Anda di halaman 1dari 23

Bakteriosin dan minyak atsiri Kelebihan:

Kelebihan: Penyebab • GRAS


berpotensi dikembangkan
Kombinasi antara nisin dengan
• GRAS kontaminasi terbesar untuk menangani kontaminasi • Efektif menghambat pertumbuhan
diakibatkan oleh MINYAK minyak atsiri temulawak, kunyit,
• Tidak menimbulkan NISIN mikrobiologis mikroorganisme
kontaminasi ATSIRI dan temu putih diduga memiliki
efek toksik • Genus curcuma memiliki harga
mikobiologis 4 efektivitas yang lebih tinggi
Kekurangan yang relatif murah, dan produksi
• Kurang efektif2dalam tinggi 6
menghambat bakteri Kekurangan
gram negatif, fungi, dan • Konsentrasi tinggi mempengaruhi
lain-lain nilai sensoris
CDC

Pengaruh Kombinasi Bakteriosin dari


1
Banyaknya kasus Lactococcus lactis subsp.5Lactis dengan Minyak
kerusakan dan Atsiri3TemulawakNisin (Curcuma xanthorrhiza),
berpotensi dikembangkan
keracunan bahan untuk menangani kontaminasi
pangan akibat Kunyit
Kasus (Curcuma
keracunan
Pengembangan pangan: longa),Kasus
metode danjuga
mikrobiologis begitu Temu
denganPutih
keracunan pangan banyak
• penanganan
51,06% pada 2014
kontaminasi
kontaminasi (Curcuma zedoaria) atsiri terjadi
minyakTerhadap di Amerika dari 2011 hingga
Pertumbuhan
temulawak, kunyit,
• 42,62% pada
mikrobiologis 2015
dengan 2014putih
dan temu
Mikrobia
bahan-bahan yangPembusuk
alami dan Mikrobia Patogen

LATAR BELAKANG
Rumusan Masalah dan Tujuan
Rumusan Masalah Kombinasi nisin dengan Tujuan Penelitian
minyak atsiri
1. Bagaimana pengaruh 1. Mengetahui pengaruh
temulawak (Curcuma
2. Berapa MIC dan MBC xanthorrhiza), kunyit 2. Mengetahui MIC dan MBC
3. Berapa MIC dan MFC (Curcuma longa), dan 3. Mengetahui MIC dan MFC
temu putih (Curcuma
4. Bagaimana efek sinergisme 4. Mengetahui efek
zedoaria)
sinergisme

Terhadap:
1. Bacillus cereus FNCC 0057
2. Salmonella typhimurium FNCC
0050
3. Escherichia coli FNCC 0091
4. Staphylococcus aureus FNCC 0047
5. Pseudomonas fluorescens FNCC
0070
4
Kombinasi
1
memiliki aktivitas yang Kombinasi
sinergis dan efektif memiliki pengaruh
terhadap mikroorganisme
target
HIPOTESI
Nilai MIC kombinasi < nilai
S Nilai MIC kombinasi < nilai
3 MIC antimikroba tunggal
MIC antimikroba tunggal 2

Nilai MFC kombinasi > nilai


Nilai MBC kombinasi > nilai
MIC kombinasi
MIC kombinasi
1. Laboratorium Galenika B2P2TOOT
2. Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM
Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Bioteknologi ITP FP UNS
4. Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan ITP FP UNS
Sub Laboratorium Biologi UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS

JUNI – AGUSTUS
2017
ALAT dan BAHAN

 LAF  MHA
 Inkubator  MHB
 Autoklaf  SDA
 Hotplate  NaCl
 Stahl Apparatus  Aquades
 Mikropipet  NA
 Tip  RPMI 1640 tanpa
 Cawan Petri bikarbonat
 dan lain-lain  Tween 20
 dan lain-lain
Penyulingan minyak atsiri

Persiapan larutan standar dan inokulum

Persiapan suspensi minyak atsiri dan


suspensi nisin

Uji minimum inhibitory concentration,


minimum bactericidal concentration,
dan minimum fungicidal concentration

TAHAPAN PENELITIAN
Temulawak/ kunyit/ temu putih

Pencucian hingga bersih

Pensortiran

Perajangan dengan ketebalan 2-3 mm

Pengeringan dengan metode kering angin

Penimbangan sebanyak 800 gram

Destilasi menggunakan stahl apparatus

Pemisahan destilat (air dan minyak atsiri)

Minyak atsiri temulawak, kunyit, temu putih

Penyulingan Minyak Atsiri Penyimpanan dalam botol kaca gelap hingga digunakan
0,5 ml 1,175% (b/v) BaCl2

99,5 ml 1% (v/v) H2SO4 Pencampuran di dalam labu takar

Pengecekan turbiditas menggunakan spektrofotometer


pada panjang gelombang 625 nm

Persiapan Larutan Standar dan Inokulum


1. Persiapan Larutan Standar McFarland 0,5
Kultur bakteri

Penanaman dalam Nutrient Agar (NA) selama 24 jam


pada suhu 35oC±2oC

Inokulasi inokulum dari dalam media agar ke dalam


larutan garam fisiologis hingga turbiditasnya sama
dengan larutan standar 0,5 McFarland)

Perbandingan turbiditas antara suspensi inokulum


dengan larutan standar 0,5 McFarland

Persiapan Larutan Standar dan Inokulum


2. Persiapan Inokulum Bakteri
Kultur Aspergillus niger

Penumbuhan dalam PDA dengan metode agar


miring

Inkubasi pada suhu 35oC selama 3 hari

1 ml larutan garam fisiologis yang


telah disuplementasi dengan 0,1% Penuangan ke atas agar miring
tween 20

Konidia

Pengambilan dengan cotton swab

Pemindahan ke dalam tabung steril yang


berisi garam fisiologis

Vortex dengan kecepatan 2000 rpm selama 15


detik

Pengenceran suspensi inokulum


Persiapan Larutan Standar dan Inokulum
3. Persiapan Inokulum Kapang Pembandingan dengan larutan standar
McFarland 0,5
0,02 gram bubuk nisin
Minyak atsiri sebanyak
(aktivitas 106800 µl
IU/gram)
Persiapan suspensi
1
minyak atsiri
MHB yang sudah disuplementasi Pencampuran
100 µl hingga volume
suspensi senyawa 10 antimikroba
ml di 3 Uji MIC
dengan tween 20 0,5% (v/v) MHB Pencampuran hingga volume
dalam labu takar 10 ml
Minyak atsiri sebanyak 800 µl Persiapan suspensi
2
nisin
Pemasukkan ke dalam tiap sumuran sesuai
100 µl suspensi senyawa antimikroba
MHB yang sudah disuplementasi Pencampuran hingga volume 10 ml di Vortex hingga
Vortex suspensi
hingga larutminyak atsiri suspensi
dan terbentuk
dengan tween 20 0,5% (v/v) dalam labu takar formulasi (kecuali
stabil
nisin dengan pada sumuran
konsentrasi
0,02 gram kontrol
bubuk nisin 2000 IU/ml Pemasukkan ke dalam tiap sumuran sesuai
6 formulasi (kecuali pada sumuran kontrol
Vortex hingga suspensi minyak atsiri
positif dan kontrol negatif)
(aktivitas 10 IU/gr) positif dan kontrol negatif)

stabil Pipet sebanyak 50 50


µl ke ke
dalam tiaptiap sumuran Pemasukkan ke dalam tiap sumuran pada
MHB Pipet sebanyak
Pencampuran µl
hingga dalam
volume 10 ml 10 µl suspensi inokulum microplate (kecuali pada sumuran kontrol
sumuran sesuai
Pemasukkan kedengan
sesuai dalam
dengan formulasi
tiap sumuran pada
formulasi negatif)
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap
10 µl suspensi inokulum
sumuran sesuai dengan formulasi microplate (kecuali
Vortex hingga pada
larut dan sumuran
terbentuk suspensi kontrol
Pengemasan microplate menggunakan
Pengambilan
nisin sebanyak 5
negatif)ml
dengan konsentrasi suspensi
2000 IU/ml
aluminium foil
Pengambilan sebanyak 5 ml suspensi
minyak5atsiri
ml suspensi
minyak atsiri
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap sumuran
Inkubasi pada suhu 35 ± 2oC selama 20
sesuai dengan formulasi
jam di dalam inkubator
MHB yang sudah disuplementasi MHB yang sudahhingga
Penambahan disuplementasi
volume 10 ml Pengemasan microplate menggunakan
Penambahan hingga hingga
volumevolume
10 ml 10 ml
dengan tween 20 0,5% (v/v)
dengan tween 20 0,5% (v/v) MHB Pemasukkan
aluminium
5 ml suspensi foil Pengamatan secara visual terhadap
sumuran, sumuran dengan konsentrasi
Vortex hingga suspensi minyak atsiri
terkecil yang dapat menghambat penuh
stabil
MHBVortex hingga suspensi minyak atsiri pertumbuhan bakteri merupakan MIC
Vortex hingga larut
Pemasukkan dan
hingga terbentuk
volume 10 ml suspensi
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap Inkubasi
nisin pada stabil
dengan suhu 35 ± 2o1000
konsentrasi C selama
IU/ml20
sumuran sesuai dengan formulasi
jam di dalam inkubator
Vortex hingga larut dan terbentuk suspensi
nisin dengan konsentrasi 1000 IU/ml
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap
Pengenceran dan pemasukan ke dalam Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap sumuran
sumuran sesuai dengan formulasi
sumuran hingga konsentrasi terkecil sesuai50dengan
Pipet sebanyak formulasi
µl ke dalam tiap sumuran
yang diinginkan Pengamatan sesuai secara visual terhadap
dengan formulasi

sumuran,
Pengenceran sumuran
dan pemasukan dengan konsentrasi
kekedalam
Pengenceran
Pengenceran dandan pemasukan
pemasukan dalamke dalam
terkecil
sumuran yang
hingga dapat menghambat
konsentrasi terkecilyang penuh
Uji MIC Bakteri
sumuran hingga konsentrasi terkecil
sumuran hingga konsentrasi terkecil yang
yang diinginkan
pertumbuhan bakteri diinginkan
merupakan MIC
diinginkan
Suspensi yang menunjukkan
penghambatan pada uji MIC

Penanaman pada media MHA

Inkubasi pada suhu 35±2oC selama 24 jam

Pengamatan terhadap pertumbuhan bakteri,


konsentrasi terkecil yang mengakibatkan
bakteri tidak dapat tumbuh (dibunuh)
secara total merupakan MBC

Uji MBC
Minyak atsiri sebanyak 1600 µl
0,04 gram bubuk nisin
Persiapan suspensi 6
1 RPMI 2% glukosa yang sudah 100 µl suspensi(aktivitas senyawa10antimikroba
IU/gr)
minyak atsiri Pencampuran hingga volume 10 ml di
disuplementasi dengan tween 20 3 Uji MIC
RPMI 2% dalam labu takar
0,5% (v/v) Persiapan
Pemasukkansuspensi
Pencampuran
ke dalam hingga
tiap volume
sumuran 10 ml
2
glukosa
Minyak atsiri sebanyak 1600 µl
(kecuali
Vortex padanisin sumuran
hingga kontrol
suspensi minyakpositif
atsiridan
RPMI 2% glukosa yang sudah
Pencampuran hingga volume 10 ml di kontrol negatif) sesuai
stabil formulasi 100 µl suspensi senyawa antimikroba
disuplementasi dengan tween 20
dalam labu takar
Vortex
0,04 gram bubukhingga
nisin larut dan terbentuk suspensi
0,5% (v/v) nisin dengan konsentrasi 4000 IU/ml
(aktivitas 106
IU/gr)
Pemasukkan ke dalam tiap sumuran
Vortex hingga suspensi minyak atsiri (kecuali pada sumuran kontrol positif dan
RPMI 2% Pipet sebanyak
Pemasukkan 50 µl ke
ke dalam dalam
tiap tiap
sumuran kontrol negatif) sesuai formulasi
stabil Pencampuran hingga volume 10 ml
100 µl suspensi inokulum
glukosa sumuran
Pipetpada sesuai
sebanyak dengan formulasi
50 µlkontrol
ke dalam tiap sumuran
(kecuali sumuran negatif)
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap sesuai dengan
Vortex hingga larut dan terbentuk suspensi
formulasi
100 µl suspensi inokulum
Pemasukkan ke dalam tiap sumuran
sumuran sesuai dengan formulasi (kecuali pada sumuran kontrol negatif)
nisin Pengambilan sebanyak
dengan konsentrasi 4000 IU/ml 5 ml suspensi

Pengambilan sebanyak 5 ml suspensi minyak atsiri


minyak atsiri
Pengemasan
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam microdilution
ml suspensitrays
tiap5sumuran Pengemasan microdilution trays
menggunakan aluminium foil
RPMI 2% glukosa yang sudah RPMI 2% glukosa yang sudah menggunakan aluminium foil
sesuai dengan formulasi

disuplementasi dengan tween 20 disuplementasi


Penambahan hingga volume 10 dengan
tween RPMI
ml 20 2% Penambahan hingga volume 10 ml Inkubasi pada suhu 35 ± 2oC selama 48
0,5% (v/v) 5 ml Pemasukkan
suspensi hingga volume 10 ml
0,5% (v/v) glukosa
jam di dalam inkubator
Vortex hingga suspensi minyak atsiri
stabil
RPMI 2% Inkubasi pada suhu 35 ± 2oC selama 48
Pemasukkan hingga volume 10 ml
glukosa Vortexjam hingga suspensi
di dalam minyak atsiri
inkubator
Pengamatan secara visual terhadap
sumuran, sumuran dengan konsentrasi
Vortex hingga larut dan terbentuk suspensi
stabil terkecil yang dapat menghambat penuh
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap
sumuran sesuai dengan formulasi nisin
Vortex hingga larut dengansuspensi
dan terbentuk konsentrasi 2000 IU/ml pertumbuhan kapang merupakan MIC
nisin dengan konsentrasi 2000 IU/ml

Pengenceran dan pemasukan ke dalam


Pengamatan
Pipet sebanyak secara50 µl visual terhadap
ke dalam tiap
Pipet sebanyak 50 µl ke dalam tiap sumuran
sumuran hingga konsentrasi terkecil
Pipet sebanyak
sesuai 50 µl keformulasi
sumuran, sumuran dengan konsentrasi
sumuran
sesuai dengan formulasi dengan dalam tiap sumuran
yang diinginkan
terkecil yang dapat sesuaimenghambat
dengan formulasi
penuh
Pengenceran dan pemasukan ke dalam
pertumbuhan
Pengenceran
sumuran
kapang
dan
hingga konsentrasi
merupakan
pemasukan
terkecil yang
MIC
ke dalam
Pengenceran
diinginkan
sumuran dan pemasukan
hingga konsentrasi ke dalam
terkecil
Uji MIC Kapang sumuran hingga konsentrasi terkecil yang
yang diinginkan
diinginkan
Suspensi yang menunjukkan
penghambatan pada uji MIC dan
sumuran dari kontrol positif

Penanaman pada media Saboraud dextrose


agar

Inkubasi pada suhu 35oC selama 48 jam

Pengamatan terhadap pertumbuhan


kapang, konsentrasi terkecil yang
mengakibatkan kapang tidak dapat tumbuh
(dibunuh) merupakan MFC

Uji MFC
Hasil dan Pembahasan
Mikroorganisme MIC
Nisin (IU) Curcuma xanthorrhiza Curcuma longa Curcuma
(%) (%) zedoaria (%)
Bacillus cereus FNCC 0057 500 1 1 1
Salmonella typhymurium FNCC 0050 2000 >8 8 8
Staphylococcus aureus FNCC 0047 >2000 4 4 2
Eschericia coli FNCC 0091 500 4 2 0,5
Pseudomonas fluorescense FNCC 0070 2000 2 4 2
Aspergillus niger FNCC 6080 1000 4 1 1

Mikroorganisme MIC
Curcuma xanthorrhiza + Curcuma longa + Nisin Curcuma zedoaria + Nisin
Nisin
• Bacillus
Bacillus cereus FNCC 0057 cereus memiliki sensitivitas
0,5% + 500 IUpaling tinggi terhadap
0,5% +62,5nisin
IU dan minyak atsiri
0,25% + 62,5 IU
temulawak
Salmonella typhymurium serta kunyit 4% + 1000 IU
FNCC 0050 4% + 500 IU 4% + 62,5 IU
Staphylococcus •aureus
Staphylococcus
FNCC 0047 aureus memiliki
2% + 1000sensitivitas
IU paling2%rendah
+ 1000 terhadap
IU nisin 1% + 62,5 IU
• Salmonella typhymurium memiliki sensitivitas paling rendah terhadap minyak
Eschericia coli FNCC 0091 1% + 250 IU 0,5% + 250 IU 0,25%atsiri
+ 250 IU
Pseudomonas fluorescense FNCC 0070 1% + 250 IU 0,5% + 250 IU 0,25% + 250 IU
Aspergillus niger FNCC 6080 4% + 62,5 IU 0,25% + 62,5 IU 0,25% + 500 IU

Minimum Inhibitory Concentration (MIC)


Senyawa Kimia Curcuma xanthorrhiza Curcuma longa Curcuma zedoaria
Ar-turmerone - 23.55 -
Beta turmerone - 20,57 -
Alpha turmerone - 16,83 -
Delta elemene 23,49 - -
Alpha longipinene 8,65 - -
Calarene 1,54 - 12,69
3-Methylene-2-norbonanone - - 7,83
bicyclo 2.2.1 heptan-2-one 1.7.7-trimethyl-, (1S) - - 7,52
Beta pinene - - 2,87
Apha phellandrene - 6,1 -
Paracymene - 1,33 -
Limonene 0,29 0,55 -
Eucalyptol 0,46 3,92 4,92
Terpinolene - 2,29 -
Alpha curcumene - 1,79 -
Ar curcumene 8,51 - -
Zingiberene 0,47 1,53 -
Beta sesquiphellandrene - 2,08 -
Camphor 8,67 - -
Germacrone - - 6,84
Germacrene - - 1,43
Germacrene B 1,99 - 1,39
Beta eudesmol 2,08 - 4,80
Alpha bisabolol 2,49 - -
Beta bisabolol 3,18 - -
Patchulane - 1,74 -
Alpha patchoulene 1,84 - -
Camphene - - 2,07

Hasil Analisa GC-MS


Minimum Bactericidal Concentration (MBC) &
Minimum Fungicidal Concentration (MFC)

Mikroorganisme MBC
CX + nisin CL + nisin CZ + nisin
Bacillus cereus FNCC 0057 4% +125 IU 4% + 125 IU 4% + 62,5 IU
Salmonella typhymurium FNCC 0050 BD BD 4% + 1000 IU
Staphylococcus aureus FNCC 0047 BD BD BD
Eschericia coli FNCC 0091 4% + 0 IU BD 4% + 62,5 IU
Pseudomonas fluorescense FNCC 0070 2% + 500 IU BD BD
Aspergillus niger FNCC 6080 BD BD BD

• Efek bakterisidal dari kombinasi minyak atsiri temulawak, kunyit, dan temu putih dengan
nisin terjadi pada beberapa mikroorganisme target
• Kombinasi dua antimikroba yang digunakan belum dapat menimbulkan efek fungisidal
Indeks FIC

Mikroorganisme Curcuma Curcuma longa + Curcuma zedoaria +


xanthorrhiza + nisin nisin nisin
Indeks Aktivitas Indeks Aktivitas Indeks Aktivitas
FIC FIC FIC
Bacillus cereus FNCC 0057 1,500 Tidak 0,625 Sinergis 0,375 Sinergis
sinergis parsial
Salmonella typhymurium FNCC 0050 0,994 Aditif 0,750 Sinergis 0,531 Sinergis
Parsial Parsial
Staphylococcus aureus FNCC 0047 0,998 Aditif 0,998 Aditif 0,531 Sinergis
Parsial
Eschericia coli FNCC 0091 0,750 Sinergis 0,750 Sinergis 1,500 Tidak
parsial Parsial sinergis
Pseudomonas fluorescense FNCC 0070 0,500 Sinergis 0,250 Sinergis 0,500 Sinergis
parsial parsial
Aspergillus niger FNCC 6080 1,063 Tidak 0,313 Sinergis 0,750 Sinergis
sinergis parsial
KESIMPULAN

1 Kombinasi antara nisin dengan minyak atsiri temulawak,


kunyit, dan temu putih dapat mempengaruhi aktivitas kedua
senyawa antimikroba pada pertumbuhan mikroba target

Kombinasi minyak atsiri temulawak, kunyit, dan temu putih


dengan nisin dapat menghambat pertumbuhan mikroba target 2
Kombinasi minyak atsiri temulawak dan temu putih dengan
nisin dapat memberikan efek bakteriosidal pada beberapa
mikroba target
3
Kombinasi minyak atsiri temulawak, kunyit, dan temu putih
4 dengan nisin belum dapat memberikan efek fungisidal pada
Aspergillus niger FNCC 6080

Kombinasi antara nisin dengan minyak atsiri temulawak


menunjukkan aktivitas yang sinergis parsial dalam
menghambat pertumbuhan Eschericia coli FNCC 0091 dan 5
Pseudomonas fluorescens FNCC 0070
Kombinasi antara nisin dan minyak atsiri kunyit menunjukkan
aktivitas yang sinergis dan sinergis parsial dalam menghambat
pertumbuhan beberapa mikroba target
6
Kombinasi antara nisin dengan minyak atsiri temu putih
menunjukkan aktivitas yang sinergis dan sinergis parsial
dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba target
7
Terima Kasih

Template by SlideCarnival

Anda mungkin juga menyukai