Myastenia Gravis, Poliomielitis, Acute Medulla Compression
Myastenia Gravis, Poliomielitis, Acute Medulla Compression
MEDULLA COMPRESSION
Mumenthaler M, Mattle H. Fundamentals of Neurology. In: Myasthenia Gravis. Germany: Georg Thieme Verlag; 2006.
Christiane Schneider-Gold KVT. Myasthenia Gravis: Pathogenesis and Immunotherapy. Dtsch Arztebl 2007.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi MG terbagi menjadi 4 jalur mekanisme, yaitu:
Wang S, Breskovska I, Gandhy S, Punga AR, GuptillJT, Kaminski HJ. 2018. Advances in autoimmune myasthenia gravis management. Expert Review of
Neurotherapeutics. 18(7): 573-588.
DIAGNOSIS
Definisi:
Poliomielitis atau yang lebih dikenal dengan polio adalah kelumpuhan akut yang disebabkan oleh infeksi
virus polio.
Jesus NDH. (2007). Epidemics to eradication: the modern history of poliomyelitis. Virol J
Robertson S. (2005). The immunological basis for immunization series
POLIOMELITIS :
1. Gejala ringan (minor illness): Kumpulan gejala ringan yang muncul ini menandakan telah
terjadinya infeksi akut virus polio dalam tubuh, muncul bergantung pada lokasi kolonisasi virus.
Soedarmo SSP, Gama H, Hadinegoro SRS, Satari HI. (2008). Poliomielitis. Dalam: Buku ajar infeksi dan pediatri tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;.h.182-94
PENGOBATAN
Pengobatan Polio
• Tidak ada obat untuk polio setelah seseorang sudah
terinfeksi.
• perawatan difokuskan pada peningkatan kenyamanan
penderita, mengelola gejala, dan mencegah komplikasi.
• meliputi pemberian antibiotik untuk infeksi tambahan,
penghilang rasa sakit, ventilator untuk membantu
pernapasan, fisioterapi, latihan moderat, dan diet yang tepat.
• Pencegahan Sekunder
1. Melakukan Isolasi di rumah sakit untuk penderita yang
disebabkan virus liar
2. Pengobatan spesifik.
3. Melakukan disinfeksi terhadap discharge tenggorokan.
Lumenta. N.,dkk. (2006). Kenali jenis penyakit dan cara penyembuhannya: manajemen hidup
sehat. PT Elex media komputindo. Jakarta
ACUTE MEDULLA COMPRESSION
Definisi :
Kompresi medula akut adalah penekanan pada medula spinalis yang disebabkan oleh tumor, abses trauma dan
penyakit tertentu yang dapat menekan medula spinalis dan mengganggu fungsi normalnya.
Patomekanisme:
Kerusakan medulla spinalis berkisar dari komosis sementara (dimana pasien sembuh sempurna) sampai kontusio,
laserasi, dan kompresi substansi medulla (baik salah satu atau dalam kombinasi), sampai transeksi lengkap medulla
(yang membuat pasien paralisis di bawah tingkat cedera). Bila hemoragi terjadi pada daerah medulla spinalis, darah
dapat merembes ke ekstradural, subdural atau daerah subarakhnoid pada kanal spinal. Segera setelah terjadi kontusio
atau robekan akibat cedera, serabutserabut saraf mulai membengkak dan hancur.
Etiologi:
Trauma medulla spinalis akut seringkali disebakan oleh kecelakaan lalu lintas, meskipun penyebab lain juga bisa
menyebabkan cedera pada medulla spinalis seperti luka tusuk/luka tumpul dan Tumor (massa). Penyebab trauma
medulla spinalis, secara garis besar dibagi 2, yaitu: traumatic injuries, dan non traumatic injuries
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-8_-Acute-Medulla-Compression.pdf
GEJALA KLINIS
Gejala Klinis Gejala klinis yang timbul tergantung pada tingkat
keparahan dan lokasi cedera. Biasanya, gejala lebih parah jika
lokasi lesi lebih tinggi. Misalnya, cedera pada leher, di C1 atau
C2 (pertama dan kedua tulang leher di tulang belakang),
mempengaruhi otot-otot pernapasan dan kemampuan untuk
bernapas. Lokasi Cedera yang lebih rendah, di vertebra
lumbalis, dapat mempengaruhi kontrol saraf dan otot ke
kandung kemih, usus dan kaki. Gejala yang sering timbul
berupa :
- Kelemahan otot
- Hilangnya gerakan otot sukarela di dada, lengan atau kaki -
masalah pernapasan
- Hilangnya rasa di dada, lengan atau kaki
- Hilangnya fungsi usus dan kandung kemih
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-8_-Acute-Medulla-Compression.pdf
DIAGNOSIS
1. Gouth arthritis :
• Artritis gouth sebagian besar biasanya terjadi pada laki-laki.
• Disebabkan oleh penumpukan monosodium urate monohydrate
crystal pada sendi dan jaringan ikat tophi.
• Gejala : nyeri, bengkak, dan tanda inflamasi pada senid metatarsal-
Poor G, Mituszova M. History, Classification and epidemiology
phalangeal ibu jari kaki.
of crystal- related artropathies. Rheumatology. 2rd ed.
Edinburg: Elsevier;2003.p.1893-1901