Anda di halaman 1dari 12

P6.

Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit paru yang disebabkan oleh Alur Diagnosis TB:
Mycobacterum tuberculosis.

TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian di dunia akibat


agen infeksius, terutama untuk negara-negara berkembang di
dunia.

Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dapat terjangkit


TB seperti status sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis
kelamin, pendidikan, faktor lingkungan dan kebiasaan
merokok.
Gejala : Demam, Lemas, Berat badan turun, tidak nafsu
makan, nyeri dada dan berkeringat dimalam hari

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman


Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

Klasifikasi Pasien
TB:

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

Klasifikasi Pasien
TB:

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

Klasifikasi Pasien
TB:

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

Klasifikasi Pasien
TB:

Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009
tentang Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

Tujuan Pengobatan
TB:
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai
penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

Jenis, sifat, dan dosis OAT untuk Tatalaksana TB Dewasa:

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
Prinsip Pengobatan
- OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan
kategori pengobatan.
Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi).
Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-
KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
- Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed
Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan lanjutan

- Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan
perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya
Tahap awal resistensi obat.
(Intensif) - Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
Tahap biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun
Pengobatan TB waktu 2 minggu.

- Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,


Tahap
namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
lanjutan - Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister
sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
Panduan Pengobatan OAT di
Indonesia:
Kategori 1 2HRZE/4(HR)3
Kategori 2 2HRZES/(HRZE)/5(HR)3E3

Kategori 1
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
Panduan Pengobatan OAT di
Indonesia:
Kategori 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default)

2HRZES/(HRZE)/5(HR)3E3

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
Panduan Pengobatan OAT di
Indonesia:
Kategori 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default)

2HRZES/(HRZE)/5(HR)3E3

Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat:


terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu Kanamisin,
Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide,
Sikloserin, Moksifloksasin, PAS, Bedaquilin,
Clofazimin, Linezolid, Delamanid dan obat TB
baru lainnya
serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol.
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
Diagnosis dan Tatalaksana TB Anak

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
P6. Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

Diagnosis dan Tatalaksana TB Anak

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai