Anda di halaman 1dari 73

PPGDON – Penanganan

Penderita Gawat

23/08/2023
Darurat Obstetry dan

NANA USNAWATI
Neonatus
NANA USNAWATI, SST., M.Keb.

1
• Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan
yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan
atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran.

23/08/2023
• Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri
yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat

NANA USNAWATI
kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi
penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru
lahir (Saifuddin, 2002).

2
• Masalah kedaruratan selama kehamilan dapat
disebabkan oleh komplikasi kehamilan spesifik atau

23/08/2023
penyakit medis atau bedah yang timbul secara
bersamaan.

NANA USNAWATI
• Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang
membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada
bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28 hari), serta
membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali
perubahan psikologis dan kondisi patologis yang
mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu
(Sharieff, Brousseau, 2006)
3
• Penderita atau pasien gawat darurat adalah pasien yang perlu
pertolongan tepat, cermat, dan cepat untuk mencegah

23/08/2023
kematian/kecacatan.
• Ukuran keberhasilan dari pertolongan ini adalah waktu
tanggap (respon time) dari penolong. Pengertian lain dari

NANA USNAWATI
penderita gawat darurat adalah penderita yang bila tidak
ditolong segera akan meninggal atau menjadi cacat, sehingga
diperlukan tindakan diagnosis dan penanggulangan segera.

4
• Karena waktu yang terbatas tersebut, tindakan
pertolongan harus dilakukan secara sistematis

23/08/2023
dengan menempatkan prioritas pada fungsi vital
ABC, yaitu :

NANA USNAWATI
• A (Air Way) : yaitu membersihkan jalan nafas
dan menjamin nafas bebas hambatan
• B (Breathing) : yaitu menjamin ventilasi lancar
• C (Circulation) : yaitu melakukan pemantauan
peredaran darah
5
PERAN BIDAN DALAM KONDISI
KEGAWATDARURATAN
1. Melakukan pengenalan kondisi gawat darurat
2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi

23/08/2023
cairan, dan medikamentosa dengan :
• Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki

NANA USNAWATI
fungsi system respirasi dan sirkulasi
• Menghentikan perdarahan
• Mengganti cairan tubuh yang hilang
• Mengatasi nyeri dan kegelisahan

6
PERAN BIDAN DALAM KONDISI
KEGAWATDARURATAN
3.Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin,
yaitu:

23/08/2023
•Menyiapkan radiant warmer/lampu pemanas untuk mencegah
kehilangan panas pada bayi
•Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan bayi

NANA USNAWATI
•Menyiapkan alat pelindung diri
•Menyiapkan obat obatan emergensi
4.Memiliki ketrampilan klinik, yaitu:
•Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi dengan peralatan yang
berkesinambungan.
•Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam pelayanan ibu
dan bayi baru lahir, yang meliputi making pregnancy safer, safe
motherhood, bonding attachment, IMD dan lain lainnya.
7
Persiapan Umum Sebelum

23/08/2023
Tindakan Kegawat Daruratan
Obstetri & Neonatal

NANA USNAWATI
8
PERSIAPAN UMUM
• Persetujuan tindakan medik
• Beritahukan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
• Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan
• Pelajari keadaan umum (kesadaran, tensi, nadi, nafas) untuk
memastikan bahwa ditemukan keadaan yang merupakan indikasi dan
syarat untuk tindakan obstetrik dan mengatasi renjatan
PERSIAPAN UMUM
• Persiapan tindakan
• Tindakan pencegahan infeksi sederhana
• Uji fungsi dan kelengkapan peralatan (medikamentosa,
instrument, lembar catatan medik dan persetujuan
tindakan)
• Persiapan penolong operator dan asisten
• Perlindungan terhadap risiko penularan infeksi
• Instrument / peralatan bantuan
• Persiapan bayi
• Instrument (medikamentosa dan peralatan)
KESIAPAN TERHADAP
KEGAWATDARURATAN
TANGGUNG JAWAB PERAWAT, BIDAN DAN DOKTER
Memastikan semua staf di tempat pelayanan/perawatan
kesehatan telah:
• Mengetahui tugas masing-masing
• Mengetahui merespon pasien dengan kondisi gawat darurat.
• Mampu mengidentifikasi ibu dengan tanda bahaya kehamilan
atau persalinan yang sudah maju (advanced labor)
• Membawa ke tempat perawatan dan memanggil tenaga
kesehatan terlatih
• Bekerja sama merencanakan pengelolaan pasien gawat darurat
• Memberikan informasi dan pelatihan yang dibutuhkan oleh
setiap staf
INGAT
• Ibu dengan perdarahan penanganannya tidak bisa ditunda.
• Setiap petugas harus selalu siap membantu jika pasien datang
dengan kondisi gawat darurat obstetri / neonatal atau dengan
tanda dan gejala persalinan maju. Membawa ibu ke tempat
perawatan dan segera memanggil petugas.
• Semua staf di tempat perawatan harus dapat melakukan
pemeriksaan cepat.
• Peralatan gawat darurat harus disiapkan kembali setiap kali
setelah dipakai.
• Semua bahan dan peralatan harus didekontaminasi, dibersihkan
dan di-DTT atau segera disterilisasi setelah dipakai.
PENILAIAN AWAL CEPAT

• Perhatikan ibu :
• Apakah ada yang membawa ibu ke tempat perawatan ? (Kemungkinan
tanda-tanda syok ).
• Apakah ada darah pada pakaian atau lantai di bawah ibu ? (Tanda-
tanda bahaya perdarahan dalam kehamilan).
• Apakah ibu mendengkur, merintih, atau meneran ? (Kemungkinan
tanda-tanda persalinan maju)
PENILAIAN AWAL CEPAT
• Tanyakan kepada ibu atau yang menemani ibu, apakah sekarang
atau ibu baru mengalami :
• Perdarahan per vaginam
• Sakit kepala berat/ atau gangguan penglihatan
• Kejang atau tidak sadar
• Kesulitan bernapas
• Demam
• Nyeri abdomen berat
• Sakit yang berhubungan dengan persalinan
PENILAIAN AWAL CEPAT

• Jika ibu mengalami satu atau lebih tanda-tanda bahaya tersebut,


atau tanda dan gejala persalinan maju, segera :
• Minta bantuan
• Tetap bersama ibu. Fokuskan perhatian pada ibu
• Jangan biarkan ibu sendirian
• Hubungi petugas kesehatan terlatih.
MERESPONS KONDISI GAWAT
DARURAT

• Petugas terlatih harus melakukan pemeriksaan cepat


untuk menentukan tindakan apa yang perlu
dilakukan untuk menstabilkan kondisi, menangani
dan merujuk pasien.
• Tetap bersama ibu. Fokuskan perhatian pada ibu.
• Jangan biarkan ibu sendirian
• Awasi ibu. Minta staf atau siapa saja yang bersama
ibu untuk mengawasinya
MERESPONS KONDISI GAWAT
DARURAT
• MINTALAH BANTUAN
• Posisikan ibu berbaring dan bertumpu pada sisi kirinya
dengan kaki ditinggikan.
• Ajak bicara dan tenangkan ibu. Tanyakan gejala apa
yang dialami ibu dan kapan mulai dialaminya.
• Lakukan pemeriksaan cepat (tekanan darah, denyut
jantung, kecepatan napas, suhu tubuh dan warna kulit)
• Periksa apakah ada perdarahan dan perkirakan volume
darah yang hilang.
PENILAIAN AWAL & CEPAT
Jika tanda-tanda bahaya telah diidentifikasi selama
pemeriksaan kilas, segerala lakukan penilaian awal
dengan cepat (Rapid Initial Assessment/RIA) untuk
menentukan tingkat kesakitan ibu dan mengkaji
kebutuhan tindakan gawat darurat yang diperlukan
untuk menstabilkan kondisi ibu.
• Walaupun ibu tidak menunjukkan tanda-tanda syok saat
pemeriksaan, hal ini tidak berarti ia tidak akan mengalami
syok; oleh karena itu tetaplah waspada.
• Curigai atau antisipasi adanya syok jika timbul hal-hal
berikut ini :
• Perdarahan pervaginam dalam kehamilan
• Perdarahan pervaginam selama atau setelah persalinan
• Infeksi
• Trauma
PENILAIAN AWAL & CEPAT
GANGGUAN PERNAPASAN
• Perhatikan :
• Henti napas
• Bernapas cepat (≥ 30 /menit)
• Bernapas terputus-putus atau megap-megap
• Pucat atau warna kulit agak biru (sianosis)
• Periksa :
• Mulut jika ada benda asing (seperti sisa makanan)
• Paru-paru, apakah ada bunyi mendesah atau ronchi
STABILISASI PASIEN
JIKA IBU TIDAK BERNAPAS
• Minta bantuan
• Upayakan agar ibu tetap pada posisi terlentang
dengan kepala dimiringkan ke belakang
• Angkat dagu ibu agar jalan napas membuka
• Periksa kedalam mulut ibu apakah ada benda
asing atau makanan, jika ada keluarkan.
• Bersihkan sekresi dari kerongkongan ibu.
• Lakukan ventilasi dengan ambubag dan sungkup
sampai ibu bisa bernapas.
STABILISASI PASIEN
JIKA IBU BERNAPAS TETAPI MASIH MENGALAMI
GANGGUAN NAPAS :
• Minta bantuan
• Segera evaluasi tanda vital (tekanan darah,
denyut jantung, pernapasan)
• Posisikan ibu berbaring dan bertumpu pada sisi
kiri badannya dan ganjal punggungnya dengan
dua bantal guling.
• Berikan oksigen 4 – 6 lt/men jika tersedia
• Segera rujuk
PERTIMBANGKAN
• Anemia berat
• Gagal jantung
• Lihat kesulitan bernapas
PENILAIAN AWAL & CEPAT
SYOK
• Perhatikan
• Kecepatan bernapas (≥ 30 kali/menit)
• Kulit dingin dan lembab
• Pucat sekitar konjungtiva, telapak tangan dan sekitar
mulut
• Perspirasi
• Gelisah dan bingung
• Tidak sadarkan diri
• Periksa
• Denyut jantung (≥ 110 kali/menit) dan lemah
• Tekanan darah, sistolik 90 mmHg atau kurang
• Produksi urin : < 30 ml/jam
STABILISASI PASIEN
• Minta bantuan
• Miringkan ibu ke samping untuk meminimalkan
risiko aspirasi jika ia muntah dan untuk
memastikan agar jalan napas membuka
• Pastikan bahwa ibu bernapas
• Jaga agar ibu tetap hangat tetapi JANGAN
sampai berlebihan
• Tinggikan posisi kaki
• Mulai berikan Infus secara IV atau larutan
rehidrasi per oral
STABILISASI PASIEN
• Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit
• Nilai ulang respon ibu terhadap cairan dalam 30 menit
untuk melihat apakah kondisinya membaik. Tanda-tanda
kondisi ibu membaik adalah :
• Denyut jantung ≤ 90 kali/menit
• Tekanan darah : sistolik ≥ 100 mmHg
• Rasa bingung dan gelisah berkurang
• Produksi urin : ≥ 30 mL/jam
• Jika kondisi ibu membaik, atur kecepatan cairan infus IV
menjadi 1 L dalam 6 jam. Tentukan penyebab syok dan
berikan tindakan atau rujuk jika perlu.
• Jika ibu tidak membaik atau kondisinya tidak stabil,
segera rujuk.
Pertimbangkan
• Lihat perdarahan per vaginam
• Abortus inkomplit setelah persalinan
• Kehamilan ektopik • Abortus septik
• Plasenta previa • Metritis
• Ruptura uteri • Petritonitis
• • Lihat
Lihat perdarahan per vaginam pada demam
awal setelah
kehamilan
persalinan
• Atonia uteri
• Ruptura uteri
• Retensio plasenta • Lihat nyeri abdomen pada
• Laserasi kehamilan lanjut atau setelah
persalinan
Pedoman pemberian cairan IV / Larutan
Rehidrasi Oral (LRO)
• Pakai jarum yang paling besar (≥ 16 G)
• Segera berikan infus Ringer Laktat atau Normal saline pada
kecepatan 1 L per 15 – 20 menit
• Berikan paling kurang 2 L cairan dalam 1 jam pertama
• HANYA jika tidak bisa memberikan cairan IV (untuk alasan
apapun, berikan LRO menurut pedoman berikut ini :
• Jika ibu bisa minum, masih sadar dan tidak mengalami (atau
sekarang tidak mengalami) kejang, berikan LRO 300-500 mL dalam
1 jam pertama melalui mulut.
Pedoman pemberian cairan IV /
Larutan Rehidrasi Oral (LRO)

• Jika ibu tidak bisa minum, tidak sadarkan diri,


atau sedang mengalami (atau barusan
mengalami) kejang, berikan LRO 500 mL secara
rektal selama 20 – 30 menit, sesuai dengan
pedoman berikut ini :
• Isi tempat yang bersih dengan 500 mL cairan
• Alirkan air sampai ke ujung selang dan jepit ujungnya
• Masukan selang yang sudah diberi pelumas sekitar 10 cm (3-
4 inci) ke dalam rektum
• Alirkan air perlahan-lahan.
Catatan
• Jika syok terjadi akibat perdarahan, upayakan
untuk mengganti dua atau tiga kali cairan yang
diperkirakan hilang.
• Kecuali ibu mempunyai kesadaran penuh dan
alert, JANGAN berikan cairan lewat mulut.
• Untuk mengalirkan air akan memakan waktu
sekitar 20 – 30 menit. Jika dialirkan terlalu
kencang, ibu akan mengalami cram abdomen
dan akan menolak air tersebut keluar tubuhnya.
PENILAIAN AWAL & CEPAT
KEJANG / HILANG KESADARAN
• Tanyakan :
• Kehamilan ?
• Umur kehamilan?
• Periksa
• Tekanan darah: diastolik ≥ 90 mmHg
• Suhu: ≥ 38 ˚C
Stabilisasi
• Minta bantuan
• Jangan tinggalkan ibu sendirian
• Hindarkan ibu dari terluka, tetapi jangan terlalu
aktif menahan ibu.
• Jika ibu tidak sadarkan diri :
• Cek jalan napas
• Posisikan ibu berbaring menyamping ke sisi kiri badannya dan
dukung punggung ibu dengan dua bantal guling
• Periksa apakah lehernya tegang/kaku
Jika ibu kejang
• Miringkan ibu ke samping untuk mengurangi risiko aspirasi dan
memastikan jalan napas membuka.
• Berikan dosis MgSO4 (magnesium sulfat)
• Berikan larutan MgSO4 4 g IV selama 5 menit. Beritahukan kepada
ibu bahwa ia akan merasa hangat setelah pemberian magnesium
sulfat.
• Segera ikuti dengan magnesium sulfat 10 g dengan suntikan IM
dalam (5 g di setiap sisi pinggul) dengan 2% lignocaine 1 mL pada
spuit yang sama. Pastikan bahwa teknik aseptik digunakan saat
memberikan suntikan IM dalam.
• Jika kejang tidak berhenti atau muncul kembali setelah 15 menit,
berikan MgSO4 2 g IV selama 5 menit.
• Jika terjadi gangguan napas, berikan kalsium glukonat 1 g (10 mL
dari larutan 10%) IV secara perlahan-lahan selama 10 menit.
Sebelum ibu diberikan dosis Magnesium sulfat, pastikan bahwa:
• kecepatan napas paling kurang 16 kali per menit,
• ada refleks lutut,
• produksi urin paling kurang 30 mL per jam selama 4 jam
• Lakukan tindakan / segera rujuk. Jika rujukan diperlukan,
ikuti langkah-langkah berikut:
• Temani ibu selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
• Pastikan selama membawa cukup obat-obatan
• Jika rujukan tertunda atau ibu mengalami persalinan lambat:
• Lanjutkan pemberian Magnesium sulfat
• Berikan Magnesium sulfat 5 g IM plus 2% lignocaine 1 mL. (diberikan
secara bergantian di setiap sisi pinggul) setiap 4 jam.
• Lanjutkan perawatan selama 24 jam setelah persalinan atau setelah
kejang yang terakhir.
• Monitor produksi urin
Pertimbangkan
• Eklampsia
• Tetanus
• Epilepsi
• Komplikasi malaria
• Lihat sakit kepala, gangguan penglihatan, kejang atau hilang
kesadaran
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
PERDARAHAN PER VAGINAM
• Tanyakan :
• Kehamilan ?
• Umur kehamilan?
• Nyeri abdomen ?
• Setelah 22 minggu kehamilan, tanyakan apakah :
• Sekarang sudah melahirkan, tgl. Melahirkan
• Plasenta telah lahir
• Perdarahan lambat dan berlangsung lama (berapa lama) atau tiba-tiba banyak.
• Periksa
• Vulva: banyaknya perdarahan, trauma
• Vagina : laserasi, plasenta
• Serviks : hasil konsepsi, laserasi
• Uterus : retensio plasenta, atonia
• Kandung kemih : penuh
• Pada tahap ini, jangan lakukan pemeriksaan per vaginam
Stabilisasi
• Hentikan perdarahan. Ases penyebab perdarahan
berdasarkan umur kehamilan dan berikan tindakan yang
sesuai.
Pertimbangkan
• Abortus • Lihat Perdarahan per vaginam
setelah 22 minggu kehamilan
• Kehamilan ektopik. atau pada persalinan sebelum
• Kehamilan mola bayi lahir (hal.
• Lihat Perdarahan per • Atonia uteri
vaginam pada awal • Robekan serviks dan vagina
kehamilan (hal. • Retensio plasenta
• Uterus terbalik
• Abruptio plasenta
• Lihat Perdarahan pervaginam
• Ruptura uteri setelah bayi lahir
• Plasenta previa
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
DEMAM
• Tanyakan :
• Lemah, letargis ?
• Sering buang air kecil dan nyeri ?
• Periksa
• Tidak sadar
• Suhu : ≥ 38 ˚C
• Leher : tegang
• Paru-paru : napas pendek, penguatan
• Abdomen: nyeri berat
• Vulva : cairan yang purulen
• Payudara : nyeri
Stabilisasi
• BERIKAN AMPISILIN 2g IV setiap 6 jam PLUS gentamisin
5 mg/kg BB secara IV setiap 24 jam PLUS metronidazole
500 mg IV setiap 8 jam.
• Rujuk segera
• Jika muncul tanda-tanda syok sepsis, lihat prosedur
menstabilkan syok
• Mulai berikan infus IV (dua jika memungkinkan)
menggunakan kanula atau jarum besar. Segera berikan
Ringer laktat atau normal saline dengan kecepatan 1 L
per 15-20 menit. Berikan minimum 2 L cairan dalam 1
jam pertama.
Pertimbangkan
• Abortus septik
• Amnionitis
• Komplikasi malaria
• Tifoid
• Lihat Demam selama kehamilan dan persalinan
• Metritis
• Selulitis luka
• Komplikasi malaria
• Mastitis
• Lihat Demam setelah melahirkan
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
NYERI ABDOMEN
• Tanyakan :
• Kehamilan ?
• Umur kehamilan ?
• Periksa
• Tekanan darah: Sistolik ≤ 90 mmHg
• Suhu: ≥ 38 ˚C atau lebih
• Uterus: Umur kehamilan atau tanggal persalinan.
Pertimbangkan
• Abortus
• Kehamilan ektopik
• Kehamilan mola
• Lihat Perdarahan per vaginam pada awal
kehamilan
• Plasenta abruptio
• Ruptura uteri
• Plasenta previa
• Lihat Perdarahan per vaginam setelah 22
minggu umur kehamilan atau pada persalinan
sebelum bayi lahir
MERUJUK IBU UNTUK ASUHAN
LANJUT
• Setelah manajemen gawat darurat, diskusikan dengan ibu dan keluarganya
tentang perlunya ibu dirujuk.
• Segera siapkan kendaraan dan dana yang dibutuhkan (sumber bantuan dana
yang mungkin)
• Informasikan hal ini ke pusat rujukan melalui radio atau telefon
• Berikan ibu surat rujukan yang berisi informasi berikut ini :
• Nama, umur, dan alamat
• Riwayat obstetrik (paritas, umur kehamilan, komplikasi antenatal)
• Riwayat komplikasi obstetri sebelumnya yang relevan
• Masalah spesifik sebab ibu dirujuk
• Tindakan yang sudah diberikan dan hasilnya
MERUJUK IBU UNTUK ASUHAN
LANJUT
• Yang perlu bersama ibu dalam perjalanan ke tempat rujukan:
• Petugas kesehatan yang sudah dilatih tentang perawatan
persalinan bayi.
• Obat-obatan gawat darurat esensial dan bahan-bahan lain yang
diperlukan
• Anggota keluarga yang bisa mendonorkan darah
• Jika ada bayi, sertakan anggota keluarga yang bisa menjaga dan
merawat bayi.
MERUJUK IBU UNTUK ASUHAN
LANJUT
• Selama dalam perjalanan ke tempat rujukan:
• Terus berikan infus IV
• Upayakan agar ibu (dan bayinya jika sudah lahir) tetap hangat,
tetapi jangan sampai berlebihan
• Jika perjalanan cukup jauh, berikan tindakan yang sesuai selama
perjalanan
• Catat semua cairan IV yang sudah diberikan, pengobatan, waktu
pemberian tindakan dan obat serta kondisi ibu
RINGKASAN
• TINDAKAN AWAL
• STABILISASI
• MIRIP TRIAGE
BASIC LIFE SUPPORT/BLS
• Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan
pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang
mengancam jiwa
• Pada salah satu dari komponen : Tersumbatnya jalan nafas,

23/08/2023
Tidak ditemukan adanya nafas dan Jika dalam penilaian dini
penolong menemukan: Gangguan nadi maka: Penolong harus

NANA USNAWATI
melakukan tindakan yang dikenal dengan Bantuan Hidup
Dasar ( BHD )
• Apabila Bantuan Hidup Dasar dilakukan cukup cepat, kematian
mungkin dapat dihindari
• Keterlambatan     Kemungkinan berhasil
•      1menit                     98 dari 100
•      2 menit                50 dari 100
49
•    10 menit 1 dari 100
SISTEM PERNAPASAN DAN SIRKULASI
Komponen yang berhubungan dengan
Sirkulasi adalah ;

Jantung

23/08/2023
Pembuluh darah
Darah dan bagiannya

NANA USNAWATI
Jantung dapat berhenti karena banyak sebab
diantaranya :

Penyakit jantung
Gangguan Pernafasan
Syok
Komplikasi penyakit lain 50
EM A MA TI TI = MATI
Mati Klinis
Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi. Mati

23/08/2023
klinis dapat reversible. Pasien /korban mempunyai
kesempatan waktu selama 4-6 menit untuk dilakukan
resusitasi, sehingga memberikan kesempatan kedua sistem

NANA USNAWATI
tersebut berfungsi kembali
Mati Biologis
    Terjadi kematian sel, dimana kematian sel dimulai terutama
sel otak dan bersifat irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8 –
10 menit dari henti jantung.

51
PENTING
•D Danger

23/08/2023
•R Response

NANA USNAWATI
•A Airway
•B Breathing
•C Circulation 52
Danger !
• Lihat situasi dan kondisi sebelum
bertindak

23/08/2023
• Sadari apakah ada hal-hal yang

NANA USNAWATI
dapat membahayakan penolong
dan korban
Selamatkan diri sendiri sebelum
menyelamatkan orang lain !!!!
Jangan menambah korban !!! 53
Response
• Adalah respon dari korban atas

23/08/2023
rangsangan yang kita berikan
• Apa yang dinilai ???

NANA USNAWATI
-A Alert
-V Verbal
-P Pain
- U Unresponsive 54
Response
• Alert : kesadaran baik, orientasi

23/08/2023
baik saat ditanyakan nama,
tempat, tanggal, waktu

NANA USNAWATI
• Verbal : korban hanya memberi
respon jika namanya di panggil
55
Response
• Pain : korban baru memberikan

23/08/2023
respon jika diberi rangsang sakit

NANA USNAWATI
• Unresponsive : korban tidak
berespon terhadap rangsangan
apapun
56
Korban Tidak Sadar
• Setelah dipastikan aman bagi diri anda dan korban, yang
pertama harus dilakukan adalah teriak minta tolong.

23/08/2023
Contoh:

NANA USNAWATI
TULUNG…. TULUNG ….. ADA ORANG GA SADAR DI ……. !!!!!

Lalu telepon 911, 110, 113 dan nomor darurat lain atau ketik reg
spasi tolong kirim ke 3669

57
Tatalaksana - Nilai fundus
• Simultan dengan ABC
• Atonia merupakan penyebab utama

23/08/2023
Perdarahan Post partum
• Jika lembek  masase bimanual

NANA USNAWATI
• singkirkan inversio uteri
• mungkin terdapat trauma traktus bagian bawah
• evakuasi bekuan darah dari vagina dan servik
• membutuhkan eksplorasi manual pada saat ini

58
Kapan Dapat Memperkirakan Atau Mengantisipasi
Syok
 Perdarahan:
 Pada awal kehamilan (aborsi, kehamilan ektopik,

23/08/2023
kehamilan mola)
 Pada akhir kehamilan atau persalinan (plasenta
previa, solusio placenta, ruptura uteri)

NANA USNAWATI
 Sesudah kelahiran bayi (ruptura uteri, atonia uteri)
 Infeksi (aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi,
amnionitis, metritis)
 Trauma (perlukaan pada uterus atau kandung kemih
selama aborsi, ruptura uteri)
59
Definisi Syok
 Kegagalan sistem sirkulasi

23/08/2023
dalam mempertahankan aliran
yang adekuat pada organ-organ

NANA USNAWATI
vital sehingga timbul anoxia
 Mengancam jiwa
60
Tanda Klinis Syok
 Gangguan Perfusi Perifer
 Raba telapak tangan
 Hangat, Kering, Merah : Normal
 Dingin, Basah, Pucat : syok

23/08/2023
 Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan
 Merah kembali < 2 detik :

NANA USNAWATI
Normal / > 2 detik : syok
Bandingkan dengan tangan pemeriksa
 Nadi meningkat : raba nadi radialis
 Nadi < 100 : Normal
 Nadi > 100 : Syok
 Tekanan darah menurun
 Sistolik > 100 : Normal /
 < 100 : Syok
61
Penatalaksanaan Segera
 Berteriak minta tolong -

23/08/2023
orang yang ada di sekitar

NANA USNAWATI
kita dimintai bantuan
 Mulailah resusitasi
 Infus
62
Posisi Syok

23/08/2023
• ANGKAT KEDUA TUNGKAI

NANA USNAWATI
• 300-500CC DARAH KAKI
PINDAH KE SIRKULASI SENTRAL

63
Penatalaksanaan Khusus
 Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit
 Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang

23/08/2023
 Penilaian status pembekuan darah dengan tes
pembekuan di tempat tidur.

NANA USNAWATI
 Penatalaksanaan penyebab khusus
 Pantau:
 Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15
menit
 Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam
64
Cairan Intravena
 Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua
jarum berlubang besar

23/08/2023
 Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20 menit
 Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam pertama
 Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan

NANA USNAWATI
tetesan infus yang lebih cepat
 Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus,
lakukan vena seksi

65
Kristaloid vs Koloid
Sebagai Cairan Pengganti

23/08/2023
• Kristaloid merupakan pilihan
pertama untuk digunakan, karena:

NANA USNAWATI
- Lebih aman
- Lebih murah
- Lebih mudah didapatkan
66
MEMPERKIRAKAN KEHILANGAN DARAH

• ESTIMASI BB: 60 KG
• ESTIMASI BLOOD VOLUME: 70ml/KG x 60 = 4.200 ml

23/08/2023
• ESTIMASI BLOOD LOSS: …..% EBV: ……ml

TD SYST 120 100 <90 <60-70

NANA USNAWATI
NADI 80 100 >120 >140
PERFUSI HANGAT PUCAT DINGIN BASAH
NORMO 15% EBV 30% EBV 50% EBV
VOLEMIA
EBL PERDARAHAN 600 ml 1200 ml 2000 ml
INFUS RL 1200-2000 ml 2500-5000 ml 4000-8000 ml

67
Wanita 20 th, 60 kg, Hb 14,
Berdarah 1500 ml
 EBV : 60 kg x 70 ml = 4200 ml

23/08/2023
 Hb total : 0.14 x 4200 = 588 gm
 Hb hilang : 0.14 x 1500 = 210 gm

NANA USNAWATI
Setelah Infus RL 4000 ml =
Normovolemia
 Hb akhir : (588-210) / 4200 = 9 gm/dl
 TIDAK PERLU TRANSFUSI
68
Wanita 20 th, Hamil, 60 kg
Berdarah 1500 ml
 EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
 HAMIL + 30% - 50% (protective hypervolemia)

23/08/2023
 1400-2100 ml  5600 - 6300 ml
 bila tidak hamil = 35% = syok

NANA USNAWATI
 bila hamil aterm = 23-26% = belum syok
 bila pasien ini syok = 35% x 5600 - 6300 ml =
2000 - 2200 ml sudah hilang

69
Wanita 20 th, Hamil+ Eklampsia, 60 kg,
Berdarah 1500 ml
 EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
 Hamil+Eklampsia = tidak ada protective

23/08/2023
hypervolemia  tetap 4200 - 4500 ml
 bila tidak hamil = 35% = syok

NANA USNAWATI
 bila eklampsia = 35% = juga syok
 syok diperburuk karena
 miokard juga lebih jelek
 hipovolemia intravaskuler, hipervolemia
interstitial
70
Normovolemia
 Jantung dapat kompensasi

23/08/2023
meningkatkan cardiac output
 Oksigenasi jaringan terpelihara

NANA USNAWATI
 Aliran darah di mikrosirkulasi lebih
baik
 Anemia merangsang bone marrow
(sunsum tulang) lebih aktif
71
NANA USNAWATI 23/08/2023
72
NANA USNAWATI 23/08/2023
73

Anda mungkin juga menyukai