Anda di halaman 1dari 41

PENGELOLAAN SDM

KEPERAWATAN
By : Annas M. Akbar, S.Kep. Ns.

Bagian 2
Table of
Contents!
01. Kebutuhan dan 03. Pengembangan Perawat Baru
Rekruitmen Tenaga 04. Promosi, Mutasi, Rotasi
Keperawatan Tenaga
• Pola Ketenagaan dan Perencanaan
Tenaga 05. Hambatan dalam
• Syarat dan Proses Rekrutitmen Ketenagaan
• Mangkir/Absen
02. Orientasi Pegawai Baru • Keluar Masuknya Tenaga (Turn Over)
• Orientasi Institusi • Kejenuhan (Burn Out)
• Orientasi Pekerjaan

06. Penjadwalan Tenaga


04
Promosi, Mutasi,
Rotasi Tenaga
Note!
Manajemen SDM adalah bagaimana mengatur hubungan
dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu sebagai salah satu faktor produksi secara efisien
dan efektif guna tercapainya tujuan sebuah organisasi.

Ruang lingkup fungsi personalia dan kegiatan personalia


terdiri dari rekrutmen, seleksi, penempatan, pengangkatan,
pemberhentian, dan penempatan kembali karyawan.
Promosi

DEFINISI Rotasi

Mutasi
Rotasi
Perpindahan karyawan ke unit kerja
lain tetapi tetap dengan pekerjaan
yang sama untuk memenuhi kebutuhan
namun status kekaryawanan, golongan,
maupun tingkat kompetensi tidak
berubah.

Contoh : Rotasi Perawat Rawat Inap Dewasa


ke bagian Rawat Inap Dewasa lainnya
Mutasi
Perpindahan ke unit kerja lain dengan pekerjaan
yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan
memberikan kesempatan kepada karyawan
mengembangkan minat dan bakatnya, menambah
ketrampilan dan memberikan kesegaran dan nuansa
baru kerja yang diharapkan dapat meningkatkan
etos kerja dan produktifitas karyawan yang
bersangkutan.

Contoh : Perawat Rawat Inap mutasi ke Perawat


IGD
Promosi
Pemindahan karyawan dari suatu posisi
atau jabatan, ke posisi atau jabatan
lebih tinggi dengan gaji, fasilitas,
tanggung jawab, dan peluang lebih
besar

Contoh : Perawat Pelaksana di Unit menjadi


Kepala Unit
Prinsip
Pelaksanaan
1. Mutasi atau rotasi merupakan
tindak lanjut terhadap penilaian
terhadap prestasi kerjanya.
2. Mutasi atau rotasi merupakan
salah satu upaya dalam
meningkatkan pengetahuan,
pengalaman dan komunikasi
organisasi.
Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan mutasi


& rotasi adalah minimal
3 tahun sekali, atau
sesuai kebutuhan kondisi
rumah sakit.
Teknik Pelaksanaan
1. Ka.Unit melakukan analisa 4. KaBid Keperawatan membuat
kondisi SDM dan pelayanan surat permintaan penugasan
keperawatan. kepada kepala Bidang SDM,
2. Ka.Unit mengusulkan tembusan Kepala Bidang
program rotasi dan mutasi Pelayanan Medik.
kepada KaBid Keperawatan. 5. Ka. Unit membuat dan
3. Ka.Unit & KaBid melaksanakan program
Keperawatan melakukan orientasi dan sosialisasi
pendekatan awal kepada tenaga keperawatan yang
peserta rotasi/ mutasi mengikuti program mutasi
terkait pemberitahuan dan rotasi.
maksud dan tujuan.
Penanggung Jawab
 Penanggung Jawab Program Rotasi & Mutasi
perawat adalah Kepala Bidang Keperawatan

 Penanggung Jawab Pelaksanaan Rotasi &


Mutasi adalah Kepala Unit Kerja.
Evaluasi
Evaluasi program mutasi dan rotasi dilaksanakan
secara berkala dengan melakukan diskusi antara
kepala unit terkait, KaBid Keperawatan,KaBid
Pelayanan Medik dan Komite Keperawatan.

Evaluasi peningkatan kompetensi staf tenaga


perawat dilaksanakan bersamaan dengan penilaian
kinerja yang dilaksanakan secara koordinasi
dengan Bagian Kepegawaian dan Diklat.
05
Hambatan dalam
Ketenagaan
Mangkir
/Absen

Turn Over Perawat

Burn Out Perawat


Absen/Mangkir
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mangkir adalah keadaan
dimana seseorang tidak datang ke
tempat kerja atau yang biasanya
disebut dengan absen.
Dampak Perawat Mangkir / Absen
Studi dari Mbombi et al (2018) menyimpulkan bahwa ketidakhadiran
menimbulkan :
 Beban bagi perawat yang tetap bertugas karena harus menutupi
diri mereka sendiri dan rekan kerja yang tidak hadir. 
 Ketidakhadiran menyebabkan lingkungan kerja yang tidak sehat di
antara perawat yang sedang bertugas karena mereka mengalami
tekanan psikologis yang mempengaruhi bagaimana mereka
menjalankan harapan profesional mereka. 
 Quality Total Patient Care tidak dilaksanakan karena
meningkatnya beban kerja, kekurangan perawat dan menurunnya
moral perawat.
Cara Mengatasi Perawat Mangkir / Absen

1. Lakukan pemanggilan perawat tersebut serta


mendiskusikan masalah yang karyawan alami dan solusi
untuk menyelesaikannya
2. Observasi Penyebab dan Perbaikan
3. Upayakan Budaya Disiplin Terbentuk
4. Kebijakan Cuti yang jelas
5. Insentif bagi karyawan yang hadir penuh
6. Situasi kerja yang nyaman
7. Monitoring absensi berkala
Turn Over Perawat
Turnover adalah suatu istilah yang merujuk
pada persentase karyawan melakukan resign
pada jangka waktu tertentu.

Sedangkan Turn Over Perawat berarti besar


prersentase perawat yang keluar dari Rumah
Sakit pada waktu tertentu.
Penyebab Terjadinya Turn Over

1. Lingkungan tidak mendukung perkembangan karyawan


2. Proses rekrutmen kurang tepat (tidak memilih kandidat
yang sesuai dengan pekerjaan)
3. Masalah dengan rekan kerja
4. Tidak adanya Work Life Balance menyebabkan stress kerja
dan burnout
Perhitungan Turnover
Rate Perawat
x 100%

Waktu perhitungan Turn Over Rate Perawat dapat dilakukan


bulanan, triwulan, quartal ataupun tahunan.
Cara Menurunkan Turn Over Perawat
 Mulai dari proses rekrutmen. Pada tahapan rekrutmen, sangat penting untuk
merumuskan indikator yang harus dimiliki dan ditemukan dari diri karyawan
sehingga rekrutmen dapat dilakukan secara efektif.

 Work-life balance harus diupayakan guna membuat karyawan menikmati


pekerjaannya tanpa kehilangan waktu untuk bersenang-senang dengan diri
sendiri.

 Gaji yang kompetitif bisa membuat karyawan merasa lebih dihargai.

 Sediakan pelatihan agar karyawan tidak mengalami kebingungan saat melakukan


tugasnya.

 Strategi engagement karyawan dapat dilakukan dengan pemberian fasilitas


tertentu, jam kerja fleksibel, reward, dan pelatihan.

 Kemudahan dalam bekerja melalui pemanfaatan teknologi sehingga pekerjaan


lebih ringkas dan terdokumentasi dengan baik.
Burn Out Perawat
Burn out adalah kondisi stres
kronis di mana pekerja merasa
lelah secara fisik, mental, dan
emosional karena pekerjaannya.
Tanda Burn Out Perawat
2. Kelelahan Emosional
Depresi, perasaan tidak
berdaya, merasa terperangkap
1. Kelelahan Fisik di dalam pekerjaannya

Selalu merasa kekurangan energi


dan merasa lelah sepanjang
waktu.
3. Kelelahan Sikap atau Mental
Sinisme dan Penilaian negatif
terhadap pekerjaan orang lain
dan diri sendiri
Penyebab Burn Out

1. Bekerja terlalu keras atau kelebihan beban kerja


2. Tidak mendapat apresiasi dalam pekerjaannya
3. Dinamika disfungsional di tempat kerja (masalah
ditempat kerja dengan atasan atau rekan kerja)
Cara Mencegah dan Mengatasi Burnout
1.Meningkatkan kesadaran 8. Relaksasi
diri
9. Menjaga keseimbangan
2.Harapan pekerjaan yang (work life balance)
realistis
10.Penghargaan terhadap
3.Dukungan professional diri sendiri
4.Dukungan sosial 11.Humor dan permainan
dalam batas wajar
5.Menetapkan tujuan
12.Penerimaan dan adaptasi
6.Manajemen waktu
dalam perubahan
7.Berpikiran positif
13.Berpartisipasi aktif
dalam pelatihan
06
Penjadwalan Tenaga
Note !
Batasan waktu shift kerja rumah sakit masih
merujuk pada UU Cipta Kerja dan 
PP 35/2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan
Kerja
Penentuan penjadwalan shift diatur berdasar
perundang-undangan
1.Waktu kerja sehari dalam setiap shift maksimal: 7 jam
sehari untuk 6 hari kerja; atau 8 jam sehari untuk 5
hari kerja.
2.Jumlah jam kerja setiap shift tidak boleh melebihi 40
jam per minggu.
3.Kelebihan jam kerja dihitung sebagai lembur.
4.Waktu istirahat wajib diberikan antara jam kerja dan
tidak dihitung sebagai waktu kerja. Paling sedikit
setengah jam setelah bekerja 4 jam. 
5.Istirahat kerja 1 hari untuk pemberlakuan waktu kerja 6
hari seminggu dan 2 hari untuk waktu kerja 5 hari
seminggu.
Cara Membuat
Jadwal Shift
Kerja
1. Kenali Jam Sibuk
Mengenali jam sibuk artinya mengetahui kondisi
kerja yang terjadi setiap harinya. Misal, pada
siang hari, perawat lebih banyak melakukan
aktivitas fisik dalam melayani pasien,
sedangkan pada malam hari difokuskan pada
pengawasan sembari harus selalu siap untuk
keadaan darurat.
2. Aturlah Penjadwalan dengan Adil
Konsep pergiliran pada shift kerja adalah
sistem rotasi atau perputaran. Pembagian
antara shift pagi, siang dan malam harus
adil. Pembagian yang membuat karyawan bekerja
malam atau pagi secara terus menerus tidak
disarankan karena berisiko jangka panjang.
Jika karyawan bekerja pada shift malam,
sebaiknya tidak ditugaskan pada shift pagi
hari berikutnya.
3. Aturlah Berdasarkan Tingkat
Keterampilan Karyawan
Setiap karyawan memiliki kategori kompetensi
masing-masing. Mereka dapat dibentuk menjadi
beberapa kelompok untuk menerima beban kerja yang
sesuai dengan keahlian mereka. Bagaimanapun,
tingkat kepuasan kondisi kerja karyawan turut
memengaruhi tingkat kepuasan pelayanan rumah sakit.
4. Siapkan Backup Schedule
Selain menyusun shift normal, jangan lupa
siapkan juga jadwal cadangan untuk
mengantisipasi ketidakhadiran tiba-tiba.
Caranya dengan membuat daftar karyawan
pengganti untuk hari-hari tertentu.
Note !
Penjadwalan perawat
disesuaikan dengan
Kebijakan Rumah Sakit
Contoh Kebijakan Penjadwalan Perawat di
RS Wates Husada Gresik :
1. Total hari kerja perawat (shift) dalam sebulan tidak
melebihi 22 hari kerja.
2. Perawat bekerja tidak lebih dari satu shift dalam satu
hari.
3. Setiap perawat bekerja tidak lebih dari 6 hari dalam
satu minggu.
4. Setiap perawat bekerja tidak lebih dari 48 jam dalam
satu minggu.
Contoh Kebijakan Penjadwalan Perawat di
RS Wates Husada Gresik :
5. Jika seorang perawat bertugas pada shift malam maka perawat
tersebut tidak bekerja pada shift pagi pada hari berikutnya.
6. Jadwal perawat harus memenuhi kebutuhan jumlah perawat minimum
dalam setiap shift pada tiap hari.
7. Jika seorang perawat bekerja pada shift malam selama 2 hari
berturut-turut dalam satu minggu maka perawat tersebut
mendapatkan libur pada hari berikutnya.
8. Setiap perawat bekerja tidak lebih dari 2 shift malam dalam
satu minggu.
9. Kepala perawat diberikan libur pada hari Minggu
Remember !
Mungkin para dokter memetakan permainan
perang, namun perawatlah yang dapat
menanggung seluruh konflik disana

Jodi Picoult
Daftar pustaka
Mbombi, MO, Mothiba, TM, Malema, RN & Malatji, M., 2018,
'Pengaruh ketidakhadiran terhadap perawat yang masih
bertugas di rumah sakit tersier provinsi Limpopo',
Curationis 41(1), a1924. 
https://doi.org/10.4102/curationis.v41i1.1924

Panduan Penempatan dan Penempatan Kembali Rumah Sakit Wates


Husada Gresik

Peraturan Internal Karyawan RS Wates Husada Gresik


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai