Anda di halaman 1dari 31

 Ilmu Kimia : Kimia 

(dari bahasa Arab: ‫ك يمياء‬, transliterasi: kimiya =


perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi:
khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi,
struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul
 serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk
membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.
 Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom
individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut
pada tingkat makroskopik.
 Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan
oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan
oleh gaya antar atom dan ikatan kimia.
 Jaman Alkimia yaitu abad ke-5 SM yang berawal
di Aleksandria, Mesir dan berkembang ke Cina
 alkimia.
 Pada saat itu para ahli alkimia Aleksandria
berusaha mengubah batu menjadi emas.
 Perkembangan alkimia di Cina menghasilkan
bubuk mesiu yang berguna sampai sekarang
sebagai alat perang dan kembang api.
 Dari Aleksandria, Mesir alkimia berkembang ke
Eropa dan di Eropa inilah alkimia berkembang
dengan pesat menjadi ilmu kimia modern.
 Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena
pembakaran.  
 Api merupakan kekuatan mistik yang mengubah
suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan
perhatian utama umat manusia.
 Api itulah yang menuntun manusia pada penemuan 
besi dan gelas. Setelah emas ditemukan dan menjadi
logam berharga, banyak orang yang tertarik
menemukan metode yang dapat mengubah zat lain
menjadi emas.
 Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut
Alkimia.
 Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun
pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah,
alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama 
Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan
alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan
pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah.
 Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah
 terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah 
Robert Boyle(1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang
kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan 
hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. 
 Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang
mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur
kimia oleh Dmitri Mendeleyevpada tahun 1869.
 Kimia modern berkembang ≈ perkembangan ilmu
lain dan penemuan baru ahli kimia.
 Fisika yang menciptakan teori mutakhir serta alat-alat
canggih, matematika yang merupakan alat bantu
untuk semua ilmu, serta biologi yang semakin maju.
 Misalnya, kristal cair yang ditemukan para ihli kimia
dimanfaatkan oleh ahli fisika untuk membuat layar
kalkulator dan layar komputer yang dikenal dengan
LCD (Liquid Crystal Display). Penemuan tentang
mekanisme replikasi dan struktur DNA membawa
para ahli biologi mengembangkan biologi molekuler
yang diterapkan pada rekayasa genetika (Genetics
Engineering).
 Haemodialisis : Dengan bantuan ilmu kimia telah
diciptakan alat pencuci darah (haemodialisis) yang
sangat membantu para pasien.
 Silikon : Penemuan para ahli kimia yang merupakan
bahan dasar untuk membuat mikroprosesor,
menyebabkan komputer semakin kecil ukurannya dan
semakin canggih.
 Peningkatan produksi pertanian memerlukan
dukungan ilmu kimia. Misalnya, pembuatan bibit
unggul dengan rekayasa ginetika, pembuatan pupuk
buatan serta pembuatan pestisida.
 Penemuan foto berwarna tidak terlepas dari ahli kima
dalam pembuatan zat warna yang peka cahaya.
 Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh
pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia
analitik melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia.
Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain
dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
 Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi
 kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia
organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal
 atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan 
biologi molekular, fisiologi, dan genetika.
 Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi 
senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan
anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih,
khususnya dalam bidang kimia organologam.
 Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme,
dan reaksi senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan
sebagai segala senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
 Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia,
khususnya energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut.
Bidang-bidang penting dalam kajian ini di
antaranya termodinamika kimia,kinetika
kimia, elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia
fisik memiliki banyak tumpang tindih dengan fisika molekular.
Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus untuk menurunkan
persamaan, dan biasanya berhubungan dengan kimia
kuantum serta kimia teori.
Sejarah kimia pangan di mulai pada tahun 1700an, ketika
para ahli kimia terlibat dalam penemuan senyawa kimia
penting dalam bahan pangan termasuk Carl Wilhelm
Scheele yang menisolasi asam malat dari buah apel pada
tahun 1785.
Air Komponen utama bahan pangan

Air P Penyebab utama bahan pangan rusak

Salah satu pengawetan yaitu dengan Dehidrasi

Pembekuan

Pendinginan
Tidak Larut dalam air

Larut dalam pelarut organik

Berfungsi untuk membentuk sel otak dan membran sel

Pada suhu kamar lemak hewan padat, lemak tumbuhan cair

Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh

Lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh
Beberapa contoh sumber serat
sebagai berikut :
 Untuk mengetahui pangan yang dikonsumsi, seseorang harus
mempelajari sifat-sifat fisik serta sifat kimia dari berbagai
komponen yang tersusun dalam bahan makanan nabati maupun
hewani, termasuk mempelajari nilai gizi dari bahan makanan
tersebut. Sehingga pangan yang dikonsumsi adalah pangan yang
memenuhi status gizi yang baik. Pangan dibutuhkan oleh manusia
untuk berbagai tujuan. Diantaranya untuk memenuhi kebutuhan
gizi manusia, untuk memenuhi rasa kenyang dan rasa puas akan
suatu makanan dan minuman, serta untuk meningkatkan status
sosial seseorang. Seseorang yang tujuan konsumsi pangannya
untuk memenuhi kebutuhan gizi, tentunya sangat memperhatikan
makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Ketelitian akan
pemilihan bahan, kebersihan dan proses pengolahan adalah hal
yang utama. Sehingga makanan dan minuman yang dikonsumsi
akan memberikan manfaat kesehatan dan mencukupi kebutuhan
gizi.
 Konsumen yang berprinsip konsumsi pangan untuk memenuhi
status sosial lebih mementingkan gengsi dalam memilih makanan.
Makanan siap saji atau jung food sering kali menjadi pilihan bagi
konsumen tipe ini. Berbicara tentang pangan tidak lepas dari efek
positif dan negatif. Komponen yang terdapat dalam bahan
pangan, seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral serta serat adalah komponen gizi yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan sel,
melancarkan proses metabolisme tubuh, dan bekerjanya anggota
dan jaringan tubuh secara normal, serta untuk memproduksi
tenaga. Dampak negatif dari pangan dapat dilihat jika proses
pemilihan dan pengolahan pangan sebelum dikonsumsi tidak
memenuhi standar.
 Apel yang secara ilmu gizinya merupakan buah-buahan
yang mengandung antioksidan dan vitamin yang tinggi,
jika ditelaah proses perawatan tanaman dan proses
pengawetannya akan menyebabkan dampak negatif bagi
kesehatan. Selama proses perawatan tanaman, begitu
banyak kontaminasi pestisida yang menempel dibuah
tersebut. Proses pengawetan agar tetap segar sampai di
pasaran adalah dengan melapisi buah dengan lilin. Jika
dalam mengkonsumsi konsumen tidak melakukan proses
sanitasi terlebih dahulu, maka apel yang dikonsumsi tidak
memberikan efek yang positif bagi tubuh, malah
sebaliknya akan menjadi toksin karena bahan kimia yang
terkandung di dalam buah.
 Tidak semua masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
pangannya sesuai dengan pola konsumsi yang baik. Ada
beberapa kesalahan yang dilakukan, sehingga pemenuhan
pangan hanyalah sebagai pelepasan selera saja. Kesalahan
dalam pemilihan atau pengolahan pangan seringkali
terjadi. Ini tidak hanya dalam skala perdagangan atau
industri makanan, tapi juga terjadi dalam skala rumah
tangga karena ingin mendapatkan cita rasa makanan yang
lezat. Penggunaan MSG (Monosodium glutamat) dengan
berbagai merek menjadi andalan ibu-ibu rumah tangga
dalam menyajikan makanan yang lezat untuk keluarga.
Padahal penggunaan MSG atau bahan tambahan pangan
lainnya jika terlalu sering sangat berbahaya bagi kerja
metabolisme tubuh.
 Selain itu proses pengolahan untuk mempertahankan nilai
gizi terkadang tidak terlalu diperhatikan. Sebagai contoh,
dari kebiasaan dalam memasak sayur. Sayur seringkali
dipotong terlebih dahulu, kemudian dicuci dan direndam
dalam air. Padahal, sayur merupakan bahan pangan yang
mengandung beberapa vitamin yang larut air, seperti
vitamin B dan C. efek dari perendaman sayur yang lama
dalam air akan menghilangkan vitamin larut air yang
terdapat di dalamnya. Kesalahan pola konsumsi pangan
masyarakat saat ini, harus segera diperbaiki agar status
gizi masyarakat dapat terpenuhi dengan benar.
Masyarakat harus memahami tentang nilai gizi pangan,
pola konsumsi pangan dan hubungan timbal balik antara
makanan, pertumbuhan, kesehatan dan penyakit.
 Peran ilmu kimia untuk membantu pengembangan ilmu lainnya seperti pada
bidang geologi, sifat-sifat kimia dari berbagai material bumi dan teknik
analisisnya telah mempermudah geolog dalam mempelajari kandungan material
bumi; logam maupun minyak bumi.
 Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi tentang
kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut
para petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-
zat yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk buatan, demikian
pula dengan serangan hama dan penyakit dapat menggunakan pestisida dan
Insektisida.
 Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan
diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan
lipid. Hal ini  mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa
berbagai penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem
pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan
sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi
khususnya penemuan obat-obatan

Anda mungkin juga menyukai