IV. Ukuran Penyebaran Baru
IV. Ukuran Penyebaran Baru
10
1. Rata-rata sama,
penyebaran berbeda 8
0
2 3 4.6 5 6
Kelompok A Kelompok B
BEBERAPA BENTUK UKURAN PENYEBARAN
10
9 10
8
8
7
6
6
5 4
4
2
3
2 0
1 2 3 4 5 6 7
0
2 3 4.6 5 6
Kelompok A Kelompok B
Kelompok A Kelompok B
Bentuk Suatu Distribusi Data
Tinggi badan
Frekuensi Selisih titik tengah/tepi atas kelas
(cm) tertinggi dengan titik tengah/tepi
140-144 2 bawah kelas terendah
145-149 4
150-154 10
Titik tengah kelas terendah = 142
155-159 14 Titik tengah kelas tertinggi = 172
160-164 12 Tepi bawah kelas terendah = 139,5
165-169 5 Tepi atas kelas tertinggi = 174,5
170-174 3
1. Jangkauan = 172-142 = 30 atau
Jumlah 50
2. Jangkauan = 174,5-139,5 = 35
Rentang (Range)
• Ukuran variasi
• Difference between the largest and the smallest
observations:
Rentang
X terbesar X terkecil
• Tidak bergantung pada (bentuk) distrib. data
Rentang =12 - 7= 5 Rentang =12 - 7= 5
7 8 9 10 11 7 8 9 10 11
12 12
2. Jangkaun Antarkuartil dan Jangkauan Semi Interkuartil
Jangkauan Antarkuartil
JK = Q3 – Q1
11
Qd
Qd QQ3 -3Q-1Q 1
22
Data Pencilan Keterangan :
L = 1,5 x JK L = satu langkah
PD = Q1 – L PD = pagar dalam
PL = Q3 + L PL = pagar luar
Contoh soal
Jawab:
Q1 = 4 dan Q3 = 12
JK = Q3 - Q1
= 12 -4 = 8
Qd = 1/2(12-4) = 4
Contoh soal :
Nilai Frekuensi Penyelesaian :
30-39 2
n
40-49 3 f1 o
50-59 5 Q 1 B1 4 .C
f Q1
60-69 14
20 - 10
70-79 24 59,5 x10
14
80-89 20
59,5 7,14 66,64
90-99 12
3n
Jumlah 80 f 3 o
Q 3 B3 4 .C
fQ3
60 48
79,5 x10
20
JK 85,5 - 66,64 18,86
1
Qd (85,5 66,64) 9,43
2
Contoh soal
Jawab:
Q1 = 50 dan Q3 = 68
JK = 68 – 50 = 18
L = 1,5 x 18 = 27
PD = 50 - 27 = 23 (< 23 adalah 15)
PL = 68 + 27 = 95 (> 95 adalah 97)
Jadi data pencilannya adalah 15 dan 97
3. Deviasi Rata-rata (Simpangan Rata-rata)
1
DR X - X
X-X
n n
1
DR f X - X
f X-X
n n
b. Deviasi rata-rata untuk data berkelompok
1 f X-X
DR
n
f X -X n
DR
f X-X
282
5,64
n 50
4. Varians
a. Varians data tunggal
1. Metode biasa
X - X
2
a) Sampel besar (n>30): s2
n
n -1
s2
X 2
X
n
n
b) Sampel kecil (n≤30) : X
2 2
2
X
s
n -1 n(n - 1)
Membandingkan Standar Deviasi
Data A Rerata=15.5
s = 3.338
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Data B
Rerata=15.5
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 s = .9258
Data C
Rerata=15.5
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 s = 4.57
Contoh soal:
s2
X - X
2
54
13,5
n 1 5 1
s 2
X 2
X
2
234 (30) 2
13,5
n -1 n(n - 1) 5 1 5(5 1)
b. Varian data berkelompok
1. Metode biasa
f X - X
2
s2
fX 2
fX
a) Sampel besar (n>30) : n n
s2
fX 2
fX
2
467,790
11,694
Jumlah 40 n 40
Diamater X f X2 fX fX 2
65 - 67 66 2 4.356 132 8.712
68 - 70 69 5 4.761 345 23.805
71 – 73 72 13 5.184 936 67.392
74 – 76 75 14 5.625 1.050 78.750
77 – 79 78 4 6.084 312 24.336
80 - 82 81 2 6.561 162 13.122
Jumlah - 40 - 2.937 216.117
s2
fX 2
fX 216.117 2.937 2
5402,925 5391,231 11,694
n
n 40 40
3) Metode coding
a) Sampel besar (n>30) :
fu 2 fu
2
s2 C2 .
n n
b) Sampel kecil (n≤30) :
s 2 2
C .
fu 2
fu
2
n 1 n (n 1)
Keterangan :
C = panjang interval kelas
d XM
u
C C
Diamater X f u u2 fu fu 2
65 - 67 66 2 -3 9 -6 18
68 - 70 69 5 -2 4 -10 20
71 – 73 72 13 -1 1 -13 13
74 – 76 75 14 0 0 0 0
77 – 79 78 4 1 1 4 4
80 - 82 81 2 2 4 4 8
Jumlah - 40 - - -21 63
fu 2 fu 2
2
2
s gab
(n - 1)s 2
n k
5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)
s varians
a. Simpangan baku data tunggal
1) Metode biasa
a. Sampel besar (n>30) :
X - X
2
s
n
b. Sampel kecil (n≤30) :
X - X
2
s
n -1
2) Metode angka kasar
a) Sampel besar (n>30) : b) Sampel kecil (n≤30) :
X 2
X
2
s
X2
X
2
2
s
n n
n -1 n n - 1
f X - X f X - X
2 2
s s
n n -1
2) Metode angka kasar
a) Sampel besar (n>30) : b) Sampel kecil (n≤30) :
s
fX 2 fX
2
s
fX 2
fX
2
n
n n -1 n(n - 1)
3) Metode coding
a) Sampel besar (n>30) : b) Sampel kecil (n≤30) :
fu fu
2
sC
fu 2
fu
2 2
n n sC
n -1 n(n - 1)
Keterangan :
C = panjang interval kelas
d X-M
u
C C
M = rata-rata hitung sementara
c. Simpangan baku gabungan
n - 1s
s gab
n -k
C. KOEFISIEN VARIASI
Dispersi absolut
Dispersi relatif
Rata - rata
R
VR x100%
X
3. Variasi Simpangan Rata-rata (VSR)
SR
VSR x100%
X
4. Variasi Kuartil (VQ)
Qd
VQ x100%
Me
Q3 - Q1
VQ x100%
Q 3 Q1
Rata-rata dan standar deviasi merupakan dua pengukuran dalam statistika yang seharusnya
digunakan secara simultan. Namun para pengguna data, tidak hanya orang awam riset dan statistik
bahkan mereka yang sehari-hari menggeluti riset dan statistik, acap kali hanya menampilkan nilai
rata-rata.
Padahal kedua ukuran yang menggambarkan kecenderungan data ini diciptakan untuk saling
melengkapi, jika hanya satu yang ditampilkan (khususnya nilai rata-rata) dapat mengakibatkan
misleading terhadap data sehingga berdampak pada kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Separah itu kah? Ya! Karena rata-rata sangat rentan terhadap yang namanya pecicilan eh…pecilan
alias nilai ekstrim, alias outliers. Standar deviasi berperan sebagai detektor keberadaan pecilan,
sehingga jika persentase standar deviasi terhadap rata-rata lebih dari 30% apalagi lebih dari 100%
maka sebuah gugus data dapat dikatakan tidak memiliki sebaran data yang baik alias mengandung
oknum-oknum pecilan.
Ada kisah humor klasik dari buku “dongeng statistik” yang menggambarkan “bahaya”
dari pemisahan kedua ukuran ini. Begini ceritanya …
Alkisah di negeri deskriptif tersebutlah seorang murid yang baru belajar jurus-jurus
statistik, sebut saja Paijo. Paijo baru saja menyelesaikan jurus menghitung nilai rata-
rata namun belum mempelajari jurus menghitung nilai standar deviasi. Paijo sangat
menguasai jurus rata-rata dan sangat percaya diri karenanya. Suatu waktu Paijo ingin
berkunjung ke negeri inferensia menemui seorang seniornya. Untuk sampai ke negeri
inferensia Paijo harus menyeberang sebuah sungai yang lebar dan tidak diketahui
kedalamannya. Tiba di pinggir sungai Paijo bertemu dengan seorang kakek berjubah
putih, dari penampilannya sang kakek sepertinya seorang pendekar statistik. Paijo
pun bertanya pada si kakek, “Kek, numpang nanya, apakah kakek tahu berapa rata-
rata kedalaman sungai ini?” Si kakek sambil tersenyum menjawab “ tahu cu, rata-rata
kedalaman sungai ini adalah 1.5 meter”. “wah enteng” pikir Paijo dalam hati. “Saya
kan tingginya 1.70 meter, jadi saya bisa menyeberang sungai ini tanpa menggunakan
rakit”. “Baik kek, terima kasih atas informasinya”. Paijo dengan penuh percaya diri
menyeberang sungai tersebut. Tapi belum 5 meter dia menyeberang tiba-tiba
tubuhnya terperosok dan tenggelam, apes bagi Paijo ternyata dia tidak bisa
berenang, akhirnya dia meninggal dunia.
Singkat cerita di alam baka Paijo kembali bertemu dengan sang kakek
berjubah putih tadi, yang ternyata seorang malaikat. Dengan geram
Paijo berkata kepada si Kakek, “Kek, gimana sih katanya rata-rata
kedalaman sungainya hanya 1.5 meter, buktinya saya tenggelam dan
mati! Si kakek dengan senyum mesem berkata “Cu, kamu kan
bertanya berapa rata-rata kedalaman sungainya, memang benar rata-
ratanya hanya 1.5 meter, tapi kamu tidak menanyakan standar
deviasinya, standar deviasinya adalah 5 meter karena ada palung
sedalam 15 meter….(huaa ha..ha…ha…, lucu ngga sih?)
Saya tidak mengharapkan pembaca tertawa setelah membaca kisah di
atas, tapi kalau sampai tertawa berarti selera humor Anda sangat
berkelas (he..he..he..). Saya hanya ingin menghimbau, pada saat
menggunakan nilai rata-rata jangan pernah lupakan nilai standar
deviasi, jangan pernah pisahkan mereka, kalau tidak ingin tenggelam
dalam sungai jebakan data…
Sudah ada banyak sekali artikel tentang rata-rata dan standar
deviasi, baik serius maupun sedikit berbau humor. Berikut
adalah salah satunya (artikel ini sudah beredar banyak di dunia
maya, jadi bukan kami yang mengarang untuk pertama
kalinya).