Anda di halaman 1dari 62

SUPPLY CHAIN

MANAGEMENT
Supply Chain Management
ERA PRODUKSI MASAL
TAHUN ‘60

Any color as long as it is black

Ford Model T

Mengutamakan
Produktifitas, efisiensi dan
Utilitas sistem produksi
ERA MARKETING
TAHUN ’70-80

CUSTOMER’S NEEDS & WANTS

Mengutamakan

Produktifitas, efisiensi,
Kualitas & Keragaman produk
ERA SCM
TAHUN ’90

Perkembangan Teknologi Komunikasi & Informasi

GLOBAL -- INTERNET

Mengutamakan
Produktifitas, efisiensi, kualitas,
keragaman produk,
Kecepatan respon, inovasi,
fleksibilitas
Keunggulan Bersaing
Untuk dapat memenangkan persaingan maka
perusahaan harus dapat menyediakan produk:
 Murah
 Berkualitas
 Tepat waktu
 Bervariasi
Keunggulan Bersaing
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan
harus memiliki kemampuan:
Beroperasi secara efisien
Menciptakan kualitas
Cepat
Fleksibel
Inovatif

7
Aspirasi pelanggan dan
Kemampuan Perusahaan

Kemamp. Perush. Aspirasi Pelanggan

Efisien Murah
Kualitas Berkualitas
Cepat Tepat waktu
Fleksibel Bervariasi
Inovatif

Supplly Chain Management


8
Supply Chain Management
Berapakah kekuatan suatu rantai?
Pada mata rantai yang terlemah
Supply Chain Concept

S C
U U
P S
P DISTRIBUTION T
MANUFACTURER
L SYSTEM O
I M
E E
R R

Physical Manufacturin
Supply g Physical Distribution
Planning and
Control
Dominant Flow of Products and Services
Dominant Flow of Demand and Design Information
DEFINISI SCM
 Fortune Magazine (artikel Henkoff,1994):
SCM dianggap sama artinya dengan distribusi,
sama dengan logistik, yaitu merupakan proses
dimana perusahaan memindahkan material,
komponen dan produk ke pelanggan dalam jumlah
yang tepat, lokasi tepat, dan tepat waktu, sehingga
dapat bersaing dengan para kompetitor dalam hal
harga maupun kualitas.
DEFINISI SCM
 Martin (1998):
SCM adalah jaringan organisasi yang melibatkan
hubungan upstream dan downstream dalam proses
dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai
dalam bentuk produk dan jasa pada pelanggannya.
Misalnya, pabrik pembuat kemeja adalah
merupakan supply chain yang menghubungkan
upstream (melalui pengusaha kain kepada
pengusaha kapas/serat) dan downstream (melalui
distributor dan retail pada pelanggan akhir)
DEFINISI SCM
 Stanford Supply Chain Forum (1999) yang
dicetuskan oleh Kepala Forum Hau Lee:
SCM berhubungan erat dengan aliran
manajemen material, informasi, dan
finansial dalam suatu jaringan yang terdiri
dari supplier, perusahaan, distributor, dan
pelanggan.
DEFINISI SCM
 Simchi-Levi, et al. (2000):
SCM merupakan serangkaian pendekatan yang
diterapkan untuk mengintegrasikan supplier,
pengusaha, gudang (warehouse), dan tempat
penyimpanan lainnya secara efisien sehingga
produk dihasilkan dan didistribusikan dengan
kuantitas yang tepat, lokasi tepat, waktu tepat
untuk memperkecil biaya dan memuaskan
kebutuhan pelanggan.
KONSEP SCM
 Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini, dimana mata rantai
penyaluran barang akan mulai. Kata Suppliers ini
termasuk juga suppliernya supplier (sub-supplier).
Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, dan
biasanya sub-supplier berjumlah banyak sekali.
KONSEP SCM
 Chain 1 – 2 : Suppliers  Manufacture
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua,
yaitu manufacturer. Hubungan antara suppliers
dan manufacturer ini sudah mempunyai potensi
untuk melakukan penghematan, misalnya
inventories dan biaya gudang. Penghematan ini
bisa mencapai sebesar 40% - 60% dengan
menggunakan konsep supplier partnering.
KONSEP SCM
 Chain 1 – 2 – 3 : Suppliers  Manufacture 
Distributors
Barang yang sudah jadi yang dihasilkan oleh
Manufacturer harus disalurkan kepada pelanggan
dengan melalui distributor. Dan pada waktunya
nanti, distributor akan menyalurkannya dalam
jumlah yang lebih kecil kepada pengecer.
KONSEP SCM
 Chain 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers  Manufacture 
Distributors  Retailers
Dari gudang distributor hasil produksi disalurkan
ke gudang pengecer yang nantinya akan
diletakkan di rak-rak (outlets) pengecer. Pada
tahap ini dapat diperoleh kesempatan
penghematan dalam bentuk jumlah inventories
dan biaya gudang.
KONSEP SCM
 Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 : Suppliers  Manufacture
 Distributors  Retailers  Customers
Barang yang diletakkan di outlet ditawarkan
langsung kepada pelanggan atau pembeli atau
pengguna barang tersebut. Dan mata rantai supply
baru betul-betul berhenti pada tahap ini.
Keunggulan Kompetitif
(Competitive Advantage)
 Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan
adalah kemampuannya untuk memiliki dan
mempertahankan satu atau beberapa keunggulan
kompetitif (Competitive Advantage).
 Sumber dari keunggulan kompetitif terletak pada
1. Kemampuan perusahaan untuk membedakan dirinya
sendiri di depan mata konsumen dari para pesaingnya
(disebut value advantage).
2. Cara bekerja dengan biaya rendah atau memperoleh laba
yang lebih tinggi (disebut poductivity atau cost advantage)

22
Service Cost and
high
Leader Service Leader
Value Advantage

Commodity Cost
low

Market Leader

low high
Productive Advantage
23
 Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai
melalui berbagai jalan, diantaranya
adalah melalui manajemen logistik dan
manajemen supply chain (SCM).

24
Mencapai Keunggulan Kompetitif
Melalui Manajemen Logistik
 Salah satu perubahan pemikiran di bidang
bisnis pada saat ini adalah penekanan pada
usaha mencari strategi yang tepat yang akan
menghasilkan nilai superior dalam pandangan
konsumen.
 Salah satu konsep yang digunakan untuk
mencapai sukses di pasar adalah The Value
Chain yang diberikan oleh Michael Porter.

25
 Aktivitas value chain dikategorikan
menjadi 2 tipe, yaitu:

1. Primary activities yaitu aktivitas yang


menyumbang dalam hal penciptaan
fisik barang hasil produksi, penjualan,
dan pendistribusiannya kepada
pembeli.
2. Support activities yaitu aktivitas yang
membantu primary activities.

26
A Value Chain

Firm Infrastructure

Ma
Support Human resource management

rg
Activities

in
Technology development
Procurement

Inbound Operations Outbound Marketing Service


and

r gi n
logistics logistics
sales

Ma
Primary Activities 2-27
27
ource : Michael E. Porter
 Dari gambar di atas terlihat bahwa logistics activities
masuk dalam primary activities, dan bukan support
activities seperti yang masih diyakini oleh beberapa
manajer, sedangkan procurement (pengadaan)
masuk dalam support activities.
 Manajemen logistik dapat membantu dalam
keunggulan kompetitif, baik dalam menciptakan
value advantage maupun dalam cost atau
productivity advantage. Beberapa contoh yang dapat
disumbangkan oleh manajemen logistik adalah:
Dalam value advantage: services, responsiveness,
after sales service, dsb.
Dalam cost atau productivity advantage: capacity
utilization, partnership, schedule integration, dsb.

28
Yang termasuk pada primary activities adalah:
1.Inbound logistics (logistik masuk), diantaranya
adalah:
- Apakah sistem pengendalian material dan
persediaan sudah baik?
- Apakah aktivitas pergudangan untuk bahan
baku sudah efisien?
2. Operations, diantaranya adalah:
- Produktivitas penggunaan perlengkapan
dibandingkan dengan para kompetitor.
- Kecocokan otomatisasi untuk proses produksi.
- Efektivitas sistem pengendalian produksi
untuk meningkatkan mutu dan biaya.
- Efisiensi dan tata letak pabrik dan desain arus
barang.
29
3. Outbound logistics (logistik keluar), diantaranya
adalah:
- Efisiensi arus barang-jadi ke pelanggan
- Efisiensi kegiatan pergudangan barang jadi.
4. Market and sales, diantaranya adalah:
- Efektivitas riset pasar mengenai kebutuhan
dan segmentasi pelanggan
- Inovasi dalam promosi dan advertensi
- Evaluasi alternatif aluran distribusi
- Motivasi dan kompetensi tenaga penjual
- Pengembangan image mutu barang
- Pengembangan kesetiaan merek (brand
loyalty) dari para pelanggan
30
5. Services, diantaranya adalah:
- Cara-cara menampung masukan dari
pelanggan untuk perbaikan mutu barang
- Kemampuan memberikan tanggapan atas
keluhan pelanggan
- Kebijakan pemberian jaminan
- Kemampuan memberikan layanan
penggantian suku cadang dan reparasi

31
Yang termasuk pada support activities adalah:
1. Infrastructure perusahaan, diantaranya adalah:
- Koordinasi dan integrasi semua kegiatan
yang berhubungan dengan value chain
- Tingkat dukungan sistem informasi untuk
melaksanakan keputusan rutin dan strategis
- Keakuratan dan ketepatan waktu informasi
untuk manajemen
- Kesan publik terhadap perusahaan

32
2. Human resources management, diantaranya
adalah:
- Efektivitas dari prosedur rekrutmen, pelatihan,
dan pengembangan karir untuk semua
karyawan
- Kelayakan sistem penghargaan dan sanksi
untuk memberikan motivasi dan merangsang
karyawan
- Pemeliharaan lingkungan kerja yang
meminimalkan absensi dan perputaran
(turnover) para karyawan

33
3. Technology Development, diantaranya
adalah:
- Keberhasilan aktivitas riset dan
pengembangan dalam inovasi produk dan
proses
- Mutu laboratorium dan fasilitas lainnya
- Kualifikasi dan pengalaman para anggota
laboratorium
- Kemampuan lingkungan kerja untuk
mendorong inovasi dan kreativitas

34
4. Procurement, diantaranya adalah:
- Pengembangan alternatif sumber
pengadaan untuk mengurangi ketergantungan
- Efektivitas dan efisiensi pengadaan bahan
baku, bahan penolong, dll dalam arti kualitas,
waktu, dan harga.
- Efektivitas dan efisiensi prosedur pengadaan
barang.

35
Mencapai Keunggulan Kompetitif Melalui
Manajemen Supply Chain (SCM)
 Mencapai keunggulan kompetitif melalui
aktivitas logistik, pada hakekatnya juga
menunjang aktivitas supply chain karena
aktivitas supply chain merupakan
perpanjangan atau perluasan kegiatan
logistik.

36
 Kegiatan-kegiatan dalam supply chain
yang mendukung pencapaian keunggulan
kompetitif, adalah:
1. Mendukung value advantage, antara lain:
- Mencari jenis dan tingkat layanan yang
dikehendaki oleh konsumen
- Menciptakan dan mengembangkan
pelayanan yang lebih unggul berdasarkan
kehendak konsumen tersebut.
- Khusus dibidang logistik, layanan dapat
berupa
penyediaan barang setiap kali diperlukan,
waktu pengiriman yang cepat sesuai dengan
pesanan, penyediaan suku cadang,
penyediaan transpor yang andal, dll.
37
2. Mendukung productivity advantage, antara
lain:
- Mengurangi inventory sampai tingkat yang
direncanakan
- Menggunakan kapasitas yang ada
semaksimal mungkin
- Melakukan perencanaan bersama dengan
semua mata rantai yang ada mengenai
inventory
- Mengoptimalkan harga pembelian barang

38
3. Mendukung secara umum, antara lain:
- Menghilangkan sikap ”membangun
kerajaan sendiri” di masing-masing bagian
- Menyadari bahwa keungggulan kompetitif
perlu diusahakan agar perusahaan tetap
bertahan dan memelihara pangsa pasar
- Mengusahakan aliran informasi secara
akurat dan real time

39
 Perlu ditekankan bahwa SCM adalah
mengelola supply of goods sejak dari
sumber bahan mentah sampai pada
customer sebagai satu kesatuan yang
integratif, dan bukan mengelola supply of
goods sebagai suatu seri dari kegiatan-
kegiatan yang terpisah-pisah.

40
 Dalam hal ini yang perlu digaris bawahi
adalah mengembangkan hubungan
partnering dan co-makership dengan
organisasi baik upstream maupun
downstream. Istilah partnering menekankan
pada ”kemitraan”, sedangkan co-makership
menekankan pada ”kerjasama membuat
barang bersama”

41
EVOLUSI SCM
Evolusi SCM
Stage 1 – Baseline

Purchasing Material contr Production Sales Distribution

Stage 2 – Functional Integration

Material Management Manufacturing Mngmt Distribution

43
Evolusi SCM
Stage 3 – Internal Integration

Material Management Manufacturing Mngmt Distribution

Stage 4 – External Integration

Supplier Internal Supply chain Customer

44
Evolusi SCM
 Tahap 1 : inter independent, contoh bagian
produksi hanya memikirkan bagaimana
membuat barang sesuai dengan mutu yang telah
ditetapkan tanpa mau memikirkan inventory

 Tahap 2 : Integrasi antar fungsi internal yang


paling berdekatan, mis: produksi dengan
inventory control, purchasing dengan inventory
control.

45
Evolusi SCM
 Tahap 3 : integrasi perencanaan dan pengawasan atas
semua fungsi yang terkait dalam suatu perusahaan.

 Tahap 4 : Integrasi total dalam konsep, perencanaan,


pelaksanaan dan pengawasan.

 Persaingan sebetulnya bukan antar perusahaan


downstreams dan upstreams, tapi antara supply chain
yang satu dengan supply chain yang lain.

46
Persamaan Manajemen Logistik
dengan SCM
Persamaan antara manajemen logistik dan SCM
adalah:
Keduanya menyangkut pengelolaan arus barang atau
jasa
Keduanya menyangkut pengelolaan mengenai
pembelian, pergerakan, penyimpanan, pengangkutan,
administrasi dan penyaluran barang
Keduanya menyangkut usaha untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan barang

47
B. Perbedaan Manajemen Logistik
dengan SCM
Beberapa perbedaan mendasar antara manajemen
logistik dan SCM adalah:

Manajemen Logistik SCM


Mengutamakan pengelolaan, Mengutamakan arus barang antar
termasuk arus barang dalam perusahaan, sejak paling hulu
perusahaan sampai paling hilir.
Berorientasi pada perencanaan dan Atas dasar kerangka kerja,
kerangka kerja yang menghasilkan mengusahakan hubungan dan
rencana arus barang dan informasi koordinasi antar proses dari
di seluruh perusahaan perusahaan-perusahaan lain dalam
business pipelines, mulai dari
suppliers sampai kepada pelanggan.
48
Dari perbedaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa:

• SCM dipandang sebagai logistik bagian luar


perusahaan yang meliputi pelanggan dan
supplier. Serta tidak cukup hanya integrasi di
bagian dalam perusahaan saja.
• Manajemen logistik lebih memfokuskan pada
pembuatan rencana untuk aliran produksi
dan informasi di dalam perusahaan.

49
Karakteristik Produk dan Pasar

Produk fungsional
Produk inovatif

Marshal Fisher, 1977


Aspek Fungsional Inovatif
Panjang bisa lebih dari 2
Siklus hidup tahun Pendek antara 3 bulan sampai
    1 tahun
Variasi per katagori Sedikit, 10 - 20 variasi Banyak, bisa mencapai ribuan
Volume produk tinggi rendah
Sangat sulit, kesalahan
Peramalan permintaan Relatif mudah, akurasi tinggi ramalan
    tinggi
Tingkat kekurangan produk Hanya 1% - 2% Bisa sampai 10% - 40%
Kelebihan persediaan di Jarang karena musim jual Sering terjadi
akhir musim penjualan sangat panjang  
Biaya penurunan harga jual Mendekati 0% 10% - 25%

(markdown)    
Margin keuntungan per unit rendah tinggi

yang terjual dengan harga  


normal    
Strategi Fit pada SC
responsif

Tidak
cocok
Strategic
Fit
Tidak
cocok
efisien
fungsional inovatif
Strategi Fit pada SC
responsif

Tidak
cocok
Strategic
Fit
Tidak
cocok
efisien
Certain Uncertain
demand demand
Strategi Fit pada SC
responsif

Tidak
cocok
Strategic
Fit
Tidak
cocok
efisien
Product Product
maturity Introduction
Competitive Strategy

Supply Chain
Strategy

Supply Chain Structure Responsiveness


Efficiency

Facilities Inventory Transportation

Driver
Information Sourcing Pricing

Supply Chain Decision-Making Framework


55
Facilities
 Lokasi fisik dari Jaringan SC
 Production site and storage site
 Analisis terhadap: fungsi, lokasi, kapasitas

Driver of SC Performance
Inventory
Analisis terhadap:
 Cycle Inventory
 Safety Inventory
 Seasonal Inventory
 Level of Product Availability

Driver of SC Performance
Source : Chopra p.60
Transportation
Analisis terhadap:
 Design of Transportation Network
 Choice of Transportation Mode

Driver of SC Performance
Information
Analisis terhadap:
 Push vs Pull
 Coordination and Information Sharing
 Forecasting and Aggregate Planning
 Enabling Technologies

Driver of SC Performance
Sourcing
Analisis terhadap:
 In-House or Outsource
 Supplier Selection, direct negotiation - auction
 Procurement, direct – indirect, strategic – general material
Pricing
Analisis terhadap:
 Pricing and economics of scale
 Everyday Low Pricing – High-low Pricing
 Fixed Price – Menu Pricing

Driver of SC Performance
TUGAS
(diemail ke: mahfudz@lecturer.undip.ac.id
paling lambat 2 Mei 2023)
Carilah contoh kasus riil rantai pasok suatu
perusahaan/produk, dan selanjutnya uraikan hal-hal sbb:
1.Jelaskan dan gambarkan rantai pasok dari perusahaan/
produk tersebut.
2.Identifikasi permasalahan yang selama ini timbul atau
potensial timbul pada rantai pasok tersebut.
3.Berikan rekomendasi untuk mengatasi persoalan pada
rantai pasok tersebut dalam upaya untuk meningkatkan
efektivitas, efisiensi dan keunggulan bersaing rantai pasok
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai