Anda di halaman 1dari 28

KULIAYATUL ISLAM

Disampaikan kepada
Mahasiswa STIKES
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

OLEH
Drs. DIMYATI, M.Pd.
SUMBER DAN
METODOLOGI HUKUM
ISLAM
SUMBER DAN DALIL HUKUM
Sumber (mashdar) : asal dari sesuatu,
tempat merujuk Dalil (petunjuk) : sesuatu
yang menuntun kepada hukum syara’ yang
praktis melalui landasan berpikir yang
benarSuatu dalil yang membutuhkan dalil
lain untuk menjadi hujjah tidak bisa
disebut sebagai sumber hukum, melainkan
metode istinbath (penggalian) hukum
Al-Qur’an dan sunnah merupakan sumber
sekaligus dalil bagi hukum syara’, sedangkan
ijma’, qiyas, maslahat tidak bisa dianggap
sebagai sumber hukum karena hanya berfungsi
sebagai yang menyingkapkan dan menampakkan
hukum (al-kasyf wal idzhar)Dalil hukum yang
disepakati : Al-Qur’an, sunnah, ijma’, dan qiyas
(“athi’ullah wa athi’urrasul…”)Dalil hukum yang
diperselisihkan : istihsan, istishab, maslahah
mursalah, ‘urf, mazhab shahabi, syar’ man
qablana, sadd al-dzari’ah)
AL-QUR’AN

Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW dengan lafal Arab, yang
sampai kepada kita dengan cara mutawatir,
di mana membacanya merupakan ibadah,
ditulis dalam mushaf yang dimulai dengan
surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat
al-Nas.Dalam kajian ushul fiqh, Al-Qur’an
sering disebut dengan al-Kitab.
• KEHUJJAHAN AL-QUR’AN
• Ulama sepakat : Al-Qur’an sumber
utama hukum Islam → wajib
diamalkan.Al-Qur’an diyakini pasti
benar karena datang dari Allah Yang
Maha Benar.Tidak boleh menjadikan
dalil lain sebagai hujjah sebelum
meneliti ayat Al-Qur’an.Tidak boleh
menggunakan dalil yang bertentangan
dengan Al-Qur’an.
• PENJELASAN AL-QUR’AN TERHADAP
HUKUM
Secara rinci (juz’i) : masalah akidah,
waris, hudud → menjadi hukum yang
sifatnya ta’abbudi. Bersifat global (kulli) :
masalah praktek shalat dan zakat →
Sunnah kemudian
menjelaskan.Memberikan kaidah dan
dasar umum dalam pengembangan hukum.
• DALALAH AL-QUR’AN TERHADAP
HUKUM
Al-Qur’an dari segi turunnya bersifat
qath’i karena mutawatir, sedang hukum yang
dikandung Terkadang mengandung pengertian
tunggal dan tidak bisa dipahami makna lain
darinya, seperti bilangan.
• Terkadang mengandung pengertian lebih dari
satu dan memungkinkan untuk ditakwilkan

• KAIDAH USHUL FIQH TERKAIT
AL-QUR’AN

• Al-Qur’an dasar dan sumber utama


hukum Islam.Memahami Al-Qur’an
harus mengetahui asbabun
nuzul.Memahami Al-Qur’an juga
dituntut untuk memahami adat
kebiasaan orang Arab.
• SUNNAH
• Etimologis : jalan yang biasa dilalui; cara
yang senantiasa dilakukan. Terminologis :
semua yang disandarkan kepada
Rasulullah SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun persetujuan (taqrir)
→ yang berkaitan dengan hukum.
• MACAM-MACAM SUNNAH
• Dari segi bentuknya : qauliyah,
fi’liyah, taqririyah.
• Dari segi jumlah perawinya :
mutawatir, masyhur, ahad.
• Dari segi kekuatan hujjah : shahih,
hasan, dha’if.
• Apakah sunnah Rasulullah wajib
diikuti ?
Dalam kapasitasnya sebagai manusia
biasa, (pribadi) tidak wajib diikuti.
Yang dikhususkan untuk diri Rasul
tidak wajib diikuti. Berkaitan dengan
hukum yang ada alasannya, menjadi
syari’at yang wajib diikut
• KEHUJJAHAN SUNNAH
• Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah
Al-Qur’an.QS. Ali Imran : 31QS. Al-Ahzab : 21
• QS. Al-Ahzab Ayat 21
• َ ‫ان يَ ْرجُوا هّٰللا‬
َ ‫ان لَ ُك ْم فِ ْي َرس ُْو ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َك‬
َ ‫لَقَ ْد َك‬
ۗ‫َو ْاليَ ْو َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْي ًرا‬
• Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
‫َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرس ُْو ُل فَ ُخ ُذ ْوهُ َو َما نَ ٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَه ُْو ۚا َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َش ِد ْي ُد‬
‫ب‬ِ ۘ ‫ْال ِعقَا‬
Qs Al Hasyr 7
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-
Nya.
• FUNGSI SUNNAH TERHADAP AL-
QUR’AN
1. Menguatkan (ta’yid wa ta’kid)
2. Menjelaskan (tabyin)• tafshil al-
mujmal• taqyid al-muthlaq• takhshish
al-’amm
• 3. Membuat hukum baru (tasyri’)
• IJMA’ Etimologis : kesepakatan,
konsensus.
Terminologis : kesepakatan umat Muhammad
secara khusus tentang suatu masalah agama
(Imam al-Ghazali)
• Jumhur : kesepakatan para mujtahid dari
umat Muhammad pada suatu masa setelah
wafatnya Rasul terhadap suatu hukum syara’.
• DASAR HUKUM IJMA’QS.
• Al-Nisa’ : 59 : “ ...
• ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرس ُْو َل َواُو ِلى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم‬

• Taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ulil amri di


antara kamu...”.Hadits : “Umatku tidak akan
melakukan kesepakatan terhadap suatu
kesesatan”.
• RUKUN IJMA’ Yang terlibat
seluruh mujtahid
Mujtahid tersebut dari seluruh
penjuru dunia Islam.Masing-masing
mujtahid mengemukakan
pandangannya.Pada hukum syara’ yang
aktual dan tidak ada hukumnya dalam
Al-Qur’an.Sandarannya Al-Qur’an dan
Sunnah.
• KEHUJJAHAN IJMA’ Menjadi
hujjah qath’i dan wajib diamalkan.
Tidak boleh menjadi pembahasan
ulama generasi berikutnya.
• BENTUK IJMA’I jama’ sharih /
lafdzi : kesepakatan dikemukakan
dalam sidang ijma’, setelah masing-
masing mujtahid mengemukakan
pandangannya → bersifat qath’i.Ijma’
sukuti : pendapat sebagian mujtahid
tentang hukum, mujtahid yang lain
diam saja tanpa ada penolakan →
bersifat zhanni.
• Malikiyah dan Syafi’iyah : ijma’
sukuti bukanlah ijma’ dan tidak bisa
dijadikan hujjah.
Hanafiyah dan Hanabilah : termasuk
ijma’ dan bisa dijadikan sebagai
hujjah.Al-Amidi dan al-Karkhi : tidak
bisa dikatakan ijma’, tetapi bisa
menjadi hujjah yang berkekuatan
zhanni.
• kEMUNGKINAN TERJADINYA
IJMA’
Ulama klasik : ijma’ dimungkinkan,
secara aktual ijma’ telah ada.Ahmad
bin Hanbal : Sangat sulit mengetahui
adanya ijma’ terhadap satu masalah
hukum.Ulama kontemporer : Ijma’
hanya dimungkinkan pada zaman
sahabat, sedang pada zaman
sesudahnya tidak mungkin terjadi.
• QIYASE
• timologis : ukuran, membandingkan atau
menyamakan sesuatu dengan yang lain.
• Terminologis : menyamakan sesuatu yang
tidak disebutkan hukumnya dalam nash
dengan sesuatu yang disebutkan hukumnya
oleh nash disebabkan kesamaan illat hukum
antara keduanya.
• Metode qiyas tidak menetapkan
hukum sejak awal (itsbat al-hukm),
tapi hanya menyingkapkan dan
menjelaskan hukum (kasyf al-hukm wa
idzharuh).Penyingkapan dan
penjelasan dilakukan melalui
pembahasan dan penelitian terhadap
illat.
• DASAR PENGGUNAAN QIYAS
QS. Al-Hasyr : 2 :

• “Maka ambillah i’tibar (pelajaran) hai orang-


orang yang memiliki pandangan”.Banyak ayat
Al-Qur’an yang mengandung illat sebagai
dasar penetapannya.Hadits Mu’adz bin Jabal
tentang ijtihad menggunakan ra’y, dan qiyas
termasuk dalam ijtihad semacam itu.
• RUKUN QIYAS
• Ashl : perkara yang telah ditetapkan
hukumnya oleh nash (yang akan dijadikan
patokan).
• Far’ : perkara yang akan ditentukan
hukumnya (yang tidak ada nashnya).
• Illat : alasan yang menjadi motif dalam
menentukan hukum.Hukm : hukum syara’
yang ditentukan oleh nash yang akan
diberlakukan pada far’.
• ILLAT
• Etimologis : sesuatu yang menyebabkan
berubahnya keadaan sesuatu yang lain
dengan keberadaannya.
• Terminologis : Sifat yang berpengaruh
terhadap hukum. Illat bukanlah hukum,
tetapi penyebab adanya hukum (motiv
hukum).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai