sebelah kanan.
 Setelah itu, dibaringkan ke sebelah kanan
dan dibasuh pula belakang badannya yang
sebelah kiri. Untuk semua pembasuhan ini
digunakan air dicampur dengan sidr. Setelah
semuanya selesai, air yang bercampur sidr
tadi dihilangkan dengan menyiramnya secara
merata dengan air bersih. Kemudian, disiram
sekali lagi dengan air bercampur kapur.
Apabila setelah dibersihkan masih
mengeluarkan najis, najis itu wajib
dibersihkan kembali.
9
Mengafani Jenazah

PERLENGKAPAN :
• Kain kafan,
• Tikar pandan,
• Kapas,
• Eau De Cologne,
• Minyak putri duyung,
• Kamfer serbuk,

10
SKEMA KAIN KAFAN
Tali Tali Tali Tali Tali
5 4 3 2 1
Kain 1

Kain 3

Kain 5 (Oblong)

Kain 6 (Basahan)

Kain 4

Kain 2
11
'‫س'لَّ َم فِ ْي‬ ُ ‫ص'لَّى‬
َ ‫هللا' َعلَ ْي ِه' َو‬ َ ِ'‫س' ْو ُل' هللا‬ ُ ‫ُكفِ َن' َر‬
'‫س‬ َ ‫س ' ُح ْو لِيَ ٍة ' ُج َد ٍد لَ ْي‬
ُ '‫ض‬ ‫ي‬
ٍ ِْ ‫ب‬ ' ‫اب‬
ٍ ‫و‬َ ْ
‫ث‬ ‫َأ‬ ' ‫ة‬
ِ َ ‫ث‬َ ‫ال‬َ ‫ث‬
‫ (رواه الجماعة‬.ٌ‫ص َوالَ َع َما َمة‬ ٌ ‫فِ ْي َها قَ ٍم ْي‬

“Rasulullah saw. dikafani dengan tiga helai


kain putih mulus yang baru tanpa kemeja
dan sorban”

Mengafani dengan baik adalah mengafani jenazah


dengan kafan yang baik dan cara yang baik. Kafan yang
baik adalah kafan yang suci, bersih, cukup tebal,
ukurannya mencukupi, kualitasnya sedang, dan tidak
berlebih-lebihan atau terlalu mewah, baik dalam kualitas
maupun ukuran
12
Mengafani jenazah dengan sesuatu yang dapat
menutup seluruh badannya meskipun dengan satu
baju hukumnya adalah fardhu kifayah.

1. HAL-HAL YANG DIANJURKAN KETIKA


MENGAFANI JENAZAH

 Dalam mengafani jenazah, ada beberapa hal yang


harus diperhatikan, diantaranya :
 Kain yang dipergunakan untuk mengafani mayat
adalah kain yang bagus,suci dan bisa menutupi
semua badan mayat.
 Kain kafan hendaknya berwarna putih.
 Diolesi dengan minyak/wewangian.
 kain kafan yang dipergunakan untuk laki-laki
sebanyak 3 (tiga) lapis, dan untuk perempuan
sebanyak 5 (lima) lapis .
13
2. TATA CARA MENGAFANI
Cara Mengukur Kain Kafan:
 Panjang : ukur panjang mayit dengan meteran dari mulai
ujung kepala hingga ujung kaki dengan melebihkannya
kira-kira 60cm. penambahan kain disesuaikan agar dapat
mengikat ujung kepala hingga ujung kaki.
 Lebar : ukur lebar mayit mulai dari ujung bahu kanan
mayit hingga ujung kiri, kemudian hasil pengukuran
dikalikan tiga.
 Letakkan lipatan kain pertama pada bagian kepala
dilebihkan kira-kira 40cm dan bagian kaki 20cm.
 Letakkan lipatan kedua dan ketiga di atas lipatan yang
pertama dengan cara serupa. Lalu tambahkan kapas di
atasnya.

14
 kain kafan yang telah siap kemudian ditaburi
wewangian dan kapur barus. Kemudian letakkan mayit
di atasnya dengan hati-hati dan tetap menjaga
auratnya.
 oleskan minyak wangi pada tubuh mayit & yang
dianjurkan pada tujuh anggota sujud (kening, lutut,
telapak kaki, telapak tangan, hidung) dan di sela-sela
persendian.
 lalu ambil ujung kain yang pertama (paling
bawah/dalam) arah kanan kemudian lipat ke sebelah
kiri secara bersamaan mulai dari kaki hingga kepala.
Setelah itu pegang ujungnya dengan kuat dan lipat
atau putar. Lalu pegang lipatan ujung kain dengan
tangan kiri, lalu ambil kain yang kedua dan lakukan
seperti yang pertama, begitu juga dengan yang ketiga.
 ikat dengan kuat dan jadikan ikatannya di sebelah sisi
kiri mayit. Selimuti mayit yang telah dikafani agar
benar-benar tertutup dan terjaga sebelum dikuburkan.

15
Menshalati Jenazah
Hukum menyalati jenazah adalah fardhu kifayah. Keutamaan
shalat jenazah menurut Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah
bersabda, “Siapa yang mengantar jenazah dan menyalatinya,
maka baginya satu qirath. Siapa mengantar jenazah sampai
selesai proses pemakamannya, maka baginya dua qirath. Yang
paling kecil adalah seperti gunung Uhud atau salah satu dari
keduanya adalah seperti gunung Uhud.”

1. Syarat Shalat Jenazah


Syarat jenazah sebagaimana syarat dalam melaksanakan
shalat fardhu, yaitu :
Badannya suci.
Suci dari hadats kecil maupun besar.
Menghadap kiblat.
Menutup aurat. 16
Yang membedakan antara shalat jenazah dan
shalat fardhu adalah bahwa shalat jenazah tidak
terikat waktu.

2. Rukun Shalat Jenazah

Niat
Berdiri bagi yang mampu
Takbir sebanyak empat kali (mengangkat dua tangan
saat takbir)
Membaca Al-Fatihah dengan suara lirih
Membaca shalawat kepada Rasulullah saw
Doa kepada mayat
Membaca doa setelah takbir ke empat
Salam
17
3. Cara Menyalati Jenazah
 Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam
berdiri di hadapan kepala mayit jika mayit itu
laki-laki. Jika mayitnya perempuan, maka imam
berdiri di tengah-tengah mayit. Kemudian
makmum berdiri di belakang imam.
 Imam bertakbiratul ihram diikuti makmum.
 berta’awudz, membaca basmallah, tidak
membaca do’a iftitah, membaca al-fatihah.
Semuanya di baca lirih.
 takbir ke dua seraya mengangkat tangan
kemudian membaca shalawat.
 kemudian takbir ketiga sambil mengangkat
tangan dan bedoa untuk mayit.
 takbir terakhir lalu salam.

18
POSISI SHALAT JENAZAH LAKI-LAKI :

Imam

Ma’mum

19
POSISI SHALAT JENAZAH WANITA :

Imam

Ma’mum

20
1 3

21
22
Menguburkan Jenazah
Hukum menguburkan mayit adalah fardhu
kifayah. Pemakaman boleh dilakukan malam hari jika
sudah dishalati.

1. Tata Cara Membawa Jenazah


1) Letakkan mayit di atas keranda dengan terlentang.
2) Tutup dengan selimut/kain. Keranda mayit wanita
sebaiknya ditutup dengan kubah/kayu.
3) Disunnahkan yang membawa keranda sebanyak
empat orang.
4) Disunnahkan untuk bersegera dalam berjalan.
23
2. Liang Lahat
Disunnahkan memperdalam dan memperluas liang
lahat. Tujuannya agar baunya tidak tercium dan
jasadnya tidak dimakan binatang buas ataupun burung.

3. Tata Cara Menguburkan

 Memasukkan mayit ke dalam kubur boleh kepala


ataupun kaki terlebih dahulu.
 Yang memasukkan mayit ke dalam kubur adalah laki-
laki. Yang diberi wasiat untuk itu. Bila mayit tidak
berwasiat, maka kerabat dekatnya.
 bila memasukkan mayit wanita, maka kuburnya
ditutup.

24
• letakkan mayit perlahan dengan berbaring di
sisi lambung kanannya, karena dia
menyerupai orang tidur yang menghadap ke
kiblat.
• buka ikatan kain kafannya dengan tanpa
membuka wajahnya.
• dekatkan dan masukkan mayit ke liang lahat,
kemudian tahan dengan batu atau tanah di
depannya dan di pertengahan punggungnya
agar mayit tidak terbalik. Tutup lahat dengan
kayu. Tutup bagian yang kosong antara kayu
dengan tanah liat agar mayit tidak kejatuhan
tanah saat dikubur

25
• masukkan tanah ke dalam kubur dan tinggikan
dari atas permukaan tanah sejengkal lalu
dibentuk seperti punuk.
• perciki kubur dengan air kemudian taburi kerikil
agar kubur tidak terbawa angin dan aliran air.
Tandai dengan kayu atau batu pada bagian
kepala.
• setelah itu berdoa untuk mayit.
• tidak diperbolehkan duduk, bersandar dan melangkahi
makam. Tempat yang lebih utama untuk memakamkan
jenazah ialah di tempat pemakaman kaum muslimin.
Karena dengan begitu, orang yang masih hidup tidak
terganggu dengannya dan juga seakan-akan jenazah
tersebut berada di tempat yang semestinya, ia lebih
banyak mendapatkan doa.

26
Terima kasih atas perhatiannya
Wassalamu’alaikum wr.wb

27

Anda mungkin juga menyukai