Ipas Mobilitas Sosial
Ipas Mobilitas Sosial
EL
DAN O
M
PLURALISME PO
K
MASYARAKAT
ANGGOTA:
DIMAS DWI ANGGARA (11)
EGA SETYA YULANDANA (12)
GESIFA MANANTHA (17)
HELDA DWI KHUNCAHYO (18)
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
“ PENGERTIAN M
A
E N SO
A
SI
A
SY L
MOBILITAS SOSIAL “ A
R
A
K
AT
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang berarti mudah dipindahkan atau
banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata Sosial pada istilah
tersebut mengandung makna seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok
sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok
orang dari lapisan satu ke lapisan yang lain. Seseorang yang mengalami perubahan
kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain baik menjadi lebih
tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran
tanpa mengalami perubahan kedudukan disebut mobilitas sosial.
PL M
U O
R BI
“ PENGERTIAN MOBILITAS A
LI
LI
SM D AS
A
T
E N SO
M
SOSIAL MENURUT PARA AHLI “
SI
A A
SY L
A
R
A
K
AT
Paul B. Horton :
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Kimball Young dan Raymond W. Mack :
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan
antar individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dan kelompoknya.
Anthony Giddens :
Mobilitas sosial adalah menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan kelompok-
kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang
berbeda.
Horton dan Hunt :
Mobilitas sosial adalah tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
PL M
U O
R BI
A LI
“ BENTUK-BENTUK
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
MOBILITAS SOSIAL “
A
R
A
K
AT
1. Mobilitas Vertikal
Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing)
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi
Mobilitas sosial vertikal adalah karena adanya peningkatan statusatau kedudukan
perpindahan seseorang atau seseorang atau naiknya orang-orang berstatus
kelompok dari suatu kedudukan sosial rendah kestatus sosial yang lebih tinggi.
sosial ke kedudukan sosial lain yang
tidak sederajat, baik pindah ke
Mobilitas Vertikal ke Bawah (Social Sinking)
tingkat yang lebih tinggi (social Social sinking merupakan proses penurunan
climbing) maupun turun ke tingkat status atau kedudukan seseorang.Proses social
lebih rendah (social sinking). sinking sering kali menimbulkan gejolak kejiwaan
bagi seseorangkarena ada perubahan pada hak
dan kewajibannya.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
E AN SO
2. Mobilitas Horizontal M
A
SY
SI
A
L
A
R
A
K
AT
Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau
sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal merupakan
peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat.
3. Mobilitas Lateral
Mobilitas lateral merupakan perpindahan seseorang atau kelompok dari satu wilayah
ke wilayah lain. Ada dua jenis mobilitas lateral, yaitu permanen dan tidak permanen.
● Mobilitas lateral permanen
adalah perpindahan seseorang atau kelompok ke wilayah lain yang sifatnya
menetap. Contohnya adalah transmigrasi.
● Mobilitas lateral tidak permanen
adalah perpindahan seseorang atau kelompok ke wilayah lain yang sifatnya tidak
menetap. Contohnya adalah mudik saat hari raya.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
4. Berdasarkan ruang lingkup A
K
AT
Ruang lingkup adalah batasan banyaknya subjek yang tercakup dalam sebuah masalah.
Secara umum memiliki makna batasan. Dalam arti luas batasan ini bisa dalam bentuk
materi, variable yang diteliti, subjek, atau lokasi. Ruang lingkup bisa diartikan secara lebih
khusus pada materi atau hal tertentu.
Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dialami seseorang selama
masahidupnya (dalam satu generasi) atau berdasarkan riwayat hidupnya,atau perubahan
status sosial yang terjadi di dalam satu generasi yang sama, mulai dari ayah ibu hingga
anaknya.
Mobilitas Intergenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi antara dua generasi atau
lebih. Mobilitas seperti ini terjadi karena adanya perubahan status sosial antara ayah
dengan anak, anak dengan cucu, dan seterusnya. Mobilitas antargenerasi mengacu
kepada perbedaan status yang dicapai seseorang yang telah memiliki keluarga sendiri
dibandingkan dengan status sosial yang dimiliki orang tuanya.
PL M
U O
BI
“ FAKTOR-FAKTOR
R LI
A
LI T
SM D AS
A
E N SO
1. Faktor Struktural
Faktor struktural merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial dari
luar individu. Umumnya faktor ini berkaitan dengan pekerjaan, sistem ekonomi, sistem
politik yang dianut masyarakat, dan tingkat fertilitas.
Dua orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara belum tentu
menjadi berhasil dalam melaksanakan mobilitas sosial ke atas. Hal ini disebabkan
keberhasilan individu sangat ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut.
Sebagai contoh: Dua orang sarjana dari perguruan tinggi yang sama-sama melamar
pekerjaan di suatu perusahaan. Hanya satu orang yang diterima karena dianggap memiliki
ambisi dan komitmen dalam hidup.
3. Faktor Sosial
Setiap perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akan status sosial
mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia dilahirkan
dalam status sosial yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan,tidak ada satu
manusia pun yang dapat memilih status. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang
diwariskan oleh orangtuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial
yang lebih tinggi. Kalian tentu juga ingin meningkatkan status sosialmu. Orangtuamu juga
selalu berpesan supaya kalian belajar giat. Mereka berharap, suatu saat kalian lebih
berhasil dari orangtuamu.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
4. Faktor Ekonomi
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
A
Keadaan ekonomi dapat menjadi K
AT
“ FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT
R LI
A
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
MOBILITAS SOSIAL “ A
SY
A
R
A
K
A
L
AT
1. Kemiskinan
Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal
sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang
rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk
mendapatkan pekerjaan terbatas.
2. Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alasan
perbedaan suku, ras, agama, golongan. Pada masa penjajahan,
terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap
masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia. Dalam
memperoleh pendidikan, masyarakat Indonesia disediakan
sekolah yang kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah untuk
orang-orang Eropa. Hal ini tentu mempersulit mobilitas sosial
rakyat Indonesia.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
A
K
AT
3. Stereotype Gender
“ SALURAN-SALURAN A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
MOBILITAS SOSIAL “
A A
SY L
A
R
A
K
AT
1. Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata memiliki garis komando yang tegas, dimana para prajurit harus
patuh sepenuhnya pada perintah atasan. Kenaikan status seorang prajurit sangat
bergantung pada kedisiplinan dan intelektualnya, sehingga keberadaannya di
masyarakat sangat dihargai. Mereka dianggap sebagai pelindung masyarakat.Bagi
prajurit yang memiliki kemampuan lebih akan memperoleh kenaikan pangkat, begitu
juga sebaliknya bagi prajurit yang melanggar maka akan diturunkan pangkatnya.
Berarti dalam angkatan bersenjata juga akan terjadi mobilitas sosial, baik vertikal
naik maupun vertikal turun.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
2. Lembaga Keagamaan
R
A
K
AT
4. Organisasi Ekonomi
7. Perkawinan
Hal ini sangat berkaitan dengan mobilitas sosial pada seseorang. Orang yang
menikahi pria atau wanita yang kaya dianggap akan mengubah statusnya
menjadi lebih tinggi lagi. Sehingga melalaui perkawinan, mobilitas sosial
vertikal naik sering terjadi meski terkadang juga terjadi mobilitas sosial
turun karena seseorang yang menikah dengan orang yang berasal dari
lapisan sosial di bawahnya akan mengalami mobilitas vertikal turun.
Contohnya: Seseorang yang memiliki kasta brahmana menikah dengan kasta
sudra maka ia akan kehilangan kasta asalnya.
“ DAMPAK MOBILITAS SOSIAL ”
Apabila semua mobilitas sosial bersifat ke atas (social climbing), tentu semua
orang akan merasa senang. Akan tetapi, selalu ada 3 (tiga) kemungkinan
mobilitas sosial, yakni ke bawah, ke atas, dan ke samping
1. Dampak Positif
● Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk pindah dari kelas sosial yang satu ke kelas sosial
yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju di
berbagai bidang. Hal ini terbukti dari kisah yang terjadi sejak masa penjajahan,
banyak rakyat kecil yang tidak memiliki cita-cita menjadi camat, bupati, atau
gubernur. Hal ini karena tidak adanya kesempatan untuk itu.
● Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial
Mobilitas sosial akan mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik.
Contohnya: Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat
industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung sumber daya manusia yang
berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas pendidikan.
Contohnya: konflik antara para tukang ojek dengan para tukang becak dalam
pembagian batas daerah penumpang (konsumen).
● Konflik antargenerasi
Konflik antargenerasi disebabkan karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara
generasi yang satu dengan generasi yang lain. Ditambah lagi, generasi yang lain itu
memiliki nilai-nilai baru dengan adanya keinginan untuk mengadakan perubahan.
● Gangguan Psikologis
Seseorang yang memiliki jabatan kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan pada
saat jabatan yang dimiliki sudah lepas, kadang ia tidak rela melepaskan jabatan
tersebut. Banyak orang yang setelah kehilangan jabatan, baik karena diganti maupun
karena sudah selesai masa tugasnya (pensiun), menjadi mudah gelisah. Individu yang
mengalami keadaan seperti ini termasuk mengalami gangguan psikologis. Hal tersebut
akan membahayakan diri sendiri karena stres yang berkepanjangan akan melahirkan
berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya.
Contohnya: darah tinggi, asam lambung, insomnia merupakan penyakit yang salah
satunya disebabkan gangguan psikologis. Gangguan psikologis seperti di atas tentu
tidak akan terjadi pada individu yang lapang dada menerima keadaan, dan kemudian
bertekad untuk berubah.
“ CARA MENGATASI MOBILITAS SOSIAL “
Contoh: Seorang pegawai rendahan, keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-
karena keberhasilan dan prestasinya laki dari keluarga kaya dan terpandang di
diberikan kenaikan pangkat menjadi
Manajer, sehingga tingkat masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikkan
pendapatannya naik. Status sosialnya status si wanita tersebut.
di masyarakat tidak dapat dikatakan
naik apabila ia tidak mengubah
standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup
sederhana seperti ketika ia menjadi
pegawai rendahan.
3. Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat
tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat
tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis,
seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh
masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
4. Perubahan nama
Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak
ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang
lebih tinggi.
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai
orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat
sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesuai dengan
kedudukannya yang baru seperti "Raden".
5. Perubahan tingkah laku
Indoensia memiliki kelompok suku dan etnis dengan jumlah lebih dari 300
kelompok. Kelompok ini tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Beberapa di
antaranya adalah Suku Jawa, Sunda, Batak, Gayo, dan masih banyak lainnya.
Keberagaman suku bangsa tersebut bisa menjadi kekuatan dan kekayaan bagi
Indonesia. Artinya, perbedaan tersebut tak seharusnya dipandang sebagai
masalah, tapi menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan.