Anda di halaman 1dari 23

KEDATANGAN KRISTUS KALI KE DUA

PAUL OCTAVIANUS MANIK S.H.


KEPASTIAN PERISTIWA
Peristiwa ini merupakan dasar dari pengharapan Orang Kristen, yaitu peristiwa yang merupakan awal dari puncak penggenapan rencana Allah.

• Kepastian Peristiwa Tersebut

• Yesus mengatakan, "Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang
atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan di kemuliaan-Nya" (24:30).

• Yohanes mencatat peristiwa Yesus yang menjanjikan kedatangan-Nya kembali pada saat Perjamuan Malam pertama, "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada" (Yoh. 14:3).

• Pada saat kenaikan-nya, ada dua orang berjubah putih, kemungkinan malaikat, yang mengatakan kepada para murid yang menyaksikan peristiwa itu, "Hai orang-orang
Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga" (Kis. 1:11).

• Paulus memberikan pengharapan yang pasti kepada jemaat di Filipi, "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala
sesuatu kepada diri-Nya" (Flp. 3:20-21).

• Pernyataan langsung lainnya ditemukan dalam II Tesalonika 1:7, 10; Titus 2:13. Lagi pula, Paulus banyak merujuk kepada hal-hal yang berkenaan dengan peristiwa ini: I
Korintus 1:7; 15:23; I Tesalonika 2:19; 3:13; 5:23; II Tesalonika 2:1,8; I Timotius 6:14; II Timotius 4:1,8. Penulis lainnya juga menyebutkan tentang peristiwa kedatangan
kali kedua ini: Ibrani 9:28; Yakobus 5:7-8; I Petrus 1:7, 13; II Petrus 1:16; 3:4, 12; 1 Yohanes 2:28. Jelas bahwa kedatangan Kristus kali kedua ini merupakan doktrin yang
secara luas diajarkan dalam Perjanjian Baru.
KETIDAKPASTIAN SIFAT (WAKTU)

• Sekalipun peristiwa kedatangan kali kedua merupakan sesuatu yang sangat pasti, saat terjadinya peristiwa itu sama sekali tidak
demikian halnya. Sesungguhnya Alkitab dengan jelas sekali menyatakan bahwa kita tidak tahu dan tidak dapat memastikan saat
yang tepat bila Yesus akan kembali. Sekalipun Allah telah menetapkan saat yang pasti, saat tersebut tidak dinyatakan. Yesus
mengatakan bahwa diri-Nya dan malaikat juga tidak mengetahui saat la akan kembali, "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak
seorangpun yang tahu, malaikat malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja. Hati-hatilah dan berjaga-jagalah!
Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba... Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu
pulang..." (Mrk. 13:32-33, 35; bandingkan dengan Mat. 24:36-44). Rupanya saat kedatangan-Nya yang kedualah yang dimaksudkan
ketika sesaat sebelum terangkat ke sorga Yesus mengatakan, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan
Bapa sendiri menurut kuasa-Nya" (Kis. 1:7). Ketika itu Yesus sedang menjawab pertanyaan murid-murid-Nya tentang saat
pemulihan kerajaan Israel; Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut namun malah mengatakan bahwa mereka harus menjadi
saksi-saksi-Nya di seluruh dunia. Kenyataan bahwa saat kedatangan-Nya tidak dapat dinyatakan juga terungkap melalui penekanan
Yesus yang diulang-ulang bahwa saat itu akan datang tanpa diduga dan karena itu kita perlu berjaga jaga (Mat. 24:44, 50; 25:13;
Mrk. 13:35).
SIFAT KEDATANGAN TERSEBUT

Pribadi
• Yesus berkata, "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku supaya di tempat di
mana Aku berada kamupun berada" (Yoh. 14:3).
• Pernyataan Paulus bahwa ."Tuhan sendiri akan turun dari sorga" (I Tes. 4:16) menghilangkan semua
keraguan bahwa kedatangan-Nya kembali akan bersifat pribadi.
• Pernyataan malaikat pada saat kenaikan Yesus juga membuktikan kenyataan tersebut, "Yesus ini,
yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti
kamu melihat Dia naik ke sorga" (Kis. 1:11).
Jasmani
• Sejak hari Pentakosta memang dapat dikatakan bahwa Yesus telah ada bersama dan di dalam orang percaya sejak saat kelahiran baru
seseorang. Namun, ada beberapa pertimbangan mencegah kita menganggap kehadiran rohani sebagai makna sepenuhnya dari kedatangan
kedua yang dijanjikan-Nya itu.
• Yesus berkata : "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (Yoh 14:23)
• Paulus mengungkapkan kekayaan rahasia ini sebagai berikut, "Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan
kemuliaan" (Kol. 1:27).
• Pernyataan di Kisah Para Rasul 1:11 yang menyatakan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama seperti Dia naik ke surga
menyatakan secara tidak langsung bahwa Dia akan kembali secara jasmani.
• Bagaimanapun, argumentasi yang paling meyakinkan ialah bahwa banyak janji mengenai kedatangan Kristus yang kedua dibuat setelah dari
Pentakosta, bahkan enam puluh tahun kemudian, dan janji-janji tersebut masih menempatkan kedatangan Tuhan di masa depan.
Kelihatan
• Sekali lagi kami merujuk kepada Kisah Para Rasul 1:11: kedatangan Kristus yang kedua akan sama
dengan kenaikan Nya ke surga, peristiwa yang tampak dengan jelas sekali karena para murid
melihat Yesus terangkat ke surga (lihat ay. 9-10). Berbagai ayat tentang kedatangan kedua
menunjukkan bahwa peristiwa tersebut akan mencolok mata, misalnya Matius 24:30, "Pada waktu
itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka
akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan
kemuliaan-Nya."
Tidak Terduga
• Sekalipun kedatangan kedua itu akan didahului oleh berbagai tanda - munculnya Pembinasa keji (Mat. 24:15), şiksaan yang
dahsyat (ay. 21), penggelapan matahari (ay. 29), namun tanda-tanda tersebut tidak menunjukkan saat yang tepat dari
kedatangan Kristus. Oleh karena itu kedatangan Kristus yang kedua akan sangat tidak terduga bagi banyak orang. Hal itu
akan terjadi seperti di zaman Nuh dahulu (Mat. 24:37). Sekalipun Nuh mempergunakan waktu lama untuk mempersiapkan
bahteranya, orang-orang yang yang cukup sezaman dengan dia, terkecuali keluarganya sendiri, tidak ada yang siap bagi
kedatangan air bah. Demikian juga dengan kedatangan Kristus yang kedua, orang akan merasa aman, tetapi tiba-tiba mereka
ditimpa oleh kebinasaan (I Tes. 5:2-3). Ajaran Yesus sendiri menyarankan bahwa karena penundaan yang begitu lama
sebelum kedatangan kedua, banyak yang akan mulai kurang perhatian (Mat. 25:1-13; bdg. dengan II Ptr. 3:3 4). Namun
ketika akhirnya kedatangan itu terjadi, semua akan terjadi dengan begitu cepat, sehingga tidak ada waktu untuk
mempersiapkan diri (Mat. 25:8-10). Sebagaimana diungkapkan oleh Louis Berkhof, "Alkitab menunjukkan bahwa tingkat
kejutan terhadap tibanya saat kedatangan kedua itu akan kebalikan dari tingkat kesiagaan seseorang."
Penuh Kemenangan dan Kemuliaan
• Berbagai gambaran mengenai kedatangan Kristus kali yang kedua menunjukkan sifatnya yang penuh
kemuliaan, suatu kontras yang sangat tajam dengan keadaan yang rendah dan hina pada kedatangan-
Nya yang pertama. Kedatangan-Nya yang pertama merupakan tahap pertama dalam penghinaan
Kristus; sedangkan kedatangan-Nya yang kedua akan merupakan puncak dari pemuliaan-Nya. Dia akan
datang di awan-awan dengan seluruh kekuasaan dan kemuliaan-Nya (Mat. 24:30; Mrk. 13:26; Luk.
21:27). Dia akan disertai oleh bala malaikat dan dimaklumkan oleh penghulu malaikat (I Tes. 4:16). Dia
akan duduk di atas takhta kemuliaan untuk menghakimi semua bangsa (Mat. 25:31-46). Ironisnya ialah
bahwa Dia yang dihakimi pada akhir hidup-Nya di bumi akan kembali untuk menghakimi semua orang
pada kedatangan-Nya yang kedua. Jelas, Dia akan datang kembali dalam segala kemuliaan-Nya.
KEDATANGAN KRISTUS KALI KEDUA AKAN SEGERA TERJADI

Satu pertanyaan tambahan ialah apakah kedatangan kali kedua itu akan segera terjadi atau tidak. Apakah
peristiwatersebut dapat terjadi setiap saat ataukah ada beberapa nubuat yang harus digenapi dahulu?

Pernyataan Yesus ketika diungkapkan tidaklah berarti bahwa kedatangan-Nya yang kedua akan segera
tiba. Setidak-tidaknya melalui tiga perumpamaan (bangsawan yang pergi merantau ke negeri yang jauh
dalam Luk. 19:11-27; gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh dalam Mat. 25:1-13; dan perumpamaan
tentang talenta dalam Mat. 25:14-30) bahwa akan ada penundaan. Demikian pula perumpamaan mengenai
hamba-hamba yang setia dan yang jahat (Mat. 24:45-51) menunjukkan adanya waktu untuk para hamba
tersebut membuktikan sifat mereka. Di samping itu, berbagai peristiwa tertentu harus terjadi sebelum
peristiwa kedatangan kedua itu, misalnya: Petrus akan menjadi tua dan lemah (Yoh. 21:18). Injil harus
diberitakan kepada semua bangsa (Mat. 24:14), dan bait Allah harus diruntuhkan (Mat. 24:2).
• Apabila semua peristiwa ini harus terjadi sebelum Kristus datang kembali, maka kedatangan-Nya
tidak mungkin terjadi dengan segera. Peringatan "Berjagalah!" dan "Kamu tidak mengetahui
saatnya," tidak bertentangan dengan penundaan agar peristiwa-peristiwa tertentu bisa terjadi.
• Ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat berbicara mengenai saat yang sudah dekat. Yang
dimaksudkan sebenarnya ialah bahwa peristiwa-peristiwa sekitar kedatangan kali kedua itu yang
akan terjadi dengan segera dan bukan kedatangan itu sendiri. Mungkin peristiwa-peristiwa yang
mendahului kedatangan kedua tersebut yang dapat disebut segera akan terjadi, dan kedatangan
kedua itu sendiri sebagai peristiwa "yang akan datang."
KEBANGKITAN

• Hal ini merupakan dasar pengharapan orang percaya ketika menghadapi kematian
jasmani. Sekalipun kematian tidak dapat dielakkan, orang percaya mengantisipasi bahwa
ia akan dibebaskan dari kuasa kematian itu.
• Alkitab dengan jelas sekali menjanjikan kebangkitan orang percaya. Perjanjian Lama
memberikan beberapa pernyataan langsung. Yang pertama adalah Yesaya 26:19, "Ya,
TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit
pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai!
Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali."
• Daniel 12:2 mengajar tentang kebangkitan orang percaya dan juga orang fasik, "Dan banyak dari antara
orang orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang
kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal." Gagasan kebangkitan juga
dinyatakan di Yehezkiel 37:12-14, "Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah
firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-
Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa
Aku-lah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku,
dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku
akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang
mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."
• ketika mengatakan bahwa kebangkitan melibatkan tubuh ini. Jikalau dipelajari secara
lebih mendalam, tampak ada beberapa persoalan tertentu bila kebangkitan dianggap
sebagai sekadar menyadarkan kembali tubuh secara fisik. Salah satunya bahwa tubuh
tersebut kemungkinan akan mati kembali. Jelas sekali Lazarus dan orang-orang lain yang
dihidupkan kembali ialah oleh Yesus kemudian mati kembali dan dikuburkan. Namun,
Paulus dengan jelas mengatakan bahwa tubuh yang baru itu merupakan tubuh yang "tidak
dapat binasa," berbeda dengan tubuh sebelumnya yang dikuburkan dan "dapat binasa" (1
Kor. 15:42).
• Persoalan yang kedua ialah perbedaan yang ditunjukkan Paulus tentang tubuh "alamiah"
yang ditaburkan dengan tubuh "rohaniah" yang dibangkitkan (ay. 44). Jelas bahwa di
antara keduanya ada perbedaan yang penting, tetapi kita tidak tahu sifat yang tepat dari
perbedaan tersebut. Lagi pula, ada beberapa pernyataan yang sangat jelas yang
meniadakan kemungkinan bahwa tubuh kebangkitan tersebut akan semata-mata bersifat
jasmani." Daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa
yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa" (I Kor. 15:50). Yesus
menjawab golongan Saduki dengan mengatakan, "Karena pada waktu kebangkitan orang
tidak kawin dan tidak dikawinkan, melainkan hidup seperti malaikat di sorga" (Mat.
22:30).
• Jadi, yang dibahas di sini bukan sekadar persoalan roh atau jiwa yang tetap hidup pada
masa pasca-kematian; yang dimaksudkan di sini bukan keadaan fisik yang bertahan
hidup? Jelas bukan tubuh jasmani kita yang sekarang ini. Memang tubuh jasmani yang
lama itu digunakan, namun tubuh jasmani tersebut sudah mengalami perubahan.
PENGHAKIMAN TERAKHIR

Alkitab memerincikan bahwa penghakiman tersebut akan terjadi sesudah kedatangan


Kristus kali kedua. Yesus mengatakan, "Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-
Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu la akan membalas setiap orang menurut
perbuatan-Nya" (Mat. 16:27). Gagasan ini juga terdapat dalam Matius 13:37-43; 24:29 35;
dan 25:31-46.
YESUS KRISTUS SANG HAKIM

• Yesus menggambarkan diri-Nya sedang duduk di takhta yang mulia sambil menghakimi semua bangsa (Mat.
25:31-33). Sekalipun Allah dinyatakan sebagai hakim dalam Ibrani 12:23, jelas sekali dari berbagai ayat
lainnya bahwa kuasa tersebut telah diserahkan-Nya kepada Anak-Nya. Yesus sendirimengatakan, "Bapa tidak
menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan panghakiman itu seluruhnya kepada Anak... Dan la
telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia" (Yoh. 5:22, 27).
Petrus berkata kepada orang-orang yang berkumpul di rumah Kornelius, "Dan la telah menugaskan kami
memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas
orang-orang hidup dan orang-orang mati" (Kis. 10:42). Paulus menulis kepada jemaat di Korintus, "Sebab
kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut
diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat" (II Kor. 5:10). Kedua
Timotius 4:1 menyatakan bahwa Kristus akan menghakimi orang-orang yang hidup dan yang mati.
• Rupanya orang-orang percaya akan ikut ambil bagian dalam penghakiman itu. Dalam
Matius 19:28 dan Lukas 22:28-30 Yesus menyarankan bahwa para rasul akan ikut
menghakimi ke-12 suku bangsa Israel. Kita juga diberi tahu bahwa orang-orang percaya
akan duduk di takhta dan menghakimi dunia ini ( I Kor. 6:2-3; Why. 3:21; 20:4).
Sekalipun rinciannya yang jelas tidak diberikan, jelas bahwa Kristus akan mengizinkan
orang-orang percaya ikut ambil bagian dalam menghakimi dunia ini.
SUBYEK-SUBYEK PENGHAKIMAN

• Semua orang akan dihakimi (Mat. 25:32; II Kor. 5:10; Ibr. 9:27). Paulus mengingatkan kita bahwa
"kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah" (Rm. 14:10). Setiap rahasia akan terungkap
saat itu; semua hal yang pernah terjadi akan dinilai.
• Di samping itu, malaikat-malaikat yang jahat juga akan dihakimi pada saat itu. Petrus menulis
bahwa, "Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan
mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap
untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman" (II Ptr. 2:4). Yudas 6 membuat pernyataan
yang pada dasarnya sama. Sebaliknya malaikat-malaikat yang baik akan mengambil bagian dalam
penghakiman itu dengan mengumpulkan semua orang yang akan dihakimi (Mat. 13:41; 24:31).
DASAR PENGHAKIMAN

• Orang-orang yang menghadap penghakiman tersebut akan dihakimi berdasarkan


kehidupan mereka di dunia ini.20 Paulus mengatakan bahwa kita semua akan menghadap
penghakiman," supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini" (II Kor. 5:10).
• Yesus mengatakan bahwa pada saat kebangkitan itu "mereka yang telah berbuat baik akan
keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan
bangkit untuk dihukum" (Yoh. 5:29).
• Ukuran yang dipakai sebagai dasar penilaian untuk penghakiman ialah kehendak Allah
yang telah dinyatakan. Yesus mengatakan, "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak
menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang Ku-katakan, itulah
yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman" (Yoh. 12:48). Bahkan orang-orang yang
tidak mendengar hukum Taurat dengan sangat jelas juga akan dihakimi, "Semua orang
yang berdosa tanpa hukum Tauratakan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang
berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat" (Rm. 2:12).
KETEGASAN SIFAT PENGHAKIMAN INI

• Pada saat keputusannya telah ditetapkan, hasil penghakiman ini bersifat permanen dan
tidak dapat diubah lagi. Orang yang benar dan yang tidak benar akan dikirim ke tempat
yang dipersiapkan untuk mereka. Tidak ada petunjuk bahwa keputusan yang diambil
ketika itu dapat diubah kembali. Ketika mengakhiri ajaran-Nya tentang penghakiman
terakhir, Yesus berkata kepada orang-orang di sebelah kiri-Nya, bahwa "mereka (yang
tidak benar) ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam
hidup yang kekal" (Mat. 25:46).
BERBAGAI IMPLIKASI TENTANG KEDATANGAN YANG KEDUA DAN AKIBAT-
AKIBATNYA

• 1. Sejarah bukan bergulir begitu saja, tetapi dengan tuntunan Allah akan mencapai tujuan tertentu. Tujuan-tujuan Allah
akan tercapai pada akhirnya.
• 2. Sebagai orang percaya, kita harus senantiasa waspada dan giat bekerja dalam rangka menantikan kedatangan Tuhan
Yesus kali kedua.
• 3. Tubuh jasmani kita akan mengalami perubahan menjadi sesuatu yang jauh lebih baik. Ketidaksempurnaan yang kita
derita saat ini akan ditiadakan; tubuh kebangkitan kita yang kekal tidak akan mengenal sakit penyakit, atau kematian.
• 4. Akan tiba saatnya ketika keadilan akan diberlakukan secara sempurna. Kejahatan akan dimusnahkan dan setiap
orang yang beriman dan setia akan memperoleh pahala yang layak baginya.
• 5. Berdasarkan kepastian kedatangan Yesus kali kedua serta ketegasan sifat penghakiman terakhir, kita perlu bertindak
sesuai dengan kehendak Allah.

Anda mungkin juga menyukai