Anda di halaman 1dari 37

KULIAYATUL ISLAM

Disampaikan kepada
Mahasiswa STIKES
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

OLEH
Drs. DIMYATI, M.Pd.
• BERIKAN PEMAHAMAN ISTILAH2
BERIKUT :
1. APA YANG DIMAKSUD HUKUM ISLAM?
2. SEBUT KAN SUMBER2 HUKUM ISLAM
3. SEBUTKAN FUNGSI SUMBER HUKUM
ISLAM ITU SEBAGAI SUMBER HUKUM
ISLAM
4. JELASKAN PERSAMAAN DAN PERBEDAN
AL QURAN DAN HADITS NABI
‫القران‬
‫الحد يث‬

‫الجتهاد‬
• QS. Ali 'Imran Ayat 31
ُ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫م‬ ‫ك‬ ُ
• ْ َْ ْ ‫ب‬‫و‬ ُ ‫ن‬‫ذ‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ل‬ ْ
‫ر‬ ِ َ َ ُ ُ ِ ْ ِ ْ ِ َ ‫قُ ْل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحب ُّْو َن‬
‫ف‬ ‫غ‬ْ ‫ي‬‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ْ
‫ب‬ ‫ب‬ ْ
‫ُح‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ن‬‫ُو‬
‫ع‬ ‫ب‬َّ ‫ت‬ ‫ا‬َ ‫ف‬
‫َّح ْي ٌم‬ ‫ر‬ ٌ
‫ر‬ ‫و‬ْ ُ ‫ف‬ ‫غ‬َ ‫هّٰللا‬
ُ ‫ۗ َو‬
ِ
• 31. Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.
• QS. An-Nisa' Ayat 59
• ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْي َن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرس ُْو َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَاِ ْن‬
‫س ُْول ا ْن ُك ْنتُم تُْؤ منُ ْو َن باهّٰلل‬7‫تَنَا َز ْعتُم في َشي ٍء فَ ُر ُّد ْوه الَى هّٰللا وال َّر‬
ِ ِ ِ ْ ِ ِ َ ِ ِ ُ ْ ْ ِ ْ
‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن تَْأ ِو ْياًل‬َ ِ‫ࣖ َو ْاليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
• 59. Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang
kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
QS. Al-Hasyr Ayat 7
‫َمٓا َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرس ُْو ُل فَ ُخ ُذ ْوهُ َو َما نَ ٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَه ُْو ۚا َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن‬
ِۘ ‫هّٰللا َ َش ِد ْي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬

7. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka


tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.
QS. Al-Ahzab Ayat 21
‫ان يَ ْرجُوا هّٰللا َ َو ْاليَ ْو َم‬
َ ‫ان لَ ُك ْم فِ ْي َرس ُْو ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َك‬ َ ‫لَقَ ْد َك‬
‫ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْي ًر ۗا‬

21. Sungguh, telah ada pada (diri)


Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
FUNGSI SUNAH
Sebagai sumber hukum, sunnah mempunyai tiga
fungsi :
1. Bayan ta’kid, sebagai penetap dan
menegaskan hukum- hukum yang terdapat pada
Al-Qur’an.
2. Bayan tafsir, berfungsi sebagai penjelas atau
memperinci atau membatasi yang secara umum
dijelaskan Al-Qur’an.
3. Bayan tasyri’ , sunnah berfungsi menetapkan
suatu hukum yang secara jelas tidak disebutkan
dalam Al-Qur’an. Fungsi Sunnah
Ijtihad berarti “mencurahkan
segala kemampuan” dan “memikul
beban”. Secara terminologi berarti
mencurahkan kemampuan untuk
mendapatkan hukum syara’ (Hukum
Islam) tentang suatu masalah dari
sumber (dalil) hukum yang
tafsili/rinci (Al-Qur’an dan
sunnah). Ijtihad
Metode Ijtihad •
Ada beberapa metode (ijtihad) yang digunakan
ulama dalam memutuskan suatu hukum.
1.Ijma’
2.Qiyas
3.Istishlah (al- mashlahah al-mursalah)
4.Istihsan
5.‘urf
6.Sad- al-dzara’I
7. Istishhab
8. Madzhab shahabi
9.9. Syar’u man qabalana
Prinsip Hukum Islam
1.Prinsip Tauhid  ketetapan tauhid yang dinyatakan
dengan kalimat la ilaha illallah (tidak ada tuhan selain
Allah).
2.Prinsip Keadilan  keseimbangan antara kewajiban yang
harus dipenuhi oleh manusia dengan kemampuan manusia
untuk melaksanakan kewajiban itu.
3.Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar  lebih dikenal
dengan al-ahkamul khamsah yakni: wajib/fardhu, sunnah,
mubah, makruh, dan haram.
4.Prinsip Kemerdekaan dan Kebebasan  dalam arti luas
mencakup berbagai aspek, kecuali terikat dengan hal-hal
syara’.
5. Prinsip Persamaan atau Egaliter
persamaan di semua umat muslim karena yang
menjadi pembeda adalah tinggi rendahnya
ketaqwaan seseorang.
6. Prinsip Ta’awun  tolong-menolong antara
sesama manusia.
7. Prinsip Toleransi (tasamuh)  toleransi yang
menjamin tidak terlanggarnya hak-hak islam
dan umatnya.
1. Memelihara kemaslahatan Agama  Agama islam harus
dipelihara dari ancaman orang-orang yang tidak ‘
bertanggung jawab yang hendak merusak akidah, ibadah
akhlaknya.
2. Memelihara Jiwa  Islam melarang pembunuhan dan
pelaku pembunuhan diancam hukuman qishash
(pembalasan yang seimbang).
3. Memelihara Akal  selain menerima semua hukum Islam,
Islam juga memerintahkan agar manusia senantiasa
berpikir dengan akalnya agar dapat menemukan
kebenaran yang haqiqi.
4. Memelihara keturunan  Islam mengatur pernikahan dan
mengharamkan zina.
5. Memelihara harta benda  Pada hakikatnya semua harta
benda itu kepunyaan Allah, namun islam juga mengakui
hak pribadi seseorang. Fungsi Hukum Islam
Demokrasi dalam Islam Perbincangan agama
dalam konteks demokrasi, sering kali
berhadapan dengan persoalan yang bersifat
empirik. Masalahnya, karena pada basis
empirik nya, agama dan demokrasi terdapat
perbedaan. Agama berasal dari wahyu,
sementara demokrasi berasal dari kumpulan
pemikiran filosofis manusia. Persoalannya
adalah kesulitan mencari bukti-bukti historis,
misalnya dalam kehidupan politik, yang secara
eksplisit mampu menjelaskan adanya hubungan
simbiosis mutualisme antara agama dan
demokrasi.
Alasan dipilihnya demokrasi sebagai paradigma
sosial politik dalam kehidupan masyarakat adalah
karena hakikat etika.
Dalam konteks sosial politik, demokrasi dilihat sebagai satu-
satunya bentuk kenegaraan yang memiliki legitimasi etika.
Sedangkan agama, menyediakan formulasi- formulasi etika
dan moral yang dapat dikembangkan dalam konteks demokrasi.
Dalam sejarahnya, demokrasi muncul sebagai bentuk reaksi
dan dekonstruksi terhadap system sebelumnya yang
cenderung totaliter, diktator, dan otoriter. Demokrasi
pertama-tama menawarkan kerangka pandang filosofis,
sebelum dikembangkan dalam suatu sistem politik, pandangan
filosofis yang paling pokok dari demokrasi adalah pengakuan
terhadap harkat dan martabat manusia, yang berimplikasi
pada adanya pengakuan ham.
Demokrasi Islam dianggap sebagai system yang
mengukuhkan konsep-konsep islami yang sudah
lama berakar, yaitu musyawarah (syura),
persetujuan (ijma’), dan penilaian interpretatif
yang mandiri (ijtihad). Perlunya musyawarah
merupakan konsekuensi politik kekhalifahan
manusia. Masalah musyawarah ini dengan jelas
juga disebutkan dalam Al-Qur’an surat al-Syura
: 28, yang isinya berupa perintah kepada para
pemimpin dalam kedudukan apapun untuk
menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya
dengan cara bermusyawarah.
Hak dan Kewajiban Asasi dalam Islam Dalam Al-Qur’an
surah Al-Maidah : 56 Allah menyatakan secara implisit
bahwa pada hakekatnya jin dan manusia diciptakan untuk
mengemban kewajiban-kewajiban, antara lain kewajiban
mereka yang utama adalah menyembah Allah. Manusia
diciptakan oleh Allah untuk menunaikan kewajiban-
kewajibannya, dan apabila kewajiban-kewajiban itu telah
dipenuhi maka dengan sendirinya ia akan memperoleh hak-
haknya. Pada hakekatnya hak-hak manusia itu merupakan
imbalan daripada kewajiban-kewajiban yang telah
ditunaikannya. Salah satu ciri khas Hukum Islam adalah
memberikan kepada setiap manusia kewajiban-kewajiban
sebagai tugasnya yang pertama dan utama, berlainan
dengan sistem hukum Barat yang mengutamakan hak-hak
seseorang.
Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an
kepada Rasulullah secara bertahap
sebagai pedoman bagi seluruh umat
manusia. (Surat Al-Anbiya ayat 107)

َ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬


‫ك ِااَّل َرحْ َم ًة لِّ ْل ٰع َل ِمي َْن‬

107. Dan Kami tidak mengutus engkau


(Muhammad) melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi seluruh alam.
‫‪Penerapan hukum Islam yang turunnya dari Allah‬‬
‫‪hukumnya adalah wajib sesuai firman-Nya dalam Surat‬‬
‫‪Al-Maidah ayat 49,‬‬
‫‪QS. Al-Ma'idah Ayat 49‬‬

‫َ‬ ‫ۤ‬ ‫هّٰللا‬


‫َواَ ِن احْ ُك ْم َب ْي َن ُه ْم ِب َمٓا اَ ْن َز َل ُ َو َتت ِبعْ اَهْ َوا َء ُه ْم َواحْ ذرْ ُه ْم اَنْ‬
‫َّ‬ ‫اَل‬
‫َّي ْفت ُن ْوك ع ۢنْ بعْ ض مٓا اَ ْن َز‪-‬ل هّٰللا ا َلي ْۗك َفانْ َتولَّ ْوا َفاعْ َلم اَ َّنما يُر ْي ُد هّٰللا‬
‫ُ‬ ‫ْ َ ِ‬ ‫َ ُ ِ َ ِ َ‬ ‫ِ َ َ َ ِ َ‬
‫ض ُذ ُن ْو ِب ِه ْم َۗو ِانَّ َك ِثي ًْرا م َِّن ال َّن ِ‬
‫اس َل ٰف ِسقُ ْو َن‬ ‫اَنْ ي ِ‬
‫ُّص ْي َب ُه ْم ِب َبعْ ِ‬
‫“‬
• ARTINYA : Hendaklah kamu memutuskan perkara
di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti keinginan
mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan
sampai mereka memperdayakan kamu terhadap
sebagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang
telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan
musibah kepada mereka disebabkan sebagian
dosa-dosa mereka. Sungguh, kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik.”
jika penerapannya diserahkan kepada
setiap individu, setiap orang akan
menyatakan dirinya sebagai hakim,
mujtahid, dan munaffidz, yang berakibat
terjadinya kekacauan struktrur sosial.
Sebagai contoh diterapkannya perda syariat Islam
di Bulukumba yang sukses menurunkan kriminalitas
hingga 85%. Mantan Bupati Bulukumba, Andi
Partabai Pobokori, mengungkapkan, penerapan
perda syariat Islam di wilayahnya disambut umat
non-Muslim. Mereka merasa tenteram dengan
diberlakukannya perda-perda Syariat Islam.
“Umat non Muslim juga mendukung penerapan
Perda-perda bernuansa syariah di Bulukumba.
Ketika ada Kongres Umat Islam di sana, mereka
ikut membentangkan spanduk dukungan” (Andi
Partabai Pokobori, 2013).
Uud 1945 “Dilihat Dari Segi Naskah Dan Isinya, Uud 1945
Tidak Bertentangan Dengan Islam (Islami), Sebagaimana
Yang Dikemukakan Oleh Ahmad Subardja, Bahwa Kedudukan
Agama Dalam Uud 1945 Cukup Mantap Dan Terhormat,
Suasana Keagamaan Di Indonesia Cukup Baik Dan
“Semarak”, Ibadah Dapat Dilaksanakan Tanpa Ada
Rintangan Dari Pemerintah, Bahkan Memberi Jaminan Dan
Dorongan.” (Ahmad Subardja, 1995) “Teuku Muhammad
Radhi Mengemukakan, Salah Satu Syarat Agar Hukum
Dapat Berlaku Dengan Baik Dalam Masyarakat Antara Lain,
Hukum Tersebut Harus Sesuai Dengan Aspirasi Dan
Kebutuhan Masyarakat. Bisa Dipahami Bila Masyarakat
Indonesia Yang Mayoritas Islam Menghendaki Agar Dalam
Penyusunan Hukum Nasional Hendaknya Memperhatikan
Hukum Islam Dan Tidak Bertentangan Dengan Hukum
Islam.” (Teuku Muhammad Radhi, 1983)
• Peraturan Perundang-Undangan • Dekrit Presiden
tanggal 5 Juli 1959, menyatakan bahwa Piagam
Jakarta menjiwai dan merupakan suatu rangkaian
kesatuan dengan UUD 1945. Dalam Piagam Jakarta,
redaksi sila pertama Pancasila adalah “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi
pemeluk-pemeluknya.” • Intruksi Presiden Nomor 13
Tahun 1980 (Pedoman Pelaksanaan Undang- Undang
Nomor 2 Tahun 1980) tentang Perjanjian Bagi Hasil. •
Undang-Undang Perkawinan Undang-Undang No. 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan • Undang-Undang
Peradilan Agama Undang-Undang No. 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama • Undang-Undang
Penyelenggaraan Ibadah Haji •
• Undang-Undang Pengelolaan Zakat
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat • Undang-
undang tentang Wakaf Undang-Undang
No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf •
Undang-undang Tentang Perbankan
Syari'ah. Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi
bagian dari agama Islam. Konsepsi Hukum Islam, dasar, dan
kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut
tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan
benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia
dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan manusia
dengan dirinya sendiri. Apabila umat Islam Indonesia mau
melakukan pengkajian hukum Islam, maka kontribusi umat
Islam dalam perumusan hukum nasional yang bernafaskan
hukum Islam semakin besar. Di samping itu, berbagai
problematika hukum Islam yang muncul dalam kehidupan
sosial dapat dipecahkan dengan tepat. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai