Anda di halaman 1dari 29

MOBILITAS SOSIAL K

EL
DAN O
M
PLURALISME PO
K
MASYARAKAT
ANGGOTA:
DIMAS DWI ANGGARA (11)
EGA SETYA YULANDANA (12)
GESIFA MANANTHA (17)
HELDA DWI KHUNCAHYO (18)
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
“ PENGERTIAN M
A
E N SO
A
SI
A
SY L
MOBILITAS SOSIAL “ A
R
A
K
AT

Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang berarti mudah dipindahkan atau
banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata Sosial pada istilah
tersebut mengandung makna seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok
sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok
orang dari lapisan satu ke lapisan yang lain. Seseorang yang mengalami perubahan
kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain baik menjadi lebih
tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran
tanpa mengalami perubahan kedudukan disebut mobilitas sosial.
PL M
U O
R BI

“ PENGERTIAN MOBILITAS A
LI
LI
SM D AS
A
T
E N SO
M
SOSIAL MENURUT PARA AHLI “
SI
A A
SY L
A
R
A
K
AT

Paul B. Horton :
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Kimball Young dan Raymond W. Mack :
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan
antar individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dan kelompoknya.
Anthony Giddens :
Mobilitas sosial adalah menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan kelompok-
kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang
berbeda.
Horton dan Hunt :
Mobilitas sosial adalah tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
PL M
U O
R BI
A LI

“ BENTUK-BENTUK
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L

MOBILITAS SOSIAL “
A
R
A
K
AT

1. Mobilitas Vertikal
 Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing)
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi
Mobilitas sosial vertikal adalah karena adanya peningkatan statusatau kedudukan
perpindahan seseorang atau seseorang atau naiknya orang-orang berstatus
kelompok dari suatu kedudukan sosial rendah kestatus sosial yang lebih tinggi.
sosial ke kedudukan sosial lain yang
tidak sederajat, baik pindah ke
 Mobilitas Vertikal ke Bawah (Social Sinking)
tingkat yang lebih tinggi (social Social sinking merupakan proses penurunan
climbing) maupun turun ke tingkat status atau kedudukan seseorang.Proses social
lebih rendah (social sinking). sinking sering kali menimbulkan gejolak kejiwaan
bagi seseorangkarena ada perubahan pada hak
dan kewajibannya.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
E AN SO
2. Mobilitas Horizontal M
A
SY
SI
A
L
A
R
A
K
AT
Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau
sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal merupakan
peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat.

3. Mobilitas Lateral

Mobilitas lateral merupakan perpindahan seseorang atau kelompok dari satu wilayah
ke wilayah lain. Ada dua jenis mobilitas lateral, yaitu permanen dan tidak permanen.
● Mobilitas lateral permanen
adalah perpindahan seseorang atau kelompok ke wilayah lain yang sifatnya
menetap. Contohnya adalah transmigrasi.
● Mobilitas lateral tidak permanen
adalah perpindahan seseorang atau kelompok ke wilayah lain yang sifatnya tidak
menetap. Contohnya adalah mudik saat hari raya.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
4. Berdasarkan ruang lingkup A
K
AT

Ruang lingkup adalah batasan banyaknya subjek yang tercakup dalam sebuah masalah.
Secara umum memiliki makna batasan. Dalam arti luas batasan ini bisa dalam bentuk
materi, variable yang diteliti, subjek, atau lokasi. Ruang lingkup bisa diartikan secara lebih
khusus pada materi atau hal tertentu.
 Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dialami seseorang selama
masahidupnya (dalam satu generasi) atau berdasarkan riwayat hidupnya,atau perubahan
status sosial yang terjadi di dalam satu generasi yang sama, mulai dari ayah ibu hingga
anaknya.
 Mobilitas Intergenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi antara dua generasi atau
lebih. Mobilitas seperti ini terjadi karena adanya perubahan status sosial antara ayah
dengan anak, anak dengan cucu, dan seterusnya. Mobilitas antargenerasi mengacu
kepada perbedaan status yang dicapai seseorang yang telah memiliki keluarga sendiri
dibandingkan dengan status sosial yang dimiliki orang tuanya.
PL M
U O
BI

“ FAKTOR-FAKTOR
R LI
A
LI T
SM D AS
A
E N SO

PENDORONG MOBILITAS SOSIAL “


M SI
A A
SY L
A
R
A
K
AT

1. Faktor Struktural
Faktor struktural merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial dari
luar individu. Umumnya faktor ini berkaitan dengan pekerjaan, sistem ekonomi, sistem
politik yang dianut masyarakat, dan tingkat fertilitas.

● Struktur terbuka ● Struktur tertutup


Semua masyarakat memiliki Tidak semua masyarakat memiliki
peluang yang sama untuk
peluang yang sama untuk melakukan mobilitas sosial.
melakukan mobilitas sosial. Contoh: sistem kerajaan hanya
Contoh: Iklim demokrasi di mengijinkan keturunannya sebagai
Indonesia memberi kesempatan calon raja selanjutnya. Sistem
untuk meningkatkan Kasta dalam Agama Hindu
status sosial.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
2. Faktor Individu A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
A
K
AT

Dua orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara belum tentu
menjadi berhasil dalam melaksanakan mobilitas sosial ke atas. Hal ini disebabkan
keberhasilan individu sangat ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut.
Sebagai contoh: Dua orang sarjana dari perguruan tinggi yang sama-sama melamar
pekerjaan di suatu perusahaan. Hanya satu orang yang diterima karena dianggap memiliki
ambisi dan komitmen dalam hidup.

3. Faktor Sosial
Setiap perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akan status sosial
mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia dilahirkan
dalam status sosial yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan,tidak ada satu
manusia pun yang dapat memilih status. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang
diwariskan oleh orangtuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial
yang lebih tinggi. Kalian tentu juga ingin meningkatkan status sosialmu. Orangtuamu juga
selalu berpesan supaya kalian belajar giat. Mereka berharap, suatu saat kalian lebih
berhasil dari orangtuamu.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
4. Faktor Ekonomi
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
A
Keadaan ekonomi dapat menjadi K
AT

pendorong terjadinya mobilitas sosial.


Keadaan ekonomi yang baik
memudahkan individu dan kelompok
melakukan mobilitas sosial. 5. Faktor Politik

Kondisi Politik yang stabil mendorong


percepatan mobilitas sosial, berbeda
jika situasi dalam keadaan perang.

6. Kemudahan dalam Akses Pendidikan

Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi


orang untuk melakukan pergerakan/ mobilitas dengan berbekal
ilmu yang diperolehnya. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses
pendidikan yang bermutu menjadikan orang tak menjalani
pendidikan yang bagus, serta sulit untuk mengubah status karena
kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan.
PL M
U O
BI

“ FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT
R LI
A
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
MOBILITAS SOSIAL “ A
SY
A
R
A
K
A
L

AT

1. Kemiskinan
Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal
sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang
rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk
mendapatkan pekerjaan terbatas.

2. Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alasan
perbedaan suku, ras, agama, golongan. Pada masa penjajahan,
terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap
masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia. Dalam
memperoleh pendidikan, masyarakat Indonesia disediakan
sekolah yang kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah untuk
orang-orang Eropa. Hal ini tentu mempersulit mobilitas sosial
rakyat Indonesia.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
A
K
AT

3. Stereotype Gender

Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan,


seperti memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita
juga bisa menghambat mobilitas social. Misalnya, pandangan bahwa perempuan
tidak perlu berpendidikan tinggi karena yang bekerja adalah suami. Perilaku
seperti itu dapat menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang untuk
melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat.
PL M
U O
R BI

“ SALURAN-SALURAN A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI

MOBILITAS SOSIAL “
A A
SY L
A
R
A
K
AT

1. Angkatan Bersenjata

Angkatan bersenjata memiliki garis komando yang tegas, dimana para prajurit harus
patuh sepenuhnya pada perintah atasan. Kenaikan status seorang prajurit sangat
bergantung pada kedisiplinan dan intelektualnya, sehingga keberadaannya di
masyarakat sangat dihargai. Mereka dianggap sebagai pelindung masyarakat.Bagi
prajurit yang memiliki kemampuan lebih akan memperoleh kenaikan pangkat, begitu
juga sebaliknya bagi prajurit yang melanggar maka akan diturunkan pangkatnya.
Berarti dalam angkatan bersenjata juga akan terjadi mobilitas sosial, baik vertikal
naik maupun vertikal turun.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
2. Lembaga Keagamaan
R
A
K
AT

Pada umumnya, agama mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki


derajat yangsama di mata Tuhan. Ajaran ini pada hakikatnya untuk
permasalahan keyakinan dan ketaatan namun dalam kehidupan
bermasyarakat tujuannya adalah untuk mengajak orang-orang yang berada
pada lapisan bawah untuk termotivasi untuk menaikkan derajatnya dalam
stratifikasi di masyarakat.
Contohnya: Ajaran Nabi Besar Muhammad SAW yang mengajarkan umat
Muslim untuk berusaha karena Allah SWT tidak akan mengubah nasib
seseorang apabila orang tersebut tidak berusaha untuk mengubah nasibnya
sendiri. Jelaslah sudah bahwa agama juga mengajarkan untuk melakukan
mobilitas sosial di masyarakat. Para tokoh agama mempunyai kedudukan
yang terhormat di dalam masyarakat. Mereka sering memberikan nasihat
keagamaan sehingga keberadaannya lebih dihargai oleh masyarakat.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
3. Lembaga Pendidikan M
A
SY
SI
A
L
A
R
A
K
AT
Lembaga pendidikan yang paling sering digunakan untuk melakukan mobilitas
vertikal naik. Motivasi seseorang untuk bersekolah selain menjadi pandai juga
untuk merubah nasib. Di Indonesia khususnya selalu mempertanyakan ijazah
untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Dengan ijazah dan kemampuan dalam ilmu
pengetahuan biasanya seseorang diangkat menjadi pejabat-pejabat penting
dalam masyarakat. Hal ini karena masyarakat sangat menghargai seseorang
yang mempunyai pendidikan tinggi karena dianggap memiliki kemampuan
bekerja dan pola pikir yang lebih baik, contohnya pegawai negeri, dokter, guru
dan profesi lainnya.

4. Organisasi Ekonomi

Organisasi ini bersifat relatif terbuka dalam meningkatkan status seseorang.


Seperti pada saat pemilihan Manajer Keuangan pada PT. Subur Ekonomi, beberapa
orang karyawan mencalonkan diri untuk posisi yang menjanjikan itu, mereka akan
gencar dalam berkampanye.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
5. Organsasi Politik
A
K
AT

Partai politik menjanjikan peluang


yang besar dalam meningkatkan
status sosial seorang politikus
yang profesional. Aktivitasnya
yang sering berorasi di depan
umum dengan mengatasnamakan 6. Organisasi Keahlian
partai, membuat namanya
terkenal, sehingga keberadaannya Para profesional membentuk
lebih dihargai oleh masyarakat. wadah untuk menampung
Hal ini akan mempengaruhi status aspirasi para anggotanya yang
sosialnya. berprofesi sama. Misalnya; Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICMI), Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) dan sebagainya.
PL M
U O
R BI
A LI
LI T
SM D AS
A
E N SO
M SI
A A
SY L
A
R
A
K
AT

7. Perkawinan

Hal ini sangat berkaitan dengan mobilitas sosial pada seseorang. Orang yang
menikahi pria atau wanita yang kaya dianggap akan mengubah statusnya
menjadi lebih tinggi lagi. Sehingga melalaui perkawinan, mobilitas sosial
vertikal naik sering terjadi meski terkadang juga terjadi mobilitas sosial
turun karena seseorang yang menikah dengan orang yang berasal dari
lapisan sosial di bawahnya akan mengalami mobilitas vertikal turun.
Contohnya: Seseorang yang memiliki kasta brahmana menikah dengan kasta
sudra maka ia akan kehilangan kasta asalnya.
“ DAMPAK MOBILITAS SOSIAL ”
Apabila semua mobilitas sosial bersifat ke atas (social climbing), tentu semua
orang akan merasa senang. Akan tetapi, selalu ada 3 (tiga) kemungkinan
mobilitas sosial, yakni ke bawah, ke atas, dan ke samping

1. Dampak Positif
● Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk pindah dari kelas sosial yang satu ke kelas sosial
yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju di
berbagai bidang. Hal ini terbukti dari kisah yang terjadi sejak masa penjajahan,
banyak rakyat kecil yang tidak memiliki cita-cita menjadi camat, bupati, atau
gubernur. Hal ini karena tidak adanya kesempatan untuk itu.
● Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial
Mobilitas sosial akan mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik.
Contohnya: Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat

industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung sumber daya manusia yang
berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas pendidikan.

● Meningkatkan Integrasi Sosial.


Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasisosial.
Contohnya: Seseorang akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai- nilai, dan norma-
norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta
integrasi sosial. Perubahan sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat akan mendapat
respons yang berbeda dari masyarakat lain. Respon tersebut dapat berupa tentangan, tapi
juga dapat berupa penerimaan. Penerimaan pengaruh yang diakibatkan mobilitas sosial
tentu merupakan salah satu contoh terjadinya integrasi dalam masyarakat.
2. Dampak Negatif
Terjadinya Konflik
● Konflik antar kelas sosial
Masyarakat memiliki berbagai bentuk kelas sosial atau stratifikasi sosial. Sehingga, jika
terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial maka dapat memicu terjadinya konflik.
Contohnya: konflik antar buruh dan pemimpin perusahaan yang menuntut kenaikan upah
karena adanya tujuan untuk menaikkan pendapatannya yang dapat berpengaruh pada
status sosialnya.

● Konflik antar kelompok sosial

Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat diakibatkan dari ideologi, profesi,


agama, suku dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk mendominasi
kelompok lain maka akan timbul konflik.

Contohnya: konflik antara para tukang ojek dengan para tukang becak dalam
pembagian batas daerah penumpang (konsumen).
● Konflik antargenerasi
Konflik antargenerasi disebabkan karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara
generasi yang satu dengan generasi yang lain. Ditambah lagi, generasi yang lain itu
memiliki nilai-nilai baru dengan adanya keinginan untuk mengadakan perubahan.

● Gangguan Psikologis
Seseorang yang memiliki jabatan kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan pada
saat jabatan yang dimiliki sudah lepas, kadang ia tidak rela melepaskan jabatan
tersebut. Banyak orang yang setelah kehilangan jabatan, baik karena diganti maupun
karena sudah selesai masa tugasnya (pensiun), menjadi mudah gelisah. Individu yang
mengalami keadaan seperti ini termasuk mengalami gangguan psikologis. Hal tersebut
akan membahayakan diri sendiri karena stres yang berkepanjangan akan melahirkan
berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya.
Contohnya: darah tinggi, asam lambung, insomnia merupakan penyakit yang salah
satunya disebabkan gangguan psikologis. Gangguan psikologis seperti di atas tentu
tidak akan terjadi pada individu yang lapang dada menerima keadaan, dan kemudian
bertekad untuk berubah.
“ CARA MENGATASI MOBILITAS SOSIAL “

1. Perubahan standar hidup 2. Perkawinan


Kenaikan penghasilan tidak
menaikkan status secara otomatis,
melainkan akan merefleksikan suatu Untuk meningkatkan status sosial yang lebih
standar hidup yang lebih tinggi. Ini tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
akan memengaruhi peningkatan
status. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari

Contoh: Seorang pegawai rendahan, keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-
karena keberhasilan dan prestasinya laki dari keluarga kaya dan terpandang di
diberikan kenaikan pangkat menjadi
Manajer, sehingga tingkat masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikkan
pendapatannya naik. Status sosialnya status si wanita tersebut.
di masyarakat tidak dapat dikatakan
naik apabila ia tidak mengubah
standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup
sederhana seperti ketika ia menjadi
pegawai rendahan.
3. Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat
tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat
tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis,
seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh
masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

4. Perubahan nama
Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak
ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang
lebih tinggi.
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai
orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat
sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesuai dengan
kedudukannya yang baru seperti "Raden".
5. Perubahan tingkah laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha


menaikkan status sosialnya dan mempraktikkan bentuk-bentuk
tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai
kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan,
minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengaitkan diri
dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang
dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang
bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara
dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
“ PENGERTIAN
PLURALISME MASYARAKAT “

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pluralisme adalah


keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial
dan politiknya). Majemuk sendiri dapat dipahami sebagai negara yang
terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan.
Sebagai negara dengan keanekaragaman, Indonesia memiliki semboyan
Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetap satu juga.
Pluralisme akan muncul ketikan dalam suatu kelompok atau wilayah
terdapat perbedaan budaya. Dengan kata lain, pluralisme merupakan
kondisi suatu masyarakat yang berusaha menghargai perbedaan dan
membiarkan kelompok lain mempertahankan kebudayaannya.
Secara sosial, arti pluralisme adalah sebuah paham yang mampu
menerima keberagaman dan bersikap saling menghormati dalam
melakukan interaksi dengan kelompok atau individu yang memiliki
perbedaan budaya.
“ MACAM-MACAM
PLURALISME “
1. Pluralisme dalam Suku Bangsa

Indoensia memiliki kelompok suku dan etnis dengan jumlah lebih dari 300
kelompok. Kelompok ini tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Beberapa di
antaranya adalah Suku Jawa, Sunda, Batak, Gayo, dan masih banyak lainnya.
Keberagaman suku bangsa tersebut bisa menjadi kekuatan dan kekayaan bagi
Indonesia. Artinya, perbedaan tersebut tak seharusnya dipandang sebagai
masalah, tapi menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan.

2. Pluralisme dalam Agama

Sila pertama pada Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mewajibkan


seluruh warganya untuk memeluk satu agama. Indonesia memiliki enam
agama yang diakui, yakni Kristen, Islam, Budha, Hindu, Katholik, dan
Konghucu. Berbagai agama tersebut memiliki tempat ibadah, nilai, dan tradisi
sendiri. Adanya perbedaan ini harus disadari oleh setiap individu. Oleh karena
itu, diperlukan sikap toleransi atau saling menghargai guna menciptakan
tatanan kehidupan beragama yang aman dan nyaman.
3. Pluralisme dalam Budaya 4. Pluralisme dalam Ilmu Pendidikan

Arti pluralisme juga perlu Ilum pengetahuan adalah hal penting


dipahami oleh setiap orang dalam yang harus didapatkan oleh seluruh
memandang perbedaan budaya. masyarakat. Namun, pada
Ketidakpahaman akan perbedaan kenyataannya masih banyak
budaya ini sering kali menjadi masyarakat yang belum mendapatkan
alasan utama terjadinya banyak pendidikan layak. Masalah ini
konflik di berbagai belahan dunia, menyebabkan adanya paham yang
tak terkecuali di Indonesia. berbeda sesuai dengan tingkat
Pemicu konflik ini biasanya pendidikannya.
muncul dari rasa persaingan, Seharusnya, tingkat Pendidikan yang
bahkan ada sikap egosentrisme berbeda tidak memunculkan sebuah
yang menganggap etnis yang masalah. Justru, hal ini bisa digunakan
dipeluk paling baik. Oleh karena untuk mempersatukan bangsa.
itu, perbedaan budaya juga perlu Perkembangan dan pertumbuhan dalam
dipahami sebagai kekayaan dan ilmu pengetahuan seharusnya tidak
setiap individu perlu membuat satu individu merasa lebih
memandangnya secara sesetara. unggul dan merasa berhak untuk
memutuskan suatu kebenaran.
“ DAMPAK NEGATIF JIKA
TIDAK MEMAHAMI PLURALISME “
1. Dapat menimbulkan konflik

Konfilk ini muncul akibat ada beberapa


pihak yang tidak bisa menerima atau tidak
memiliki rasa toleransi terhadap adanya 3. Adanya persaingan dalam
perbedaan keyakinan. Salah satu kelompok
contohnya adalah konflik yang terjadi antar
umat beragama. Keanekaraman suku, ras,
agama, dan adat yang ada di
Indonesia bisa menimbulkan
2. Munculnya sikap individualisme persaingan dalam masyarakat.
Biasanya, hal ini dipicu oleh
Individualisme akan membuat seseorang perasaan ingin mendapatkan
ingin memenuhi kehendak pribadinya. sebuah pengakuan sebagai
Orang-orang seperti ini tidak bisa kelompok yang benar.
menerima intervensi dari pihak lain.
Orang individualis akan mengedepankan
kepentingan pribadinya.
“ DAMPAK POSITIF
PLURALISME “

1. Menjadi daya tarik turis


Keragaman budaya yang unik bisa menjadi 2. Kondisi masyarakat yang modern
daya tarik tersendiri bagi turis manca
negara. Perbedaan ini bisa menjadi sebuah Bila setiap lapisan masyarakat
ciri khas yang bisa dikenal negara asing. memahami betul tentang pluralisme dan
menyadari perbedaan, sikap tersebut
akan membantu masyarakat untuk
berpikir maju dan modern.

3. Dapat meningkatkan pendapatan negara

Perbedaan ini bisa dikembangkan dari berbagai


sumber sehingga bisa menambah pendapatan
negara. Salah satunya adalah pengembangan sektor
pariwisata. Masyarakat domestik bisa mengenal
budaya lain dan turis manca negara bisa
mengenalkan budaya ini ke internasional.
“ TERIMAKASIH
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai