Anda di halaman 1dari 136

BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT (BPSPL) PADANG

DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL


KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN ANGGARAN 2011

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

PT. WAINDO SPECTERRA


UU. No.27 TAHUN 2007

Paket terpadu kegiatan


- RENCANA
Cakupan kegiatan - AKSI
Tatanan pelaksanaan -
Manfaat - - Pertanggungjawaban
RENCANA - Pengaturan
PENGELOLAAN koordinasi
- Keterpaduan
Alokasi ruang – kegiatan
Pola ruang – - Penerangan Publik
RENCANA ZONASI
Kawasan –
Zona/Sub-zona -
- Isu, Visi, Misi
- Target kinerja
- Strategi
RENCANA STRATEGIS
- Kebijakan
kegiatan
- Peran Instansi
Rencana Zonasi

Zona adalah suatu Rencana Zonasi membuat Rencana Zonasi


kawasan yang suatu jaringan/kisi-kisi merupakan implikasi
memiliki spasial di atas lingkungan spasial (keruangan)
karakteristik fisik, pesisir dan laut yang
biologi, ekologi, untuk kebijakan-
memisahkan pemanfaatan kebijakan rencana
dan ekonomi yang sumberdaya yang saling
ditentukan strategis
bertentangan dan
berdasarkan menentukan kegiatan-
kriteria tertentu kegiatan yang dilarang dan
untuk diizinkan untuk setiap zona
mengelompokkan peruntukan dalam rangka RENCANA STRATEGIS
kegiatan yang menciptakan suatu
bersifat sinergi dan
KABUPATEN
keseimbangan antara
memilahnya dari KEPULAUAN MENTAWAI
kebutuhan-kebutuhan
kegiatan yang pembangunan dan
bertentangan konservasi
Rencana Zonasi
UU No.27/2007: PWP-3-K
Pasal 9
Arahan pemanfaatan SD Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Diserasikan, diselaraskan dan diseimbangkan dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi atau Kabupaten /Kota
Berlaku selama 20 tahun dan dapat ditinjau 5 tahun sekali
Ditetapkan dengan Peraturan Daerah

UU No.26/2007 :Penataan ruang


Pasal 6
(5)Ruang Laut dan Udara, pengelolaannya diatur dengan
undang-undang tersendiri
PERENCANAAN SPASIAL PERENCANAAN NON
SPASIAL
RTRWN RPJP DAERAH
RTRWP RPJM DAERAH
RTRWK
UU 26/2007 RKPD
RTR Pulau/Kepulauan dan
Kawasan Strategis Nasional UU 25/2004 RSWP-3-K PROVINSI
RTR Kawasan Strategis Provinsi RSWP-3-K KAB/KOTA
RDTR Kab/Kota

RUTRW
RPWP-3-K PROVINSI
RZWP-3-K PROVINSI
RPWP-3-K KAB/KOTA
RZWP-3-K KAB/KOTA

RDTR RAWP-3-K PROVINSI


UU 27/2007 PWP-PPK RAWP-3-K KAB/KOTA
Pola Ruang UU 26/2007 Tata Ruang dan UU No.27/2007 Zonasi

No UU 26/2007 UU 27/2007
Pola Ruang Zonasi
1 Kawasan budidaya Kawasan Pemanfaatan Umum

2 Kawasan lindung Kawasan Konservasi

3 Kawasan Strategis Nasional Kawasan strategis Nasional

4 ~ Kawasan Alur
MINA POLITAN
(Permen KKP No. 12/MEN/2010)

• Kawasan Minapolitan adalah kawasan ekonomi


berbasis kelautan dan perikanan yang terdiri
dari sentra-sentra produksi dan perdagangan,
jasa, dan kegiatan lainnya yang saling terkait.
• Penggerak utama ekonomi di Kawasan
Minapolitan dapat berupa kegiatan produksi dan
perdagangan perikanan tangkap, perikanan
budidaya, pengolahan ikan, atau pun kombinasi
dari keduanya
Mo d e l KAW ASAN MINAPO LITAN

SENTRA PRODUKSI 2
SENTRA PRODUKSI 3
X9
X8 X7 LUAR
X6 X5
NEGERI
UNIT2 UNIT2
USAHA USAHA
BUDIDAYA OLAHAN
X4
produk PASAR
X

UNIT 2
X
SENTRA PRODUKSI 1

USAHA
TANGKAP
DALAM
NEGERI
Faktor
X3 eksternal
X
X1
X2

X X
X: Unit Usaha Turunan
1. Menyusun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
serta Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan
Mentawai berbasis mitigasi,

2. Melakukan identifikasi, inventarisasi, dan analisis karakteristik


Wilayah, Potensi, Isue Permasalahan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan di Wilayah Pesisir dan Laut, yang kemudian wilayah
pesisir dibagi habis ke dalam zona dan sub-sub zona dalam 4
kawasan yang dapat dioptimalkan untuk menumbuhkembangkan
pusat perekonomian pesisir berdasarkan daya dukung dan
kesesuaiannya,
HUMAN
UTILIZATION
ECOLOGY
a ICM

DISASTER
MITIGATION
3. Menentukan rencana zonasi, struktur ruang, pola ruang dan
arahan pemanfaatan ruang (zona-subzona), rekomendasi
pengelolaan (prioritas program utama) dan pengendaliannya serta
kebutuhan investasi/sarana prasarananya serta memprediksi
penyerapan tenaga kerja di kawsan minapolitan tersebut.

4. Menyusun detil desain rencaa induk pengembangan kawasan


minapolitan yang berdasarkan pada produk unggulan dan
komoditaskelautan/perikanan setempat dengan memperhatika aspek
fungsi ekonomi, yaitu sentra produksi, pemasaran, pelayanan jasa
dan kegiatan pendukung lainnya,

5. Menganalisa dan menampilkan data-data yang berkaitan dengan


Rencana Zonasi ke dalam bentuk peta-peta.
1. Teridentifikasi dan terpetakannya data terkini secara menyeluruh dan
komprehensif tentang potensi sumberdaya kelautan dan perikanan, kondisi
eksisting pemanfaatan ruang, karakteristik pesisir, ancaman/kerentanan dan
daya dukung ekosistem pesisir, dan beberapa parameter lainnya sebagai dasar
penyusunan zonasi WP3K di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2. Meningkatnya sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi


regional dan nasional melalui pengembangan kawasan minapolitan dan
revitalisasi sentra produksi, pengolahan dan pemasaran sebagai penggeraknya
serta terserapnya tenaga kerja di daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

3. Tersedianya Dokumen Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan Wilayah


Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten yang terpadu, berbasis mitigasi,
berkelanjutan dan terintegrasi dengan RTRW Kabupaten Kepulauan
Mentawai sehingga mendukung visi dan misi pembangunan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya
alam secara terpadu dan berkelanjutan berdasarkan pada UU 27 tahun 2007,
Permen KP 16/2008, Permen KP 12 Tahun 2010 dan pedoman lain yang
ditentukan.
4. Tersusunnya naskah akademis Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan
WP3K di daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai upaya legalitas
terhadap zona dan subzona yang dihasilkan.
- Kabupaten Kepulauan Mentawai posisi geografis
yang terletak diantara 0055’00’’ – 3021’00’’ Lintang
Selatan dan 98035’00’’ – 100032’00’’ Bujur Timur
dengan batas sebelah utara adalah Selat Siberut,
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera
Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Selat
Mentawai, serta sebelah barat berbatasan dengan
Samudera Hindia.

- Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atas 4 pulau


besar ditambah pulau-pulau kecil (94 buah).
Keempat pulau besar ini adalah Pulau Siberut,
Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai
Selatan.

- Kecamatan: Pagai Selatan, Sikakap, Pagai Utara,


Sipora Utara, Sipora Selatan, Siberut Selatan,
Siberut Barat Daya, Siberut Tengah, Siberut Utara,
Siberut Barat.

Kecamatan: Sikakap,
- Desa Taikako
- Desa Sikakap
- Desa Matobe
Keluaran/Output dari kegiatan Penyusunan Zonasi Kawasan Minapolitan WP3K,
Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari:

1. Dokumen Rencana Zonasi Rinci Kawasan Minapolitan Wilayah Pesisir dan


Pulua-pulau Kecil Kabupaten Kepulauan Mentawai yang meliputi Dokumen
Awal, Dokumen Antara, dan Dokumen Final Rencana Zonasi Rinci Kawasan
Minapolitan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten serta Eksekutif
Summary.

• Data dan Informasi Terkini Kondisi di Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam


bentuk Album Peta, berupa data spasial dasar (baseline dataset) dan data
spasial tematik (thematic dataset), data spasial pola ruang, struktur ruang dan
arahan pemanfaatan ruang dalam format digital (*SHP), PDF dan format hard
copy kartografis yang mengacu pada standart SNI (Standart Nasional
Indonesia) yang dipublikasikan Bakosurtanal, serta dibuat dengan
berdasarkan pada NLP untuk skala 1:50.000 dan 1:10.000.
Baseline Dataset, meliputi :
batas administrasi: bathimetri perairan; topografi daratan; penggunaan lahan
eksisting; data terestrial dan sarana prasarana utama (jalan, gedung, tempat
ibadah, dan lain-lain).

Thematic Dataset, meliputi:


data spasial hidrooseanografi, kualitas perairan, geomorfologi dan geologi, data
spasial ekosistem pesisir (terumbu karang, padang lamun, mangrove,dll), substrat
dasar perairan, sarana prasarana dan sentra-sentra produksi kelautan, daya
dukung dan kesesuaian, sumberday aair, daerah kerentanan pesisir / rawan
bencana (tsunami,banjir,erosi dan sedimentasi, polusi, jalur tegangan tinggi, dan
lain-lain), kondisi spasial eksisting, status kepemilikan dan penggunaan lahan,
pola dan struktur ruang, rencana zonasi dan arahan pemanfaatan ruang kawasan
minapolitan hingga ke sub zona, rencana zonasi dan arahan pemanfaatan ruang
kabupaten, data citra satelit coverage.
3. Buku Profil dan Potensi Sumberdaya WP3K di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Merupakan dokumen yang berisi profil dan potensi daerah perencanaan yang
ditinjau di berbagai sudut pandang yang dibuat menarik

4. Produk Zonasi WP3K dalam bentuk Hardcopy, Softcopy seperti RBI, LPI, Peta
Geologi dan Peta dasar lainnya termasuk di dalamnya adalah data citra satelit
resolusi tinggi yang digunakan untuk pemetaan WP3K skala 1:10.000. Data
citra satelit yang di gunakan minimal memiliki resolusi spasial 10 meter dan
merupakan data terbaru tahun perekaman 2009 - 2011 fullband (original copy)
dengan liputan awan kurang dari 10%. Selain Raw data tersebut juga hasil
proses koreksi radiometri dan geometri format ERMapper (*.ers) serta citra
hasil proses penting lain sebagai penunjang.

5. Dokumen Naskah akademis, yang merupakan uraian ilmiah yang dilengkapi


dengan draft peraturan daerah / bupati sebagai pendukung proses legalitas
dokumen perencanaan zonasi rinci kawasan minapolitan di kabupaten
Kepulauan Mentawai.
1. Pendekatan Teoritis (Conceptual Framework)
Prosedur Umum Penyusunan RZWP-3-K

2. Pendekatan Operasional (Operational Framework)


Pengelolaan wilayah pesisir terpadu memiliki
beberapa tahap, yaitu :
- Menyusun Renstra
- Menyusun Rencana Zonasi
- Menyusun Rencana Pengelolaan
- Menyusun Rencana Aksi
TAHAP
Citra Satelit
Data Primer Data Sekunder
I
Interpretasi Lapangan Instansional
Peta Dasar
TAHAP II

Peta / Data Tematik

Kriteria / Parameter untuk


Analisis Kesesuaian Lahan

Analisa Spasial

PETA TEMATIK SUITABILITY

Tinjaun Analisis Regional


Kebijakan Analisis Ekonomi,
Isu Analisa Rencana Sosial, Budaya
Permasalahan Zonasi WP3K (SUB
Analisis Daya Dukung
WP3K ZONA)
& Daya Tampung
TAHAP III PENETAPAN RENCANA ZONASI KONSULTASI
(PERATURAN MINAPOLITAN PUBLIK
BUPATI)
Gambar . Framework Penyusunan Zonasi Rinci Minapolitan Kabupaten Kepulauan Mentawai
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

No Data Jenis Informasi


1 Kebijakan RTRW Kab, RPJM Kab, Renstra Kab dan kebijakan lain
yang terkait.
2 Kondisi geologi/tatanan tektonik, morfologi pantai (bentuk
fisik permukaan pulau, evolusi pantai , bentuk dan tipe pantai),
hidro-oceonografi (arus pasang surut, bathimetri,
kecepatan arus permukaan, Iklim dan cuaca),
keterdapatan pulau kecil dan lokasi/posisi .
3 Kondisi sebaran dan jumlah penduduk, interaksi penduduk, budaya
Sosial dan adat istiadat, sejarah sosial dan issu permasalahan
Budaya sosial budaya
4 Kondisi PDRB, PAD, sebaran potensi ekonomi, basis ekonomi
Ekonomi lokal, keterkaitan ekonomi dan skala ekonomi (produksi
dan pemasaran)
Lanjutan… (DATA SEKUNDER)

No Data Jenis Informasi


5 Kondisi Pemanfaatan Penggunaan ruang wilayah pesisir dan laut
Ruang Eksisting masing-masing sektor dan komoditi serta
aspek permasalahannya.
6 Kondisi Ekologi Sebaran biota (endemik, langka, hampir
punah, invansi), jenis dan sebaran ekosistim
(mangrove, terumbu karang, pantai berbatu)
dan kondisi sumberdaya alam (pencemaran
perairan, kerusakan terumbu karang,
kerusakan mangrove).
7 Rencana/studi terkait Daya dukung pengembangan komoditi dan
lainnya kawasan, kriteria pemanfaatan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil.
3. SURVEY LAPANGAN

DATA PRIMER

Pengumpulan data primer merupakan kegiatan


pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis
melalui perekaman data (observasi, pengambilan
sampling, penghitungan, pengukuran, wawancara,
kuesioner atau focus group discussion) langsung dari
sumber pertama (fenomena/objek yang diamati). Jenis
data primer yang akan dikumpulkan terdiri 98 titik
sampling.
DATA PRIMER

No Data Jenis Informasi


1 Fisik teresterial dan fisik kelerengan pantai, tipe pantai, kandungan
perairan sedimen pantai, kecerahan, substrat dasar,
oksigen terlarut, kandungan nutrient perairan,
suhu perairan, padatan tersuspensi dan iklim
2 Biologi perairan Sebaran klorofil, zooplankton dan fitoplankton

3 Kimia Perairan pH air, salinitas, BOD, COD, logam berat,


Nitrat, Nitrit, Sulfat dan bahan polutan lainnya
4 Ekosistem pesisir groundcheck hasil interpretasi citra satelit,
sebaran dan kondisi terumbu karang, sebaran
dan kerapatan mangrove, sebaran padang
lamun, dan sebaran ekosistem pesisir lainnya.
Peta Lokasi
Pengukuran Parameter
Kualitas Air
Terdiri dari 98 titik
sampling
Metode Pengambilan Data Primer Hidro-oseanografi
Lanjutan …….. (Metode Pengambilan Data Primer Oseanografi)
Pengolahan Data Spasial
A. Digitasi Peta Tematik
Digitasi ini dilakukan untuk mendukung proses kerja pemetaan tematik
menggunakan citra satelit agar memiliki kualitas geometri yang tepat sesuai
dengan referensi standar yang digunakan.
B. Analisis Citra Satelit
1. Koreksi Radiometri
2. Koreksi Geometri
3. Pembuatan Citra Komposit Warna
4. Penajaman Citra
5. Klasifikasi Citra
6. Editing
7. Reclass
C. Pembuatan Peta
Standarisasi peta mengacu kepada ketetapan dan peraturan yang berkaitan
dengan standar nasional peta yang telah ditetapkan oleh badan pemerintah,
seperti SNI 19-6726-2002 Skala 1:50.000, SNI 19-6502.3-2000 Skala 1:50.000 dan
Remote Sensing Data Sekunder Landuse
Remote Sensing Data Sekunder Landuse

Layer Tentatif
Layer Tentatif
Landuse
Landuse

Survey Lapangan

Re-interpretasi

Topologi dan
Penyusunan
Basisdata Spasial

Peta Tematik Landuse

Proses Pembutan Peta Tematik


Ketentuan Penyusunan RZWP3K (2010)
 Kawasan Pemanfaatan Umum
 Kawasan Konservasi
 Alur
 Kawasan Strategis Nasional Tertentu
Tabel 1. Pembagian Kawasan menjadi Zona dan Sub Zona

ARAHAN PEMANFAATAN
KAWASAN
ZONA Sub zona
1.PEMANFAATAN UMUM Perikanan Budidaya 1.Rumput Laut
1.Mutiara
1.Keramba Jaring Apung
1.Keramba Lainnya
1.Bagan
1.Pertambakan
1.Pembenihan (Hatchery)
Permukiman 1.Desa/Kampung Nelayan
1.Desa/Kampung Non Nelayan
1.Permukiman Diatas Air;
1.Perkotaan
Industri 1.Pengolahan Hasil Perikanan;
1.Industri Kapal Tradisional;
1.Bengkel/Docking
1.Pergudangan;
1.Industri Berbasis Non Kelautan Perikanan;
Pariwisata 1. Hotel/ Resort/ Penginapan;
1. Pantai Wisata Umum;
1. Wisata Penyelaman;
1. Hotel/ Resort/ Penginapan;
1. Pantai Wisata Umum;
1. Wisata Penyelaman;
1. Wisata Budaya;
Pelabuhan 1. Perhubungan Laut Umum;
1. Perhubungan Laut Khusus (mis :
Pertambangan, Pertamina, dll);
1. Perikanan Nusantara;
1. Perikanan Pantai;
1. Pelabuhan Tradisional
Pertanian 1. Pertanian Sawah;
1. Pertanian Non Sawah
Hutan 1. Hutan Produksi;
1. Hutan Non Produksi;
Pertambangan 1. Pertambangan Klas C;
1. Pertambangan Klas B;
1. Pertambangan Lepas Pantai;
2. KONSERVASI Konservasi Perairan

Konservasi Pesisir dan


Pulau-Pulau Kecil

Konservasi Maritim
Sempadan Pantai
Mitigasi Bencana Alam
3. ALUR Alur Pipa dan Kabel 1. Kabel Listrik;
1. Pipa Air Bersih;
1. Jaringan Kabel Komunikasi
1. Pipa Gas

Alur Pelayaran 1. Pelayaran Internasional


1. Pelayaran Nasional
1. Pelayaran Regional
1. Pelayaran Lokal
1. Pelayaran Industri Tambang
1. Pelayaran Wisata

Alur Migrasi Biota 1. Migrasi Tuna


1. Migrasi Penyu
1. Migrasi Paus
4. KSNT Instalasi Militer

Perbatasan dan PPK


terluar

Situs Warisan Dunia

Habitat Biota Endemik


1. Pengumpulan Data .
2. Survei Lapangan.
3. Identifikasi Wilayah.
4. Penyusunan Dokumen Awal.
5. Konsultasi Publik 1.
6. Penyusunan Dokumen Antara.
7. Konsultasi Publik 2.
8. Penyusunan Dokumen Final.
9. Naskah Akademik.
10.Draf Ranperkot.
Administrasi dan
Geografis

Batas Wilayah :
- Barat : Samudera Hindia
- Utara : Pagai Utara
- Timur : Selat Mentawai
- Selatan : Pagai Selatan

Koordinat :

020 37’ 0,24” - 020 55’ 58,43”


LS 1000 01’ 16,15” - 1000 17’
20,02”B T

Luas Wilayah : 278,45 Km2


Panjang Pantai : 131.59 Km
-Jumlah Pulau : 10 buah
Jumlah Desa : 3
buah
Tabel Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai

No Kecamatan Luas Wilayah ( Km2 ) Proporsi ( % )

1 Pagai Selatan 901,08 14,99


2 Sikakap 278,45 4,63
3 Pagai Utara 342,02 5,69
4 Sipora Selatan 268,47 4,47
5 Sipora Utara 383,08 6,37
6 Siberut Selatan 508,33 8,46
Siberut Barat
7 649,08 10,80
Daya
8 Siberut Tengah 739,87 12,31
9 Siberut Utara 816,11 13,58
10 Siberut Barat 1.124,86 18,71
Jumlah 6.011,35 100

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010


Geologi dan
geomorfologi
Topografi
Kualitas air
Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air di Perairan Kab. Kep. Mentawai

46
Lanjutan Kualitas Air

Sumber : Hasil Analisis, 2011


Ket : * : Kepmen LH No.51 Thn 2004
** : PP No. 82 Thn 2001

47
Peta
Bathymetri
Peta Kecerahan
Berkisar 4-12 m
Peta Suhu
Perairan
Berkisar
28 – 31oC
Peta Salinitas
Berkisar
27-34 ‰
Peta pH
Berkisar
7,0-8,3
Peta DO
Berkisar 6,8 –
7,9 ppm
Peta BOD
Berkisar
1,44 – 5,51 ppm
Peta COD
Berkisar
2,82 – 19,9 ppm
Peta Fosfat
Berkisar
ttd -0,177 ppm
Peta Nitrat
Berkisar
0,024 – 0,286
ppm
Peta Nitrit
Berkisar
0,002– 0,097 ppm
Peta
Fitoplankton
Berkisar
350 – 4.600 sel/l
Peta
Zooplankton
Berkisar
50-300 sel/l
Peta
Klorofil
Berkisar
1,190 –
7,378 mg/l
Peta TSS
Berkisar
7,9 – 10,9 ppm
Peta Asam
Sulfida
Berkisar ttd -
0,01 ppm
Peta Amoniak
Berkisar
0,002 -0,188
ppm
Luas tutupan mangrove : 24.619,43Ha
Jumlah jenis : 25 jenis
Tabel 3.10. Hasil Analisis Vegetasi Hutan Bakau di Kawasan Pesisir Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan.

No Kecamatan Luasan (Ha)


1 Pagai Selatan 3.971,06
2 Sikakap 888,63
3 Pagai Utara 602,87
4 Sipora Selatan 421,66
5 Sipora Utara 1.008,56
6 Siberut Selatan 578,99
7 Siberut Barat Daya 8.514,01
8 Siberut Tengah 2.415,82
9 Siberut Utara 571,79
10 Siberut Barat 5.646,04
  Total 24.619,43
65
Sumber : Hasil Analisis Citra Satelit Alos (2010) dan Survey (2011)
Persentase
No. Lokasi Pulau Jenis
tutupan (%)
Thallasia hemprichii 15.25
1 Pulau Siruso Pagai Selatan
Cymodocea rotundata 14.55%

2 Pulau Siopa Besar Pagai Selatan Thallasia hemprichii 5,12%


3 Pulau Lumut Pagai Selatan Thallasia hemprichii 4.77%
Cymodocea rotundata 30.1
4 Desa Labuanbajau Siberut
Thallasia hemprichii 6,77%

5 Desa Malancan Siberut Cymodocea rotundata 31.67


Cymodocea rotundata 34.95
6 Saibi Siberut
Thallasia hemprichii 10,77%

Cymodocea rotundata 20.86


7 Sikakap Pagai Utara
Thallasia hemprichii 15.21%

Syringodium isoetifolium 23.12


8 Sinakak Pagai Selatan
Thallasia hemprichii 17,77%

Thallasia hemprichii 8.99%


9 P. Panjang Sipora
Syringodium isoetifolium 33.22 66
Luas tutupan Terumbu Karang : 17.589,61 Ha
No Kecamatan Luasan (Ha)
1 Pagai Selatan 1.213,75
2 Sikakap 1.115,16
3 Pagai Utara 927,77
4 Sipora Selatan 2.808,32
5 Sipora Utara 5.257,92
6 Siberut Selatan 387,78
7 Siberut Barat Daya 3.629,37
8 Siberut Tengah 1.660,82
9 Siberut Utara 588,72
10 Siberut Barat 158.98
  Total 17,748.59
Sumber : Hasil Analisis Citra Satelit Alos (2010) dan Survey (2011)

67
Tabel Kondisi Karang Hidup

Porsentase Penutupan
No Lokasi Kriteria
Karang Hidup (%)

1 Pesisir Timur Pagai Selatan 35,50 % Sedang


2 Bagian Utara Pagai Selatan 52,00 % Baik
3 Desa Sikakap 37,00 % Sedang
4 P. Patotogat (Tua Peijat) 44,00 % Sedang
5 P. Aira (Tua Peijat) 11,00 % Rusak
6 P. Sikubu (Tua Peijat) 11,80 % Rusak
7 Desa Bosua, Sipora 22,00 % Rusak
8 P. Panjang ( Tua Peijat) 16,40 % Rusak
9 P.Nyangnyang 15,80 % Rusak
10 P.Karangmajat 53,50 % Baik
11 P. Mainu 50,50 % Baik
12 P.Masilok 17,00 % Rusak

13 Desa Saibi Samukop, P. Siberut 20,50 % Rusak

14 Pesisir Timur Desa Saliguma Siberut 24,00 % Rusak

Sumber : Hasil Survey tahun 2011


Kriteria Kelayakan
Parameter Unit
Buruk Sedang Baik
Kecerahan m < 3 & > 15 3 ~ 6 & 11 ~ 15 7 ~ 10
Suhu C
o
< 24 & > 32 24 ~ 28 & 30 ~ 32 28 ~ 30
Arus cm/s < 5 & > 60 5 ~ 20 & 40 ~ 60 20 ~ 40
Padatan Tersuspensi mg/l > 80 25 ~ 80 < 25

Oksigen terlarut mg/l < 5 & > 11 5 ~ 6 & 10 ~ 11 7~9


Salinitas ppt < 25 & > 35 25 ~ 29 & 34 ~ 35 30 ~ 33
pH ~ < 7,5 & > 9,0 7,5 ~ 7,9 & 8,6 ~ 9,0 8,0 ~ 8,5
BOD5 mg/l > 19 6 ~ 19 <5
NH3-N mg/l > 0,3 0,1 ~ 0,3 < 0,1
H2S mg/l > 0,10 0,05 ~ 0,10 < 0,05
Sudah ada yang melewati
Polutan mg/l tapi masih dalam ambang Tidak ada
ambang
Kedalaman m < 6 & > 30 6 ~ 9 & 21 ~ 30 10 ~ 20
Tidak terlindung Setengah terlindung Terlindung dari ombak
Keterlindungan ~ (ombak > (ombak < 0,5
0,75 m ) (ombak 0,50 ~ 0,75) m)
Substrat ~ Lumpur campur pasir Karang campur pasir Karang
Tidak sesuai dgn RTRW, Sesuai dgn RTRW,
Aspek legal ~ ~
RPJP, dll RPJP, dll
Kemudahan akses ~ Sulit Sedang Mudah
Kadang-kadang terjadi Tidak pernah terjadi
Konflik penggunaan air ~ Sering terjadi konflik
konflik konflik
Keamanan ~ Tidak aman Kurang aman Aman
Kedekatan dengan
~ Jauh Sedang Dekat
pasar
Tabel Hasil Analisis Kesesuaian Perairan Untuk KJA Ikan Kerapu

Nilai Analisis Stasiun atau Lokasi Titik Sampel


Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kecerahan 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Suhu 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Arus 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Padatan Tersuspensi 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Oksigen terlarut 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

Salinitas 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

pH 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

BOD5 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

NH3-N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

H2S 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Polutan 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Kedalaman 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Keterlindungan 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Substrat 3 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

Aspek legal 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

Kemudahan akses 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Konflik penggunaan
air 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

Keamanan 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

Kedekatan dgn pasar 40 40 20 20 40 40 40 40 20 20 20 20 20 20 20 20 40 40 40 40 40 40 20

88.3 88.9 86.9 86.9 86.9 86.9 84.9 88.9 88.9 85.57 85.57 85.57 85.57 85.57 85.57 85.57 86.9 86.9 86.9 86.9 86.9 86.9 85.57

Hasil Kelayakan L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L

Sumber : Hasil Analisis 2011 Keterangan : 80 – 100 = Layak ( L )


60 – 79 = Kurang Layak ( KL )
< 60 = Tidak Layak ( TL )
Peta
Kesesuaian
Budidaya
Keramba
Jaring Apung
Tabel Hasil Analisis Kesesuaian Lahan dan Perairan untuk
Peruntukan Pesisir Kawasan Minapolitan di Kecamatan Sikakap.

No Kesesuaian
Luasan (ha) Luasan (%)
Peruntukan
1 Mangrove 1.173,72 1,98
2 Terumbu Karang 1.448,03 1,95
3 Pantai Berpasir 3.523,38 4,75
4 Pulau-Pulau Kecil 636,40 0,86
5 Budidaya Laut 147,67 0,20
6 Wilayah Penangkapan 67.250,57 90,66
Total 74.178,75 100.00
Sumber: Hasil Analisis, 2011.

76
Tabel Luasan Pemanfaatan Ruang Daratan Kecamatan Sikakap
Kabupaten Kepulauan Mentawai

No Arahan Pemanfaatan Luasan (ha) Luasan (%)

1 Hutan 23.794,01 73.15


2 Pertanian 4.651,01 14,30
3 Nonpertanian 3.502,82 10,77
4 Pemukiman 581.60 1,79
Total 32.529,44 100
- Sentra Produksi
- Sentra Pengolahan
- Sentra Pemasaran
- Pariwisata
- Zona pemukiman
SENTRA PRODUKSI
Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap
1. Keramba Jaring Apung
2. Rumput Laut
3. Mutiara
4. Pembenihan (Hatchery)

KJA di Sikakap
Perahu Nelayan
Sikakap

Budidaya Mutiara
Budidaya Rumput Laut

BPIP Sikakap
Gambar Peta KJA
Kawasan Minapolitan
Kecamatan Sikakap

Tabel Daya Dukung Perairan Minapolitan Kecamatan Sikakap untuk KJA Kerapu.
No Lokasi (Desa) Luasan Jumlah KJA Jumlah KJA
( Ha ) ( Petak ) ( Unit )
1 Taikako 59,70 1.327 232
2. Sikakap 21,27 473 118
Jumlah 80.97 1.800 450
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
1 unit = 4 petak karamba
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG KJA DI DESA SIKAKAP
Pendugaan Daya Dukung Melalui Pendekatan Ketersediaan Oksigen dan Laju Konsumsi Oksigen,
dengan perhitungan sebagai berikut :
Luas lahan yang layak untuk budidaya = 21.27 Ha (212.700 m2)
Kedalaman rataan = 20 m
Volume air teluk = 21.27 m2 x 20 m = 4.254.000 m3

Penentuan Flushing time (FT):


Volume teluk keseluruhan = 74.50 Ha x 20 m2 = 14.900.000 m3
Perbedaan tinggi pasang surut (Lh-Ll) = 1,5 m
Volume air saat pasang (Vpasang) = 20,75 m x 74.50 Ha = 15.458.750 m3
Volume air saat surut (Vsurut) = 19,25 m x 74.50 Ha = 14.341.250 m3, sehingga Vpasang – Vsurut =
1.117.500 m3
Maka FT = (14.900.000 m3)/(1.117.500 m3) =13,33 atau dibulatkan menjadi 13 hari atau 27 kali dalam
setahun.

Total Oksigen terlarut dalam perairan teluk selama periode 24 jam = (4254000/13) x 2 = 654.46 kg O2
Laju konsumsi ikan (RO) = 384,60 mg/kg ikan/jam
Laju konsumsi ikan (RO) dalam 24 jam = (384,60 x 24/1.000.000) = 0,0092304 kgO2/kg ikan
Laju beban maksimum yang diperbolehkan (Lr) atau daya dukung lingkungan perairan = kapasitas
ketersediaan O2 / RO = (654.46 kgO2 : 0,0092304 kgO2/kg ikan) = 70902,67 kg atau dibulatkan menjadi
70,90 ton.

Jika tingkat produktivitas keramba (2,5x2,5x2,5 m3) = 0,15 ton/petak keramba, maka jumlah keramba
maksimal yang boleh dioperasionalkan adalah = 70.90 / 0,15 = dibulatkan menjadi 473 petak keramba.
Jika dalam 1 unit rakit memuat 4 petak keramba, maka jumlah rakit maksimal yang boleh
dioperasionalkan = 473/4 = 118 unit rakit keramba.
Gambar Peta KJA
Kawasan Minapolitan
Kecamatan Sikakap

Tabel Daya Dukung Perairan Minapolitan Kecamatan Sikakap untuk KJA Kerapu.
No Lokasi (Desa) Luasan Jumlah KJA Jumlah KJA
( Ha ) ( Petak ) ( Unit )
1 Taikako 59,70 1.327 232
2. Sikakap 21,27 473 118
Jumlah 80.97 1.800 450
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
1 unit = 4 petak karamba
Gambar Peta Budidaya
Rumput Laut Kawasan
Minapolitan Kecamatan
Sikakap

Tabel Daya Dukung Perairan Sikakap untuk Budidaya Rumput Laut.


Lokasi Luasan Jumlah Rakit
No
( Desa ) ( Ha ) ( Unit )
1 Sikakap 39,61 2377
Jumlah 39,61 2377
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Gambar Peta
Budidaya Mutiara di
Kawasan Minapolitan
Kecamatan Sikakap

Tabel Daya Dukung Perairan Sikakap untuk Budidaya Mutiara


Jumlah Rakit
No L o k a s i ( Desa ) Luasan ( Ha )

1 Sikakap 16.44 1.644


Jumlah 16.44 1.644
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Gambar Peta Hatchery
Kawasan Minapolitan
Kecamatan Sikakap

Tabel Luas Lahan Hatchery Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Sikakap 2,4
Jumlah 2,4
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Zona Perikanan Tangkap

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


No PER/02/MEN/2011 tentang jalur
Kapal ikan
penangkapan ikan dan penempatan alat di Tua Pejat
tangkap dibagi atas:
1. Jalur I penangkapan Ikan 0-6 mil
2. Jalur II penangkapan Ikan 6-12 mil
3. Jalur III penangkapan Ikan 12- ZEE
Dari hasil analisis Citra satelit luasan
perikanan tangkap untuk 0 – 4 mil adalah
675.482,12 ha terdapat di seluruh
Kecamatan Kabupaten Kepulauan
Mentawai
Peta Zona
Perikanan
Tangkap

Tabel Luas Lahan Perairan Perikanan Tangkap Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )

1 Kecamatan Sikakap 67250.57


Jumlah 67250.57

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


SENTRA
PENGOLAHAN
Kusnadi (2009): Bahan
baku, tenaga kerja,
sumber energi,
transportasi, daerah
pemasaran, dan tofografi

Tabel Luas Lahan Sentra Pengolahan Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan
( Ha )
1 Sikakap 2.00
Jumlah 2.00
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
SENTRA PEMASARAN
Tabel 5.20 Analisis Daya Dukung Sebagai Sentra Pemasaran Minapolitan Kecamatan Sikakap

Kondisi
Score
Infratruktur Baik Sedang Buruk
No (Persen)

1 2 3 4 5 6
1 Telah ditetapkan sebagai 100
Lokasi Kawasan Sentra V
Produksi (KSP)
2 Ketersediaan Jalan Masuk V 100
3 Ketersediaan Listrik V 100
4 Ketersediaan Lahan V 80
5 Ketersedian Bank V 100
6 Kemudahan Arus Transportasi V 80
7 Air Rawar V 60
Jumlah 620
Rata-rata 84,43
Gambar Peta Sentra
Pemasaran Kawasan
Minapolitan Kecamatan
Sikakap

Tabel Luas Lahan Sentra Pemasaran Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Sikakap 0.22
Jumlah 0.22
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
A. Target Perencanaan
Tabel Luasan dan Daya Dukung Lahan, Produksi, dan Jumlah Tenaga Kerja
untuk Budidaya Laut di Kawasan Minapolitan Sikakap

Luas Jumlah Tenaga Kerja


No Jenis Kegiatan Produksi (ton)
( Ha ) ( Orang )

1 KJA 80,97 1.360,80 450


2 Rumput Laut * 39,61 7128 594

3 Budidaya Mutiara 16.44 1,03 1644

4 Pembenihan** 2,29 150.000 15

5 Perikanan Tangkap 67.250,57 800 150

Total 67.386.,88 2.853

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


* Produksi kering
** Produksi dalam ekor
• B. Pemilihan Target Perencanaan
Tabel Jumlah Produksi, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Minapolitan di Kecamatan Sikakap

Jumlah Nilai
Jenis Produksi Tenaga Jumlah Produksi Nilai Produksi
No Luas (ha)
Kegiatan (ton) Kerja Unit per Unit (Rp juta)
(orang) (Rp juta)

1 KJA 80,97 1.360,80 450 450 1.134 510.300,-


Rumput
2 39,61 7128 594 594 90 53.460,-
Laut
3 Mutiara 16,44 1,03 1644 329 2.500 411.250,-
Pembeniha
4 2,29 150.000* 15 1 1.050 1.050,-
n
Perikanan
5 67.250,57 800,00 150 50 160 8000-
Tangkap

Total 139,31 2.853 1424 984060,-


Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Keterangan : *ekor
Tabel 5.19 Proyeksi Peningkatan Jumlah Angkatan Kerja di Kecamatan Sikakap dari Tahun 2010 ~ 2031 .

Jumlah (Jiwa)

No Tahun*) Penduduk Angkatan Kerja Bekerja Pencari Keja


   

2010 8.433 3.851 3.722 129


1
2016 9.677 4.419 4.271 148
2
2021 10.853 4.956 4.790 166
3
2026 12.172 5.559 5.373 186
4
2031 13.651 6.234 6.025 209
5

Sumber : BPS Kecamatan Sikakap, 2007 dan 2010


Hasil proyeksi
• A. Analisis Kelayakan Usaha
Tabel Analisis Kelayakan Usaha dari Berbagai Komoditi dalam Minapolitan

No Parameter KJA Rumput Mutiara Perikanan


Kelayakan Usaha Laut Tangkap

1 Investasi (Rp juta) 656,33 21,65 425,8 50,00


2 Pendapatan Kotor 1.134,00 90,00 2.500 160
(Rp juta)
3 Pendapatan Bersih 404,28 56,15 912,51 106,7
(Rp juta)
4 B/C 1.55 2,66 1,23 8,65
5 FRR (%) 61,60 259,34 24,49 27,61
6 PPC (tahun) 2,03 0,39 3,8 5,60
7 BIP(Kg) 1.946 4.514 2,49 2.015
B. Analisis Pengurangan Resiko
B1. Resiko Teknis
Tabel Analisis Resiko Teknis dalam Berbagai Komoditi

No Komoditi Resiko Penanggulangan

a. Menggunakan bibit yang sehat dan tidak


cacat.
b. Memberikan pakan yang baik dan cukup
1. Pertumbuhan lambat dan mortalitas sesuai dengan dengan umur dan ukuran
tinggi. ikan kerapu.
c. Mengganti jaring yang sudah kotor,
sehingga sirkulasi air dan oksigen baik.
Ikan d. Pendampingan teknis.
1.
Kerapu

a. Pemilihan lokasi yang tepat.


2. Kualitas air yang buruk, dan ini dapat b. Memindahkan KJA ke lokasi yang lebih
menimbulkan penyakit swim blader baik.
syndrome. c. Memberikan vitamin melalui pakan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan
mengurangi stress ikan terhadap
perubahan kualitas air tersebut.
No Komoditi Resiko Penanggulangan

a. Mamandikan ikan dengan air tawar


yang telah dicampur dengan
formalin.
3. Serangan ekstoparsit
b. Mengganti jaring yang sudah kotor,
karena jaring kotor media hidup
dari ektoparasit

Ikan
1.
Kerapu

a. Memberikan vitamin dalam pakan


untuk menambah daya tahan
4. Serangan penyakit tubuhnya terhadap penyakit.
b. Memberikan antibiotika seperti
oksitetrasiklin melalui pakan.
a. Menggunakan bibit yang
baik, berkualitas (unggul).
b. Membersihkan rumput laut
1. Pertumbuhan lambat dari penutupan oleh
sedimen, dengan
menggoyang-goyang.
c. Pendampingan teknis.
a. Lebih merapatkan jarak
2. Hama penyu tanam.
b. Memagari dengan jaring.
2. Rumput Laut
a. Memilih lokasi yang cukup
3. Hama bulu babi, dalam sehingga bulu babi
bintang laut dan bintang laut tidak
menggapai rumput laut.

a. Mengatur waktu tanam,


yang man penyakit ini
4. Penyakit ice-ice timbul pada perubahan
kualitas air pada musim
hujan.
Serangan hama : teritip
a. Menjaga kebersihan tiram
(Balanus trigonus), bunga
dan kebersihan keranjang
karang (Rhizomulga
tiram
japonica), dan Ostrea gigas

Hama golongan rumput laut:


a. Menjaga kebersihan tiram
3. Mutiara Codium mamillosum, C.
dan kebersihan keranjang tiram
mucromatum, C. contactum

Parasit cacing-cacingan
a. Menjaga kebersihan tiram
membuat lubang pada
dan kebersihan keranjang
cakang (Polychaeta sp dan
tiram
Polydora spp)

a. Menjaga kualitas air


4 Pembenihan Kematian masal ikan b. Memberi makan yang
berkualitas
• B.2 Resiko Sosial Ekonomis
Tabel Analisis Resiko Sosial Ekonomi
No Resiko Bentuk Resiko Penanganan Resiko

 Kerjasama dengan BBI /


pensuplai bibit ikan
(Pemerintah / swasta)
1. Sulitnya
 Kerjasama dengan pabrik
Resiko proses memperoleh bahan
pakan ikan
(Structure/process risk) baku (bibit, pakan,
 Mengganti bahan baku pellet
obat-obatan)
dengan bahan / bentuk lain
(kerjasama dengan Lembaga
Penelitian / Perguruan Tinggi)
 Pelatihan keterampilan petani
ikan, tentang ; pembenihan,
1. Keterampilan pembesaran, penanganan
petani ikan relatif produk
rendah  Melakukan studi banding ke
lokasi / daerah budidaya yang
sudah berhasil
Resiko
Manusia
(People risk)

 Pelatihan manajemen usaha


1. Rendahnya
budidaya ikan
kemampuan dalam
 Pelatihan manajemen kolam
pengelo-laan
ikan
usaha budi-daya
 Pelatihan manajemen
ikan
pemasaran
 Mengupayakan adanya dana
CSR dari perusahaan besar
 Mengupayakan adanya
1. Terbatasnya modal
bantuan program kredit
petani
murah untuk petani
 Kerjasama dengan
perbankan

Resiko
Keuangan
(Financial risk)  Memperkenalkan program
1. Petani masih sulit dan sistem perbankan
berurusan dengan kepada petani
bank  Membiasakan petani
berusan dengan bank

 Melakukan pelatihan
1. Petani belum
akutansi
menguasai
 Pelatihan cashflow dan
manajemen akutansi
analisa usaha
 Melakukan kerjasama
pema-saran dengan
lembaga yang sudah
menjalankan pema-saran
1. Sulitnya pema-
Resiko Pemasaran ikan
saran hasil
(Market risk)  Melakukan kemitraan
perikanan
dengan perusahaan besar /
kuat modal yang sudah
berhasil dalam menjalankan
usahanya
Lembaga Keuangan
: Bank

BBI dan Pabrik Dana CSR


Pakan Ikan

Usaha Budidaya
Minapolitan

Kelembagaan Pemasaran
Petani Ikan :

Gambar 5.36 Bagan Keterkaitan Usaha Budidaya Kegiatan Minapolitan dengan


Kegiatan Lain
Tabel 5.39. Prioritas Pengembangan Kawasan Minapolitan Kecamatan Sikakap.
Prioritas
No Sentra
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
1 Produksi
a.KJA x x x x
b.Rumput laut x x x
c. Mutiara x x x
d. Pembenihan x x x x
d. P.Tangkap x
2 Pengolahan
-a. Industri X x x
-b.Diversifikasi produk x x

3 Pemasaran
a.Perbaikan infrastruktur x X x x
b.Pengembangan x x
pemasaran
Tahapan Pelaksanaan
Instansi I II III IV
Sumber
Kawasan/ Zona/Suzona Subzona Program Pengembangan Penanggung
Anggaran
Jawab 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Dinas Kelautan
Tata batas lokasi perairan antara APBD
dan
peruntukan budidaya KJA Kabupaten/
Perikanan
Kerapu dengan budidaya APBD
Kab. Kep.
Rumput Laut. Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
Pelatihan untuk pembudidaya dan
Kabupaten/
Kerapu tetang teknik budidaya Perikanan
APBD
KJA Kerapu Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
Pelatihan untuk pembudidaya dan
Kabupaten/
Kerapu tetang kewirausahaan Perikanan
APBD
dalam budidaya KJA Kerapu Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
dan
Bantuan penyediaan benih Kabupaten/
Perikanan
kerapu yang berkualitas. APBD
Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
dan
Budidaya Bantuan penyediaan sarana Kabupaten/
Perikanan Budidaya Perikanan
KJA Kerapu produksi (saprodi). APBD
Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
dan
Fasilitasi permodalan melalui Kabupaten/
Perikanan
lembaga keuangan mikro. APBD
Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
Fasilitasi pembentukan dan dan
Kabupaten/
pembinaan kelompok Perikanan
APBD
pembudidaya KJA Kerapu Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
dan
Failitasi pemasaran hasil panen Kabupaten/
Perikanan
atau produksi. APBD
Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Tahapan Pelaksanaan
Instansi I II III IV
Sumber
Kawasan/ Zona/Suzona Subzona Program Pengembangan Penanggung
Anggaran
Jawab 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Dinas Kelautan
Tata batas lokasi perairan APBD
dan
antara peruntukan budidaya Kabupaten/
Perikanan
KJA kerapu dan rumput laut APBD
Kab. Kep.
dengan daerah penangkapan. Prov./APBN
Mentawai
Penyuluhan tentang perlunya Dinas Kelautan
APBD
menjaga kelestarian daerah dan
Kabupaten/
penangkapan, melalui Perikanan
APBD
penggunaan alat tangkap yang Kab. Kep.
Prov./APBN
ramah lingkungan. Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
dan
Pelatihan tentang menjaga Kabupaten/
Perikanan
kualitas ikan hasil tangkapan. APBD
Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
Bantuan penyediaan alat dan
Kabupaten/
tangkap, mesin perahu, es dan Perikanan
APBD
sarana produksi lainnya. Kab. Kep.
Penangk Prov./APBN
Mentawai
Perikanan Tangkap apan
Dinas Kelautan
Ikan APBD
dan
Fasilitasi permodalan melalui Kabupaten/
Perikanan
lembaga keuangan mikro. APBD
Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
Penguatan kelembagaan dan
Kabupaten/
melalui pendam-pingan dan Perikanan
APBD
pembinaan kelompok nelayan Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
dan
Fasilitasi pemasaran hasil Kabupaten/
Perikanan
tangkapan atau produksi. APBD
Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
APBD
Penyediaan bahan bakar (BBM) dan
Kabupaten/
ber-subsidi bagi nenalayan Perikanan
APBD
dengan SPDN. Kab. Kep.
Prov./APBN
Mentawai
Dinas Kelautan
dan
A. Kebutuhan Investasi
Tabel. 5.41 Kebutuhan Investasi Masing-masing Zona dan Subzona Minapolitan di Kecamatan Sikakap.
Harga Satuan Jumlah
No Jenis Kebutuhan Investasi Volume Satuan
(Rp 000) (Rp 000)
Sentra Produksi:
a. KJA Kerapu 450 unit 656.327,50,- 295.347.375,-
b. Rumput Laut 594 unit 21.650,- 12.860.100,-
1. c. Mutiara
329 unit 425.800,-
140.088.200,-
d. Pembenihan 1 paket 1.000.000,,- 1.000.000,-
c. Perikanan Tangkap 50 unit 50.000,,- 2.500.000,-

2 Sentra Pengolahan 1 paket 50.000,- 50.000,-


Sentra Pemasaran (Perbaikan Sarana dan
Prasarana PPP Sikakap)

a.Perbaikan Bangunan Pelelangan


1 paket 200.000,- 200.000,-

b. Pabrik Es 1 paket 1.500.000,- 1.500.000,-


c. Genset 1 paket 100.000, 100.000,-
3 d. Mesin Cool Room 1 paket 75.000,- 75.000,-
e. Instalasi air bersih 1 paket 500.000,- 500.000,-
f. Pengadaan SPBU 1 paket 1.000.000,- 1.000.000,-
g. Peralatan bengkel 1 paket 200.000,- 200.000,-
h. Penambahan rumah dinas 1 paket 250.000,- 250.000,-
Infrastruktur:
a.Peningkatan Jalan (6 km x 6 m)
36.000 M3 55,- 1.980.000,-
4.
b.Air Bersih (sumur bor kedalaman 2 sumur x 50 m)
100 M 10.000,- 10.000,-

c.Listrik 1 Paket 500.000,- 500.000,-


Total
458.160.675
B. Pola Kerjasama Investasi

Dana Publik Bank Nagari,20%

CSR 60%

Avalis, 20%
Pasar

Petani KJA Kerapu, Mutiara, Rumput Laut

Gambar 5.37 Pola Pengelolaan Pengembangan Budidaya KJA Kerapu, Mutiara dan Rumput Laut.
C. Rencana Investasi
Tabel 5.42. Rencana Investasi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kecamatan Sikakap

Tahun Kebutuhan Investasi ( Rp 000) Investor yang diharapkan

Nilai Investasi
No Jenis Kebutuhan Investasi
2012 2013 2014 2015 2016 (Rp 000) Pemerintah Swasta Masyarakat

I. Sentra Produksi - - -
A. Perikanan Budidaya - - -
a. KJA Kerapu 59.069.475 59.069.475 59.069.475 59.069.475 59.069.475 295.347.375,- X X X
b Rumput laut 2.572.020 2.572.020 2.572.020 2.572.020 2.572.020 12.860.100,-
c. Mutiara 28.017.640 28.017.640 28.017.640 28.017.640 28.017.640 140.088.200,- X X X
d. Pembenihan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 1.000.000
e Perikanan Tangkap 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 2500.000 X X X
II Sentra Pengolahan 50.000 - - - - 50.000

Sentra Pemasaran (Perbaikan


III
Sarana dan Prasarana PPP)

a Perbaikan Bangunan Pelelangan - - - - - 200.000,- X


b Pabrik Es - 1.500.000 - - - 1.500.000,- X
c Genset - 100.000 - - - 100.000,- X
d Mesin Cool Room - - 75.000 - - 75.000,- X
e Instalasi air bersih - 500.000 - - - 500.000,- X
f Pengadaan SPBU - 1.000.000 - - 1.000.000,- X X
g Peralatan bengkel - - 200.000 - - 200.000,- X
h Penambahan rumah dinas - 250.000 - - - 250.000,- X
IV Insfrastruktur - - - - - - - - -

a. .Peningkatan Jalan (6 km x 6 m) - -
1.980.000, - - 1.980.000, X - -

Air Bersih (sumur bor kedalaman 2


b. 10.000 - - - - 10.000
sumur x 50 m)

c. Listrik - 500.000 - - - 500.000 X - -

Jumlah 90.419.135 93.209.135 91.634.135 90.359.135 90.359.135 458.160.675 - - -


D. Pola Pemasaran

PASAR IKAN
PENGOLAHAN
SEGAR (Filet,
Pengeringan, dll)
ORIENTASI
PPP SIKAKAP PASAR :
LOKAL,
REGIONAL,
NASIONAL
PRODUKSI
KJA
IKAN SEGAR

ORIENTASI
PEMASARAN IKAN PASAR :
HIDUP EKSPOR

Gambar 5.38 Pola Pemasaran Ikan Hasil Produksi Perikanan Tangkap dan KJA
Peta
Pemanfaatan
Umum
Peta
Pariwisata
Peta wisata
Pantai Umum

Tabel Luas Lahan Pariwisata Pantai Umum Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Taikako 30.33
Jumlah 30.33

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


Peta wisata
Penyelaman

Tabel Luas Lahan Pariwisata Penyelaman Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Taikako 182.64
Jumlah 182.64

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


Peta zona
Pemukiman

Tabel Luas Lahan Zona Pemukiman Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )

1 Taikako 215.06
Jumlah 215.06

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


Peta zona
Pelabuhan

Tabel Luas Lahan Zona Pelabuhan Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Sikakap 6.00
Jumlah 6,00

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


Peta
Konservasi
Peta
Konservasi
Perairan

Tabel Luas Lahan Konservasi Perairan Minapolitan Kecamatan

No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )


1 Sikakap 4168,98
Jumlah 4168,98

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


Peta
Sempadan
Pantai

Tabel Luas Lahan Sempadan Pantai Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )

1 Taikako 215.06
Jumlah 215.06
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Peta
Mitigasi
Bencana
Peta
Resiko
Bencana
Abrasi

Tabel Luas Lahan Resiko Bencana Abrasi Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Taikako dan Sikakap 1342.98
Jumlah 1342,98
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Peta
Bencana
Gempa Bumi

Tabel Luas Lahan Resiko Bencana Gempa Bumi Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )

1 Taikako, Sikakap dan Matobe 33574.408


Jumlah 33574.408

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


Peta
Bencana
Banjir

Tabel Luas Lahan Resiko Bencana Banjir Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )

1 Taikako, Sikakap dan Matobe 27433.03


Jumlah 27433.03
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Peta
Bencana
Longsor

Tabel Luas Lahan Resiko Bencana Longsor Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Taikako, SIkakap 15221.77
Jumlah 15221.77

Sumber: Hasil Analisis, 2011.


Peta
Bencana
Tsunami

Tabel Luas Lahan Resiko Bencana Tsunami Minapolitan Kecamatan


No Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Taikako dan Sikakap 130.88
Jumlah 130.88
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Peta Pola
Ruang
Peta Struktur
Ruang

Tabel Luas Alur Minapolitan Kecamatan


No Subzona Lokasi (Desa) Luasan ( Ha )
1 Alur Tradisonal Taikako , Sikakap dan Matobe 310.8
2 Alur Regional Sikakap 1266.8

Jumlah 1577,6
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Peta Zonasi
Rinci
Minapolitan
Tabel 5.44. Arahan Pemanfaatan Ruang Pesisir Minapolitan Kecamatan Sikakap
Komoditi Luas Lo k a si
No Kawasan Zona Kode Sub-Zona Kode
/Jenis ( Ha ) (Desa)
Desa
a. Perikanan
Sikakap,
Tangkap Skala Ikan segar 47.314,85
Taikako,
Kecil
Sentra Matobe
Produksi Desa
a. Perikanan
Sikakap,
Tangkap skala Ikan segar 19.935,72
Taikako,
Komersial
Matobe
Desa
Taikako
a. Budidaya KJA Ikan kerapu 80,97
dan
Sikakap
Sentra a. Budidaya Rumput Rumput Desa
39,61
Produksi Laut Laut Kering Sikakap
Pemanfaatan Butiran Desa
I. a. Budidaya Mutiara 24,78
Umum mutiara Sikakap
Benih ikan Desa
a. Pembenihan 2,29
laut Sikakap
Sentra a. Tempat Pengolahan Ikan asin,
Desa
Pengolaha di Pelabuhan Perikanan ikan beku, 2,00
Sikakap
n Pantai Sikakap karagenan
a. Tempat Pelelangan
Sentra
Ikan di Pelabuhan Pemasaran Desa
Pemasara 0,22
Perikanan Pantai Ikan Segar Sikakap
n
Sikakap
a. Pantai Wisata Jasa Desa
30,33
Umum kelautan Taikako
Pariwisata
a. Wisata Jasa Desa
182,64
penyelaman kelautan Taikako
Desa
Mangrove dan
Sempadan a. Sempadan Taikako,
II Konservasi tumbuhan 1.172,72
Pantai Pantai Sikakap,
pantai
Matobe

Konservasi Terumbu Desa


KKLD
Perairan Karang Sikakap

Desa
Taikako,
a. Longsor Bahaya longsor 15.221,77
Desa
Sikakap,
Desa
Taikako,
b. Banjir Bahaya banjir 27.433,03
Sikakap,
Matobe
Mitigasi
DesaTaikak
Bencana
c. Gempa Bahaya gempa 33.574,40 o, Sikakap,
Matobe
Desa
d.Tsunami Bahaya tsunami 130,88
Taikako
Desa
Taikako,
e. Abrasi Bahaya tsunami 1.342,98
Desa
Sikakap

a. Alur Kapal Motor


Desa
Pelayaran Motor Tempel 310,8
Sikakap
Regional Perahu
Alur
III Alur
Pelayaran
b. Alur Kapal Motor DesaTaikak
Pelayaran Motor Tempel 1.266,8 o, Sikakap,
Tradisional Perahu Matobe
PASAR IkanHidup
EXPORT
KJAKerapu
KONSEP PENGEMBANGAN
KONSEP
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
KAWASAN MINAPOLITAN
PERIKANAN MINAPOLITAN MANDEH
Rumput
Rumputlaut
laut

Tambak
Mutiara
bandeng

TPI INDUSTRI
PASAR
KOLEKSI
– DISTRIBUSI PENGOLAHAN
PERIKANAN IKAN Painan
Sikakap
Padang
DARAT
LAUT
EXPORT

Gambar 5.42. Konsep Pengembangan Kawasan Minapolitan Kecamatan Sikakap.


Tahapan Pelaksanaan
Luas I II III IV
Kawasan Zona Subzona Kenagarian Pelaksana
( Ha )
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Desa Taikako,
- Pemerintah
Sempadan Pantai Hutan Bakau Desa Sikakap, 1.172,72
- Masyarakat
Desa Matobe

Konservasi
- Pemerintah
Konservasi
KKLD Desa Sikakap 4.168,98 - Masyarakat
Perairan
- LSM

Mitigasi Bencana Longsor Desa Taikako 15.221,77 - Pemerintah


Alam Banjir dan Desa 27.433,03 - Masyarakat
Gempa sikakap 33.574,40 - LSM
Desa Taikako, 130,88
Tsunami Desa Sikakap, 1.342,98
Abrasi dan Desa
Matobe
Desa Taikako,
Desa Sikakap,
dan Desa
Matobe
Desa Taikako
Desa Taikako,
dan Desa
Sikakap
Desa Taikako
Longsor dan 15.221,77
Desa sikakap

Desa Taikako,
Desa Sikakap,
Banjir 27.433,03
dan Desa
Matobe
Mitigasi
Bencana
Konservasi
Alam
Desa Taikako,
Desa Sikakap,
Gempa 33.574,40
dan Desa
Matobe

Tsunami Desa Taikako 130,88

Desa Taikako,
Abrasi dan Desa 1.342,98
Sikakap
Desa Taikako - Pemerintah
Budidaya KJA
dan Desa 80,97 - Swasta
Kerapu
Sikakap - Masyarakat

- Pemerintah
Budidaya
Desa Sikakap 39.61 - Swasta
Rumput Laut
- Masyarakat

Sentra Budidaya - Pemerintah


Desa Sikakap 27,40
Produksi Mutiara - Swasta

Pemanfaatan - Pemerintah
Umum - Swasta
- Masyarakat
Pembenihan Desa Sikakap 2,29

Desa Taikako, - Pemerintah


Desa Sikakap, - Swasta
Penangkapan Desa Matobe - Masyarakat
Ikan 47.314,85
Tradisional

- Pemerintah
- Swasta
- Masyarakat
Pantai Wisata
Pariwisata Desa Taikako 30,33
Umum
PESISIR INDONESIA IMPIAN

Anda mungkin juga menyukai