Anda di halaman 1dari 14

MANJEMEN NYERI

Oleh Kelompok V

Musnabil Buhang 2001020


Funi Sarah Apriliya 2001026
Narti Aufat 2001014
Julia Damanik 2001044

Here is where your presentation begins


THE SLIDE TITLE GOES HERE!

Do you know what helps you make your


point clear?
Lists like this one:

● They’re simple
● You can organize your ideas clearly
● You’ll never forget to buy milk!

And the most important thing: the audience


won’t miss the point of your presentation
Definisi Nyeri
Nyeri didefinisikan didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila
seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Nyeri merupaakan merupaakan kondisi kondisi berupa


perasaan perasaan yang tidak menyenangkan, menyenangkan,
bersifat bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap
orang berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).
Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.


Reseptor nyeri tersebar pada kulit dan mukosa dimana reseptor nyeri
memberikan respon jika adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi
tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin,
prostaglandin dan macam-macam asam yang terlepas apabila terdapat
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigen. Stimulasi yang lain
dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (Smeltzer & BaNyeri dapat
dirasakan jika reseptor nyeri tersebut menginduksi serabut aferen yaitu
serabut A-delta dan serabut C. Serabut A-delta memiliki myelin,
mengimpulskan nyeri dengan cepat, sensasi yang tajam, jelas melokalisasi
sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C tidak dan
mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C tidak memiliki myelin, berukuran
sangat kecil, menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk, visceral dan
terus-menerus (Potter & Perry, 2005). Ketika serabut C dan A-delta re,
2002).
C. Respon Fisiologis Nyeri
1. Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat , dan superficial )
a. Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b. Peningkatan heart rate
c. Vasokonstriksi perifer
d. Peningkatan nilai gula darah
e. Diaphoresis
f. Peningkatan kekuatan otot
g. Dilatasi pupil
h. Penurunan motilitas GI

2.Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)


a.Muka pucat
b.Otot mengeras
c.Penurunan HR
dNafas cepat dan irreguler
e.Nausea dan vomitus
f.Kelelahan dan keletihan
3. Respon tingkah laku terhadap nyeri
a. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas,Mendengkur)
b. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir
Menggigit bibir)
c. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan
otot, peningkatan gerakan jari & gerakan jari &tangan
d. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan

e.Menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian, fokus


pada aktivitas menghilangkan nyeri )
JENIS JENIS NYERI

Nyeri Akut Nyeri Kronik


Berdasarkan lokasinya Sulistyo (2013) dibedakan
nyeri menjadi :
01 02
Nyeri Perifer Nyeri Sentral

03
Nyeri Psikogenik
Mengkaji Intesitas Nyeri
1.Skala Penilaian Numerik (NRS)
Skala penilaian numerik atau numeric rating scale (NRS) lebih digunakan
sebagai pengganti pengganti alat pendeskripsi pendeskripsi kata. Klien menilai
menilai nyeri dengan menggunakan menggunakan skala 0- 10 (Meliala &
Suryamiharja, 2007).
2.Skala Analog Visual
VAS adalah suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
memiliki alat pendeskripsi verbal pada ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan
penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri (Potter & Perry, 2006).
3.Skala Nyeri Wajah
Skala wajah terdiri atas enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan
wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa nyeri), kemudian secara bertahap meningkat
menjadi wajah kurang bahagia, wajah yang sangat sedih sampai wajah yang sangat
ketakutan (nyeri yang sangat) (Potter & Perry, 2006).

Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi. 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul
Penilaian Nyeri Berdasarkan PQRST
 
P : Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri…? Apakah karena terkena ruda paksa  benturan..?
Akibat penyayatan..? dll.
Q : Qualitas / Quantitas Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa
sering terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda timpa benda berat, diris-iris, dll.
berat, diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga
menyebar ke daerah lain / area penyebarannya..?
S : Skala Seviritas
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan skala nyeri
T : Timing Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan
nyeri tersebut dirasakan / terjadi…? Apakah terjadi secara mendadak atau bertahap..? Acut atau
Kronis..?
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kebudayaan
4. Perhatian
5. Ansietas
6. Kelemahan
7. Pengalaman
8. Gaya Koping
9. Dukungan Keluarga Dan sosial
10. Makna Nyeri
Manajemen Nyeri

70% 30%

Tindakan Terapi Non


Farmakologis Farmakologis
JALAN JALAN KE BANDARA TIDAK LUPA MEMBELI
MAKANAN DEMIKIAN PRESENTASI KAMI JIKA ADA
YANG SALAH MOHON DI MAAFKAN

Anda mungkin juga menyukai