Anda di halaman 1dari 19

Pembuatan Membran

Anwar Ma’ruf
Metode
Sintering
Stretching
Track-etching
Phase Inversion
1. Sintering
Sintering merupakan teknik sederhana untuk
pembuatan membran berpori dari material organik
seperti polimer (polietilen, politetrafloroetilen,
polipropilen) maupun inorganik seperti logam (stanles,
tungsen), keramik (alumunium oksida, zirkonium
oksida) grapit(karbon) dan delas (silika). Teknik ini
melibatkan pengompresan powder berupa partikel
dengan ukuran tertentu yang dipanaskan pada
temperatur tertentu. Akibat pemanasan, sisi yang
bersentuhan(interfaces) menyatu membentuk struktur
berongga.
Ukuran pori dari membran yang dihasilkan
tergantung pada ukuran partikel powder dan
distribusi ukuran partikelnya.Semakin seragam
ukuran partikel, semakin seragam pori yang diperoleh.
Teknik ini umumnya menghasilkan rentang pori 0.1-
10µm
Kelebihan Sintering 
1. Teknik ini sangat sesuai untuk pembuatan membran
dari politetrafloroetilen karena polimer ini tidak bisa
larut dan sangat stabil terhadap perlakuan kimia dan
termal.
2. Dapat digunakan untuk bahan organik dan anorganik.
Kekurangan Sintering 
1. Hanya membran jenis mikrofiltrasi yang bisa dibuat
dengan teknik ini
2. Sintesis membran harus menggunakan suhu tinggi,
tidak semua material dapat dibuat dengan cara
sintering karena material tersebut harus stabil
terhadap suhu dan mekanik
2. Stretching

Film atau foil yang terbuat dari semi-crystalline


polymeric material (polytetrafluoroethylene,
polypropylene, polyethylene) yang ditarik tegak lurus
ke arah bidang tekan. Pori yang dihasilkan berukuran
0.1-3 µm.
Kelebihan Stretching 
1. Porositasnya lebih besar daripada membran dari
proses sintering
2. Kekuatan membran yang dihasilkan tinggi
Kekurangan Stretching 
1. Harus menentukan arah ekstrusinya
2. Sulit untuk menentukan bahan polimer semikristalin
dengan sifat kristalin yang tinggi.
3. Track-etching
Film atau doil (biasanya polycarbonate) dikenai energi
radiasi partikel yang tinggi kearah tegal lurus dari film.
Partikel tersebut kemudian membentuk sebuah
lintasan pada polimer. Kemudian film tersebut
direndam dalam bak asam atau alkali dan material
polimer ditarik sepanjang lintasan sehingga
membentuk pori-pori berbentuk silinder yang
seragam. Pori yang dihasilkan berukuran 0.02-10 µm
Track-etching technology is based on the
beaming of polymer materials with energetic heavy
ions leading to the formation of linear damaged tracks
across the irradiated polymeric layer or film.
These tracks are then revealed into pores using a well-
chosen wet chemical etching. The combination of the
process of tracks with their subsequent etching is
called track-etching.
Kelebihan Track-etching 
1. ori yang dihasilkan berukuran seragam (simetri),
2. enembakan elektron dapat diatur,
3. Membran yang dihasilkan dapat dimodifikasi
Kekurangan Track-etching 
1. Energi radiasi yang diperlukan harus tinggi
2. Biaya mahal
4. Phase Inversion
Inversi fasa merupakan proses dimana sebuah polimer dirubah
secara terkendali dari fasa cair ke fasa padat. Proses pemadatan
sering kali dimulai/diinisiasi melalui transisi darisatu keadaan cair
menjadi dua (pemisahan cair-cair). Pada titik tertentu selama proses
pemisahan, salah satu fasa cair tersebut (konsentrasi polimer yang
lebih tinggi) akan memadat sehingga matrik padat akan terbentuk.
Dengan mengendalikan tahap awal transisi fasa, morfologi
membran dapat di atur, seperti berpori atau tidak berpori.
Konsep inversi fasa meliputi beberapa teknik berbeda seperti,
penguapan pelarut (solvent evaporation), presipitasi dengan
penguapan terkendali, presipitasi panas, presipitasi darifasa uap dan
presipitasi dengan perendaman.
a. Presipitasi melalui penguapan pelarut
Polimer dilarutkan kedalam pelarut kemudian larutan
tersebut disebar (kasting)dipermukaan
support/substrat (berupa: pelat kaca, logam, teflon (tak
berpori), poliesternon-woven (berpori). Pelarut
dibiarkan menguap ke atmosfer yg inert (biasanya
gasnitrogen) untuk mengeluarkan uap air, sehingga
permukaan mampat (dense, tak berpori) terbentuk.
Metode penyebaran larutan polimer dapat dilakukan
denganpelapisan terendam (dip-coating) atau
penyemprotan (spraying) diikuti denganpenguapan.
b. Presipitasi imersi (presipitasi terendam)
Kebanyakan membran yang diproduksi secara besar dibuat dengan
presipitasiterendam. Larutan polimer (polimer + pelarut) di sebar
pada support yang sesuai kemudian direndam di bak koagulasi yang
berisi non-pelarut. Presipitasi terjadi karena pertukaran pelarut dan
non-pelarut. Struktur membran yang dihasilkan merupakan akibat
dari kombinasi perpindahan masa dan pemisahan fasa. Karakter
immersion precipitation :
Polimer larut dalam solvent
Solvent-nonsolvent saling tidak larut
Presipitasi terjadi akibat pertukaran solvent-nonsolvent
Struktur membran terbentuk akibat perpindahan massa dan
pemisahan fasa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai