Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL


VERTIGO

d r. D e by Wi ca kson o S eptyan d a r u

Pemb imb i n g:
d r. C i tt a Ad w iti ya A ri fi a n i
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. I
 Usia : 22 tahun
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Lesmana RT 02 RW 01
 Pembiayaan : BPJS
ANAMNESIS
Keluhan Utama

• Pusing berputar sejak 2 hari

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari yang dirasakan
terus-menerus, dengan durasi kurang lebih selama 30 detik. Keluhan pusing
berputar timbul mendadak, dipengaruhi oleh perubahan posisi pasien.
Keluhan bertambah berat bila pasien beraktivitas dan perubahan posisi.
Pasien merasa lebih nyaman bila dalam posisi tidur dan menutup kedua
matanya. Pasien mengeluh mual (+), muntah (-), telinga berdengung (-),
penurunan pendengaran (-). Ketika serangan muncul pasien mengeluh
pandangan ganda serta kabur. BAB dan BAK dalam batas normal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien pernah mengalami keluhan serupa 1 tahun yang lalu, riwayat hipertensi disangkal, riwayat
diabetes melitus disangkal, riwayat sakit telinga disangkal, riwayat trauma kepala disangkal,
riwayat alergi obat disangkal, riwayat stroke disangkal, riwayat asma disangkal, riwayat sakit
jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

• Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa seperti pasien.
• Riwayat hipertensi, dm, asma, alergi dan stroke pada keluarga disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi

• Pasien tinggal bersama dengan suaminya. Riwayat merokok disangkal oleh pasien. Riwayat
konsumsi alkohol dan penggunaan obat- obatan terlarang disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Generalisata
Kesan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis (GCS E4V5M6)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Vital Signs / Tanda- Nadi : 80 x/menit
Respirasi :20 x/menit
Tanda Vital Suhu : 36,5 0C
SpO2 :98%
Kepala dan Leher  
Inspeksi Normocephal, wajah simetris, tidak ada jejas, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Palpasi Pembesaran limfonodi (-), trakea teraba di garis tengah
Thorax ( pulmo )  
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas dan kelainan bentuk, tidak terdapat
deformitas.
Palpasi Tidak ada ketertinggalan gerak paru, vokal fremitus tidak ada peningkatan
maupun penurunan
Perkusi Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi Suara Dasar Vesikuler (SDV) : +/+
Suara ronkhi : -/-
Suara wheezing :-/-

Thorax ( Cor )  
Inspeksi Pulsasi tidak terlihat
Palpasi Teraba ictus cordis di SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi Jantung tidak membesar, batas paru-jantung:
Batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Batas kiri bawah : SIC V linea midclavicularis sinistra

Auskultasi Suara S1 dan S2 terdengar regular dan tidak ada bising ataupun suara tambahan
jantung
Abdomen  
Inspeksi Abdomen terlihat datar, tidak ada kelainan bentuk, jejas (-)

Auskultasi Bising usus (+) normal

Perkusi Timpani pada semua kuadran abdomen


Palpasi Supel, nyeri tekan (-), ginjal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas  
Inspeksi Edema (-)
Jejas (-)
Sianosis (-/-)
Palpasi Pitting edema (-)
Akral hangat (+/+/+/+)
CRT <2 detik
Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN KOORDINASI, LANGKAH, DAN
KESEIMBANGAN
 Tes Romberg : pasien dapat melakukan dengan baik dan ti dak ada
penyimpangan.
 Tes Tandem gait : (+) perjalanan pasien menyimpang.
 Diadiadokhokinesis : (+)
 Tes Unterberger : pasien dapat melakukan dengan baik dan ti dak ada
penyimpangan.
 Tes telunjuk hidung : normal
 Tes telunjuk-telunjuk : normal
 Tes hidung-telunjuk-hidung : normal
 Rebound fenomen : (-)
 Nistagmus : (-)/(-)
DIAGNOSIS KERJA

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL


VERTIGO (BPPV)
PENATALAKSANAAN / PLANNING

Medikamentosa
• R/ Betahistine 6 mg 2x1 tab
• R/ Dimenhidrinat 50 mg 2x1 tab
• R/ Vitamin B Complex 2x1 tab

Non Medikamentosa
• Edukasi
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien, penyebab, faktor
pencetus dan penatalaksanaan.
• Menjelaskan kepada keluarga dan pasien untuk latihan mobilisasi jika keluhan mereda.
• Bed rest
• Terapi latihan fisik dan latihan mobilisasi
• Perbanyak minum air mineral minimal 8 gelas/hari
• Kurangi minuman berkafein seperti kopi, teh
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Dubia ad Bonam


 Quo ad functi onam : Dubia ad Bonam
 Quo ad sanati onam : Dubia ad bonam
BENIGN PAROXYSMAL TINJAUAN
PUSTAKA
POSITIONAL VERTIGO
DEFINISI

Benign paroxysmal positi onal verti go (BPPV) adalah gangguan klinis


yang sering terjadi dengan karakteristi k serangan verti go ti pe
perifer, berulang, dan singkat, sering berkaitan dengan perubahan
posisi kepala dari ti dur melihat ke atas kemudian memutar kepala
(PERDOSSI, 2017)
ETIOLOGI
Benign paroxysmal positi onal verti go dapat terjadi karena :
 trauma,
 penyakit Meniere ipsilateral (6,5%),
 neuriti s vesti bular,
 penyakit sistemik berat,
 riwayat operasi otologi sebelumnya,
 dan oti ti s media kronik.
Namun, kebanyakan kasus BPPV eti ologinya ti dak dapat ditentukan
(idiopati k).
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesis
 Pasien biasanya mengeluh pusing berputar dengan durasi 10 - 20
deti k akibat adanya perubahan posisi kepala. Bangun dari tempat
ti dur, berbalik di tempat ti dur pada posisi lateral, melihat ke atas
dan belakang, dan membungkuk merupakan posisi yang dapat
memicu munculnya gejala verti go. Dapat disertai mual, muntah.
DIAGNOSIS
Pe m e r i ks a a n F i s i k N e u ro l o g i k
 Uji Romberg
 Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan mula- mula dengan kedua mata terbuka kemudian
tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Pada kelainan vestibuler badan penderita akan
bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi
 Tandem Gait
 Penderita berjalan dengan tumit diletakkan pada ujung jari kaki bergantian. Pada kelainan vestibuler,
perjalanannya akan menyimpang dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh
 Uji Unterberger
 Penderita berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat
lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang
atau berputar
 Uji Tunjuk Barany (past-ponti ng test)
 Penderita mengangkat lengannya ke atas dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,
kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Pada kelainan vestibuler akan
terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium ruti n atas darah dan urin, dan
pemeriksaan lain sesuai indikasi.
 Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma
akusti k).
 Neurofi siologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG),
Brainstem Auditory Evoked Potenti al (BAEP).
 Pencitraan CT-scan, arteriografi , magneti c resonance imaging
(MRI)
TATALAKSANA
Farmakologi
1. Anti histami n
 Dimenhidrinat. Lama kerja obat 4 – 6 jam. dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali
sehari.
 Difenhidramin HCl. Lama kerja obat 4 – 6 jam, dosis 25 mg – 50 mg, 4 kali sehari
per oral.
 Senyawa Betahisti n (suatu analog histamin )
 Betahisti n Mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral
 Betahisti n HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari
2. Kal sium Antagoni s
 Cinnarizine, khasiat menekan fungsi vesti bular . Dosis 15-30 mg 3 kali sehari atau
1x75 mg sehari
TATALAKSANA
Te ra p i N o n Fa r m a ko l o g i
1. B ra n d D a ro ff
 Pasien duduk tegak di pinggir tempat
ti dur dengan kedua tungkai tergantung,
dengan kedua mata tertutup baringkan
tubuh dengan cepat ke salah satu sisi,
pertahankan selama 30 deti k. Setelah itu
duduk kembali. Setelah 30 deti k,
baringkan dengan cepat ke sisi lain.
Pertahankan selama 30 deti k, lalu duduk
kembali.
TATALAKSANA
Te ra p i N o n Fa r m a ko l o g i
2. M a n u ve r E p l e y
 Pasien diminta untuk mengarahkan
kepala ke sisi yang sakit sebesar 45 o
lalu pasien berbaring dengan kepala
tergantung dan dipertahankan 1-2
menit. Lalu kepala ditolehkan 90 o ke
sisi sebaliknya, dan posisi supinasi
berubah menjadi lateral decubitus
dan dipertahankan 30-60 deti k.
Setelah itu pasien mengisti rahatkan
dagu pada pundaknya dan kembali
posisi duduk secara perlahan
TATALAKSANA
Te ra p i N o n Fa r m a ko l o g i
3. M a n u ve r S e m o nt
 pasien diminta duduk tegak, lalu
kepala dimiringkan 45 o ke sisi yang
sehat, lalu secara cepat bergerak ke
posisi berbaring dan dipertahankan
selama 1-3 menit. Setelah itu pasien
berpindah ke posisi berbaring di sisi
yang berlawanan tanpa kembali ke
posisi duduk lagi
PROGNOSIS

 Pada pasien dengan verti go perifer vesti bular


umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna.
Biasanya membaik sendiri dalam 6 minggu
sejak awal onset
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
 Arsyad Soepardi, Efi aty, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
teng gorokan Kepal & Leher. Jakarta: Balai PenerbitFKUI
 Bi tt ar et al. Benign Paroxysmal Positi onal Verti go: Di agnosis and Treatment.
Internati onal Tinnit us Journal. 2011; 16(2): 135-45
 Fife D.T. Benign Paroxysmal Positi onal Verti go. Semin Neurol Journal.
2009;29:500-508.
 Isti qomah. 2021. Penatalaksanaan Pada Benign Paroxysmal Posi ti onal Verti go
(BPPV). Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1001-1009
 Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Di agnosing and Treati ng:Benign
 Swartz, R, Longwell , P. 2005. Treatment of Verti go. Journal of Ameri can Famil y
Physician March 15, 2005:71:6.
 Wibowo, Dani el S. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. .Singapore : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai