Draft mengajar Boiler

4 – 5 Februari 2016
PLTU Adipala
Cilacap-Jateng
Pengenalan UUK 30/2009
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 30 TAHUN 2009
TENTANG
KETENAGALISTRIKAN

BAB XI
LINGKUNGAN HIDUP DAN KETEKNIKAN
Pasal 44
1. Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib
memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan.
2. Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk mewujudkan kondisi:
a. andal dan aman bagi instalasi
b. aman dari bahaya bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya dan
c. ramah lingkungan.
 Pengenalan UUK 30/2009
K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan

4 Pilar K2 Perlindungan terhadap Pencegahan terhadap

Keselamatan Pegawai + bukan Kecelakaan dan
kerja pegawai penyakit akibat kerja
Keselamatan Masyarakat umum Kecelakaan
umum sekitar masyarakat umum
instalasi,pelanggan,tamu
Keselamatan Instalasi penyedia tenaga Kerusakan
instalasi listrik instalasi,kebakaran dll.
Keselamatan Lingkungan instalasi Pencemaran dan
lingkungan kerusakan lingkungan
 Analisa Kompetensi PLTU

Level 3 Operator CCR CCR Analisa

trouble
shooting
Level 2 Operator Boiler Turbin Generator Mandiri
Boiler,Turbin, berdasarkan
Generator SOP
Level 1 Operator -BFP -Condenser -AVR Penerapan
lantai dasar -Bahan -Heat (listrik) prosedur
bakar Exchanger -Wiring berdasarkan
-dll -Lube Oil (I/C) perintah
-dll -dll
 SOP
PERSIAPAN START
Sebelum melakukan pengoperasian suatu peralatan atau sistem,
maka harus dilakukan persiapan atau pemeriksaan sebelum start
(pre start check).
Apabila kondisi unit selesai overhaul atau pekerjaan pemeliharaan,
maka persiapan dan pemeriksaan mencakup semua bagian alat
dan harus dilakukan secara teliti dan bertahap.
Apabila kondisi unit hangat atau stand by, maka persiapan dan
pemeriksaan relatif lebih sederhana dan singkat, hanya untuk
memastikan (konfirmasi) posisi bagian alat.
Persiapan ini meliputi persiapan terhadap semua peralatan
atau sistem yang merupakan bagian dari boiler.
SOP berlaku untuk pekerjaan persiapan ataupun pengoperasian
alat atau sistem ada yang dapat dilakukan secara paralel tetapi
ada pula yang harus dikerjakan secara berurutan
Instrumen Boiler

o Tekanan
o Temperatur
o Level
o Flow
 Tekanan
Tekanan atau pressure adalah gaya per satuan area (luasan)
permukaan nyata atau imajiner, yang dilakukan oleh suatu zat
dengan arah tegak lurus / vertikal
Bila tekanan diukur relatif terhadap kondisi hampa sempurna,
tekanan tersebut adalah tekanan absolut (psia).
Bila diukur relatif terhadap kondisi tekanan atmosfir (14.7 psi),
dinamai tekanan ukur (pressure gauge, psig) .
tekanan udara luar dinyatakan nol pada pressure gauge

Bila tekanan berada di bawah tekanan udara luar

(atmospheric pressure ), kondisi tersebut dinyatakan
sebagai keadaan vakum
Keadaan vakum sempurna berkaitan dengan tekanan nol absolut
(zero absolut pressure).
P abs = P atm + P gauge
Atmosphere mmHg bar kPa
1 760 1.01325 101.325

- 0.92105 - 700 - 0.933254 - 93.3254

0.0789472 60 0.0799932 7.99932

bar kPa Kg/cm2 atm

1 100 1.01972 0.986923

1.01325 101.325 1.03323 1

0.980665 98.0665 1 0.967841

0.01 1 0.0101972 0.00986923

Barometer Pengukuran Tekanan dangan Bourdon Tube
 Temperatur
Alat yang dipakai untuk mengukur besarnya temperatur
disebut termometer.

Standart satuan temperatur

yaitu derejat Celcius (°C), Fahrenheit (°F) dan
Reamur (°Re)

°F = 32 + (9/5) x °C
°Re = (4/5) x °C
Temperatur absolut derejat Celcius (°C)
adalah Kelvin (°K)
Temperatur absolut derejat Fahrenheit (°F)
adalah Rankine (°R)
°R = 460 + °F
°K = 273 + °C
 Alat Ukur Permukaan
Pengukuran level bertujuan untuk mengetahui (menduga)
volume cairan dalam kontainer (tangki) atau untuk kontrol jumlah
fluida didalam suatu sistem
Satuan level adalah : mm, lt, kl, m3
Alat Ukur Aliran
 Perpindahan panas
Seperti diketahui beberapa jenis komponen PLTU bekerja berdasarkan
azas pemindahan energi panas dari suatu fluida ke fluida lain.
Seperti : Boiler, condenser, heat exchanger dan lain sebagainya.
Karena itu para operator hendaknya juga memahami prinsip-prinsip dasar
proses perpindahan panas.
.

proses produksi uap panas lanjut dalam sumbu temperatur

dan entropi seperti terlihat pada gambar
Boiler Pipa Api
Boiler Pipa Air
Boiler jenis Stoker
Gambar Pembakaran pada Chain Grate Stocker
Boiler jenis CFB
Boiler jenis Pulverizer
Boiler jenis Super critical
 Designation Unit BMCR TMCR
Heat Loss in Dry Flue Gas LG ％ 5.05 4.89

Heat Loss in H2 and H2O in Fuel （ LMH ） ％ 0.84 0.81

Heat Loss in Moisture in Air （ LMA ） ％ 0.20 0.20

Heat Loss due to Incomplete Combustion （ LU
％ 0.64 0.64
C）
Heat Loss due to Radiation(L) ％ 0.17 0.17
Unaccounted Loss( LUN) ％ 0.20 0.20
Calculated Thermal Efficiency of Boiler (by the
％ 92.90 93.09
Low Heating Value)
Manufacture Margin ％ / 0.8
Guaranteed Thermal Efficiency of Boiler (by the
％ / 92.29
Low Heating Value)
 Designation Unit BMCR TMCR
The Air Preheater Outlet Hot Primary Air
℃ 385 376
Temperature
Temperature of Hot Secondary Air at the Air
℃ 370 362
Preheater Outlet
Excess Air Coefficient of the Furnace Outlet   1.16 1.16
Excess Air Coefficient of the Air Preheater Inlet   1.17 1.17
Flue-gas Temperature at the Air Preheater
℃ 396 387
Inlet
Flue-gas Temperature at the Furnace Outlet ℃ 960 944
Flue-gas Temperature at the Air Preheater
℃ 148 144
Outlet (considering for Air Leak)
Air Temperature at the Air Preheater Inlet
℃ 41/33 41/33
(Primary/Secondary Air)
 To PLN Substation Kesugihan 1 PLTU 2 JATENG - ADIPALA
To PLN Substation Kesugihan 2
562-1 PJ/121/ DIR/2008
To PLTU S2P 1

To PLTU S2P 2
45.13 kg/㎠, 569 ℃, 1731 T/h (BMCR) Hot Reheat
500 kV GIS
245.8 kg/㎠ , 566 ℃, 2069 T/h (BMCR)
HP Desuperheater
Bypass Desuperheater
Valve
70 % MCR

Cold Reheat Separator

Vert.
22kV Reheater
LP
Bypass
660 MW Valve
To Switchgear:
P1 BBA Generator Horiz.
Generator UAT LP II Turbine Reheater
Transformer P1 BBB LP I Turbine IP Turbine Low Superheater
HP Turbine Water Final SH Economizer
Strorage (LSH) 질소산화물
2 x 43 MVA
800 MVA Tank 제거설비
Platen Middle
Atm SH SH
Condenser Shell B Condenser Shell A To BFPT
Condensate
Vaccum Pump Furnace
L P H TR B Condenser width: 23.7 m
L P H TR A From All
Water Desalination System 0.0785 barg Flash Boiler
depth: 16.3 m
height: 68.0 m
Economizer

Water feeding Tank Drain

To Out Fall 90 m3 Ignition

Demin Water To WWTP

Pump Boiler
Sump

Boiler Circulation
Mix Bed Resin Anion Bed Stack
Mix Bed Condensate Pump
Trap Resin Trap ESP (Height 275 M)
Pump ( 787.8 T/hr)
Dust Content
(2x50%) < 100 mg/Nm3
Air Heater
공기예열기
Burner
Cation Bed Cation Bed Anion Bed Condensate
Resin Trap Polishing
Second Stage Bottom
Unit ID FAN Gas Flow : 598.5 ㎥/s
SWRO Modul Second Stage Ash
(2x50% BMCR)
Catridge Filter Deaerator
Desuperheater
Second Stage Submarged
RO HPP G land Steam scrapper Chain
H P No.8 HTR
Con d. Feed Water Tank Conveyor FD FAN
(2x50% BMCR
Condensate 217.4 m3/s) From W W T
SecondStage Recirc FCV H P No.7 HTR
Ash Silo
Feed Pump From EP Ash
Clinker
Bunker Bay From Bottom
BC#6 A/B 1250 T/h PA FAN
Gland Steam (2x50% BMCR
Exauster Booster Booster Booster Ash
H P No.6 HTR 163.9 m3/s)
2 x 50 % Pump Pump Pump Container Dry Ash ESP Ash Wet
First Stage First Stage First Stage Coal Silo
SWRO HPP SWRO Modul Product Water To (6 x 560 ton)
To
Tank Condenser Condenser
ASH POND
From Cold From Cold Bottom Ash.
Reheat Reheat
First Stage Double Sea Water Pre-
Catridge Filter Chamber Multi Treatment
Medium Filter System BC#5 A/B 1250 T/h
M Coal Feeder
From Cold (6 x 73.8 T/hr)
L P No.3 HTR BFPM
BFPT Primary Air
(1x35%)
(2x50%) Coal

L P No.4 HTR
 PENGAMAN BOILER
1. Suhu superheater atau reheater tinggi
2. Level air drum tinggi atau rendah
3. Tekanan ruang bakar tinggi atau rendah
4. FD fan ( kipas tekan paksa ) trip
5. Nyala api ( pembakaran ) hilang
6. Aliran udara pembakaran rendah
7. Katup pengaman
PROTEKSI MEKANIK DAN ELEKTRIK
Katup Pengaman (Safety Valve)
Katup pengaman berfungsi sebagai pengaman terhadap tekanan lebih
Pada Boiler, katup pengaman dipasang pada header superheater,
reheater, drum, auxiliary steam,dan sebagainya.

Katup pengaman superheater diset lebih rendah dari katup pengaman

drum. Hal ini bertujuan untuk mencegah pipa superheater overheat

bila katup pengaman drum diset lebih rendah, pada saat ia kerja (membuka),
maka aliran uap menjadi berkurang
padahal aliran uap ke superheater berfungsi sebagai pendingin pipa,
sementara pembakaran tetap tidak berubah
Konstruksi katup pengaman yang umum digunakan adalahjenis pegas
(spring type) seperti diperlihatkan pada gambar :

Katup Pengaman Jenis Pegas

Electromatic Relief Valve

Electromatic Relief Valve berfungsi sebagai pengaman terhadap

tekanan lebih pada Boiler

Katup ini akan bekerja membuka bila tekanan melebihi setting pada
pressure switch, bila tekanan uap melebihi setting pada pressure
switch kontak akan menghubungkan aliran listrik ke kumparan
(solenoid) sehingga solenoid akan energized untuk membuka pilot
valve dan selanjutnya membuka main valve pada relief valve.

Sebaliknya apabila tekanan turun dibawah setting pressure switch,

kontak akan membuka dan memutus aliran listrik yang ke solenoid
sehinnga solenoid akan deenergized dan menutup pilot valve dan
selanjutnya menutup main valve pada relief valve.
Pembukaan dan penutupan Electromatic Relief Valve diatur berdasarkan
setting dari pressure switch
Konstruksi Electromatic Relief Valve diperlihatkan seperti pada gambar
Monitoring Boiler
o Kualitas air
o Kualitas uap
o Kualitas bahan bakar
 KUALITAS AIR / UAP
Kriteria air atau kualitas air yang digunakan pada Pusat Listrik Tenaga
Uap, akan mempengaruhi umur unit dan keandalan unit PLTU

Air yang digunakan di PLTU harus memenuhi persyaratan

Adapun sampel air yang diperiksa di labotarium PLTU berupa :
o Air kondensat
o Air ketel
o Air pengisi ketel
o Air penambah

Untuk Boiler bertekanan 170 Kg / cm2

Air Kondensat : pH = 9,2 – 9,5
Conductivity, SC = < 10 μ mho / cm
Conductivity, CC = < 0,3 μ mho / cm
Silica (SiO2) = < 0,02 ppm
Oksigen terlarut = < 0,015 ppm
Tembaga (Cu) = < 0,01
Besi = < 0,02
Air Penambah : pH =7
Conductivity = < 0,3 μ mho / cm
Silica (SiO2) = < 0,02

Air pengisi Boiler :

Tekanan Kerja 40 atm 60 atm 80 atm

Oksigen terlarut (ppm) < 0,02 < 0,02 < 0,02
Total besi (ppm) < 0,05 < 0,05 < 0,001
Total tembaga (ppm) < 0,01 < 0,01 < 0,005
pH pada 25 0C (ppm) 8–9 8–9 8–9
Silika (ppm) < 0,02 < 0,02 < 0,02
Conduktivity ( μ s / cm ) < 1,0 < 0,5 < 0,3
Chlorida (Cl-) (ppm) - - -
Hydrazin (N2H4) (ppm) 0,01 – 0,03 0,01 – 0,03 0,01 – 0,03
Untuk Boiler bertekanan 170 Kg / cm2

Air pengisi Boiler : pH = 9,2 – 9,5

Conductivity, S C = < 10 μ mho / cm
Silica (SiO2) = < 0,02 ppm
Oksigen terlarut = < 0,007
Hydrazin (N2H4) = 0,03 – 0,05

Standar Air Boiler

Tekanan Kerja 40 atm 60 atm 80 atm

Silika (ppm) - < 10 <4
Phospat (ppm) < 10 < 10 <3
Conduktivity ( μs/cm ) - < 2500 < 1150
pH 9 – 10 9 – 10 9 – 10
Untuk Boiler bertekanan 170 Kg / cm2

Air Boiler : pH = 9,2 – 9,5

Conductivity, S C = < 20
Silica (SiO2) = < 0,185
Phospat (PO4) = < 0,007
Chlorida (Cl) = < 0,5

Main steam : pH = 9,2 – 9,5

Conductivity, S C = < 10
Silica (SiO2) = < 0,015
Prinsip kerja Boiler