Anda di halaman 1dari 169

PPI DI PUSKESMAS

DR As’ad zainudin
kepala puskesmas guluk-guluk
pendamping akreditasi dinkes sumenep
1
hotel utami 04-04-2017
ALKISAH
di suatu Puskesmas negeri nun jauh..
CUCi...cuci.......???
Putaran kran ...??
Lap tangan “salame” (satu lap rame-rame)
Berdesakan...dan karatan...
Alat di ruang Poli
Dinding dg “Tinea /Pitriyasis ...??”
Di belakang berserak..
Di parit depan pun membuat
mata terbelalak....
‘sepasukan” tempat sampah
dalam satu ruang..
Letakkanlah pada ”tempat” nya..
Meja kursi gigi dg karat dan
debu......????
Spuite bekas dimana-mana...
dr. H. As͛as Zainudin
Kepala Puskesmas STRUKTUR ORGANISASI UPT PUSKESMAS GULUK GULUK

R. Arief Santoso
PENGORGANISASIAN Abu Bakar, SE
Manajemen Mutu Kasubag TU

Zainurrahman, S.Kep., Ns Hermansyah Dr. Fita Rabianti Rini Priantini


Audit Internal Manajemen Risiko PMKP Kepuasan Pelanggan Rini Priantini, SKM Kinanah Abd. Kadir Nuraidi, SKM H. Nurun Na͛em, S.Kep., Ns
Sistem Informasi Puskesmas Kepegawaian Rumah Tangga Rini Priantini, SKM Perencaan Puskesmas
R. Arief Santoso
Keuangan

Rini Priantini, SKM Sarwiyono, S.Kep., Ns Dr. Fita Rabianti Safrudin, S.Kep, Ns
Penanggungjawab UKM esensial, Perkesmas Penanggungjawab UKM Pengembangan Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas

Rini Priantini, SKM Haryono, Amd.Kep Haryono


pelayanan pemeriksaan Puskesmas Pembantu
pelayanan promosi pelayanan kesehatan
umum Ponkesdes
kesehatan termasuk UKS jiwa
Ponkestren
Moh. Alwi, Amd.Kesgi Moh. Alwi
Nuraidi, SKM pelayanan kesehatan gigi Ibno Hasan
pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan dan mulut Puskesmas Keliling
gigi masyarakat
lingkungan
Mamtuhah Vivin Farianti
Vivin Farianti, Amd.Keb Name
pelayanan kesehatan pelayanan KIA-KB yang
pelayanan KIA-KB yang Bidan Desa
tradisional bersifat UKP
bersifat UKM komplementer
Mamtuhah
Lilik Kadariyah, Amd, Gizi Ach. Musaffak Ach. Musaffak Jejaring fasilitas
pelayanan gizi yang bersifat pelayanan kesehatan pelayanan gawat darurat pelayanan kesehatan
UKM indera
Lilik Kadariyah
Sarwiyono, S.Kep, Ns Hidayaturroyani pelayanan gizi yang
pelayanan pencegahan dan pelayanan kesehatan bersifat UKP
pengendalian penyakit lansia
Kriswati
pelayanan persalinan

R. Wahyudi Effendi
pelayanan rawat inap

Mamtuhah
pelayanan kefarmasian

Hermansyah 29
pelayanan laboratorium
Upaya peningkatan mutu puskesmas
dan keselamatan pasien
• Pengorganisasian mutu melalui dibentuk tim
mutu yang terdiri dari ketua tim mutu yang
membawahi:
a. Audit Internal
b.Manajemen Risiko
c. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP)
d.Kepuasan Pelanggan
30
Puskesmas di negeri “Antah
Berantah”
Ini ada di ruang periksa...
Minuman..??
Kapas savlon...???
Meja di Ruang pasien rawat inap ...
Di depan ruang rawat inap ..
Depan ruang rawat inap ...
Bangkai kering di ruang mushola
Puskesmas..
Alat bersih- bersih...?
Ruang KIA/KB berdampingan dengan
ruang P2TB..?
Ternyata..ada klinik Sanitasinyaaa ...??
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
( PPI )
Kewaspadaan standar

1. Hand Hygiene 7. Kesehatan petugas


2. Penggunaan APD 8. Penempatan pasien
3. Manajemen Limbah
9. Penyuntikan yang aman
dan Benda Tajam
10. Etika Batuk
4. Manajemen linen
5. Pengendalian
Lingkungan
6. Perawatan peralatan
pasien
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

• Tolak ukur utk mutu pelayanan


• Meminimalkan resiko tertularnya infeksi
bagi pasien, nakes, pengunjung
• Meningkatkan kewaspadaan thd wabah
dan KLB
• Terkait dgn keselamatan kerja
• Puskesmas merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan di Indonesia
• Riskesdas tahun 2010 36,2 % penderita TB
menggunakan Puskesmas sebagai tempat
pengobatan
• Sebanyak 54.3% responden rumah tangga
mengetahui puskesmas sebagai tempat
pemeriksaan dahak
• 39,5% pasien Tb berobat ke Puskesmas
• Petugas Puskesmas mempunyai resiko untuk
tertular penyakit infeksi seperti TB, HIV
• Hasil survey tentang upaya pencegahan infeksi di
Puskesmas, menunjukkan beberapa tindakan
petugas:
- Cuci tangan yang tidak benar
- Penggunaan sarung tangan yang tidak tepat
- Penutupan kembali jarum suntik secara tidak
aman
- Pembuangan peralatan tajam secara tidak
aman
- Teknik dekontaminasi dan sterilisasi
peralatan tidak tepat
- Praktek kebersihan ruangan yang belum
memadai
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

• Kebijakan pada tingkatan pusat dan regional


• Kebijakan pada fasilitas pelayanan
kesehatan
• Kebijakan pada keadaan/situasi khusus
1. KEBIJAKAN PADA TINGKAT PUSAT DAN
REGIONAL

• Adanya Tim Koordinasi teknis pelaksanaan


kegiatan pengendalian infeksi disertai dengan
rencana kegiatan serta pendanaan yang jelas.
• Memastikan fasilitas kesehatan telah
memenuhi kontruksi, design, renovasi dan
penggunaan sesuai dengan aspek
pengendalian infeksi
Permenkes No 75 tahun 2014 tttg Puskesmas
Akreditasi Puskesmas menilai tiga kelompok pelayanan di
Puskesmas, yaitu:

A. Kelompok Administrasi Manajemen, yang diuraikan dalam :


1. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
2. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
3. Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
B. Kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yang diuraikan dalam:
1. Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS)
2. Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat (KMUKM)
3. Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat

C. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan, yang diuraikan dalam:


1. Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
2. Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
3. Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2. KEBIJAKAN PPI DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN

• Pilar Manajemen
• Pilar Pengendalian Administratif
• Pilar Pengendalian Lingkungan
• Pilar Pengendalian dengan Pelindung Diri
Sasaran program
Pelaksanaan program
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN DI PUSKESMAS
1. Dukungan Manajerial
Komitmen, kepemimpinan dan dukungan
manajemen yang efektif dalam kegiatan PPI
puskesmas.

2. Pengendalian Administratif
Untuk mengurangi pajanan dan kemungkinan
terinfeksi melalui penerapan kebijakan yang efektif
dan dilaksanakannya prosedur PPI dengan benar
3. Pengendalian Lingkungan
Pengendalian lingkungan dilakukan untuk
mengurangi kadar droplet nuclei MTb 
kemungkinan kontaminasi udara

4. Perlindungan Diri
Untuk melindungi petugas kesehatan yang harus
bekerja di lingkungan dengan risiko terinfeksi
1. PILAR DUKUNGAN MANAJERIAL
• Pembentukan tim pelaksana PPI yang juga bertugas
melaksanakan PPI .
• Tupoksi Tim PPI:
– Membuat rencana kerja terpadu PPI termasuk PPI di
puskesmas
– Membuat SOP PPI termasuk PPI di puskesmas (mengacu
pada standar)
– Mensosialisasikan kegiatan PPI di puskesmas
– Melaksanakan kegiatan surveilans
– Melakukan monitoring dan evaluasi
Rencana Kerja PPI TB ini meliputi:
• Prosedur penyaringan pasien mulai dari Triase.
• Pendidikan pasien mengenai etika batuk. Penyediaan
tisu dan masker, serta tempat pembuangan tisu
maupun pembuangan dahak yang benar.
• Menempatkan semua suspek dan pasien TB di ruang
tunggu yang mempunyai ventilasi baik .
• Memberikan pelayanan segera bagi pasien dengan
suspek TB.
• Menjalankan dan mempertahankan upaya
pengendalian lingkungan
Lanjutan…
Rencana PPI TB ini meliputi
• Menjamin dilaksanakannya upaya perlindungan diri
yang adekuat bagi petugas kesehatan dan mereka
yang bertugas ditempat pelayanan
• Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi petugas
untuk penyaringan kemungkinan terkena TB, serta
menyediakan pelayanan bagi mereka
• Melakukan pemantauan akan pelaksanaan Rencana
Kerja PPI-TB, dan melakukan koreksi terhadap
praktek yang tidak berjalan atau kegagalan
menerapkan kebijakan dan prosedur PPI TB.
2. Pilar Pengendalian Administratif
Upaya ini mencakup:
• Melaksanakan triase dan pemisahan kasus
berpotensi infeksius
• Menerapkan etika batuk untuk mencegah
persebaran kuman patogen
• Mempersingkat waktu pasien berada di
fasilitas pelayanan kesehatan dengan
menyegerakan pelayanan.
3. Pilar Pengendalian Lingkungan
• mengutamakan pengaturan ventilasi dan
pengkondisian udara  menyalurkan droplet
nuclei kearah udara terbuka yang bebas dari
lalu lintas orang.

AMAN …………
NYAMAN…..
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

1. Pemeriksaan uji kultur air


2. Pemeriksaan udara sekitar rumah sakit
3. Perawatan AC berkala dan alat2 lain di Rumah sakit
4. Pengecekan tingkat kebisingan di area sekitar rumah
sakit
5. Pemeriksaan IPAL dan saluran air rumah tangga
6. Dll
Lanjutan…
Pilar Pengendalian Lingkungan
Tiga jenis sistem ventilasi yaitu:
• Ventilasi Alamiah  memungkinkan adanya
pertukaran udara secara alami (lubang dinding,
jendela, pintu).
• Ventilasi Mekanik  menggunakan peralatan
mekanik untuk mengalirkan dan mensirkulasi udara
masuk dan keluar ruangan (AC dan sistem pemanas
udara)
• Ventilasi campuran  sistem ventilasi alamiah +
peralatan mekanik untuk menambah efektifitas
panyaluran udara.
REKOMENDASI SISTEM VENTILASI
1. Untuk pencegahan dan pengendalian infeksi
airborne upayakan ventilasi yang adekuat di semua
area pelayanan pasien di puskesmas.

2. Rancangan ventilasi alamiah di Puskesmas  aliran


udara harus mengalirkan udara dari sumber infeksi
ke udara luar.
Ventilasi Natural

Pintu
Dilusi udara dan didorong terarah
4. PILAR PENGENDALIAN DIRI
• Alat Pelindung Diri Pernafasan melindungi petugas
kesehatan di tempat, di mana kadar droplet nuclei
tidak dapat dihilangkan dengan upaya administratif
dan lingkungan.

• Idealnya : dengan respirator partikulat  masker


khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi
seseorang dari partikel berukuran < 5 mikron yang
dibawa melalui udara.
Kendala : Harganya lebih mahal daripada masker
bedah
Gambar respirator partikulat
Lanjutan
Pilar Pengendalian Diri

• Edukasi dan penerapan etiket batuk  pasien


yang batuk diinstruksikan untuk memalingkan
kepala dan menutup mulut / hidung dengan
tisu atau tangan atau pangkal lengan.
Sesudah batuk, tangan dibersihkan, dan tisu
dibuang pada tempat sampah yang khusus
disediakan untuk ini.
Kuman masih dapat menyebar dari pasien
ke pengunjung yang lain

Perlu edukasi penerapan etiket batuk


Etika batuk
Etika batuk
MONITORING DAN EVALUASI

Tujuan :
• Memantau pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian penularan di Puskesmas
• Menilai kemajuan terhadap pencapaian indikator
• Membuat keputusan dan kebijakan berdasarkan data
dan pengamatan.
• Meningkatkan upaya pengendalian penularan di
Puskesmas
Lanjutan Monev
Metode pengumpulan data

• Pengumpulan data dari laporan rutin


• Pengumpulan data dari laporan kegiatan
• Pengamatan
• Survei
• Pemeriksaan dan pengukuran berkala
Lanjutan Monev
Tim Monitoring Evaluasi

• Pusat
• Daerah
- Propinsi : Dinas Kesehatan
- Kabupaten/Kota : Dinas Kesehatan
Wasor
HANDS HYGIENE
HAND HYGIENE
• 6 langkah kebersihan tangan (hand hygiene)

• Ingat 5 moment

 Kuku jari (panjangnya : dijaga tetap tdk >3mm dari ujung jari )
 Buka Perhiasan
 Hapus Kutek / cat Kuku
Sax H, Allegranzi B, Uçkay I, Larson E, Boyce J, Pittet D. J Hosp Infect
2007;67:9-21
PENDAHULUAN

• Hands Hygiene merupakan komponen


penting dalam memutus mata rantai
penularan infeksi nosokomial
• Hands Hygiene merupakan bagian
standar precaution
• Kepatuhan terhadap Hands Hygiene
merupakan pilar pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial
TUJUAN CUCI TANGAN
• Menghilangkan atau meminimalkan
micro organisme di tangan
• Mencegah perpindahan micro
organisme dari lingkungan ke pasien
dan dari pasien ke pasien dan dari
pasien ke petugas kesehatan
DENGAN SABUN DAN AIR
MENGALIR SAAT :
DENGAN HANDRUB SAAT :
 diduga kotor atau
 untuk antiseptik tangan
terkontaminasi
 pada kondisi tangan yang tidak
terkena darah atau produk
tampak kotor
darah atau cairan tubuh
 Atau pada kondisi yang tidak
jika terkena benda yang
memungkinkan melakukan cuci
diduga terpapar mo
tangan dengan air dan sabun
setelah dari kamar kecil
Skin flora
• Transient :

* flora yang hinggap tak berkembang biak


* dapat hilang dengan cuci tangan
* dapat patogen bila ada media yg masuk dlm tubuh
* mis : S.aureus, E.coli
• Resident :
* flora yang hinggap dan berkolonisasi
* tidak dapat hilang dengan cuci tangan
* di bersihkan dg desinfektan
* lokasi kolonisasi : folicel rambut, antara squamous cell
* mis : corynebacterium, S.Aureus, propionibacterium acnes
Definisi
• Hand hygiene : Hand washing, antiseptic
handwash, antiseptic hand rub, surgical
handscrub
• Handwashing : mencuci tangan dengan air
mengalir dg sabun atau sabun antiseptik yg
bertujuan membersihkan tangan dengan
membersihkan kotoran dan transient mo di
tangan
Definisi

• Antiseptic handwash : cuci tangan


menggunakan sabun antiseptik dg tujuan
untuk membersihkan tangan dengan
menghilangkan dan membunuh transient mo
dari tangan
Antiseptic handrub : Menggunakan cairan
antiseptik diseluruh permukaan tangan untuk
meminimalkan pertumbuhan mo tanpa
menggunakan air dan handtowel
( waterless )
Definisi
• Surgical hand scrub :
cuci tangan dengan menggunakan cairan
antimikrobial pd tindakan sebelum operasi dan
membuang mo transien dan residen flora kulit.

Bertujuan membersihkan tangan dengan


menghilangkan & membunuh transien mo dan
mengurangi residen flora
Ignaz Semmelweis, 1815-1865
• 1840’s: General 16
Hospital of Vienna 14

Maternal mortality, 1842


• Divided into two 12
10
clinics, alternating 8
admissions every 24 6
4
hours: 2
– First Clinic: Doctors and 0
medical students First Clinic Second
– Second Clinic: Midwives Clinic
Hand Hygiene: Not a New Concepte

Maternal Mortality due to Postpartum Infection


General Hospital, Vienna, Austria, 1841-1850
18 Semmelweis’ Hand
16 Hygiene Intervention
Maternal Mortality (%)

14

12

10

0
1841 1842 1843 1844 1845 1946 1847 1848 1849 1850

MDs Midwives

Hand antisepsis reduces the frequency of patient infections


Siapa yang wajib melakukan
1. Setiap orang yang kontak langsung dg pasien
2. Setiap orang yang kontak tidak langsung dg
pasien
3. Setiap orang yg berkontribusi dg prosedur
yang dilakukan thd pasien
4. Setiap orang yg bekerja di RS
Lagu Cuci Tangan

1. Ratakan handsrubnya
2. Gosok punggung tangannya
3. Kaitkan keduanya
4. Jabatkan keduanya
5. Putar-putar jempol, putar-putar
jempol
6. Putar-putar ujung jari
It’s time to hand hygiene.
PENGELOLAAN ALAT MEDIS
BEKAS PAKAI di Puskesmas
(Dekontaminasi, Sterilisasi)
RUANG LINGKUP
• 1. SURVEILANCE
• 2. KEBERSIHAN TANGAN
• 3. PENGGUNAAN APD
• 4. DEKONTAMINASI
• 5. STERILISASI
• 6. PENGELOLAAN LINEN
• 7. PENGELOLAAN LIMBAH
• 8. KEBERSIHAN LINGKUNGAN
• 9. PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL
• 10. PENYUNTIKAN YANG AMAN
• 11. ETIKA BATUK
• 12. SANITASI MAKANAN
PROSES
ALAT MEDIS
HABIS PAKAI

PENYEBARAN
KONTAMINASI
INFEKSI

TUJUAN :
MEMUTUS PENGELOLAAN ALAT
MATA RANTAI
INFEKSI

KEAHLIAN KHUSUS TRAINING


Nakes Pengelola Alat Medis (IFIC,2011)

• Dilakukan pelatihan secara


periodik
• Menggunakan alat pelindung
diri
• Pemantauan kesehatan
karyawan
Tujuan dekontaminasi alat

Memutus mata rantai penularan


infeksi dari peralatan medis kepada
pasien, petugas kesehatan,
pengunjung dan lingkungan rumah
sakit

6-114
Dekontaminasi alat bekas pakai

• Precleaning
• Cleaning
• Disenfeksi
• sterilisasi
PENGERTIAN
DEKONTAMINASI
Suatu proses untuk
menghilangkan/memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang
melekat pada peralatan
medis/obyek, sehingga aman untuk
penanganan selanjutnya.
Precleaning (perendaman)
• Rendam alat dengan
enzimatik/detergen/clorin 0,5% selama 10-15
menit
• Gunakan wadah untuk merendam dari bahan
plastik
• Seluruh alat harus terendam
• Lakukan segera jangan tunggu alat kering
setelah digunakan
Pembersihan:

Suatu proses untuk menghilangkan


kotoran yang terlihat atau tidak
terlihat pada peralatan medis / objek
dengan menggunakan air mengalir,
sikat detergen sehingga kotoran /
bahan organik hilang dari
permukaan.
6-118
Cleaning (pembersihan)

• Dilakukan dengan menggunakan air


mengalir, sikat, dg detergen.
• Dianjurkan untuk menggunakan
detergen/enzimatik
Disinfeksi:

Suatu proses untuk mengurangi jumlah


mikroorganisme virus, bakteri, parasit,
fungi dan sejumlah spora pada peralatan
medis / objek dengan menggunakan
cairan disinfektan.

6-120
DISENFEKSI
1. Disenfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
- Untuk peralatan yang tdk tahan panas
tinggi
- Membunuh semua mikroba kecuali
endospora
- Rendam dalam larutan kimia
Glutaraldehyde/hydrogen Peroksida
Rebus dalam air mendidih selama 20 menit
2. DTS/DTR
• Membunuh atau mengurangi
jumlah mikroba
Menggunakan alkohol 70-90%
Sterilisasi:
Suatu proses
menghilangkan/memusnahkan semua
bentuk mikroorganisme pada peralatan
medis / objek termasuk endospora yang
dapat dilakukan melalui proses fisika dan
kimiawi dengan menggunakan alat
sterilisator

6-123
Tujuan Pelayanan Sterilisasi Sentral

• Menyediakan alat-alat medis yang


steril.
• Membantu mencegah terjadinya HAIs.
• Menjamin kualitas sterilisasi.
• Efisiensi tenaga, bahan dan alat.

6-124
STERILISASI
• Sebaiknya di lakukan di unit tersendiri
(Instalasi pelayanan sterilisasi/sentral
sterilisasi.
• Mulai dari precleaning, pembersihan,
disenfeksi dan sterilisasi di lakukan
terpusat
• Precleaning tidak dianjurkan di tempat
asal.
Persyaratan Pelayanan
Sterilisasi Sentral
• Ada prosedur tertulis mengenai proses
dekontaminasi, pencucian, pengemasan dan
sterilisasi semua alat-alat medis
• Ada loket terpisah antara penerimaan alat-
alat medis kotor dan penyerahan alat-alat
medis steril
• Ada ruangan tempat penyimpanan peralatan
kotor, bersih dan peralatan steril yang
terpisah.
6-126
Kereta alat steril
Persyaratan Ruang Sterilisasi Sentral

• Harus mempunyai tekanan positif  aliran udara


dari dalam ke luar.
• Kelembaban harus dijaga 20-23 C.
• Upayakan tidak ada pipa, kabel yang menonjol
untuk menghindari timbunan kuman.
• Hanya petugas penyimpanan barang yang boleh
masuk. Distribusi stok barang dengan sistem FIFO.
• Ada meja kerja yang cukup memadai (stainless steel)
untuk memproses alat-alat medis dan alat-alat
tenun/linen
6-128
Persyaratan Pelayanan Sterilisasi
Sentral

• Tersedia APD
• Ada pemeriksaan secara berkala dengan indikator
fisik, kimiawi dan mikrobiologik terhadap alat-alat
yang disterilkan
• Jadual dan tata kerja diatur sedemikian rupa agar
unit sterilisasi dapat berfungsi di luar jam kerja

6-129
METODE STERILISASI
• Sterilisasi dengan suhu tinggi
- Sterilisasi uap bertekanan (Autoclaf)
- Sterilisasi panas kering (oven)
Sterilisasi dengan suhu rendah
- Ethylene oxide (Eto)
- Plasma hydrogen peroxide
Klasifikasi Alat Medis/Bedah
Spaulding, 1968
1. Peralatan kritis (risiko tinggi):
instrumen yang masuk dalam
jaringan tubuh, pembuluh darah.
contoh : instrumen bedah, kateter
urin, kateter vaskuler.
di lakukan pembersihan
dan sterilisasi
Peralatan kritis
Klasifikasi spaulding….
2. Peralatan semi kritikal (risiko
sedang) : instrumen yang masuk
mukosa tubuh yang utuh, kulit yang
tidak utuh.
Contoh : Endoskopi, nasogastrik,
endotrakeal,
dilakukan pembersihan dan DTT
Klasifikasi spaulding….
3. Peralatan non kritikal (risiko rendah) :
alat yang kontak dengan permukaan kulit
yang utuh.
Contoh: Tensimeter, stetoscope, bedpan,
urinal, linen, apron.
Pengelolaan peralatan medis dengan
cara disinfeksi tingkat intermediate /
tingkat rendah
Peralatan non kritikal
Penggunaan disenfektan
No Bahan Spectrum Penggunaan keuntungan kelemahan
1. alkohol Desenfektan - Dekontaminasi -Sedia di Reaksi -Mudah
rendah- alat semikritikal cepat terbakar
menengah dan non kritikal -Tidak bersisa - iritasi
-Biaya rendah mukosa dan
-Tdk berwarna membran.
-Byk tersedia di
negara

2. clorine Desenfektan -Desinfeksi - biaya rendah - korosif


rendah ke peralatan dan -Reaksi cepat -Clorin gas
tinggi lingkungan rumah -Byk tersedia -Iritasi kulit
sakit. -Tersedia btk dan mukosa.
-Dekontaminasi cair, bubuk,
tumpahan darah tablet
-Stabil jk
dibiarkan
terbuka

3. Glutaral DTT -semikritikal -Ramah -Iritasi


PROSEDUR
• Memakai APD
Cuci tangan
Apron
Topi
Masker
Kaca mata
Sarung tangan
Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas Pakai
Dekontaminasi
(Perendaman dg clorine (9 tab + 5 lt air)
R S U
Rendam
Enzymatik
HAJI

Pre Cleaning

SURABAYA

Pembersihan Sikat, cuci


dengan air
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan) mengalir

Sterilisasi Disinfeksi tingkat Disinfeksi tingkat


(peralatan kritis)
tinggi rendah

Masuk dalam (peralatan semi kritikal) (peralatan non kritikal)


pembuluh Masuk dalam mucosa Hanya pada permukaan
darah/jaringan tubuh tubuh tubuh yang utuh
Instrumen bedah Endotracheal tube, NGT Tensi meter, termometer
Sesuai lampiran 1 - Protap Dekontaminasi Instrumen
No. Dokumen : X / 5 / 1 / 0027 / 10 ***, Revisi 00
Dekontaminasi
PROSEDUR MELEPAS APD
• Melepas sarung tangan
• Cuci tangan
• Lepas kaca mata
• Cuci tangan
• Lepas apron
• Lapas Masker
• Lepas topi
• Cuci tangan
PENGEMASAN
• Membungkus peralatan dengan baik dan
benar
• Sterilitas alat dapat dipertahankan sampai
waktu pemakaian
Pengemasan
PENYIMPANAN
• Ruangan harus kering dan bersih
• Jarak dari lantai 20-25 cm, langit2 45-50 cm,
diding 15-20cm
• Bungkus kertas tahan < 7 hari
• Bungkus khusus (Pouches) tahan 3-6 bulan
• Dalam tromol tidak dianjurkan lagi, jangan
sering dibuka
Kesalahan-kesalahan pengelolaan alat-alat
medis

• Pembersihan tidak adekuat


• Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat
• Penyimpanan tidak benar
• Penyimpanan basah setelah sterilisasi

6-145
• Pengelolaan alat medis bekas pakai yang
benar merupakan pilar pencegahan dan
pengendalian infeksi
• Proses dekontaminasi membutuhkan
SDM terlatih
• Perlu dukungan dan komitmen dari
pimpinan
Bagaimana fasyankes di
negeri kita....?????
MANAJEMEN LINEN
1. Linen infeksius:
 Linen yang terkontaminasi dengan darah dan cairan
tubuh
2. Linen non infeksius:
 Tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh

Yang harus diperhatikan alam pengelolaan linen:


 Pemisahan diruangan
 Pengangkutan
 Penanganan di laundry ( APD, ALUR, Pencucian,
penyetrikaan, pelipatan, penyrotiran , fasilitas dan sarana)
 Pendistribusian
Kewaspadaan standar

1. Hand Hygiene 7. Kesehatan petugas


2. Penggunaan APD 8. Penempatan pasien
3. Manajemen Limbah
9. Penyuntikan yang aman
dan Benda Tajam
10. Etika Batuk
4. Manajemen linen
5. Pengendalian
Lingkungan
6. Perawatan peralatan
pasien
Penggunaan apd
• APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari
penutup
Kepala, masker (bedah, N95), Apron, Handscoon
(RT, Bersih, Steril), sepatu (biasa, boot).
• Digunakan sesuai dengan indikasi
• Segera dilepas setelah digunakan
• Pahami cara penggunaan dan pelepasannya
KESEHATAN PETUGAS

1.Pemeriksaan kesehatan berkala


2.Penanganan tertusuk jarum
3.Penanganan pasca pajanan
4.Pemberian perlindungan
(menyediakan sarana prasarana)
5.Pemberian imunisasi
PPI di Puskesmas
(Sudah Terpapar Akreditasi ?)
Alat sdh di steril
Laboratorium
Cuci tangan & pembuangan sampah ruangan
Pembuangan sampah utk pasien
Penataan obat untuk mencegah terjadinya
kesalahan pemberian obat
Bagaimana Puskesmas kita....?????
kesimpulan
• PPI di Puskesmas merupakan tolak ukur mutu
pelayanan utk melindungi pasien, nakes, dan
pengunjung dari resiko tertular infeksi
• Komitmen dari pimpinan Puskesmas, Dinkes
Kab/Kota serta Provinsi diperlukan untuk
penyelenggaraan PPI
• Pentingnya PHBS petugas pelayanan Puskesmas
(baik petugas kesehatan dan non kesehatan)
serta menjaga kebersihan Puskesmas
Kesimpulan…..(2)
• Keberhasilan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas
sangat bergantung pada adanya
kebijakan, dedikasi, kerja keras dan
kemampuan para penyelenggara
pelayanan serta komitmen bersama
untuk mencapai hasil maksimal yang
berkualitas.
Foto diambil di beberapa Fasyankes untuk dapat
menjadi bahan renungan agar bisa lebih baik
kedepannya...

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai