Anda di halaman 1dari 48

KARBOHIDRAT

Karbohidrat
• Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida
atau keton atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa aldehida atau keton bila
dihidrolisa.
• Nama karbohidrat diambil dari rumus empiris
yang menunjukkan senyawa tersebut merupakan
karbon dan hidrat (C + H2O).
• Rumus kimia empiris karbohidrat: (CH2O)n
atau Cm(H2O)n
Klasifikasi Karbohidrat
Terdapat 3 golongan utama karbohidrat yaitu:
1. Monosakarida
2. Oligasakarida
3. Polisakarida
Monosakarida
• Monosakarida merupakan gula sederhana yang
mengandung 3-7 atom karbon dan hanya terdiri dari
1 unit poli hidroksi.
• Kerangka monosakarida adalah rantai karbon
berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu
diantara atom berikatan ganda dengan atom aksigen
membentuk gugus karbonil dan atom karbon yang
lainnya berikatan dengan gugus hidroksil (-OH).
• Monosakarida yang memiliki 3, 4, 5, 6, 7 atom
karbon berturut-turut disebut dengan triosa,
tetrosa, pentosa, heksosa dan heptosa.
Monosakarida
• Contoh monosakarida yang paling umum di alam
adalah glukosa yang merupakan heptosa
(monosakarida 6 karbon)
Penggolongan Monosakarida
• Terdapat 2 golongan monosakarida yaitu aldosa
dan ketosa.
• Aldosa : monosakarida yang gugus karbonilnya
berada pada ujung rantai karbon. Contoh: D-
glukosa (aldoheksosa).
• Ketosa: monosakarida yang gugus karbonilnya
berada pada posisi lain.
Misalnya: D-Fruktosa, suatu ketoheksosa.
Aldosa dan ketosa
Gugus Aldehid
(reduktif)

Gugus Keton
(reduktif)

Glukosa Fruktosa
(Aldosa) (ketosa)
Pusat Asimetri (Khiral) dari Monosakarida
• Semua monosakarida, kecuali dihidroksiaseton
memiliki satu atau lebih atom karbon asimetris atau
khiral.
• Atom karbon asimetris (atom karbon khiral) adalah
atom karbon yang mengikat empat gugus subtituen
yang berlainan.
• Akibat dari adanya karbon asimetris, monosakarida
dapat membentuk isomer yang bersifat optik aktif.
• Contohnya yaitu aldosa yang paling sederhana
gliseradehida yang memiliki 1pusat khiral. Oleh
karena itu, gliseraldehida memiliki 2 isomer optik
atau enantiomer.
• Sifat fisik dan sifat kimia dari pasangan
enantiomer adalah identik. Perbedaan sifat
dari enantiomer ini terletak pada interaksinya
terhadap bidang cahaya terpolarisasi.
• Suatu senyawa yang memutar bidang polarisasi
ke kanan (searah putaran jarum jam) maka
bersifat dextrorotari atau (+) dan isomernya
ditandai dengan huruf D.
• Sedangkan suatu senyawa yang memutar
bidang polarisasi ke kiri (berlawanan putaran
jarum jam) maka bersifat levororotari atau (-)
dan isomernya ditandai dengan huruf L.
• Akan tetapi,karena banyak aldosa yang
mempunyai dua atau lebih pusat khiral, awalan
D- dan L- digunakan untuk menunjukkan
konfigurasi dari karbon khiral yang paling jauh
dari atom karbonil tanpa memandang arah
perputaran polarisasi.
• Suatu monosakarida merupakan anggota deret
D jika gugus hidroksil pada karbon khiral
terjauh dari karbon nomor 1 terletak di
sebelah kanan dan sebaliknya jika gugus
hidroksilnya terletak di sebelah kiri dari
karbon 1 maka senyawa tersebut termasuk
anggota deret L.
• Contoh:
Pembentukan Cincin Monosakarida
• Monosakarida dengan lima atau lebih atom karbon pada
kerangkanya, biasanya di dalam larutan terdapat sebagai
struktur siklik atau lingkaran.
• Aldehid dan keton bereaksi dengan alkohol membentuk
masing-masing hemiasetal dan hemiketal.
Pembentukan Cincin Monosakarida
• Pembentukan cincin monosakarida merupakan hasil reaksi
dari gugus alkohol dan gugus aldehid atau keton membentuk
turunan yang disebut hemiasetal atau hemiketal.
• Aldosa mengalami pembentukan cincin melalui struktur
hemiasetal berlingkar sedangkan ketosa mengalami
pembentukan cincin dalam struktur hemiketal berlingkar.
• Pembentukan cincin ini menghasilkan 2 stereoisomer yang
ditandai dengan α dan β.
• pembentukan stereoisomer ini didasarkan pada arah
penyerangan gugus alkohol terhadap gugus karbonil.
• Penyerangan dari arah atas bidang karbonil menghasilkan
isomer α sedangkan dari arah bawah mengahsilkan isomer β.
• Struktur cincin monosakarida yang beranggotakan 5
disebut furanosa sedangkan yang senyawa cincin
monosakarida beranggota-enam sehingga disebut
piranosa.
• Contoh: D-glukosa dalam larutan terdapat dalam
bentuk hemiasetal intramolekul dimana gugus
hidroksil bebas pada atom karbon nomor 5 telah
bereaksi dengan atom karbon aldehid no. 1.
• Nama sistematik untuk 2 stereoisomer D-glukosa
yang berbentuk cincin adalah α-D-glukopiranosa and
β-D-glukopiranosa.
Perubahan glukosa ke bentuk cincin
Rumus Proyeksi Haworth
• Kimiawan karbohidrat Inggris WN. Howarth
memperkenalkan cara proyeksi yang dikenal dengan
proyeksi Howarth. Sudut valensi antara atom
karbon bukan 180° tetapi 109,5°. Oleh karena itu,
gugus aldehida pada karbon pertama menjadi sangat
dekat dengan gugus hidroksil pada atom karbon
nomor lima jika rantai dipuntir.
• Pada proyeksi ini cincin digambarkan seolah-olah
planar dan dipandang dari tepinya, dengan oksigen di
kanan-atas. Substituen melekat pada cincin di atas
atau di bawah bidang.
OLIGOSAKARIDA
Karbohidrat yang terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersama oleh
ikatan kovalen. Oligosakarida terdiri dari 2 – 10
unit monosakarida. Salah satu contoh karbohidrat
oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam
yaitu disakarida.
DISAKARIDA
 Disakarida atau biosa adalah karbohidrat yang
terbentuk ketika dua monosakarida dalam reaksi
kondensasi yang mengeliminasi molekul kecil
seperti air dari gugus fungsional.
 Macam disakarida yaitu Sukrosa, Maltosa dan
Laktosa
PEMBENTUKAN DISAKARIDA
• Ikatan glikosida merupakan ikatan yang
dibentuk dari salah satu gugus hidroksil dari
monosakarida dengan gugus hidroksil dari
monosakarida kedua. Ikatan terbentuk diiringi
dengan pelepasan H2O.
• Tata nama senyawa disakarida didasarkan pada
letak ikatan glikosidik di antara kedua
monosakarida sehingga penamaan disakarida
pereduksi akan berbeda dengan disakarida non-
pereduksi.
Penamaan gula pereduksi
Disakarida Pereduksi
•penamaan dimulai dari monosakarida 1 yang diberi
akhiran –il
•dicantumkan letak ikatan glikosidik dalam disakarida
(nomor atom C)
•diikuti dengan monosakarida 2
•konfigurasi α β dicantumkan
•bentuk piran (piranosa) atau furan (furanosa) juga
dicantumkan dalam penamaan
•Contoh: disakarida dari α-glukosa dan β-glukosa,
dengan ikatan glikosidik (1→4)
Penamaan gula non-pereduksi
• penamaan dimulai dari monosakarida 1 yang diberi
akhiran –il
• dicantumkan letak ikatan glikosidik dalam disakarida
(nomor atom C)
• diikuti dengan monosakarida 2 yang diberi akhiran –
sida
• konfigurasi α β dicantumkan
• bentuk piran (piranosa) atau furan (furanosa) juga
dicantumkan dalam penamaan
• Contoh: disakarida dari α-glukosa dan α-glukosa,
dengan ikatan glikosidik (1→1)
JENIS JENIS DISAKARIDA
1. MALTOSA
Disakarida yang terbentuk dari dua molekul
glukosa. Maltosa merupakan disakarida yang paling
sederhana. Ikatan yang terjadi ialah antara atom
karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4. Oleh
karena itu, maltosa masih mempunyai gugus –OH
glikosidik yang berarti masih mempunyai sifat
mereduksi. Maltosa tersusun dari molekul α-D-
glukosa dan β-D-glukosa. Maltosa memiliki gugus
karbonil yang berpotensi bebas yang dapat
dioksidasi sehingga maltosa memiliki sifat gula
pereduksi.
Maltosa

[O-α-D-glukopiranosil-(1-4)-β-glukopiranosa]
2. SUKROSA
Disakarida yang terbentuk dari gabungan 1 unit
glukosa dan 1 unit fruktosa. Sukrosa tidak
mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena
keduanya sudah saling terikat. Dalam kehidupan
sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir.
Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan
fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan α-1→2.
4. LAKTOSA
Disakarida yang tersusun dari molekul  β-D-
galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan 1,4'-β. Laktosa terdapat pada susu.
Laktosa (bentuk β) [O-β-D-galaktopiranosil-
(1→4)- β-D-glukopiranosa]
POLISAKARIDA
PENGERTIAN

Polisakarida merupakan bagian terbesar molekul


karbohidrat. Polisakarida juga disebut dengan
glikan karena ikatan kovalen dasar antara
satuan-satuan monomernya adalah ikatan
glikosida
KLASIFIKASI POLISAKARIDA
Polisakarida digolongkan atas dua macam yaitu :
-Homopolisakarida :
memiliki satu macam monomer
-Heteropolisakarida :
memiliki satu atau dua macam monomer
Homopolisakarida
Contoh dari homopolisakarida adalah pati,
glikogen, selulosa, chitin dan dextran
1)Pati
Pati terdiri dari α-amilase dan amilopektin.
2. Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel
pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuh-tumbuhan.Selulosa
merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu
molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4’-β-D-
glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan D-glukosa.
3) Chitin
Memiliki struktur linear yang terdiri dari N-
asetilglusamina dengan ikatan glikosidanya
adalah (β1 4).
Faktor sterik dan pengaruh ikatan hidrogen

Struktur molekul yang terbentuk oleh ikatan kovalen dapat

membentuk 3D makromolekular dan struktur ini dapat distabilkan

oleh gaya vanderwalls dan ikatan hidrogen


Heteropolisakarida
Contoh dari heteropolisakarida adalah agarosa dan
peptidoglikan.
1)Agarosa
Agarosa memiliki ikatan glikosida β1 4
Sekian hasil presentasi dari
kelompok kami, mohon maaf
apabila ada kekurangan 
Pertanyaan
1. Sebutkan contoh disakarida pereduksi dan letak gugus
pereduksinya!
jawab: contohnya yaitu maltosa (O-α-D-glukopiranosil-(1-4)-β-
glukopiranosa). Maltosa merupakan disakarida yang terdiri dari
dua molekul glukosa yang memiliki ikatan pada karbon nomor
1 dari glukosa yang pertama dan karbon nomor 4 dari glukosa
yang kedua. Gugus pereduksi dari suatu monosakrida terletak
pada gugus OH yang terikat pada karbon ujung (nomor 1).
Pada saat membentuk ikatan glikosida, gugus pereduksi pada
glukosa yang pertama sudah digunakan untuk membentuk
ikatan glikosida. Namun pada gugus pereduksi pada glukosa
yang kedua tidak digunakan untuk berikatan. Sehingga maltosa
merupakan disakarida pereduksi. Berikut strukturnya:
Strukturnya. Gugus pereduksi

1-4 linkage
Pertanyaan
2. Jelaskan mengapa sukrosa merupakan disakarida non-
pereduksi!
Jawab: sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari
fruktosa dan glukosa yang dihubungkan oleh ikatan α-
1→2. Pada sukrosa, gugus OH yang berada diujung yang
merupakan gugus pereduksi digunakan untuk
membentuk ikatan glikosida. Sehingga sukrosa bukan
merupakan disakarida pereduksi karena tidak memiliki
gugus OH ujung yang bebas. Berikut strukurnya:
Struktur:

Gugus reduktif
saling menutup
(tidak reduktif)
Pertanyaan:
3. Apa yang dimaksud optik aktiv?
(Ardine Kumalasari:121810301017)
Jawab : optik aktiv merupakan kemampuan suatu senyawa
enantiomer (pasangan isomer yang merupakan bayangan
kaca satu sama lain dan tidak bisa dihimpitkan) untuk
memutar bidang cahaya terpolarisasi. Pasangan enantiomer
ini akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan sudut
yang sama besar namun dengan arah yang berbeda. Isomer
yang memutar cahaya searah jarum jam bersifat dekstrorotari
(ditanda dengan D-) sedangkan isomer yang memutar cahaya
terpolarisasi kekanan bersifat levororotari (ditandai dengan
L-). Contoh: gliseraldehida yang memiliki isomer optik aktiv D-
gliseraldehida dan L-gliseraldehida.
Pertanyaan
4. Apakah isomer D dan L dapat ditentukan dari bentuk
cincinnya ?
Indah purwanti (121810301064)
Jawab : tidak bisa karena isomer D dan L hanya dapat
diketahui dengan melihat struktur linearnya.

Anda mungkin juga menyukai